Rabu, 25 November 2015

Membangun Tradisi Menabung

Ekanamcena dharmarthah
kartavjo bhutimicchata
Ekanamcena kamartha
ekamamcam vivirddhayet. (Sarasamuscaya 262) 

Artinya, penggunaan pendapatan atau arjana itu harus dibagi tiga. Sebagian untuk menyukseskan tujuan mencapai dharma. Sebagian untuk mewujudkan suksesnya tujuan mengembangkan artha dan sebagian untuk menyukseskan tujuan mengendalikan kama atau keinginan. 


DEMIKIAN pula dinyatakan dalam Brahma Purana 228.45. Orang hidup wajib bekerja mendapatkan penghasilan yang benar dan layak. Karena itu dua dari lima cara memperoleh kepuasan hidup di dunia ini (wahya tusti) menurut Wreshaspati Tattwa adalah arjana dan raksana. Arjana artinya memperoleh penghasilan dengan cara yang benar dan layak. Sedangkan raksana artinya mampu menjaga penggunaan penghasilan tersebut secara benar dan wajar.

Dalam Sarasamuscaya 262 dinyatakan tiga pembagian penggunaan arjana tersebut yaitu sadhana rikasiddhaning dharma. Artinya arjana itu sebagai sarana untuk menyukseskan tujuan hidup mencapai dharma. Arjana juga sebagai sarana mengendalikan keinginan (sadhana rikasiddhaning kama). Di samping itu arjana juga sebagai sarana untuk mengembangkan artha (sadhana rikasiddhaning artha).

Uang sebagai salah satu wujud penghasilan (arjana) itu disebut dhana. Uang yang disebut dhana ini masih pure money atau uang yang masih murni, belum terarah.

Kewajiban seorang grhastha adalah mengarahkan uang tersebut pada tiga bagian seperti yang dinyatakan dalam Sarasamuscaya 262. Uang yang sudah terarah secara benar dan tepat barulah disebut artha. Sebab, artha dalam bahasa Sansekerta secara denotatif artinya tujuan. Karena itu, uang sebagai sarana untuk memperlancar tercapainya tujuan juga disebut artha secara konotatif.

Jadi, pendapatan itu jangan dihabiskan untuk kepentingan konsumtif semata. Uang harus dihemat untuk dikembangkan agar memperoleh artha lagi.

Salah satu cara yang paling sederhana untuk mengembangkan pendapatan itu adalah dengan cara menabung. Di Bali cara menabung itu dengan cara menyisihkan pendapat sedikit demi sedikit dengan memasukkan uang di kotak tabungan yang disebut celengan.

Pada zaman modern sekarang ini semangat menabung hendaknya disesuaikan dengan keadaan ekonomi keluarga masing-masing. Menambung bisa dengan cara tradisional melalui celengan, bisa pula dilakukan di bank atau LPD desa pakraman. Dari tradisi menabung ini kita akan dapat melakukan raksana -- menggunakan pendapatan itu secara benar dan wajar. Hidup hemat itu bukan sampai mengabaikan gizi makanan. Makanan bergizi seimbang tidak selalu berarti makanan mewah.

Tradisi menabung akan tumbuh apabila kita menerapkan gaya hidup yang sesuai dengan kenyataan hidup. Gaya hidup yang baik adalah gaya hidup yang mementingkan makna hidup dari pada mengejar status sosial yang salah. Kita baru merasa punya harga diri kalau memiliki fasilitas hidup yang serba mewah dan mahal. Harga diri bukan terletak pada fasilitas, tetapi bagaimana kita menyikapi fasilitas itu dengan benar dan tepat. Misalnya fasilitas kendaraan. Bukan merek atau mewah-tidaknya kendaraan yang menentukan harga diri seseorang. Tetapi tujuan memiliki kendaraan untuk memperlancar aktivitas agar sampai pada tujuan. 

* Ketut Gobyah
sumber : www.balipost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net