Selasa, 15 Desember 2015

Buddha Tertinggi dari Padmakumara adalah Buddha Rahasia Sinar Suci (淨光秘密佛) di dalam Sutra Raja Agung

Intisari Ceramah Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Padmakumara tanggal 22 Juni 2013 di Lei Zang Si Temple (London)

Pertama-tama kita sembah sujud pada guru silsilah, sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, sembah sujud pada Guru Sakya Dezhung, sembah sujud pada Gyalwa Karmapa XVI, sembah sujud pada Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala, sembah sujud pada adinata ceramah hari ini, Padmakumara.

Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, dan para umat se-Dharma, salam sejahtera semua. (Hadirin tepuk tangan)

Saya pernah datang ke Lei Zang Si Temple (London), pernah menyaksikan pertunjukan tarian mereka, tarian mereka sangat bagus.
  
Sebenarnya, Padmakumara itu sangat banyak, berdasarkan Gua Dunhuang, sebenarnya banyak Padmakumara. Berdasarkan penelitian Sdr. Zhang Mingcong, di dalam Gua Dunhuang, nama Padmakumara yang paling tua disebut Grivaprabhakumara (項光童子). Padmakumara yang saya ketahui, dulu, disebut Ratnamanakumara (寶意童子) dan Ratnatarakumara (寶上童子). Sebenarnya mereka adalah Bodhisattva, arti dari kumara adalah Bodhisattva, kedua kumara ini paling tua. Di dalam Tantra Tibet Sekte Kargyupa, sadhana tertinggi adalah Mahamudra, di dalam Mahamudra, Buddha Primitif - Buddha Atarma, disebut juga Tathagata Samantabradharaja. Ia mentransmisikan Sadhana Mahamudra kepada seorang guru sesepuh, yaitu Ratnamanakumara (寶意童子), Ratnamanakumara adalah Padmakumara. Oleh karena itu, guru sesepuh pertama dari Sadhana Mahamudra adalah Bodhisattva Ratna, atau Ratnamanakumara. Itu sebabnya, sadhana Tantra Tibet, ternyata ditransmisikan oleh Padmakumara. (Hadirin tepuk tangan) Tantra Tibet ada Sadhana Mahamudra dari Sekte Kargyupa dan Sadhana 9 Tingkat Dzogchen dari Sekte Nyingmapa, sedangkan guru sesepuh pertama dari Sadhana 9 Tingkat Dzogchen juga Buddha Primitif -- Buddha Atarma, kemudian Ia transmisikan kepada Pancadhyani Buddha, transmisi antar Buddha, transmisi kepada semua Buddha, kemudian dari Buddha ditransmisikan kepada Buddha Sambhogakaya, yaitu Vajrasattva, Vajrasattva berubah menjadi Bodhisattva Vajrapani, Bodhisattva Vajrapani kemudian mentransmisikan ke alam surga, yaitu Pangeran Shengxin dari surga ke-33, Pangeran Shengxin berinkarnasi menjadi guru sesepuh pertama di alam manusia Prahevajra, Prahevajra kemudian mentransmisikan kepada Manjushrimitra (Manjushrimitra pertama).  Manjushrimitra ada Manjushrimitra pertama dan Manjushrimitra kedua, setelah Manjushrimitra pertama parinirvana, berinkarnasi kembali bernama Manjushrimitra kedua. Manjushrimitra kedua terlahir dari dalam teratai. Oleh karena itu, guru sesepuh Sadhana Dzogchen tetap Padmakumara. Manjushrimitra kedua adalah Padmakumara yang menitis di teratai, pada zaman itu, Ia menjelaskan sadhana ini kepada Padmasambhava. Padmasambhava juga menitis di teratai, sehingga dinamakan Padmasambhava, yaitu Bodhisattva yang terlahir dari dalam teratai, Padmasambhava adalah Padmakumara. Manjushrimitra kedua mentransmisikan sadhana kepada-Nya, oleh sebab itu, Padmakumara mentransmisikan kepada Padmakumara, dan murid Manjushrimitra kedua yang lain juga mentransmisikan sadhana kepada-Nya, Ia bernama Shri Simha, juga seorang guru sesepuh. Maka, Padmasambhava memiliki 2 silsilah, satu adalah silsilah guru sesepuh yang sebelumnya, dan silsilah guru sesepuh saat ini, keduanya mentransmisikan sadhana kepada Padmasambhava. Jadi, Manjuhsrimitra juga merupakan Padmakumara, bahkan Padmasambhava juga merupakan bocah titisan teratai. Banyak guru sesepuh Tantra Tibet, sebenarnya adalah Padmakumara. Tiba di Sukhavatiloka Barat, bukan tanah, air, api, dan angin dari fisik kita mencapai kebuddhaan di sana, melatih diri di sana, bukan. Melainkan, setelah Amitabha menuntun kita, setelah kita dituntun ke alam suci, di dalam kuncup teratai, melatih diri dengan tenang, membersihkan semua rintangan karma, setelah teratai mekar, teratai mekar dan menyaksikan Buddha, saat ini, Anda sendiri juga Padmakumara, menitis di teratai. Pada dasarnya adalah Padmakumara! Sehingga, hampir semua Sukhavatiloka Barat adalah Padmakumara, siapa yang bukan Padmakumara? Apa itu Manjushrimitra? Bukankah Ia menitis dari teratai? Termasuk banyak bocah yang menitis dari teratai di Sukhavatiloka Barat.

