Selasa, 15 September 2015

Berhasil dalam Sadhana Dzogchen, Buka Mata Tutup Mata Adalah Alam Suci Buddha Tidak Perlu Dibimbing oleh Trini Arya


Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet, tamu agung hari ini adalah akuntan TBF Sdri. Teresa, produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng CTI Sdri. Xu Ya-qi, dr. Zhou Heng, pengacara Jennifer Chow dan putra. Ada lagi, saya melihat banyak umat yang datang dari berbagai negara, semua adalah tamu agung, selamat datang mengikuti kebaktian, dan mengikuti puja api fire offering Simhamukha Dakini besok. Apa kabar! Apa kabar semua! (Bahasa Kanton) Thank you for coming, every body terima kasih atas kehadiran Anda semua.
  

Ceramah Ke-26 Sadhana 9 Tingkat Dzogchen oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Kebaktian Jambhala tanggal 14 September 2013  di Ling Shen Ching Tze Temple

Pertama-tama, kita beranjali dengan hormat pada guru silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa XVI, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada adinata kebaktian hari ini Jambhala.


Hari Minggu yang lalu, kita mengadakan homa Jambhala, maka, tidak diperkenalkan ulang lagi di sini. Pokoknya, kita semua di dunia manusia, masih butuh uang. Namun, ada uang belum tentu bisa segalanya, tidak ada uang, tidak bisa segalanya. Selain itu, ada satu hal, ada uang sama-sama ada kerisauan; tidak ada uang, lebih risau. Maka, kita semua berharap mendapatkan kekayaan Dharma, kekayaan sejati dari Dharma, lantas, kita harus membantu meningkatkan bekal kita. Sebenarnya, bekal telah terpenuhi, kia baru dapat bersadhana dengan tenang, jika bekal tidak terpenuhi, agak sulit. Karena, demi mencari nafkah, mana ada bersadhana? Dulu, saya melihat banyak umat di Seattle, ia sendirian bekerja di satu tempat, bahkan harus lembur sampai malam; selain itu ia harus bekerja sampingan. Bekerja di dua tempat ditambah malam harus lembur, ia sama sekali tidak ada waktu datang ke sini mengikuti kebaktian. Bertanya padanya apakah sempat bersadhana? Ia pulang sudah mengantuk setengah mati, terpaksa berkata pada Buddha Bodhisattva, "Besok!" Namun, besok juga sangat mengantuk! Sehingga, orang yang tidak mampu, demi mendapatkan sedikit nafkah, juga sangat sulit.

Berdana dalam kondisi kurang mampu, bagaimana berdana? Kita cukup mempersembahkan makanan yang kita makan. Makanan lebih dulu dipersembahkan, bahkan melakukan persembahan luas, melakukan persembahan amrta. Jika, lebih tidak mampu lagi? Beli kertas mantra untuk dibakar juga boleh, membeli kertas mantra dengan sedikit uang dan dibakar kepada dewa bumi, semoga dewa bumi membantu Anda, ini juga baik. Banyak hal yang bisa didanakan. Anda mendanakan kebahagiaan Anda kepada Buddha Bodhisattva, kepada seluruh makhluk halus. Atau mempersembahkan diri Anda sendiri kepada Buddha Bodhisattva. Ada lagi, berdana ritual juga sangat baik. Mengucapkan satu kalimat positif, juga semacam berdana. menyenangkan orang lain, juga semacam berdana. menyenangkan Buddha Bodhisattva, menyenangkan para makhluk halus, menyenangkan semua yang tak berwujud, mereka akan datang membantu Anda. Ada sebagian orang berkata, "Saya tidak punya uang! Bagaimana berdana?" Sebenarnya, belum tentu harus menggunakan uang baru dapat berdana, asalkan Anda menyenangkan Buddha Bodhisattva, menyenangkan para makhluk halus, menyenangkan semua dewa bumi, menyenangkan 4 raja langit, Anda japa mantra-Nya, Ia pun senang; menjapa nama-Nya, Ia juga senang; Anda menghormati-Nya, Ia pun senang; Anda memberikan persembahan pada-Nya, Ia pun senang; selama Mereka dapat timbul sukacita, sumber rejeki dengan sendirinya akan datang. Oleh karena itu, berdana itu belum tentu harus mengeluarkan uang, Anda tidak punya uang, bagaimana dapat mengeluarkan uang? Ada uang, bisa melakukan dana materi; tidak ada uang, Anda pun berdana kebahagiaan, ini mengajari Anda semua. Karena banyak orang berkata, "Saya tidak punya uang! Bagaimana saya berdana?" Asalkan Dewa Bumi senang pada Anda sudah cukup, Anda menceritakan sebuah peristiwa menyenangkan, atau bercerita lucu pada Dewa Bumi, Ia pun akan senang. Begitu Ia senang, Ia mengira, "Anda ini kawaii (Bahasa Jepang: lucu)." Lucu sekali! Ia pun berikan Anda sedikit kekayaan kecil, itu sudah cukup.

