Kamis, 02 Juli 2015

Abhiseka Rupa-visaya Membuat Anda Memahami Berbagai Fenomena Semesta

Ceramah Sadhana Dzogchen ke 126 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Api Homa Maitreya Bodhisattva, Sabtu 19 Februari 2015 di Taiwan Lei Tsang Temple

Terlebih dahulu marilah kita bersembah puja pada Para Guru Leluhur, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada adinata homa : Maitreya Bodhisattva Champa Buddha, sembah puja pada Triratna mandala.

Gurudhara, Thubten Ksiti Rinpoche, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, tamu agung yang hadir hari ini antara lain Sekretaris Jenderal Pemerintah Provinsial Taiwan : Bpk. Zheng Pei-fu dan istri Ibu Han Wu-zhen, Akademisi Academy of Sinica Prof. Zhu Shi-yi dan istri Ibu Chen Wen-wen, Wakil Bupati Nantou ( Terdahulu ) : Bpk. Chen Zhi-qing dan istri. Tim Profesor Doktor Zhenfo Zong – profesor yang direkrut khusus Prof. Wang Jin-xian, Prof. Wang Yao-zhun, Prof. Wang Li, Prof. Gu Hao-xiang, Prof. Ye Shu-wen, Prof. Hong Xin-yi, Prof. Shi Jia-mei, Prof. Lin Xiu-ju, Dr. You Jiang-cheng dan dr. Lin Jun-an. Ketua umum Lotus Light Charity Society Acarya Changren, ketua pengurus Lotus Light Charity Society wilayah Taiwan Bpk. Li Chun-yang, Master ukiran pasir : Master Wang Song-guan, Jenderal Manajer Ching Yi Biotech Co. Ltd. Sdri. Zhang Yu-zhen. My university classmates Bpk. Zhu Jinshui dan istri Ibu Chen Ze-xia. Produser Sembilan Tingkat Dzogchen, Diktat Hevajra, dan Ulasan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana - Acarya Lianyue dan pembawa acara Sdri. Pei-jun, Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi, My sister Ibu Lu Sheng-mei. Keluarga besar Gurudara ada 19 orang yang hadir, silahkan berdiri. Terima kasih kepada Tubten Ksiti Rinpoche yang telah berdana untuk konsumsi sebesar 100,000 NT, Cetya Fasheng berdana untuk konsumsi sebesar 100,000 NT, Ketua Ching Yi Biotech Co. Ltd : Bpk. Wu Guan-de berdana untuk konsumsi sebesar 100,000 NT, Cen Hao-ming dan keluarga berdana untuk konsumsi sebesar 100,000 NT, Zhong Bin-dao dan Feng Chang-lin sekeluarga berdana untuk konsumsi sebesar 100,000 NT. Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Taiwan ) 

Happy New Year ! Selamat Tahun Baru ! Tahun ini adalah Tahun Kambing, hari ini juga merupakan hari ulang tahun Maitreya Bodhisattva, Selamat Ulang Tahun ! ( Mahaguru mengucapkan dalam Bahasa Indonesia ) Tiap kali hari pertama di tahun baru imlek kita selalu menjadikan Maitreya Bodhisattva sebagai adinata api homa, sebab tanggal satu tahun baru imlek merupakan hari ulang tahun-Nya, kita merayakan hari ulang tahun-Nya, oleh karena itu Beliau menjadi adinata api homa. Hari ini adalah hari pertama di Tahun Kambing, barusan Gurudara telah mengatakan, beliau juga mendoakan Anda semua supaya sepanjang Tahun Kambing senantiasa lancar, semua sesuai harapan, senantiasa sejahtera dan tenteram ; Semua dapat berada di sini untuk berbasuh sinar Buddha.

Di Taiwan, kita membentuk pratima Maitreya Bodhisattva persis seperti rupa Bhiksu Budai, yang juga merepresentasikan berkah yang sangat besar. Mahaguru pernah memperoleh perhatian dari Maitreya Bodhisattva, saat saya menitis ke dunia, Beliau menganugerahkan Mahkota Merah, mahkota pusaka berwarna merah yang saya kenakan hari ini. Keagungan Maitreya Bodhisattva adalah Beliau sangat maitrikaruna. Saat itu di masa Buddha Tisya, Buddha Tisya mempunyai dua siswa, yang satu adalah Sakyamuni Buddha dan yang satu adalah Maitreya Bodhisattva, pencapaian Maitreya Bodhisattva sangat tinggi, sedangkan Sakyamuni Buddha ? Biasa-biasa saja. Malahan Maitreya Bodhisattva atau Buddha Champa telah paripurna dalam Sarva-dharma. Buddha Champa berpendapat bahwa di sahaloka ( dunia kita saat ini )  harus ada Raja Buddha Maha Berdaulat, maka sesuai nidana, Buddha Tisya mengamati afinitas kedua siswa-Nya dengan sahaloka,  akhirnya afinitas Sakyamuni Buddha dengan sahaloka telah matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Sakyamuni Buddha terlahir kembali ke dunia menjadi Sasanapati sahaloka, sedangkan yang kelak akan datang adalah Maitreya Bodhisattva. Oleh karena itu Maitreya Bodhisattva juga merupakan Raja Buddha Maha Berdaulat. Di India, pada akhirnya Buddhisme menjadi dua sekte, yang satu adalah Madhyamika yang didirikan oleh Nagarjuna Bodhisattva, yang satunya lagi adalah Vijnaptimatra yang ditransmisikan oleh Maitreya Bodhisattva kepada Arya Asanga, Madhyamika dan Vijnaptimatra merupakan dua filosofi agung dalam Buddhisme. Kelak saat Maitreya Bodhisattva menitis ke dunia, tidak sesukar Sakyamuni Buddha, Beliau turun langsung dari Surga Tusita ke dunia untuk menyelenggarakan Tiga Pasamuan Nagapuspa.

