Kamis, 10 Desember 2015

Guru Sesepuh Nyingmapa Longchen Rapchampa Adalah Titisan Bodhisattva Manjushri

Ceramah Kedelapan Sadhana 9 Tingkat Dzogchen oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Kebaktian Bhagawati Cundi tanggal 6 Juli 2013 di Ling Shen Ching Tze Temple

Pertama-tama kita sembah sujud pada guru silsilah Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dharye, sembah sujud pada Triratna Mandala, sembah sujud pada yidam kebaktian Bhagawati Cundi.

Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet, serta tamu agung kita hari ini akuntan TBF Sdri. Teresa, produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Taiwan Sdri. Xu Yaqi, dr. Zhuang Junyao, dokter ahli tidur dr. Zhang Dewei dan ibunda dr. Zhang Dewei, Sdri. Yuan Chunling, pengusaha Singapura Lin Hanxuan, nyonya Lin Xu Lihuan dan putri, pengusaha Singapura Qiu Hanchun dan nyonya. Apa kabar! Apa kabar semua! (Bahasa Kanton) Emkoi! Emkoisai! (Bahasa Kanton: terima kasih)
Malam ini kita menekuni Sadhana Yidam Bhagawati Cundi. Kita sempat menekuni Sadhana Bhagawati Cundni, bahkan juga telah mengumumkan tatacara sadhana. Bhagawati Cundi memiliki 18 tangan, awal dari semua mudra, lebih dulu membentuk mudra Cundi, yakni mudra Dhara Cundi, mudra Bhagawati Cundi ini sangat luar biasa, sehingga disebut mudra Dhara. Dulu, vihara yang dibangun guru saya Acarya Pufang bernama Vihara Zongchi, berlokasi di Shezidao, Taipei, itu tempat ibadah Acarya Pufang. Mahaguru pernah menjadi murid yang bersarana pada Acarya Pufang. Saya pernah mengatakan, saya sangat familiar dengan suaranya, kalimat pertama yang Beliau ajarkan pada saya adalah "Qi Shou Gui Yi Su Xi Di. Jing Li Fo Mu Da Zhun Ti." Ini logat Taiwan. Yidam yang satu ini ada rupa-Nya, mantra-Nya "Om. Zheli. Zhuli. Zhunti. Suoha." Juga ada mudra-Nya. Ada mudra, ada mantra, ada rupa-Nya, melambangkan perbuatan, ucapan, dan pikiran-Nya, tubuh adalah mudra, ucapan adalah mantra, rupa adalah visualisasi, pikiran. Sadhana Tantra itu sendiri dimulai dari kebersihan perbuatan, ucapan, dan pikiran, lebih dulu membersihkan diri sendiri, setelah sebersih yidam; yidam pun menyatu dengan Anda; menyatu adalah kontak yoga. Oleh karena itu, kita sebut Sadhana Guru Yoga, yaitu ada mantra, ada rupa, ada mudra, kita bisa kontak yoga dengan Guru, itulah Sadhana Guru Yoga, ada Sadhana Yidam Yoga. Sebagian besar cara penekunan Tantra adalah berdasarkan kebersihan perbuatan, ucapan, dan pikiran, "perbuatan" adalah mudra, "pikiran" adalah visualisasi, "ucapan" adalah japa mantra, dari sini membuat diri kita semakin lama semakin bersih, rintangan karma sirna. Cara bersadhana demikian, juga merupakan cara dasar Tantra itu sendiri. Mengenai Cundi Bhagawati, kita juga sudah banyak menjelaskan, Bhagawati Cundi juga ada kitab suci, kita semua boleh baca; setelah menerima abhiseka ini boleh menekuni. Bhagawati Cundi masih ada mata ketiga, yaitu mata kebijaksanaan, yang namanya mata kebijaksanaan. Mata ada mata fisik, mata langit, mata kebijaksanaan, mata Dharma, bahkan yang tertinggi, mata Budddha, ada 5 jenis mata, luas tak terhingga, boleh melihat sangat dalam dan jauh.

Mengenai Buddha Sakyamuni dan Padmasambhava, ada seorang umat mengajukan pertanyaan. Dulu saya sempat mengatakan, 8 tahun setelah Sang Buddha parinirvana, Padmasambhava lahir, kemudian diupasampada oleh Y.A. Ananda. Ada umat mengatakan, berdasarkan tabel kronologis Buddha Sakyamuni dan Padmasambhava, selisihnya sangat jauh, namun, mengapa bisa demikian? Mengapa bisa sedekat ini? Padmasambhava dapat membabarkan Dharma 55 tahun di Tibet, bahkan bisa melewati berzaman-zaman, lantas, sebenarnya Padmasambhava hidup berapa tahun? Sekarang menguji Acarya, Acarya, Dharmacarya, sebenarnya Padmasambhava hidup berapa tahun? Yang pernah membaca biografi Padmasambhava, silahkan angkat tangan. Sebenarnya, Padmasambhava hidup berapa tahun? (Beliau tidak parinirvana!) Ia belum parinirvana? Kalau begitu, artinya Beliau masih hidup. Beliau dari Tibet meninggalkan Bhagawati-Nya Yeshe Tsogyal pergi ke Kerajaan Raksasa, Ia total hidup berapa tahun? Sejak Ia lahir membabarkan Dharma hingga ke Kerajaan Raksasa, total berapa tahun? Total hidup 800 tahun. Sebenarnya ada di dalam biografi, bukan mengatakan Ia hidup 800 tahun, juga ada yang mengatakan Ia hidup 1000 tahun, bahkan 1200 tahun. Oleh karena itu, kelahiran Padmasambhava itu sendiri adalah sebuah teka-teki, Ia tidak memiliki orang tua, Ia lahir di atas teratai. Di dalam biografi, banyak mitos yang beredar. Ulang tahun Buddha Sakyamuni, di Asia Tenggara ada perayaan Waisak, di Taiwan tanggal 8 bulan 4. Tanggal 8 bulan 4 beda dengan Waisak, tidak ada yang tahu kapan Buddha Sakyamuni lahir, sebenarnya Buddha Sakyamuni hidup berapa tahun? Juga tidak ada yang tahu. Sebenarnya Padmasambhava hidup berapa tahun, catatan di setiap biografi berbeda-beda. Yang saya katakan adalah biografi yang lain, yang saya ingat adalah biografi yang lain, biografi lainnya masing-masing berbeda-beda.