Hari ini kita mengulas Sadhana Dzogchen. Ada orang bertanya, "Mahaguru mengulas Sadhana Dzogchen hingga sekarang, sebenarnya apa perbedaan Sadhana Dzogchen dengan sadhana-sadhana dalam Tantra?" Sebenarnya, ada persamaan, juga ada perbedaan. Misalnya, menekuni Bradha Kumbha Prana, melatih 9 langkah pernapasan Buddha, melatih Penjapaan Vajra, kemudian melatih membuka nadi tengah, melatih Sadhana Api Tummo, melatih Sadhana Bindu, semua sadhana ini, berhubungan dengan Sadhana Dzogchen, itulah letak persamaannya. Letak perbedaan juga ada, misalnya, Sadhana Dzogchen ada yang namanya memahami hati dan menyaksikan Buddhata, akhir dari Buddhadharma, yang terutama adalah memahami hati dan menyaksikan Buddhata, memahami hati sama dengan Sekte Zen. Selain itu, di dalam Sadhana Dzogchen ada melihat cahaya, melihat cahaya matahari, bulan, lampu, melihat langit cerah tanpa awan, ini tidak ada di dalam Sadhana Tantra pada umumnya. Oleh karena itu, ada persamaan, juga ada perbedaan dengan Sadhana Dzogchen, agak beda. Namun, di dalam Sadhana Dzogchen, ada satu yang agak berbeda, seperti kita biasanya menjapa nama Buddha, atau melakukan pahala harus melimpahkan jasa, lantas, apakah pelimpahan jasa itu? "Semoga sesama penjapa nama Buddha, bersama-sama terlahir di Sukhavatiloka, ke atas membalas 4 macam budi, ke bawah menyelamatkan tiga alam samsara, bertemu Buddha mengakhiri samsara, bagaikan Buddha menyeberangkan segalanya." Inilah pelimpahan jasa. Mahaguru sering melimpahkan jasa, "Terlahir di alam suci, terbebaskan dari kelahiran dan penderitaan, Namo Amitabha." Ini juga pelimpahan jasa. "Terlahir di alam suci", kelak saya bersedia ke Sukhavatiloka Barat, yakni terlahir di alam suci; "terbebaskan dari kelahiran dan penderitaan", yaitu kelak saya meninggalkan dunia Sahan, dapat meninggalkan semua penderitaan, mendapatkan kehidupan yang abadi, ke Sukhavatiloka Barat, selamanya tidak jatuh ke 3 alam samsara, tidak terlahir di alam manusia, tidak terlahir di enam alam kehidupan, ini merupakan pelimpahan jasa. Di dalam Sadhana Dzogchen, tidak ada pelimpahan jasa, tidak perlu pelimpahan jasa. Mengapa tidak perlu pelimpahan jasa? Karena, ketika Anda berhasil dalam Sadhana Dzogchen, buka mata, tutup mata, semua di Buddhaloka, Anda tidak perlu melimpahkan jasa, "Mau terlahir di Buddhaloka." Sekte Sukhavati perlu dibimbing oleh Trini Arya Barat, Amitabha, Avalokitesvara, dan Mahasthamaprapta, dan masih banyak lagi arya datang membimbing bersama-sama, padmasana Amitabha, seketika terbang menghampiri, seperti ufo, Anda pun duduk di atas ufo, Anda pun terlahir di Sukhavatiloka Barat. Jika Anda terlahir di tingkatan teratai paling tinggi, padmasana yang diduduki berwarna emas, seketika diberikan pada Anda, Anda pun naik ke padmasana emas, terlahir di tingkatan teratai tertinggi; yang agak biasa, seketika, padmasana perak, Anda pun naik ke padmasana perak; terlahir di tingkatan teratai menengah, yang agak buruk, padmasana tembaga, Anda naik ke Padmasana tembaga, sama-sama bisa terlahir di Sukhavatiloka Barat tingkat teratai paling rendah, sama-sama memiliki padmasana. Namun, perlu bimbingan dari Amitabha, Avalokitesvara, dan Mahasthamaprapta,. Dengan demikian baru dapat berhasil. Jika berhasil dalam Sadhana Dzogchen, Anda buka mata adalah alam Buddha, tutup mata juga alam Buddha, tidak perlu dibimbing oleh Trini Arya Barat. Oleh karena itu, tidak perlu melimpahkan jasa. Karena Anda sendiri telah berhasil mencapai alam suci, Anda sedari awal di alam suci Buddhaloka, Anda bisa membuktikan sendiri, tidak perlu dimbimbing. Oleh karena itu, tidak perlu melimpahkan jasa.

Di China ada seorang Maha-bhiksu, yaitu pada zaman Dinasti Tang, Tang San Zang yang diutus ke Barat, di dalam Catatan Perjalanan ke Barat, Beliau pergi ke India untuk belajar Buddhadharma, mengambil kitab suci. Sebenarnya, Ia sendiri pergi ke India belajar Buddhadharma. Yang Ia pelajari adalah vijnanavada, karena, saat itu India hanya tersisa dua macam, satu adalah Madhyamika, satu adalah Vijnanavada, tidak ada yang lain. Sehingga, bagi daratan tengah, sebenarnya Tang San Zang adalah guru sesepuh Vijnanavada. Saat itu, setelah Ia menguasai Vijnanavada di India, Mereka ada ajang perdebatan, berharap semua orang ikut berdebat, yang tertulis di dalam kitab suci (pernyataan lisan dari Tang San Zang di dalam Tripitaka) adalah Catatan Tang Barat, Tang San Zang tiba di Barat mengambil kitab suci, belajar Vijnanavada, kemudian digelar persamuan agung debat, akhirnya menang, tidak ada yang mampu mengalahkannya. Mengapa tidak ada orang yang mampu mengalahkannya? Karena tidak ada orang berdebat dengannya, oleh karena itu, ia pun pulang. Namun, tidak ada orang berdebat dengannya itu baik, artinya pengetahuannya sangat tinggi, tidak ada orang berani berdebat dengannya, ia tentu saja mendapatkan juara satu, tidak ada orang berdebat, ia pun menang! Sekembalinya Ia ke daratan tengah, di Pagoda Dayan, Xi'an, menerjemahkan banyak kitab suci, mengumpulkan banyak penerjemah untuk menerjemahkan kitab suci India, Ia adalah guru sesepuh Vijnanavada, sangat terkenal.
  