Pada zaman Raja Sthamavat, Raja Sthamavat bermeditasi di tepi danau, ada dua kuntum teratai mekar, lahirlah dua bocah (kumara), satu adalah Ratnamanakumara, satu lagi adalah Ratnatarakumara, Mereka berdua adalah Padmakumara. Mereka menuntun Raja Sthamavat ke hadapan Buddha Suvarna. Saat itu, ada Buddha menetap di dunia, bernama Buddha Suvarna, Buddha Suvarna mengajarkan Raja Sthamavat Buddhadharma, sedangkan Raja Sthamavat adalah kehidupan lampau dari Buddha Sakyamuni, Buddha Sakyamuni dapat mencapai pencerahan, karena dituntun oleh dua orang bocah bernama Ratnatarakumara dan Ratnamanakumara ke hadapan Buddha Suvarna, Buddha Suvarna mengajarkan Buddhadharma, agar Buddha Sakyamuni kelak dapat mencapai keberhasilan, menjadi Buddha. Oleh karena itu, Padmakumara adalah guru penuntun kehidupan lampau Buddha Sakyamuni. Sdr. Zhang Mingcong kelak akan menerbitkan sebuah buku penyelidikan Padmakumara, setelah buku ini terbit, bacalah, maka kita bisa tahu asal mula Padmakumara. Ketika kita pergi ke Dunhuang, banyak orang ingin melihat Gua 314, di sana ada Padmakumara. Jika Anda bertanya pada orang sana, mereka berkata, "Padmakumara!? Banyak Padmakumara di dalam Gua Dunhuang, semua adalah Padmakumara, setiap gua ada." Saya ingat ada sebuah gua seperti ini, ada Buddha, ada Padmakumara, ada Yaochi Jinmu, saat itu disebut Ratu Barat, ketiganya berjajar, sejajar. Jangan kira posisi Padmakumara sangat rendah, sebenarnya posisi Padmakumara sangat terhormat. Buddha yang tertinggi dari Padmakumara tertulis di dalam Sutra Raja Agung, apa nama Buddha pertama? Buddha Rahasia Sinar Suci, mengapa disebut Buddha Rahasia Sinar Suci? Karena Ia menghasilkan terang yang sangat terang dan bersih, disebut sinar suci. Mengapa disebut Buddha Rahasia? Karena nama-Nya tidak boleh disebut, kelak kalian akan tahu, karena Ia adalah Buddha Rahasia Padmakumara Sinar Suci, yang pertama dari seluruh Buddha, yaitu Buddha Rahasia Sinar Suci. Mengapa rahasia? Karena kelak Mahaguru Lu - lah yang akan mengungkapkan rahasia-Nya, Ia adalah Padmakumara pertama.