◎ Maitreya Bodhisattva sangat hebat, saat Tiga Pasamuan Nagapuspa, Beliau menggunakan metode vijnaptimatra untuk menuntun para insan, saat itu asalkan para insan mendengar satu patah : “Namo Buddhaya.” Langsung terlahir di Buddhaksetra ( Negeri Buddha ) atau langsung mencapai Kebuddhaan. Masalahnya adalah, saat Tiga Pasamuan Nagapuspa, apakah Anda berada di sana ? Semua donatur utama hari ini adalah insan dalam Tiga Pasamuan Nagapuspa dan pasti mencapai Kebuddhaan. Semua akan bertanya, bagaimana dengan yang mendaftar dalam upacara ?  Bagaimana dengan yang menerima abhiseka ? Lihat kondisi Anda masing-masing, apakah Anda bisa berada dalam Tiga Pasamuan Nagapuspa ? Apabila Anda tidak berada di pasamuan pertama,  maka mungkin berada pada pasamuan yang kedua, masih ada yang ketiga juga, ada tiga kali kesempatan, benar tidak ? Oleh karena itu, menerima Abhiseka Maitreya Bodhisattva berarti memiliki afinitas dengan Maitreya Bodhisattva, bagi donatur utama, mereka langsung mencapai Kebuddhaan dalam pasamuan Nagapuspa yang pertama, yang mendaftar akan mencapai Kebuddhaan pada pasamuan kedua, sedangkan yang hanya menerima abhiseka, akan mencapai Kebuddhaan pada pasamuan ketiga. Oleh karena itu Anda tetap dapat mencapai Kebuddhaan, tidak perlu khawatir. 
Maitreya Bodhisattva mempunyai Tiga Pasamuan Nagapuspa, abhijna vijnaptimatra Beliau sangat hebat. Filosofi vijnaptimatra sangat mendalam, dulu saat Mahabhiksu Xuanzang pergi ke Barat untuk mengambil sutra , pergi ke Sindhu untuk memohon Dharma, yang beliau pelajari adalah vijnaptimatra. Apakah itu abhijna agung vijnaptimatra ? Saat Maitreya Bodhisattva berada di bawah Pohon Nagapuspa, begitu cakra-anahata Beliau memancarkan cahaya, maka cahaya tersebut menyinari batin tiap insan dalam Tiga Pasamuan Nagapuspa, semua karmavarana tersingkirkan dalam sekejap, menjadi Buddhata nan murni, langsung bertransformasi menjadi sinar, semua menjadi sinar Prajna, semua Buddhata berada dalam sinar Prajna dan naik bersama-sama. Saat itu suasananya penuh dengan keagungan, semua sinar Prajna akan naik menuju Ksetraparisuddhi di aula dalam Surga Tusita, inilah pencapaian Kebuddhaan secara langsung. Sangat cepat, begitu muncul sinar terang, maka semua orang akan berubah menjadi sinar, hanya satu kata : “Namo Buddhaya.” Maka semua mencapai Siddhi. Tidak seperti Sakyamuni Buddha, di dunia saha ini Beliau membabarkan Dharma selama empat puluh sembilan tahun, membabarkan banyak metode, mengajari Anda bagaimana melatih diri, semua menekuninya dengan susah payah, semakin menekuni semakin kesulitan, bahkan ada yang tidak mencapai Kebuddhaan, malah menjadi mara, sangat sukar. Namun berbeda dengan Maitreya Bodhisattva, begitu Anda berjumpa dengan-Nya, sebab dan kondisi kebajikan telah genap, maka semua karmavarana Anda termurnikan, semuanya dapat mencapai Kebuddhaan, sangat sederhana, sangat baik. Asalkan kita dapat hadir pada satu saja dari Tiga Pasamuan Nagapuspa, maka dipastikan Anda akan mencapai Kebuddhaan. Sakyamuni Buddha dengan susah payah membabarkan Dharma di dunia saha ini, semoga kita semua dapat bersama dalam Tiga Pasamuan Nagapuspa. Waktu turunnya Maitreya Bodhisattva masih sangat panjang, namun Anda tidak perlu khawatir, sebab sehari di Surga Caturmaharajika berarti lima ratus tahun di dunia manusia. Ada yang bertanya : “Turunnya Maitreya Bodhisattva masih sangat-sangat lama, bagaimana nasib kami ?” Tidak perlu khawatir, sebab Surga Caturmaharajika merupakan surga yang paling dekat dengan dunia manusia, sehari di sana sama dengan lima ratus tahun di sini, bagaimana dengan surga yang lebih tinggi ? Luar biasa, semakin naik semakin tinggi, Surga Tusita dari Maitreya Bodhisattva berada di Surga Keempat, lima ratus ditambah lima ratus adalah seribu, kemudian ditambah lagi dengan lima ratus adalah seribu lima ratus, ditambah lima ratus adalah dua ribu, sehari di Surga Tusita sama dengan dua ribu tahun di dunia manusia. Oleh karena itu ratusan juta tahun akan tiba dalam sekejap. Semua menyangka masih sangat lama, hitungan tahun di surga tidaklah sama, hitungan di surga berbeda dengan dunia. Oleh karena itu titisan tiap lima ratus tahun sekali berarti hanya kembali ke surga selama sehari sudah harus turun lagi, sebab di dunia manusia sudah lima ratus tahun. Mahaguru mengatakan dalam setiap kelahiran akan menuntun para insan di dunia saha ini, kembali ke surga hanya sehari dan di dunia sudah lima ratus tahun. Entah bagaimana cara menghitungnya, tidak dapat dihitung, bukan suatu hal yang dapat dipikirkan dengan pikiran awam. Oleh karena itu metode Maitreya Bodhisattva dalam menuntun para insan benar-benar tak terbayangkan bagi umat manusia, sangat cepat, dengan vijnana Beliau bertransformasi menjadi vijnana para insan, kemudian vijnana para insan ditransformasikan menjadi vijnana Maitreya Bodhisattva, dalam sekejap kesadaran para insan kembali pada Buddhaksetra.