Ceritakan beberapa lelucon Tang San Zang pada Anda semua. Saat itu tidak ada pesawat terbang, semua jalan kaki, pergi jalan kaki, pulang juga jalan kaki, melintasi gunung, sangat melelahkan. Sekarang sudah ada pesawat terbang, Bhiksu Tang mengambil kitab suci kembali ke Beijing. Lelucon seperti ini, Bhiksu Tang mengambil kitab suci kembali ke Beijing, baru turun pesawat, wartawan pun bertanya, "Apa pendapat Anda mengenai wanita penghibur?" Bhiksu Tang sangat kaget, "Ah! Beijing juga ada wanita penghibur?" Keesokan harinya, wartawan memuat berita, "Bhiksu Tang mendarat di Beijing, langsung bertanya, "Apakah ada wanita penghibur?" Media sangat hebat, tidak mengatakan wartawan bertanya. Wartawan bertanya pada Bhiksu Tang. "Apa pandangan Anda mengenai masalah wanita penghibur?" Bhiksu Tang menjawab, "Tidak berminat." Keesokan harinya, wartawan memuat berita, "Tuntutan hiburan malam Bhiksu Tang sangat tinggi, wanita penghibur lokal diacuhkan." Wartawan paling pintar menulis. Selanjutnya, wartawan bertanya pada Bhiksu Tang, "Apa pendapat Anda mengenai wanita penghibur?" Bhiksu Tang saat itu sangat marah, "Apaan wanita penghibur, saya tidak tahu." Keesokan harinya, wartawan memuat berita, "Satu wanita penghibur sudah sangat sulit memuaskan Bhiksu Tang, harus empat, lima wanita penghibur baru kecanduan." Wartawan sangat hebat. Kemudian, wartawan bertanya lagi pada Bhiksu Tang, Bhiksu Tang tidak bicara, karena apapun jawabannya selalu salah, sehingga tidak bicara lagi. Keesokan harinya wartawan memuat berita, "Menghadapi pertanyaan tentang wanita penghibur, Bhiksu Tang bungkam." Wartawan masih sangat hebat. Kali ini Bhiksu Tang marah besar, "Sembarangan tulis, saya tuntut Anda di pengadilan." Keesokan harinya, wartawan memuat berita, "Bhiksu Tang marah gara-gara wanita penghibur." Bhiksu Tang marah dan tuntut wartawan ke pengadilan. Media memuat berita utama, "Pengadilan akan menyidang kasus antara Bhiksu Tang dan wanita penghibur."  Setelah Bhiksu Tang membacanya, akhirnya bunuh diri dengan menabrakkan diri ke tembok. Setelah Bhiksu Tang bunuh diri dengan menabrakkan diri ke tembok, wartawan melengkapi dengan berita, "Hidup Bhiksu Tang berakhir tragis gara-gara wanita penghibur."