Setelah bicara begitu banyak, semua orang terus tepuk tangan, tidak tertawa, saya mau menyampaikan lelucon. Ada seorang istri menjenguk suaminya di penjara "Bagaimana hidupmu di sini? Apakah menderita?" Suami menjawab, "Tidak boleh keluar rumah, tidak boleh minum arak, makanan juga sangat buruk, apa bedanya dengan di rumah." Contoh yang saya berikan di sini juga sama. Padmakumara di alam akasha dan Padmakumara di alam manusia, sebenarnya sama. Bayangkan saja, apa bedanya? Jika kita mengerti Dharma prajna, kita benar-benar memahami Dharma prajna, maka kita akan memahami, semua sama saja. Satu titik berat yang terpenting dari Dharma Prajna: semua adalah sama, tidak ada bedanya, ini adalah Dharma prajna sejati. Mengapa tidak ada perbedaan sama sekali? Hanya memahami hati dan menyaksikan Buddhata baru tahu, tidak ada perbedaan, tidak ada perbandingan. Oleh karena itu, bagaimana pun Padmakumara itu, bagaimana pun Buddha itu, bagaimana pun Buddha primitif itu, bagaimana pun semua Buddha, setelah kita benar-benar memahami hati dan menyaksikan Buddhata, tahu tidak ada perbedaan. Putra bertanya pada ayah, "Ayah! Berapa biaya yang dibutuhkan untuk menikah?" Begitu mendengar, ayah menjawab, "Saya belum hitung, karena ayah masih membayarnya." Berapa biaya yang dibutuhkan untuk menikah? Mari kita pikirkan sejenak, apakah Anda kira biaya yang dikeluarkan pada hari pernikahan saja? Melainkan biaya yang harus dikeluarkan kelak lebih banyak lagi. Setelah beristri, belanja dan gesek kartu kredit, selalu suami yang bayar, itulah harga yang harus dibayar setelah menikah. Sehingga ayahnya menjawab, "Belum dihitung." Maksud dari lelucon ini, saya mau tegaskan pada Anda semua bahwa silsilah Padmakumara, sama sekali tidak ada awal, juga tidak akan ada akhir, karena tidak ada awal dan akhir, semua orang selamanya adalah Padmakumara. Yang tidak percaya ada Padmakumara, mereka tidak dapat terlahir di alam suci Buddhaloka, karena Padmakumara menitis dari teratai di alam suci Buddhaloka, karena tidak percaya ada Padmakumara, mereka tidak akan menitis dari teratai. Saya pernah mengatakan, Sukhavatiloka Barat adalah Padmakumara, jika kita tidak yakin ada Padmakumara, kita tidak dapat terlahir di Sukhavatiloka Barat, cari saja alam suci lain! Lihatlah, Buddha mana yang tidak di atas teratai? Setiap Buddha berdiri di atas teratai.
  
Putra bertanya pada ayah, "Konon zaman kuno, saat menikah baru bisa melihat dengan jelas bagaimana tampang mempelai wanita, apakah benar?" Ayah menjawab, "Tetapi, sekarang bahkan lebih telat lagi, setelah menikah baru dapat melihat tampang asli mempelai wanita." Maksud yang mau saya sampaikan pada Anda semua adalah, kita tidak mampu melhat dengan jelas Padmakumara. Saya ingat saya pertama kali melihat Padmakumara, yang membawa saya pergi, berbisik pada saya, "Itu adalah Padmakumara." Namun, hanya sehampar sinar putih, sama sekali tidak berwujud, tidak terlihat jelas, semua adalah sinar, tidak berbentuk, semuanya sinar. Ia berkata, "Inilah Padmakumara." Oleh karena itu, Padmakumara tidak dapat kita lihat, semua adalah sinar suci yang terang-benderang, sama sekali tidak dapat terlihat wajah-Nya, Ia berkata, "Inilah Padmakumara, kehidupan lampau Anda." Suara itu berkata seperti itu pada saya, hingga hari ini, kesan saya sangat dalam, benar-benar tidak dapat melihat tampang asli-Nya. Ada sepasang suami istri lama menikah namun tidak punya anak, mereka sudah lama memeriksakan diri ke dokter, masih tidak ada kabar baik. Sehingga, mereka sangat panik. Seorang teman dari pihak wanita merekomendasi seorang dokter, tak lama kemudian, ia pun hamil, berita gembira tersebar, si suami senang sekali, berkata pada istri, "Akhirnya kita punya anak, kamu benar-benar hebat!" Begitu mendengar, istrinya menjawab, "Bukan saya yang hebat, dokter yang hebat." Ini tidak berhubungan dengan Padmakumara. Namun, Padmakumara memang hebat. Pernahkah kalian melihat manula berumur 70 tahun menggunakan palang sejajar? Mahaguru umur 70 tahun menggunakan palang sejajar, semua orang melihat saya, "Manula ini sangat hebat." Sebenarnya, saya menggunakan palang sejajar di Seattle, umur 70 tahun, coba saya lihat masih bisa atau tidak? Masih bisa, Padmakumara bisa segalanya. China ada sebuah buku berjudul "Sunüjing", sangat terkenal, ada beberapa orang pernah membacanya, ada beberapa orang tidak pernah membacanya, isi buku ini tentang perihal antara pria dan wanita, dari umur 20 tahun dan berhenti pada umur 60 tahun, umur 70 tahun ditulis titik titik titik, yakni tidak bisa lagi. Sunüjing berisi tentang jawaban atas pertanyaan Kaisar Huang pada Sunü, ia adalah doktor ilmu hubungan intim zaman kuno. Saat itu, Kaisar Huang berumur 50 tahun, tubuhnya sangat lemah, sudah tidak sanggup lagi, Kaisar Huang memiliki 72 orang selir di istananya, sampai umur 50 tahun sudah tidak sanggup lagi. Di dalam Sunüjing menceritakan umur 20 tahun bagaimana, umur 30 tahun bagaimana, umur 40 tahun bagaimana, umur 50 tahun bagaimana, umur 60 tahun bagaimana. Namun, ia tidak menceritakan tentang umur 70 thaun. Umur 70 tahun, Mahaguru masih sanggup atau tidak? Sanggup, apapun sanggup. Umur 80 tahun, saya tidak berani katakan, saya tidak tahu bisa hidup sampai umur 80 tahun atau tidak, pokoknya Padmakumara bisa segalanya.