Hari ini adalah ulang tahun Maitreya Bodhisattva, Happy Birthday and Happy New Year ! Hari pertama di Tahun Kambing, sungguh baik ! Ada satu lelucon, ada seorang suami yang berkata pada istrinya : “Ini adalah Tahun Kambing, semoga di Tahun Kambing penuh keberuntungan. Di tahun-tahun yang lalu kamu sudah banyak bersusah payah, sudah seharusnya aku menaikkan kedudukanmu.” Istri bertanya pada suaminya : “Saya naik kedudukan menjadi apa ?” Si suami menjawab : “Kamu naik kedudukan menjadi Istri Tua.” Tahun Kambing ! Gurudara mengatakan semoga semuanya penuh sukacita. Ini adalah Tahun Kambing, apa yang kalian sukai ?

◎ Di antara dua belas shio, kambing tegolong paling jinak, paling lucu dan paling mudah didekati. Saya telah mengatakan bahwa untuk Taiwan tahun ini, saya telah menyaksikan fajar menyingsing, akan muncul suasana yang baru. Saya menyaksikan ada suasana baru dalam dunia politik, demikian pula dalam bidang ekonomi dan masyarakat. Saya memberi nilai enam puluh, ini sudah memenuhi syarat. Tahun yang baru, seharusnya merupakan tahun yang paling baik, semoga segala hal sesuai harapan, sepanjang tahun lancar, sepanjang tahun semua penuh sukacita.

Pagi ini sungguh istimewa, pada pukul sebelas lewat dua puluh menit, di angkasa Lei Tsang Temple, di dekat Ruang Sukhavati, ada seekor elang yang terbang mengitari, elang itu juga memekik. Seperti apa suara pekikan elang ? Sepertinya : “Xiuuuu Xiuuu Xiuuuu.” Ia memekik empat kali, saya mendengarnya sangat jelas. Saat itu kebetulan kita sedang menyambut kedatangan Wakil Presiden Wu, dapat kita ketahui akan hadir suasana baru. Di hari pertama tahun baru imlek menyaksikan seekor elang, luar biasa ! Teringat sebuah lagu yang berjudul ‘Jia-xiang’ ( Kampung Halaman ) , syair lagu tersebut melukiskan : langit yang biru, dihiasi oleh awan-awan, air sungai yang kehijauan bergejolak dengan riak jernih, kambing dan sapi bergerombol di pegunungan, ini semua adalah perlindungan Bodhisattva, ada seekor elang terbang, meninggalkan sebuah lagu yang indah. Lihatlah, hari ini mentari bersinar terang, ada elang terbang, Lei Tsang Temple kita memancarkan cahaya ke seluruh penjuru, Sadhana Tantra Zhenfo tersebar luas ke lima benua, seluruh penjuru dunia. ( Hadirin bertepuk tangan ) Ini adalah fenomena yang sangat manggala , sangat baik. Terima kasih atas pemberkatan Maitreya Bodhisattva.