Mahaguru juga pernah dirugikan oleh media, pertama kali saya kembali ke Taiwan, bertemu sebuah media, yaitu China Times, saya sungkan mengutarakan siapa yang menulis tentang saya, saya ditulis dengan sangat buruk. Kemudian, saya juga tidak menghiraukannya. Kedua kali, saya tiba di Hong Kong, saat itu di Taiwan tidak ada Next Magazine, Hong Kong sudah ada Next Magazine, umat kita juga tahu apa itu Next Magazine, berkata, "Aduh? Ada mingguan yang memuat tentang Mahaguru kita!" Wah! Senang sekali, mendatangkan wartawan Next Magazine. Saya bicara setengah hari, satu kata pun tidak dimuat, semua berita yang dimuatnya adalah benda yang ia siapkan sendiri. Di Hong Kong, orang lain melihat saya, menunjuk saya, "Aduh? Justru inilah." Tragis sekali! Ketiga, pergi ke Malaysia, bertemu Mister Weekly, sama saja, umat juga berkata, "Wartawan Mister Weekly ini sangat baik, ia mewawancarai perdana menteri, ditulis sangat baik, pasti tidak ada masalah." Akhirnya dimuat, saya baca, tetap banyak masalah, media benar-benar sangat hebat. Oleh karena itu, Zhenfo Zong True Buddha School kita tentu harus menghormati media. Bahkan, setiap artikel harus memuat di media, paling tidak harus dibaca, supaya tidak dibohongi oleh media, penting sekali, kita harus membajak lahan ini. Bukankah dikatakan, "Media? Ada! Kita ada True Buddha News, ada Enlightenment Magazine." Bukan ini, semua ini dibaca oleh umat kalangan Zhenfo Zong sendiri, jarang dibaca oleh kalangan luar. Kita harus membuat True Buddha School mempengaruhi seluruh dunia, maka mesti mengandalkan media. Kita lihat, Bhiksu Tang ini, ia sangat susah, ia marah hingga menuntut ke pengadilan, bahkan bunuh diri dengan menabrakkan diri ke tembok. Mengapa Mahaguru tidak bunuh diri? Karena yang sembarangan menulis tentang diri saya terlalu banyak, seratus Sheng-yen Lu meninggal dunia pun tidak cukup. Oleh karena itu, saya tidak boleh bunuh diri. Semua orang sembarangan menulis, sini sembarangan menulis, sana sembarangan menulis, sembarangan menyebarluaskan, sebenarnya apakah menyaksikan langsung? No! Gosip. Siapa yang menyebarkan gosip? Penggosip. Penggosip dengar dari siapa? Juga penggosip. Pepatah dalam Bahasa Taiwan, "Melihat sebuah bayangan, melahirkan seorang anak." Melihat sebuah bayangan, mengira melahirkan anak, semua gosip, tidak ada saksi mata, semua adalah palsu, mengarang-ngarang. Sehingga kadang-kadang, tidak boleh asal percaya orang lain, sekalipun ada acarya menceritakan sesuatu pada saya, saya masih harus perhatikan kejadian ini benar atau tidak. Alhasil, tetap keliru. Kadang-kadang, ucapan bhiksu, ucapan umat, belum tentu benar. Ada orang berkata, "Aduh? Orang ini mengalami kecelakaan lalu lintas." Satu lagi berkata, "Ia dipukul suami." Sebenarnya mengalami kecelakaan lalu lintas atau dipukul suami? Saya harus periksa dengan jelas, ada yang mengatakan ia dipukul suami, ada yang mengatakan dirinya jatuh, ada yang mengatakan ia ditabrak mobil, sebenarnya mana yang benar? Anda mesti mengamati dengan seksama baru tahu. Sekalipun umat yang sangat dekat, tetap ada kekeliruan, apalagi umat dari luar negeri? Kalau begitu, bagaimana Anda mencegah dan menghentikannya? Tidak bisa juga.

Dulu, saya membaca fitnah dari media, malamnya saya juga tidak bisa tidur. Sekarang, membaca fitnah dari media, saya akan menambah satu mangkuk nasi lagi, bahkan tidur lebih nyenyak, pokoknya sama saja! Dulu, Mahaguru melatih diri hingga tingkatan apa? Berbaring, mata dipejam, di hadapan saya muncul selembar surat kabar, wah! Banyak kata! Di atas tertulis 3 tulisan hitam Sheng-yen Lu yang besar, di bawahnya adalah artikel fitnah, saya bisa membaca. Kemudian, saya berkata pada dewa yang melapor pada saya, "Kalian tidak perlu melapor pada saya, kalian melapor pada saya justru menambah kerisauan saya. Tunggu sampai dimuat baru bicara, kerisauan saya akan berkurang sedikit. Kalian memberitahu saya lebih awal, kapan difitnah, selembar surat kabar diperlihatkan pada saya, tunggu sampai dimuat, itu sudah beberapa bulan kemudian, bukankah saya risau lebih awal beberapa bulan, baru membacanya? Sekalian tidak perlu tahu semuanya." Kemudian, Mereka sekalian tidak memperlihatkan pada saya lagi, yang lebih penting baru diperlihatkan pada saya. Saya tidur pada malam hari pun masih membaca surat kabar!
Tadi malam, bahkan menyiarkan televisi untuk disaksikan oleh saya, televisi juga menyiarkan, menyiarkan berita tentang saya, agar saya menyaksikan lebih awal, begitu mata terpejam, maka bsia menyaksikan! Inilah Togal. Begitu Anda telah berhasil, maka akan menjadi seperti ini, Anda pun bisa melihat sinar ini lebih awal. Dalam sadhana beberapa hari ini, Mahaguru melihat cahaya. Sebelum Anda mencapai keberhasilan, pasti melihat rantai vajra terlebih dahulu. Rantai vajra seperti hari itu kita menggelar upacara agung di Indonesia, orang lain memotret, berhasil memotret rantai vajra, satu demi satu cahaya, di tengah seruas garis, banyak garis, membentuk banyak rantai vajra. Beberapa hari ini, saya bisa menyaksikan rantai vajra, banyak cahaya, melihat bindu merah, bindu putih, melihat satu lingkaran demi satu lingkaran cahaya prajna, melihat cahaya sunya bindu. Yang dimaksud dengan cahaya sunya bindu hampir sama dengan cahaya prajna, mirip sekali cahaya prajna, bisa tembus, bisa melihat cahaya bindu, sangat istimewa. Kelak Anda melihat ratusan miliar Buddha Bodhisattva di sekeliling Anda, Mereka memancarkan cahaya memberkati Anda, tubuh Anda sendiri juga memancarkan cahaya, saling berbaur dengan seluruh Buddha Bodhisattva, Anda pun mencapai kebuddhaan. Inilah mencapai kebuddhaan, mencapai kebuddhaan adalah ratusan miliar Buddha Bodhisattva muncul bersamaan, memancarkan cahaya memberkati Anda, terang Anda cemerlang, melebur ke dalam cahaya Buddha Bodhisattva, Anda pun mencapai kebuddhaan. Oleh karena itu, ini beda.
  
