Selasa, 24 November 2015

Kesejahteraan yang Adil

Mogham annam vindate apracetah satyam
bravini vadha itsa tasya, naryamanam pusyati
no sakhayam kevalagho bhavati kevaladi.
(Rgveda X.117.6). 

Maksudnya: Sangatlah tidak bijaksana jika tak memanfaatkan makanan yang kita hasilkan dengan sebaik-baiknya. Mereka itu sama saja dengan orang mati. Ia seharusnya membagi-bagikan makanan itu dengan kawan-kawannya secara adil. Ingatlah yang makan sendirian akhirnya akan menanggung dosanya sendirian. 


MEMBANGUN Bali yang ajeg tidak mungkin tanpa membangun kesejahteraan ekonomi yang adil. Konon Bali menghasilkan profit ekonomi yang cukup tinggi, tetapi yang masuk kembali ke Bali sangat sedikit. Bali sesungguhnya sudah amat makmur, tetapi sangat tidak adil. Ketidakadilan atau kesenjangan ekonomi ini bukanlah kesenjangan kultural, tetapi kesenjangan struktural. Artinya, kesenjangan tersebut timbul karena kebijakan para pemimpin. Per tahunnya 12% hotel di Bali dapat meraup 80% wisatawan yang datang ke daerah ini. Namun, hotel yang berhasil meraup wisatawan dengan gemilang itu semuanya milik pemodal dari luar Bali.

Dari satu sudut saja kita sudah melihat ketidakadilan struktural di Bali. Padahal, adanya pariwisata karena aset budaya dan alam Bali yang berhasil dipelihara berabad-abad oleh orang Bali sebagai pendukung utama kebudayaan Bali. Kalau kebijakan struktural itu benar-benar bijaksana tentunya orang Bali sebagai pendukung aset alam dan kebudayaan itulah yang paling mendapatkan perhatian yang pertama untuk dimakmurkan secara adil.

Arah membangun Bali yang ajeg sesungguhnya sudah ada tanda-tanda yang semakin positif menuju keseimbangan. Kebersamaan yang hanya pada kegiatan adat dengan tema agama sudah dapat sedikit diperluas dalam bidang ekonomi seperti adanya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di desa pakraman. Sesungguhnya pertumbuhan LPD di Bali sudah semakin baik membantu kehidupan umat di desa pakraman.

Untuk ke depan gerakan Koperasi Krama Bali dalam membangun Bali yang ajeg hendaknya didukung secara nyata. Arahkan dan wujudkanlah kebersamaan itu lewat Koperasi Krama Bali. Dengan lembaga keuangan itu kita membangun keadilan ekonomi sebagai salah satu syarat menciptakan Bali yang aman dan damai. Karena ketidakadilan ekonomi itulah sebagai salah satu unsur untuk memicu munculnya ketidakamanan.

Nampaknya gerakan Koperasi Krama Bali bisa dijadikan stimulasi untuk membangun kekuatan ekonomi Bali, sehingga krama Bali bisa memiliki saham dalam berbagai usaha bisnis yang besar maupun yang kecil di Bali. Koperasi Krama Bali hendaknya membangun ketetapan hati untuk tidak mudah mundur dalam menghadapi berbagai hambatan. Sebab, gerakan Koperasi Krama Bali ini adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bali dalam membangun kesejahteraan yang adil. Bali yang menghasilkan profit yang berlimpah seharusnya merupakan anugerah untuk membuat Bali menjadi cerah hidup bergairah. Tetapi, tanpa keadilan profit ekonomi Bali yang melimpah itu bisa menjadi musibah yang membuat Bali menjadi semakin gerah tanpa arah.

Hidup yang cerah pun menjadi sulit diwujudkan bahkan bisa berubah menjadi hidup semakin susah. Karena itulah bangunlah sistem ekonomi untuk menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan. Siapkanlah kebijaksanaan yang benar-benar memberikan masyarakat Bali untuk meningkatkan kualitas kesejahteraannya.

* Ketut Gobyah
sumber : www.balipost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net