◎ Mari kita mengulas Sadhana Dzogchen , saya bacakan satu paragraf : “Guru Padmasambhava membawa saya melihat-lihat sebuah aula kuno, aula itu sangat indah, saat itu ada suara sankha ditiup, terompet di aula juga ditiup, banyak Lama Tibet yang mengenakan jubah berwarna safron, berbaris masuk dan duduk, mereka menggoyangkan gantha, tenggelam dalam pelafalan sutra, asap dupa di aula bagaikan embun tebal. Semua anggota Sangha itu adalah orang Tibet yang berkulit merah, dalam alunan irama suara sansekerta, suasananya sungguh penuh khidmat. Guru Padmasambhava membawa saya masuk ke dalam Stupa Perabuan Emas. Beliau memberi saya sebuah abhiseka yang paling istimewa, abhiseka itu adalah Abhiseka Panca-visaya. Panca-visaya adalah rupa, sabda (suara), gandha (wangi), rasa dan sparsah (sentuhan). Sebab lima kondisi itulah yang mencemari Kebenaran, oleh karena itu disebut sebagai panca-visaya, panca-visaya menghasilkan lima keinginan, rupa menunjuk pada rupa dan atribut keindahan, sabdha menunjuk pada suara merdu, gandha menunjuk pada wewangian, rasa menunjuk pada citarasa lezat, sparsah menunjuk pada sentuhan yang menyenangkan, inilah lima nafsu keinginan utama yang menyebabkan timbulnya keserakahan. Guru Padmasambhava menunjukkan nidana kelima indera : mata, telinga, hidung, lidah dan tubuh,  inilah panca-visaya. Dalam triloka, di kamadhatu terdapat rupa, sabda, gandha, rasa dan sparsah ; Pada surga dhyana pertama dari rupadhatu tiada lagi gandha dan rasa ; Di atas dhyana kedua hingga tiadanya panca-visaya, hanya ada vijnana ( kesadaran ). Berikut merupakan Abhiseka Panca-visaya dari Dzogchen yang ditransmisikan oleh Guru Padmasambhava : Yang pertama adalah Abhiseka Rupa, Acarya menggunakan sebuah kristal yang di dalamnya terdapat sinar panca warna, siswa diminta untuk menatap kristal, hingga kelima warna menjadi sinar pelangi, kemudian sinar pelangi ditransformasikan menjadi Mahaprabhagarbha, kunci di dalamnya harus ditransmisikan secara langsung. (  Di dalamnya terdapat rahasia yang sangat besar ) .”

Terlebih dahulu saya mengulas Abhiseka pertama, Abhiseka Rupa. Gurudara mengatakan tahun ini Mahaguru tujuh belas tahun, belum dewasa. Seharusnya usia 17 tahun nampak rupawan. Sebab saat seseorang masuk masa remaja, prana, kulit, seluruh rupanya, bercahaya, semua sangat baik. Apa ini ? Mengapa disebut sebagai Abhiseka Rupa ? Yaitu supaya Anda memahami apa itu rupa dan warna. Warna ada aneka ragam, seperti hari ini Mahaguru mengenakan warna merah, merah adalah warna yang saya kenakan saat menjadi pengantin baru, hari ini adalah awal tahun, oleh karena itu mengenakan warna merah. Maitreya Bodhisattva tergolong santika, oleh karena itu Mahaguru mengenakan syal berwarna putih, ini adalah mengenai warna. Rupa yang dimaksud dalam pengulasan saat ini bukan hanya menunjuk pada keindahan atau kerupawanan, dapat dikatakan dunia kita ini adalah dunia rupa, rupa adalah sebuah fenomena di dunia manusia. Abhiseka Rupa bertujuan supaya segala fenomena di dunia ini, segala fenomena pada tubuh manusia, dapat Anda pahami sepenuhnya, inilah Abhiseka Rupa. Rupa bukanlah warna atau penampilan luar belaka. Warna tidak masuk hitungan, yang ada di kulit luar adalah lobha. Rupa, sabda, gandha, rasa dan sparsah dapat membangkitkan lobha manusia. Dalam sutra paling awal di Tantrayana juga terdapat Abhiseka Lobha ( Keserakahan ), Abhiseka Dosa ( Kebencian ) dan Abhiseka Moha ( Kebodohan ), tujuannya adalah supaya Anda memahami apa itu lobha, apa itu dosa dan apa itu moha. Oleh karena itu selain Abhiseka Panca-visaya, juga terdapat Abhiseka Tiga Racun Batin, ini semua bertujuan supaya Anda dapat memahami semua di dunia. Bukan mengabhiseka Anda dengan tiga racun dan panca-visaya supaya Anda menjadi bagaimana, bukan demikian !