Semua sadhana Tantra bersumber dari yidam. Kita semua memiliki Yidam, Dharmapala, Guru. Guru memberkati, Yidam menerima, Dharmapala mendukung, kita sering menyebutkan "Mujur siang, mujur malam, mujur sehari enam waktu, orang yang berada dalam segala kemujuran, mohon Guru memberkati, Yidam menerima, Dharmapala mendukung." Ini adalah pelimpahan jasa yang sering kita japa, semoga Yidam dan Guru selalu memberkati Anda, semoga Yidam selalu menerima Anda, semoga Dharmapala dapat mendukung Anda menekuni sadhana Tantra dengan sungguh-sungguh. Sadhana Dzogchen itu seperti ini, ketika melatih melihat cahaya, selain sadhana khusus, perlu abhiseka, benar-benar dalam proses melatih diri, tidak bersumber pada Yidam; dengan kata lain, ketika Anda menekuni Sadhana Dzogchen, walaupun ada Guru, Yidam, Dharmapala, Anda juga berdoa pada Mereka, sebenarnya, abhiseka Anda bukan diabhiseka oleh Mulacarya, ketika Anda dapat melihat cahaya, di dalam cahaya ada YIdam, Ia dengan sendirinya akan mengabhiseka Anda. Anda tidak perlu memohon abhiseka dari Guru, asalkan di dalam cahaya dengan sendirinya muncul Buddha Bodhisattva, Ia pun dengan sendirinya akan mengabhiseka Anda, mengabhiseka Anda dengan cahaya. Seperti kita baru saja memohon Pancadhyani Buddha memancarkan cahaya mengabhiseka hadirin, jika Anda dapat melihat cahaya, Anda melihat cahaya turun dari angkasa masuk ke dalam badan Anda, ini justru Pancadyani Buddha mengabhiseka Anda. Saat ini, perlukah Guru mengabhiseka Anda? Tidak perlu! Karena Pancadhyani Buddha memancarkan cahaya mengabhiseka Anda; Anda pun melihat cahaya tersebut, bahkan Pancadhyani Buddha masuk ke dalam tubuh Anda. Oleh karena itu, saat melatih Sadhana Dzogchen, belum tentu harus abhiseka, yidam akan datang sendiri. Ini sangat luar biasa, sangat istimewa.
Saya cerita sebuah lelucon! Hari ini bersama istri bermain di pantai, melihat sepasang pasangan kekasih muda sedang menggambar bentuk hati di pantai, menulis "Aku cinta kamu!" "Jika kamu tidak meninggalkanku, saya pasti hidup mati bersamamu." Dan lain-lain, pasangan kekasih di pantai menggambar dua hati! Kemudian menggambar sebatang anak panah tembus, kemudian di atas tertulis, "I love you!" Kita membentuk mudra "Aku cinta kamu", diajarkan oleh putra Acarya Lianman, ia belajar bahasa tangan, ia mengatakan tidak boleh diajarkan sembarangan. Namun, sekarang sepertinya tersebar luas, setiap orang bisa mudra ini. Suami dari sepasang suami istri ini tiba-tiba berpikiran, "Sayang, kita juga gambar satu!" Mereka berdua juga gambar sebuah konsentris. Selesai gambar, suami bertanya pada istri mau menulis apa, istri pun menulis di atasnya, "Menuruti saya maka akan berjaya, melawan saya makan akan mati." Memang, orang yang sudah pernah menikah berpengalaman, "Menuruti saya maka akan berjaya, melawan saya maka akan mati", kita mau menjadi seorang pria sejati, pria pemberani, mau gagah perkasa, tentu harus, tentu harus, tentu harus menurut. Sebenarnya justru prinsip inilah. Kita belajar Buddha justru harus gagah perkasa, namun, juga tidak boleh bentrok dengan keluarga. Istri Anda meminta Anda melakukan sesuatu, lakukan saja, saat sempat, Anda bersadhana. Ketika istri sedang sibuk, Anda sendirian bersadhana di sana, ia marah melihatnya, mengambil seember air dan menyiram kepala Anda, air es! "Anda bersadhana apa?" Wah! Amitabha! Oleh karena itu, justru itulah kita berharap membangun keluarga Buddhis, keduanya bersadhana bersama-sama, kelak keduanya bersama-sama mencapai kebuddhaan, sangat baik. Dulu saat saya bersadhana, juga bersadhana berdua, sekarang, bersadhana hanya seorang diri, Gurudhara bersadhana sendirian, saya pergi ke altar mandala bersadhana sendirian. Bersadhana, sangat penting! Sungguh! Setiap hari kita harus meditasi, harus melihat cahaya. Tidak hanya saat diam melihat cahaya, saat bergerak, Anda juga dapat melihat cahaya, bahkan, setelah melihat cahaya, akan sering melihat cahaya. Kalau begitu, setelah melihat cahaya, cahaya harus dikukuhkan, tidak hanya satu cahaya, harus dilihat menjadi serangkaian cahaya, maka menjadi rantai vajra. Kelak, Anda bisa melihat menjadi sebidang cahaya. Selain itu, Buddha Bodhisattva muncul di dalam cahaya, lebih dulu setengah badan, kemudian seluruh badan, selanjutnya semua Buddha muncul di sekeliling Anda, seketika, Anda pun mencapai kebuddhaan. Itu sebabnya, melihat cahaya sangat penting, melihat cahaya adalah pusat inti Sadhana Dzogchen, juga disebut Nyingthig, juga disebut sumsum, sebutan yang sama.
Ketika Anda dapat melihat cahaya, saat banyak yidam membiarkan Anda melihat, sebenarya, Anda tidak perlu memohon apapun. Sekarang, setiap manusia sedang memohon, seperti mohon Jambhala, "Mohon Jambhala menganugrahi saya..." Menganugrahi saya apa? Mahaguru tadi juga sempat memohon, apa yang Mahaguru visualisasikan? Satu kilogram emas, bahkan memenuhi seluruh angkasa. Buat apa Mahaguru memohon ini? Kelak bisa membangun tempat ibadah, bisa membantu insan, inilah ada permohonan. Namun, saat Anda menyaksikan Yidam, karena Anda menekuni Sadhana Dzogchen, Yidam memahami Anda, satu pikiran Anda timbul, Ia pun berikan pada Anda, benda apapun diberikan pada Anda. Oleh karena itu, Mahaguru tidak berani memohon apapun. Setiap pagi saya menjamah Ganesha, yaitu Jambhala Merah, "Om. Ganabadiye. Suoha." "Om. Ganabadiye. Suoha." "Om. Ganabadiye. Suoha." Dulu saya memohon! Biarkan Ia memuntahkan, wah! Franklin, 100 USD, setinggi gunung, dulu ada permohonan. Orang awam memohon kedudukan, kekayaan, yang tidak menikah memohon semoga mempunyai teman wanita, yang pria memohon teman wanita, yang wanita memohon teman pria, bisa lekas menikah, Anda pun memuntahkan teman wanita yang Anda hendaki dari belalai Ganesha, setelah berubah menjadi besar, itulah teman wanita Anda. Boleh melakukan visualisasi demikian, itulah memohon! Namun, saat Anda menekuni Sadhana Dzogchen, Anda tidak perlu memohon apapun, begitu Yidam muncul, Ia pun memahami apa yang Anda hendaki, dengan sendirinya akan diberikan pada Anda, bahkan apapun tidak perlu memohon, inilah manfaat dari Sadhana Dzogchen.