Ada 3 tahap dalam pernikahan, tahun pertama, si pria bicara, si wanita mendengar; tahun kedua, si wanita bicara, si pria mendengar; tahun ketiga, si pria dan si wanita bicara bersamaan, tetangga mendengar. Tulisan ini sangat nyata. Awalnya, si wanita mendengar si pria, kemudian berubah menjadi si pria mendengar si wanita, terakhir, si pria juga bicara, si wanita juga bicara, berantam keras, tetangga mendengar, sangat nyata. Sadhana Padmakumara, siapapun boleh menekuninya, siapapun bisa berhasil, harus diperdengarkan pada orang di seluruh dunia, ini adalah sadhana yang sejati. Ada seorang wanita berkata pada rekan wanitanya, "Sayalah yang membuat suami saya menjadi jutawan." Rekan wanita berkata, "Bantuanmu terhadap suaminya sungguh sangat besar, dulunya suamimu itu apa? "Dulu ia adalah miliuner." Semakin dibantu semakin jatuh! Ketika Padmakumara sedang disebarluaskan, juga banyak umat aliran kita, semakin bantu semakin jatuh, kita berharap terus menyeberangkan insan luas, jangan membantu menjatuhkan, jangan menghalangi insan, insan mana pun bisa berhasil, jangan menghalangi; dengan kata lain, kita menyeberangkan insan, bukan menghalangi insan. Semua Dharmaduta harus ingat yang satu ini, jangan membantu menjatuhkan Mahaguru, yang membantu menjatuhkan masih ada. Saya ceritakan sebuah lelucon, di sebuah kelas, ada dua orang sedang bertengkar, Si A berkata pada Si B, "Kamu! Kamu ini babi!" Si B berkata, "Kamulah babi!" Guru mendengar di samping, berkata, "Karena sama-sama babi, bukankah lebih baik hidup dengan harmonis?" Kita semua adalah Padmakumara, karena sama-sama Padmakumara, mengapa menghalangi Padmakumara? Mari kita semua hidup dengan harmonis, setiap orang sama, semua adalah Padmakumara. Jangan seperti Padmakumara A memarahi Padmakumara B, Padmakumara B memarahi Padmakumara C, Padmakumara C memarahi Padmakumara D, Padmakumara D memarahi Padmakumara F, jangan diteruskan lagi. Pokoknya, kita jangan menghalangi insan, kita menyeberangkan insan. Ada seorang pria membukakan pintu mobil untuk istrinya, menjelaskan 2 kemungkinan, kemungkinan pertama, istri ini baru; kemungkinan lain, mobil ini baru, dua alasan, benar-benar seperti ini. Sesama Padmakumara saling hidup harmonis, saling menghormati, penting sekali, harus hidup bersama dalam waktu yang panjang, jangan seperti pasangan muda. Saya menceritakan sebuah lelucon, ada sepasang suami istri, mereka sudah lama menikah, bertahun-tahun. Suatu hari istri bertanya pada suaminya, "Dulu, sebelum kita menikah, jika kamu bertemu saya, hatimu akan berdebar ibarat rusa yang asal menyeruduk, sekarang setelah kita menikah bertahun-tahun, apakah hatimu masih berdebar seperti rusa yang asal menyeruduk?" Suami menjawab, "Rusanya sudah mati gara-gara asal menyeruduk." Sebelum menikah beda dengan sesudah menikah.
Namun, Padmakumara itu beda, Padmakumara selamanya Padmakumara, hidup dengan harmonis, saling menghormati, ini barulah Padmakumara sejati. (Hadirin tepuk tangan) Padmakumara yang berhasil dalam melatih diri pasti menghormati semua Padmakumara, bahkan tidak ada awal maupun akhir, tidak boleh Padmakumara A memarahi Padmakumara B; Padmakumara B memarahi Padmakumara C; Padmakumara C memarahi Padmakumara D; Padmakumara D memarahi Padmakumara E. Tidak boleh demikian. Ini juga ada silanya, sila juga tertulis demikian. Besok, saya menyampaikan tentang Sila Kalacakra juga akan dibahas.