Ada sebuah lelucon, saat baru saja masuk ke sebuah warung mie, saya melihat ibu penjual mie sedang memukul anaknya, ia memukul dengan sangat keras, saya sungguh tidak tega, maka saya berteriak supaya dia tidak lagi memukul. Tapi ibu itu mengatakan si anak harus dipukul, maka saya bertanya : “Mengapa harus dipukul ?” Saya yang sedang makan mie, menoleh pada si anak : “Anak baik, mengapa ibumu memukul kamu ?” Si anak berkata sambil menangis : “Padahal saya cuma pipis di dalam panci mie.” Saya langsung melihat mangkuk, saya sudah makan separuh mie itu, kemudian saya menoleh pada ibu penjual mie : “Silahkan istirahat dulu, biar saya yang melanjutkan memukulnya.”  Ini adalah bentuk dosa ( kebencian ). Sesungguhnya apabila Anda meneliti air seni bayi, maka itulah yang disebut sebagai ‘Huilong Shui’, ini ada dalam ilmu pengobatan Tiongkok, dapat dijadikan obat. Hari ini Anda makan mie, ada seorang bocah yang kencing dalam pancinya, berarti mie itu mengandung suplemen, maka seharusnya anak itu diberi angpao tahun baru. Sebab Huilong Shui bisa menjadi suplemen. Oleh karena itu Anda harus melihat segala sesuatu di dunia dengan jelas. Kelak suatu hari nanti, air seni manusia dapat diolah menjadi air minum, semua orang meminum minuman yang diolah dari air seni. Kelak suatu hari nanti Anda makan Dachangbaoxiaochang ( sejenis Hot Dog lokal ). Kelak suatu hari nanti, benda itu dapat dijadikan bahan makanan, bahkan sangat bergizi, yang belum dicerna dapat dicerna sekali lagi. Saya beri tahu Anda ! Di Jepang sudah ditemukan cara mengolah air seni, metode meminum air seni, dapat mengobati penyakit, tunggu suatu hari nanti saat kotoran bisa mengobati kanker, maka semua orang akan memakannya dengan lahap. Coba Anda perhatikan rantai makanan, sebuah rotasi. Bahan makanan kita dulu, seperti sayuran, ditanam menggunakan apa ? Anda hanya tahu memakannya, yang dimakan adalah air seni dan kotoran, bahkan tergolong organik dan sangat baik, rantai makanan yang sesungguhnya adalah baik. Yang dibuat dengan handmade, semuanya tidak baik, semuanya kimiawi. Sedangkan yang ‘nature’ alamiah adalah yang baik, organik.

◎ Anda harus memahami semesta ini ! Saya melihat angkasa, nampak satu pengelihatan, sebuah lingkaran, di tengah ada satu titik, di samping ada sinar, tiga utas sinar memancar keluar, saya bertanya pada Buddha Bodhisattva apakah lingkaran dengan satu titik dan tiga utas yang muncul di angkasa itu ? Para Dewata memberitahu saya, itu adalah mula dari semua makhluk, dapat dikatakan adalah Buddha. Lingkaran itu adalah ‘Yin’, garis itu adalah ‘Yang’, merupakan mula dari umat manusia. 

Saat saya melihatnya, saya sungguh terkejut, “Apa itu?” ternyata manusia adalah serangga bulat dan serangga panjang, keduanya menyatu dan menghasilkan manusia, manusia sendiri manifestasi dari serangga, ini adalah Abhiseka Rupa. Walau saya telah mengatakan demikian, mungkin saja Anda masih kurang paham, saya beritahu Anda, sebuah lingkaran terdapat satu titik, tiga utas yang panjang, ini adalah simbol dari Buddha.