Ada seorang istri berunding dengan suami, "Saya ingin menaruh sebuah patung maestro di atas piano, menurutmu, siapa yang cocok?" Suami menjawab, "Menurut standarmu, saya pilih Beethoven." Istri merasa sangat bagus, Beethoven adalah seorang maestro yang sangat terkenal, ia berkata, "Mengapa kamu pilih Beethoven?" Suami menjawab, "Karena ia tuli." Dengan kata lain, tidak bisa mendengar apa yang dimainkan oleh istrinya, tidak perlu memohon apapun, saya juga ingin belajar piano, juga ingin belajar melukis. Dulu, saya sedang memilih, lantas memilih piano atau melukis, saya lebih baik belajar piano atau melukis? Tiba-tiba ada sebuah ilham, umat Zhenfo Zong kita Zhu Mulan, yaitu istri Ou Haonian guru besar aliran Lingnan, saya pikir belajar melukis lebih baik. Alhasil, Zhu Mulan inisiatif sendiri dari San Francisco terbang mengajari saya 4 kali, 5 kali. Mengapa saya belajar melukis? Karena, melukis hanya sebuah kuas, selembar kertas, sebotol tinta atau pewarna, Anda pun bisa membuat lukisan, peralatan sangat sederhana. Bahkan, selesai melukis, lukisan ini bisa dipamerkan, selain dipamerkan, juga bisa dilelang. Namun, musik, seperti bermain piano, saat Anda mau mempertunjukkan pertunjukan piano, harus memikul piano; menggunakan piano orang lain, belum tentu cocok di tangan Anda, yang benar-benar memiliki standar musik, piano berpadu dengan diri Anda, Anda memahami piano sendiri, piano juga memahami Anda. Dulu, saya belajar melukis, juga memohon. Mengapa saya tidak belajar piano? Jika saya belajar piano, sekarang luar biasa! Mahaguru mahir main piano. Suatu malam, saya melihat orang bermain piano dengan sangat baik, saya pikir "orang lain bisa main piano, mengapa saya tidak bisa?" Hari itu, saya duduk di depan piano, begitu tangan saya taruh di atasnya, aduh? Ada sesosok dewa musik, tak disangka turun ke badan saya, melodi saya, saya memainkannya. Keesokan harinya, saya duduk lagi di depan piano, dewa musik tidak turun, wah! Tangan saya tidak bergerak. Saya benar-benar pernah bermain sekali, boleh dikatakan bermain sembarangan, namun, merdunya musik, melodi ini hanya ada di surga, mana bisa terdengar di dunia manusia? Oleh sebab itu, tidak perlu memohon, datang sendiri. Suatu hari, di villa, saya memainkan piano untuk Anda semua, semoga dewa musik turun. Saat itu, kalian akan sangat menghormati saya, maestro. Setelah berhasil dalam Sadhana Dzogchen, tidak perlu memohon, tidak perlu Ganesha, juga tidak perlu memohon dewa musik turun, asalkan Anda telah melihat, Anda sendiri mahir segalanya, memahami segalanya, ini disebut "semua prajna", Buddha Sakyamuni sendiri memiliki kebijaksanaan maha-tahu.
  