Ada sepasang suami istri, suami sedang menonton televisi, menggigit kuaci, tiba-tiba istri berteriak dari dapur, "Sayang! Bolehkah bantu saya perbaiki lampu?" Suami tidak sabaran dan berkata, "Saya bukan tukang listrik." Tak lama kemudian, si istri berteriak lagi, "Suami! Bolehkah bantu saya perbaiki kulkas?" Suami tidak sabaran dan menjawab, "Saya bukan tukang elektronik." Tak lama kemudian, si istri berteriak lagi, "Sayang! Bolehkah bantu saya perbaiki pintu lemari arak?" Suami merasa sangat kesal, dan berkata dengan marah, "Saya bukan tukang kayu." Suami pun keluar dan minum arak membuang kekesalan. Sejam kemudian, si suami merasa agak menyesal, memutuskan pulang untuk memperbaiki benda-benda tersebut, setelah pulang ke rumah, menemukan semua benda sudah diperbaiki. Bertanya pada istri, "Mengapa semua yang harus diperbaiki sudah diperbaiki?" Istri menjawab, "Setelah kamu meninggalkan rumah, saya duduk di depan pintu dengan sedihnya, kebetulan bertemu seorang pemuda tampan lewat, ia tahu kejadian saya, dengan perhatian berkata, "Saya boleh membantumu memperbaiki, tetapi, kamu boleh memilih membuatkan saya sebuah kue atau mencium saya." Begitu suami mendengar, sangat panik dan berkata, "Kalau begitu, kamu buatkan kue apa untuknya?" Istri menjawab, "Saya bukan tukang pembuat kue." Inilah balas dendam, seharusnya tidak boleh.
Sebagai sadhaka, kita harus memiliki hati yang tenang. Seperti yang hari ini dikatakan Gurudhara, di bandara Seattle, tadinya mereka ingin menurunkan dua puluh orang lebih yang ikut upacara, karena oversold, tadinya tiket hanya dijual kepada 200 orang, namun, malah dijual 230 lembar, mereka berharap bisa menurunkan satu grup, sangat mudah, tiket setiap orang masih bisa digunakan, malah setiap orang diberikan 1000 USD lebih, jika bersedia, besok naik pesawat ke sana lagi. Gurudhara berkata, "Tidak bisa, kami harus tiba tepat waktu." Hari pertama harus tiba di sini, tidak boleh hari kedua baru naik pesawat ke sini, hari ini sudah harus datang ke sini. "Sama sekali tidak boleh", Gurudhara berkata pada mereka, setelah saya menghampiri dan mendengarnya, saya berkata, "Tidak apa-apa! Mengorbankan satu vihara bukan masalah besar." Besok, setiap dari kita bahkan bisa untung 1000 USD lebih, naik penerbangan berikutnya juga boleh. Gurudhara sangat panik, "Tidak boleh mengatakan tidak apa-apa." Karena, mereka juga mengerti mandarin, kurang mengerti Bahasa Inggris. Sebenarnya, hati saya sangat tenang, sadhaka mengikuti jodoh, jodoh ini, karena tidak memperkenankan kami tiba hari ini, kami pun telat sehari, ganti waktu baru pergi, apapun boleh, naik penerbangan berikutnya juga boleh, atau mencari penerbangan transit juga boleh, juga bisa transit! Saya pribadi dapat beradaptasi dalam kondisi apapun, bahkan apapun tidak bisa, saya pulang juga tidak apa-apa. Kembali ke Seattle, masih ada seorang perempuan berumur 2 tahun sedang menunggu saya, ia baru berumur 2 tahun, bernama Ping'er. Jika kalian tahu, ia sangat baik dengan saya. Hari ini akan meninggalkan