Minggu, 29 November 2015

Hidup Menuju Ketenangan

Yascaitanprapnuyat sarva.
Anascaitan kevalamstyajet.
Pratanat sarva kamanam.
Parityago visisyate.
(Manawa Dharamasastra.II.95).

Maksudnya: Andaikata semua orang harus mendapatkan benda dan jasa yang memberi kesenangan untuk indrianya, sedangkan yang lain harus mengikisnya maka pengurangan kesenangan adalah lebih baik daripada terus giat mencari kesenangan. 


BELUM lama ini short message services (SMS) yang berisi ajakan untuk menghentikan penyalahgunaan dan kejahatan narkoba, beredar di kalangan masyarakat yang memiliki handphone. SMS tersebut dikirim mengatasnamakan Presiden RI. Ajakan tersebut cukup positif, karena narkoba yang merupakan salah satu hasil pengembangan iptek, justru disalahgunakan. Karena salah dalam penggunaannya, ujung-ujungnya menimbulkan berbagai musibah.

Kemajuan iptek jika tidak diimbangi dengan upaya serius menguatkan jati diri sebagai manusia ciptaan Tuhan akan dapat menimbulkan masalah. Sebagai manusia ciptaan Tuhan seyogianya mengupayakan membangun moral yang luhur, mental yang kuat dan badan yang sehat.

Salah satu masalah hidup modern dewasa ini yakni bergesernya orientasi hidup. Orientasi hidup yang bergeser itu adalah dari hidup mencari ketenangan bergeser menjadi hidup mencari kesenangan indriawi. Hidup ideal adalah yang tenang lahir batin. Perubahan orientasi hidup dari mencari ketenangan menuju kesenangan banyak menimbulkan berbagai kerusakan moral, mental dan kesehatan fisik manusia.

Timbulnya penyalahgunaan dan kejahatan narkoba itu sesungguhnya berawal dari kebiasaan hidup yang lebih menonjolkan berhura-hura secara berlebihan.

Hidup senang dan susah itu bagaikan gunung dan jurang. Semakin tinggi gunung itu maka jurangnya juga semakin dalam. Semakin tinggi kita bersenang-senang mengumbar nafsu semakin dalam duka derita yang menghadangnya.

Demikian juga hidup bersenang-senang yang tidak dikendalikan dengan baik akan dapat menjerumuskan orang sampai pada tahapan kecanduan narkoba. Dari penyalahgunaan narkoba ini muncullah berbagai kejahatan dengan dimensi yang semakin meluas.

Salah satu di antara tujuh dosa sosial yang pernah dikemukakan oleh Mahatma Gandi adalah masalah hidup mencari kesenangan. Gandi menyatakan mencari kesenangan yang tidak dikendalikan berdasarkan kesadaran budhi dapat menimbulkan dosa sosial. Memang mencari kesenangan tentunya merupakan dambaan setiap manusia normal di dunia ini. Namun, carilah kesenangan yang tidak berisiko tinggi membawa pada kedukaan yang dalam. Carilah kesenangan secara wajar dan tidak melaggar norma hidup, terutama norma agama, kesusilaan, kesopanan dan norma hukum.

Bali sebagai daerah tujuan wisata tentunya memiliki berbagai sarana dan fasilitas untuk menyajikan hidup bersenang-senang. Hal itu tentu tidak akan menjadi masalah sepanjang sarana dan fasilitas tersebut diadakan sesuai dengan berbagai ketentuan hukum. Yang lebih penting lagi pengoperasian dari sarana hiburan mencari kesenangan itu benar-benar sesuai dengan normanya.

Demikian juga pengawasan struktural dan sosial budaya wajib terus-menerus dilakukan demi menjaga citra Bali sebagai daerah budaya yang religius. Kalau Bali diubah menjadi tempat yang menyediakan sarana atau fasilitas untuk mengumbar hidup berhura-hura mencari kesenangan, maka cepat atau lambat citra Bali akan berubah dari pulau Dewata menjadi pulau Danawa. Mengubah hal ini dapat dimulai dengan mengubah kebiasaan menjadikan upacara yadnya sebagai media untuk berjudi seperti tajen dan pesta minuman keras seperti tuak, arak, berem dan sejenisnya.

Dalam Sarasamuscaya 257 ada dinyatakan ....haywa masukha-sukha darpawija wijah, haywa aturu, haywa anginum madya... Artinya: janganlah hidup bersenang-senang dengan berfoya-foya, janganlah tidur bermalas-malasan dan janganlah suka minum-minuman keras.

Dalam Sloka Sarasamuscaya ini sudah sangat jelas dinyatakan bahwa hidup bersenang dengan cara berfoya-foya tidak baik. Apalagi, tidak mau kerja keras hanya suka bermalas-malas dan mabuk-mabukan saja. Kondisi demikian akan dapat menyuburkan berkembangnya kejahatan penyalahgunaan narkoba.

Marilah dengan serius menanggapi SMS Presiden RI tersebut. Hal ini sangat patut dilakukan untuk menjaga Bali dari keterpurukan citra. 

* I Ketut Gobyah
sumber : www.balipost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net