Sebelumnya, pernah menyampaikan pada Anda semua, dulu, para Tirthika sedang mengecam Buddha Sakyamuni, berkata, "Ia sama sekali bukan Buddha, bahkan dua wanita di bawah-Nya, satu adalah Cincamana, satu adalah Sundari, Mereka kelak akan mencelakai Anda, Anda pun tidak mengatakan dari awal. Anda dicelakai oleh mereka baru dikatakan, Anda sama sekali bukan Buddha. Jika Anda adalah Buddha, kebijaksanaan maha-tahu, Anda pun tahu semua." Buddha Sakyamuni pun bicara, seperti dr. Zhou Heng, dari posisi seorang dokter, ia tahu pasien menderita penyakit apa, namun, ia tidak boleh sembarangan mengatakan, "Aduh! Anda mengidap kanker hati." Melihat wajah seseorang, lantas berkata, "Anda menderita penyakit ginjal." "Anda mengidap penyakit jantung." "Anda mengidap penyakit XX." Orang itu juga tidak pernah diperiksa, tidak boleh mengatakan seperti itu! Buddha mengumpamakan seperti ini, Ia berkata, "Walaupun saya tahu, namun, saya tidak boleh mengatakan, tidak diungkapkan sebelum saatnya, saat belum tiba, tidak boleh diungkapkan!"

Kita tahu, tempat tinggal kita di Amerika Barat, dari Los Angeles hingga San Francisco, terus ke Oregon, ke Seattle, ke Vancouver, semua berada di atas zona seismik, semua orang dari awal mengatakan akan terjadi gempa bumi, dulu di Seattle juga ada sekali gempa bumi, 6,8 SR, 6,9 SR? Saya ingat, karena Gurudhara sembunyi di bawah kolong meja, saat itu, saya di Taiwan, saya tidak di Seattle, bukan tanggung jawab saya. Konon, ada gempa yang lebih besar lagi, kita menggunakan meja dewa, meja dewa juga menunjukkan bahwa akan terjadi gempa besar, namun, tidak beritahu kalian kapan, "tidak diungkapkan sebelum saatnya". Hari ini, memaksa Mahaguru mengungkapkan tanggal berapa bulan berapa ada gempa besar, jika Mahaguru mengungkapkan pada Anda, tersebar luas, tersebar sampai seluruh Amerika pun tahu, saya pun dikecam menyesatkan umat, semua orang ketakutan. Benar tidak? Seperti kejadian ini, disebut "tidak dungkapkan sebelum saatnya", sebelum saatnya tiba, tidak boleh diungkapkan. Oleh karena itu, Buddha memiliki kebijaksanaan maha-tahu, namun, Ia tidak mengungkapkan sebelum saatnya, belum saatnya, Ia juga tidak boleh utarakan. Selain itu, ada satu hal lagi, sederhana sekali, Bodhisattva Manjushri bertanya pada Buddha, "Anda mengatakan tidak diungkapkan sebelum saatnya, saat mereka berdua berdiri dan memaki Anda, mengatakan di dalam perut ada anak-Mu, mengapa Anda tidak bicara sepatah kata pun?" Bodhisattva Manjushri bertanya, "Saat seharusnya bicara, Anda tidak bicara! Mengapa tidak bicara? Harus berdebat!" Buddha pun menjawab, "Ada orang memaki angkasa," memaki pada langit biru, angkasa cerah tanpa awan, memaki langit, "Langit brengsek, telur busuk ditambah biadab, berubah menjadi brengsek..." Memaki seperti ini, menurut Anda, apakah angkasa harus menjawab? Angkasa tidak akan menjawab. Buddha pun menjawab, "Buddha adalah angkasa, tidak perlu menjawab apapun, semua tidak perlu dijawab, sepatah kata pun tidak perlu dijawab." Banyak orang di internet, di majalah, di surat kabar, saaya hampir sering membaca, saya juga tidak perlu menjawab, karena menjawab juga tidak berguna. Anda jawab sepatah kata, ia bisa memaki Anda sepuluh patah kata; Anda jawab 2 patah kata, ia pun memaki Anda lagi 10 patah kata; dari jawaban Anda, Ia cari lagi untuk balik memaki Anda, Anda tidak jawab apapun, biarkan mereka memaki! Karena yang ia maki adalah angkasa, angkasa tidak perlu menjawab. Buddha Sakyamuni menjelaskan seperti in. Sungguh, tidak perlu menjawab, mana bisa habis dihiraukan? Jika menghiraukannya, seratus Sheng-yen Lu pun tidak cukup, insan terlalu banyak! Seekor anjing menggonggong pada bayangan, seratus anjing ikut menggonggong, seekor anjing melihat sebuah bayangan, ia pun mulai menyalak, anjing di sekitarnya mendengar suara anjing, semua ikut menyalak. Mampukah Anda menghiraukan anjing tersebut? Tentu saja tidak bisa dihiraukan! Karena anjing menggigit Anda, Anda hanya bisa mengaku sial, hanya lekas memeriksakan diri apakah terkena penyakit anjing gila, yang terpenting lekas disuntik, yang terpenting melindungi diri sendiri, diri sendiri jangan keracunan, terkena penyakit anjing gila, ini paling penting.