Ling Shen Ching Tze Temple ke London, air matanya berderai membasahi Ling Shen Ching Tze Temple, umur 2 tahun! Saya berkata, "Ping'er, selamat tinggal." Ia berkata, "Tidak mau selamat tinggal." Saya berkata, "Saya hanya pergi 3 hari saja, segera kembali." Hanya pergi 3 hari, ia baru berumur 2 tahun, air matanya langsung berderai, lalu menangis. Lihatlah, cinta Mahaguru begitu sejati, begitu polos, saya bisa menjalin kasih dengan anak perempuan berumur 2 tahun. Saya berkata pada Ping'er, "Saat saya di Taiwan, saya tulis namamu di angin, alhasil hilang ditiup angin; saya tulis namamu Ping'er di permukaan air, terbawa arus air; seharian saya meneriakkan Ping'er, ini tidak boleh! Saya pun tulis Ping'er di atas tiang listrik, alhasil saya ditangkap polisi." Sungguh, baru umur 2 tahun! Ayahnya berkata padanya, "Di dunia ini siapa yang paling mencintaimu?" Ayahnya mengira pasti, "Ayah paling mencintaiku." Alhasil ia menjawab, "Mahaguru." "Di dunia ini, siapa yang paling mencintai Ping'er?" "Mahaguru." Saya bertanya, "Di dunia ini, siapa yang paling Anda cintai?" "Mahaguru." Saya berkata padanya, "Mari kita serius." Ia berkata, "Ya." Ia memperbolehkan saya memeluknya pada umur 3 tahun, kemudian kami masuk ke Ling Shen Ching Tze Temple dan melakukan pemberkatan nikah, saya minta Acarya Lianning atau Acarya Lianwang memberkati pernikahan kami. Acarya Lianwang bahkan mengatakan, "Wajib." Benar-benar loh! Ia sekarang berumur 2 tahun, hampir 3 tahun, masih harus menunggunya 15 tahun, sekarang saya umur 70 tahun, ditambah 15 tahun, 85 tahun. Oleh karena itu, dalam 15 tahun ini, saya harus setiap hari melakukan push up, setiap hari melakukan sit up, setiap hari harus olah raga, masih seorang muscle man, tidak boleh terlalu tua, gigi juga tidak boleh rontok, mata juga tidak boleh buta, telinga juga harus bisa mendengar, berusaha bersadhana. Sungguh! Saat ia berumur 18 tahun, jika masih bersedia menikah dengan saya. Saya berkata pada Ping'er, "Ping'er, kamu harus menjalin hubungan yang baik dengan Gurudhara, saat ia memberikan saya bunga, juga memberikan sekuntum padanya." Jadi, setiap kali ia membawa 2 kuntum bunga, satu diberikan pada Mahaguru, satu diberikan pada Gurudhara, "Ini bagus sekali, kelak kamu menikah, Gurudhara akan masak untukmu, malamnya bisa memberimu minum susu, dan membantumu mengganti popok." Gurudhara berkata, "Sekarang saya menggantikan popok Ping'er, kelak Ping'er menggantikan popok saya."

Saat Ping'er menangis, apakah ada yang melihat? Lihatlah banyak orang melihat. Pasangan kekasih begitu berpisah, meneteskan air mata, 3 hari sangat lama, sehari tidak bertemu, ibarat 3 tahun. Kita sudah 6 tahun tidak bertemu. Padmakumara benar-benar sangat polos, benar-benar sangat sejati, benar-benar sangat murni. Hingga sekarang, Mahaguru masih mempertahankan hati bocah yang murni. Mari kita meresmikan pratima Padmakumara!


sumber : http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=29&csid=47&id=1554

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net