Ada sebuah universitas jurusan hukum yang sedang mengadakan ujian kriminologi, pertanyaan dari dosen adalah : “Apa yang disebut dengan tindak pidana penipuan ?” Siswa menjawab : “Apabila Anda tidak meluluskan ujian saya, berarti itulah penipuan.” Dosen itu sangat heran dan bertanya : “Bagaimana penjelasannya ?” Siswa itu mengatakan : “Menurut kriminologi, barangsiapa memanfaatkan ketidaktahuan orang lain sehingga korban mengalami kerugian, berarti dia telah melakukan tindak pidana penipuan.” Para dosen harus mendengarnya : ‘Barangsiapa memanfaatkan ketidaktahuan orang lain sehingga korban mengalami kerugian, berarti dia telah melakukan tindak pidana penipuan.’ Oleh karena itu kalian yang tidak meluluskan ujian berarti telah melakukan tindak pidana penipuan. Buddhisme sendiri memiliki maknanya, mengapa mengabhiseka Anda dengan Abhiseka Rupa ? Yaitu supaya Anda memahami apa itu kehidupan, apa itu rupa. Dulu saya pernah menceritakan, ada seorang Kumesennin yang telah mencapai sebuah keberhasilan dalam bhavana, dia terbang di angkasa mengendarai awan. Hari itu dia terbang sangat rendah, melewati sebuah sungai, di tepi sungai ada seorang gadis yang sedang mencuci baju, dia melihatnya dari angkasa, begitu ia melihat, awan yang ditungganginya langsung sirna, ia langsung jatuh dari angkasa. “Cepat ! Cepat ! Harus menenangkan batin, jangan sampai jatuh, harus tidak tergoyahkan.” Dia berhasil naik kembali. Apa yang dia lihat ? Saat gadis itu mencuci baju, pakaiannya sangat longgar, hingga akhirnya Kumesennin melihat sesuatu yang tidak patut dilihatnya. Oleh karena itu dia sadar perlu untuk menekuni Abhiseka Rupa, dia memeluk seorang wanita cantik yang telanjang, memeluknya di altar, matanya menatap gadis itu, terus menekuni bhavana hingga jiwa dan raga tak tergoyahkan. Bhavana sangat sederhana, saat tubuh Anda tak tergoyahkan, berarti itu adalah mentaati sila ; Saat batin tak tergoyahkan, berarti prana Anda kokoh ; Begitu prana kokoh, Sinar Kedewataan akan muncul ; Begitu Sinar Kedewataan muncul, prana akan naik dan turun bersirkulasi dalam tubuh Anda ; Anda mengokohkan Kedewataan memasuki cakra-ajna ( cakra dahi ), Kedewataan keluar, maka itulah teknik mengeluarkan kesadaran murni. Setelah bhavana mencapai kemurnian, mampu mengeluarkan kesadaran murni, maka Anda dapat mencapai Siddhi. Demikianlah penjelasannya dalam Taoisme. Kelak dalam Sadhana Dzogchen juga akan diulas, pada upacara Adharma Buddha juga akan diulas, pada upacara Mahottara Heruka juga akan diulas. Tubuh yang tak tergoyahkan adalah ketaatan pada sila. Batin yang tak tergoyahkan adalah kestabilan prana.  Saat prana stabil, maka prana didistribusikan ke Tiga Dantian. Prana tidak tiris, maka prana menjadi kokoh. Saat prana menjadi kokoh, maka disebut sebagai pernafasan janin. Pernafasan Janin dapat menghasilkan keberhasilan Kedewataan, kemudian bercahaya. Ini semua dapat dicapai melalui bhavana. Kumesennin mengetahuinya, maka ia menekuni bhavana hingga jiwa dan raga tak tergoyahkan. Di siang hari Kedewataan ada di mata Anda. Di malam hari berpindah ke ginjal Anda, semua mimpi merupakan pengaruh ginjal pada cakra-visudha ( cakra tenggorokan ), kemudian cakra-visudha mempengaruhi mimpi Anda hingga Anda memperoleh mimpi yang aneh, di antaranya adalah mimpi mengenai seks. Apabila Anda tidak terbiasa mengokohkan ginjal, maka Anda akan mudah tiris, ini adalah teori yang sangat sederhana. Bhavana sama dengan tubuh kita. Perhatikan tubuh jasmani kita, tubuh jasmani ini disebut sebagai rupakaya, Anda harus mengolah rupakaya Anda dengan baik. Dengan menerima Abhiseka Rupa, maka Anda dapat mengolah rupakaya Anda dengan baik, inilah yang dilakukan oleh Kumesennin.

◎ “Guru Padmasambhava menerangkan, Abhiseka Rupa ada yang menggunakan wanita cantik untuk menguji, saat mentransmisikan Abhiseka Rupa, wanita cantik menari di hadapan sadhaka, dari kepala sampai kaki melakukan gerakan menggoda, walaupun mata sadhaka melihatnya, namun batin tidak melihatnya, melihat atribut wanita cantik sebagai sunya, sepenuhnya tak tergoyahkan, sekalipun saling berpelukan dengan wanita cantik, batin tidak tergoyahkan, inilah Abhiseka Rupa-visaya.” Saya beritahu Anda, apabila Anda tidak mempunyai kemampuan dalam bhavana, jangan sampai melakukannya. Dalam Tantrayana terdapat pratima Buddha-pitr berpelukan dengan Buddha-matrka. Pratima Adharma Buddha yang barusan juga dalam posisi yab-yum ( Thangka yang dipersembahkan saat prosesi memohon Dharma ), pratima Mahottara Heruka juga yab-yum, semuanya tampil dalam postur yab-yum. Ini semua telah diperlihatkan pada Anda, apabila batin Anda tidak tergoyahkan, Anda mampu melihatnya sebagai wujud yang dihasilkan oleh ilusi. 
Sesungguhnya Abhiseka Rupa mengajarkan Anda untuk melihatnya sebagai ilusi, sebab memang merupakan wujud yang dihasilkan oleh ilusi, namun bagi yang tidak memiliki kapasitas, jangan sampai melakukannya. Begitu Anda melakukannya, Anda akan terjerumus ke dalam jerat mara. Tidak mencapai Kebuddhaan malah menjadi mara. Buddha yang sejati, tak tergoyahkan jiwa dan raganya. Sekalipun tubuh dan batin tergoyahkan, masih mampu menggunakan pergerakan prana naik dan turun, mengkondensasikan prana di Tiga Dantian. ‘Dantian Atas’ ada di titik di antara kedua alis, ‘Dantian Tengah’ ada di ulu hati, ‘Dantian Bawah’ ada di empat jari di bawah pusar, ‘Dantian Bawah’ merupakan rahim sejati tempat memelihara Pernafasan Janin, lokasi tersebut berhubungan dengan kedua ginjal. 