Letak perbedaan Sadhana Dzogchen, tidak perlu Yidam, ia sendiri bisa melihat Yidam, tadi sudah dijelaskan, diri sendiri melihat Yidam, Yidam mengabhiseka diri Anda. Anda dapat melihat cahaya, melihat cahaya prajna. Tahukah Anda cahaya prajna? Cahaya bindu juga adalah cahaya prajna, cahaya prajna itu bundar, seperti piring, di dalam ada Yidam, di dalam ada sebuah mandala, ada sesosok Yidam berada di dalam. Saat Faming Tongxiuhui mengadakan Penyeberangan Ksitigarbha, terpotret banyak sinar prajna, banyak sekali, cahaya prajna ini, di dalam setiap cahaya prajna terdapat sebuah mandala, di dalam mandala ada sesosok Yidam, Yidam muncul maka akan mengabhiseka diri Anda. Setiap kali memotret, ratusan, ribuan cahaya prajna, tidak terhitung! Hampir semua adalah cahaya prajna, cahaya berbentuk bundar, setitik demi setitik, titik besar, titik kecil, ada yang sangat terang, ada yang agak gelap. Yang sangat terang adalah Maha-Bodhisattva; yang agak gelap adalah Bodhisattva kecil; lebih gelap lagi merupakan roh siluman, roh siluman juga memiliki cahaya prajna, saya tahu, saya beritahu Anda semua.

Di sini ada sebuah lelucon, ada sebuah keluarga cacing, hari ini, semua orang merasa sangat bosan, cacing kecil memotong diri sendiri menjadi 2, keduanya bermain bulu tangkis. Ibu cacing merasa cara ini lumayan, lalu memotong diri sendiri menjadi 4, buat apa dipotong menjadi 4? Main mahyong. Ayah cacing berpikir dan berpikir, lalu memotong diri sendiri menjadi daging cincang. Ibu cacing pun menangis, "Mengapa kamu begitu bodoh? Potong begitu hancur bisa mati." Ayah cacing berkata, karena ia ingin bermain sepak bola. Sebenarnya, jika mau bermain sepak bola, harus dipotong menjadi berapa potong? Dua puluh dua? Itu benar-benar menjadi daging cincang, apa boleh buat. Cahaya prajna kita tidak seperti itu, walaupun bisa bertumpuk, namun, ada yang terang, ada yang gelap, ada yang besar, ada yang kecil, banyak. Menurut Buddhadharma, di dalam Sutra Vimalakirti, Dharmasana turun dari angkasa, namun, tempat tinggal Upasaka Vimalakirti sangat miskin, tidak kaya, kamar-Nya sangat kecil, hanya beberapa meter persegi. Ia berbaring di dalam, dewi penabur bunga juga di sana. Namun, Ia bisa membuat ribuan Dharmasana masuk ke dalam kamarnya, setiap Dharmasana, sebenarnya adalah Dharmasana yang sangat besar pun bisa berubah menjadi sangat kecil, walaupun didesak ke dalam kamar-Nya, bahkan kamar pun tidak akan penuh, inilah Buddhadharma. Buddhadharma itu dari satu berubah menjadi banyak, banyak juga bisa berubah menjadi satu, ini barulah Buddhadharma.

Buddhadharma, kadang-kadang demikian, sesosok Yidam bisa berubah menjadi ribuan Yidam, seperti Bodhisattva Manjushri, di langit ada Bodhisattva Manjushri, di bumi ada Bodhisattva Manjushri, enam alam kehidupan ada Bodhisattva Manjushri, dua puluh delapan surga, semua ada Bodhisattva Manjushri. Mengapa? Oleh karena itu, jangan mengira menekuni Sadhana Yidam Cherenzig, orang ini juga menekuni Sadhana Yidam Cherenzig, orang itu juga menekuni Sadhana Yidam Cherenzig, kalian pun melihat Yidam Cherenzig, merasa sangat aneh, Anda telah melihat, saya telah melihat, ia telah melihat, memangnya Cherenzig sangat banyak? Benar, memang benar, Ia bisa dari satu berubah menjadi banyak, banyak juga bisa berubah menjadi satu, ini juga salah satu dalam Sadhana Dzogchen. Ketika Anda melihat cahaya bindu, cahaya bindu Anda ini bisa berubah menjadi banyak cahaya bindu, Anda harus mengubahnya menjadi banyak cahaya bindu, mata sepertinya bertumpuk, seperti melihat bulan, yang Anda lihat adalah satu bulan, ada sebagian orang astigmatisme (mata silinder), yang terlihat adalah dua bulan, ada orang melihat empat bulan, saat mabuk, di langit penuh dengan bulan. Ketika Anda berhasil dalam sadhana, Anda tidak hanya melihat sebuah bulan, saat bulan terbit, seluruh angkasa adalah bulan, inilah saat Anda telah berhasil. Sekian untuk hari ini . 

Om Mani Padme Hum.

sumber : http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=29&csid=47&id=1609

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net