Kamis, 10 September 2015

Buku, Guru yang paling Sabar

Adhyaapanam Brahma yadnya.
Pitri yadnyaastu tarpanam.
Homa daivo bali bhaurto
Narayadnyo'tithi puujanam.
(Manawa Dharmasastra.III.70) 

Maksudnya: Mengajar dan belajar termasuk Brahma Yadnya. Mengaturkan Tarpana adalah Pitra Yadnya. Melakukan Homa Yadnya termasuk Dewa Yadnya. Mengaturkan upacara Bali (Caru) termasuk Bhuta Yadnya. Melayani tamu termasuk Nara Yadnya atau Manusa Yadnya. 


SLOKA Manawa Dharmasastra ini merupakan rumusan Panca Yadnya yang wajib dilakukan oleh setiap kepala keluarga. Dalam sloka sebelumnya dinyatakan, untuk melakukan penebusan dosa atas penyembelihan yang dilakukan di lima tempat penyembelihan maka setiap kepala keluarga diwajibkan melakukan Panca Yadnya. 

Bahkan, dalam sloka 72 pada kitab Manawa Dharmasastra III ini dinyatakan bahwa ia yang tidak melakukan ajaran Panca Yadnya ini pada hakikatnya tidak hidup walaupun bernapas. Melakukan Panca Yadnya dalam pengertian yang sebenarnya tidaklah semata-mata dalam wujud upacara agama saja. Seperti yang disebut Brahma Yadnya. 

Dalam kutipan sloka tersebut di atas belajar dan mengajar itu tergolong Brahma Yadnya. Yang dimaksudkan belajar dan mengajar itu adalah untuk meraih Guna Widya dan Tattwa Adyatmika. Guna Widya itu ilmu untuk memperoleh keterampilan atau profesi tertentu guna mencari nafkah secara wajar untuk memelihara hidup ini. Sementara Tattwa Adyatmika adalah ilmu kerohanian untuk meraih kadar spiritual untuk meningkatkan keluhuran moral dan menguatkan mental yang sama-sama dibutuhkan sebagai bekal mengarungi hidup ini. 

Dalam kegiatan mengajar dan belajar ini sangat dibutuhkan upaya mengembangkan kebiasaan gemar membaca. Tanpa ada dorongan untuk meningkatkan minat membaca, umat akan makin alpa dalam melakukan Brahma Yadnya. Mengembangkan minat baca itu sangat dibutuhkan sarana buku-buku tuntunan. Dewasa ini buku-buku bacaan termasuk buku-buku agama Hindu sudah makin banyak tersedia di toko-toko buku dan juga di berbagai perpustakaan. Kesempatan untuk memperoleh buku dari buku-buku yang ringan-ringan sampai buku-buku sumber yang berat-berat sudah makin tersedia. Cuma yang belum begitu maju, bangkitnya minat baca umat untuk memiliki buku tersebut. Sesungguhnya buku itu sangat penting kita miliki, karena buku itu adalah guru yang paling sabar. 

Buku itu selalu siap untuk mengajar kita kapan dan di mana saja. Baik untuk waktu yang sebentar maupun dalam waktu yang berlama-lama. Sayang sampai saat ini masih belum seimbang antara minat umat untuk membeli buku dibandingkan melakukan upacara yadnya. Untuk melakukan upacara yadnya umat bersedia mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar, bahkan ada yang sangat besar. 

Namun, membeli buku belum dianggap begitu mendesak. Kalaupun ada buku-buku sumbangan pemerintah, umat pun sepertinya kurang berminat untuk membaca. Bahkan, banyak pemuka agama yang tidak begitu rela mengorbankan dananya untuk membeli buku agama. Kalau keadaan ini tidak cepat diantisipasi maka sulit untuk mendapatkan pencerahan kehidupan beragama Hindu yang makin berkualitas. 

Dharma wacana lisan lebih banyak untuk membangkitkan semangat umat dalam beragama. Dharma wacana sifatnya mendengar, bukan pelaksana. Bahkan kadang-kadang dharma wacana itu dianggap sebagai media lawakan. Hal ini tidak akan dapat mempercepat pencerahan kehidupan beragama. Apa lagi intervensi kekuasaan masih sangat kuat masuk dalam kehidupan beragama Hindu, baik terang-terangan maupun terselubung. 

Umat merasa tidak bebas melakukan kehidupan beragama sesuai dengan pilihan dan kemampuannya memahami agama Hindu yang dianutnya. Meski demikian, gerakan-gerakan dalam skala yang masih embrional dan sporadis untuk mendayagunakan agama sebagai sumber pemberi pencerahan hidup makin diminati oleh umat. 

Umat sudah makin berani berbeda pendapat dengan para penguasa dan birokrat yang sering merasa paling benar dan paling pintar dalam bidang agama. Banyak kegiatan beragama Hindu yang dimotori dan dikompori oleh sementara oknum pejabat yang sangat bertentangan dengan norma-norma beragama yang benar dan baik menurut ketentuan kitab sastranya. Hal ini akan makin dapat diatasi kalau semua umat dari semua lapisan sosial mau dengan kesadaran sendiri meningkatkan minat bacanya dengan membeli buku-buku Hindu untuk meningkatkan pencerahan hidup. 

* I Ketut Gobyah 
sumber : www.balipost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net