Di siang hari, Kedewataan Anda berada di mata, di malam hari Kedewataan Anda berada di ginjal, orang yang mendalami Ilmu Pengobatan Tradisional Tiongkok akan mengetahui di manakah lokasi Kedewataan. Yang dilihat oleh mata adalah rupa, oleh karena itu diperlukan Abhiseka Rupa. Ada sebuah lelucon, pada suatu malam, perampok bertopeng menghadang seorang pria yang berpakaian rapi, dia menodongkan senapan dan mengatakan : “Berikan uangmu !” Mendadak pria itu marah besar dan mengatakan : “Mana boleh Anda demikian, saya adalah anggota kongres !” Perampok : “Oh ! Kalau begitu, kembalikan uangku kepadaku !” Liang-yong dari Brasil ( Acarya Lian-he ) , apakah di Brasil masih ada perampok ? Perampok ada di mana-mana ! Apakah keamanan sudah lebih baik ? Apakah karena Anda berada di sana ? Keamanan sudah lebih baik ? Tidak begitu meyakinkan ! Sebab ada sebuah lelucon yang mengatakan, sesosok malaikat terbang di angkasa, saat menyentuh mahkota patung liberty, ia mengetahui telah tiba di New York Amerika. Dia terbang lagi, sampai menyentuh benda runcing, telah tiba di Menara Efiel Paris. Malaikat itu terbang lagi, Wah ! Jam tangannya hilang, ternyata sudah tiba di Brasil. Masih banyak perampok di dunia ini. Namun, ini merupakan satu fenomena dari dunia. Harta juga bisa memancing keserakahan manusia, harus bisa melihatnya sebagaimana mestinya. Bagaimana caranya ? Saat melihat harta, kita harus memanfaatkan harta untuk kepentingan Dharmabhakti, untuk memperluas Dharmabhakti kita membutuhkan harta. Selain itu, ada Harta Dharma, memupuk pahala kebajikan, merupakan Harta Dharma yang dibutuhkan untuk naik ke Buddhaksetra, harta yang ini barulah yang benar-benar penting. Untuk membabarkan Dharma di dunia kita memerlukan harta, menghimpun Harta Dharma. Ada juga Harta Langit, inilah yang abadi. Harta di dunia kelak tiada yang bisa dimiliki. Anda harus mengenali ini dengan jelas, dengan demikian Anda dapat memperoleh makna abhiseka, melenyapkan lobha. Uang yang saat ini Anda timbun, tidak pasti dapat Anda gunakan, yang dapat Anda gunakan sampai habis barulah uang Anda, sedangkan uang yang tidak dapat Anda gunakan berarti bukan uang Anda. Maka, Anda menimbunnya juga tidak ada gunanya. Oleh karena itu timbunlah Harta Langit. Inilah tujuan dari Abhiseka Rupa, supaya Anda memahami semua ini.

Di sebuah bank, posisi duduk Nona Gu dipindahkan di dekat pintu masuk, di sana banyak orang sering menanyakan berbagai hal, lama kelamaan Nona Gu merasa kesal. Pada suatu hari ia memperoleh sebuah ide, ia meletakkan sebuah papan bertuliskan : ‘Ini bukan bagian informasi.’ Ternyata semua orang malah bertanya pada Nona Gu  : “Di manakah bagian informasi ?” Masih sama. Ada satu hal saya beritahu Anda, Mahaguru telah membabarkan Dharma bertahun-tahun lamanya, bagi yang bisa mencapai Kebuddhaan maka ia akan mencapai Kebuddhaan, bagi yang tidak maka tidak akan mencapai Kebuddhaan ; Bagi yang mampu menyingkirkan rupa maka dengan sendirinya mampu menyingkirkan, bagi yang tidak maka tidak akan bisa menyingkirkannya. Anda yang mempunyai lobha terus diperbudak oleh lobha, bagi yang tidak dengan sendirinya tidak akan diperbudak, sama saja. “Hari ini apa yang dibabarkan oleh Mahaguru di atas Dharmasana ?” Saya ceritakan sebuah lelucon, saya di atas Dharmasana hanya sedang mengikuti kealamiahan Anda semua, alamiah mengikuti batin Anda, mengingatkan Anda, bagi yang bisa berhasil maka akan berhasil, bagi yang tidak maka tidak akan berhasil. Saya hanya memberikan pengetahuan tambahan belaka. Menyelenggarakan sebuah upacara, supaya Anda datang, bersama melalui hari pertama Tahun Kambing, hingga suatu hari nanti kalian mencapai Siddhi, saat sebab dan kondisi telah terpenuhi, Anda juga akan mencapai Keberhasilan. Jangan mengatakan Mahaguru tidak membabarkan, sebenarnya Mahaguru telah banyak membabarkan. Namun setelah semua mendengarnya, yang mau melaksanakannya pasti akan melaksanakan, bagi yang tidak maka tetap saja tidak akan melaksanakan, sama saja.

◎ Abhiseka Panca-visaya sangat langka, hanya Tantrayana yang mempunyai abhiseka ini, menuntun Anda untuk mengenali corak rupa yang sebenarnya. Kemudian, apakah Anda mampu mengolahnya kembali ? Sebab saat Anda termabukkan olehnya, berarti Anda terombang – ambing dalam enam alam, namun apabila Anda mampu memutarbalikkannya maka Anda akan tiba pada Kebuddhaan. Apabila Anda mengikuti loba, dosa dan moha, termabukkan oleh rupa, sabda, gandha, rasa dan sparsah, maka Anda akan selamanya berada dalam tumimbal lahir. Apakah Anda tahu bagaimana memutarbalikkannya ?
Yaochijinmu mempunyai sebuah sutra bernama ‘Sutra Pembebasan Melalui Samadhi dan Prajna’, sutra itu mengajarkan Anda untuk kembali pada mula, mengajarkan Anda untuk menyerap kembali dari mana Anda tiris. Saat ini sampai di manakah bhavana Mahaguru ? Saya sudah tidak tiris, maka tidak perlu menyerapnya kembali, selamanya berada dalam tubuh, dari atas turun ke bawah, dari bawah diangkat ke atas, dari ‘Dantian Atas’ turun ke ‘Dantian Bawah’, kemudian dari ‘Dantian Bawah’ naik lagi ke ‘Dantian Atas’, demikian seterusnya, naik dan turun. Saya beritahu Anda, inilah yang disebut sebagai Dharmacakra berputar alamiah dalam ajaran Teknik Dharmacakra, mereka mempelajarinya dari sini, yaitu mengendalikannya supaya turun dari ‘Dantian Atas’ menuju ‘Dantian Bawah’, dari ‘Dantian Bawah’ naik ke ‘Dantian Atas’, prana tersebut selamanya berjalan-jalan di sana. Sampai pada akhirnya prana berkondensasi, memancarkan cahaya, bertransformasi menjadi Kedewataan. Sari pati bertransformasi menjadi prana, prana bertransformasi menjadi Kedewataan, Kedewataan kembali pada sunya, dari sunya kembali pada Tao. Apakah Anda bisa kembali ? Anda sanggup kembali ? Apakah Anda sanggup memutarbalikkannya ? Orang awam bukan memutarbalikkannya, begitu berjumpa dengan rupa, mereka akan terjerumus ke bawah, berubah menjadi enam alam tumimbal lahir. Apabila di dalam tubuh Anda mampu memutarbalikkannya, selamanya tidak akan tiris, dengan demikian selamanya tidak perlu lagi menghirupnya kembali, sebab prana Anda selamanya berputar alamiah di sana, inilah Teknik Dharmacakra. Mengapa bisa berputar dengan sendirinya ? Seperti matahari dan bulan, mereka berputar dengan sendirinya, tidak perlu diputar oleh Anda, demikian juga dengan bumi, jadi mengapa tubuh kita tidak bisa ? Sebab Anda berada dalam enam alam tumimbal lahir, Anda juga sedang berputar, hanya saja perputaran tersebut mengakibatkan celaka. Kita para sadhaka semakin berputar harus semakin memancarkan Prana Kedewataan, prana terus berputar hingga bertransformasi menjadi Kedewataan, Kedewataan memancarkan cahaya, cahaya itu adalah vijnana, naik ke Buddhaksetra. Lihatlah tanda di angkasa, sebuah lingkaran dengan satu titik, tiga garis panjang, satu ‘Yin’ dan satu ‘Yang’, lingkaran adalah ‘Yin’ sedangkan garis panjang adalah ‘Yang’, kembali pada mula. Apakah bisa berputar ? Bisa ! Setelah menerima Abhiseka Rupa, ia akan berputar sendiri, bagi yang tidak bisa berputar maka ia akan terjerumus ke enam alam tumimbal lahir. Bagi yang benar-benar bisa berputar, maka ia akan berputar balik menuju Buddhaksetra, inilah makna dari ‘kembali pada mula’ yang diajarkan dalam Sutra Pembebasan Melalui Samadhi dan Prajna yang dibabarkan oleh Yaochijinmu, tarik kembali. Yang dibabarkan oleh Mahaguru adalah mengenai ‘menariknya kembali’, yang dapat ditarik kembali maka akan kembali, sedangkan yang tidak dapat ditarik tetap tidak akan kembali. Amituofo ! Om Mani Padme Hum.

sumber : http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=29&csid=50&id=9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net