Padmasambhava adalah guru sesepuh Tantra yang pertama, selanjutnya adalah Bodhisattva Nagarjuna, Bodhisattva Nagarjuna adalah guru sesepuh agung Buddhisme Tantra. Selanjutnya adalah Piwapa! Selanjutnya adalah Naropa, selanjutnya adalah Tsongkhapa, setiap guru sesepuh berjarak 500 tahun. Padmasambhava dan Nagarjuna berjarak 500 tahun, Nagarjuna dan Piwapa berjarak 500 tahun, Piwapa dan Naropa berjarak 500 tahun, dengan demikian sudah 2000 tahun. Naropa dan Tsongkhapa berjarak 500 tahun, sudah 2500 tahun. Kita sering mengatakan Buddha Sakyamuni adalah 2500 tahun yang lalu, Tsongkhapa hingga sekarang sudah lewat berapa tahun? Sekian ratus tahun, angka ini tidak terlalu tepat. Namun, tidak ada orang yang tahu Padmasambhava sebenarnya umur berapa, di pikiran saya, Ia setidaknya berumur 1000 tahun, hidup sangat lama. Begitulah catatan Padmasambhava. Suatu kali Ia pergi ke Sitavana, di Sitavana ada seorang wanita hamil meninggal dunia, Padmasambhava menggunakan mata kebijaksanaan-Nya melihat wanita ini, tahu bahwa ia hamil, bahkan janinnya masih hidup, namun, ia sendiri sudah meninggal dunia. Padmasambhava membelah perutnya, menolong janinnya. Baby ini adalah perempuan, Padmasambhava pun merawatnya, setelah dewasa, memperistrinya. Belakangan, ia juga telah meninggal dunia, Padmasambhava masih hidup. Legenda seperti ini, pada zaman sekarang hampir tidak mungkin. Pertanyaan umat ini adalah: sebenarnya Padmasambhava hidup berapa lama? Mengapa setelah 8 tahun Buddha Sakyamuni mangkat, Padmasambhava pun lahir? Sebenarnya, saya juga kurang tahu, jangankan orang lain, Ia hidup semakin lama semakin tidak jelas. Oleh karena itu, pada zaman Sang Buddha, mereka agak membingungkan soal angka, bahkan saat mengulas Sutra dan berceramah Dharma, tidak boleh membuat catatan. Itu sebabnya, pengumpulan dan penyusunan Sutra yang sebenarnya adalah setelah Sang Buddha parinirvana. Setelah bertahun-tahun kemudian baru diadakan persamuan agung yang pertama yaitu 200 tahun. Setelah Sang Buddha parinirvana, tak disangka, setelah bertahun-tahun kemudian, baru dilakukan persamuan agung yang pertama. Setelah melewati 3, 4, 500 tahun, baru dilakukan persamuan agung, baru memaparkan apa yang disabdakan Buddha Sakyamuni, jika bukan Ananda yang mempunyai daya ingat yang kuat, benar-benar tidak ada yang bisa mengutarakan. Orang lain juga merasa heran, Sutra Buddha dikumpulkan dan disusun seperti itu, sebenarnya akurat atau tidak? Semua orang bertanya-tanya. Namun, Sang Buddha pernah mengatakan, "Jika kita dapat membuktikan berdasarkan 3 corak Dharma, 4 corak Dharma, Sutra Buddha, itulah Buddhadharma. Jika tidak sesuai dengan 3 corak Dharma, 4 corak Dharma, itu bukan Buddhadharma." Yang diragukan oleh umat itu juga benar, antar zaman, kita ada keraguan. Namun, Padmasambhava hidup 1000 tahun, tidak perlu diragukan lagi, apa boleh buat, sejarah tidak dapat menguji kebenarannya. Ada seorang istri bertanya pada suami, "Sayang, mari lihat sebentar, apakah garis tangan saya putus?" Suami menjawab, "Pasti! Apa lagi yang perlu dilihat." Istri bertanya, "Mengapa?" Suami menjawab, "Kalau tidak, bagaimana saya bisa memutuskan hidup saya di tanganmu?" Banyak catatan sejarah, kadang-kadang belum tentu benar, bahkan ada sebagian buku sejarah yang ditulis berdasarkan biografi juga salah. Biasanya, Yinghuashi pada akhirnya bisa berubah menjadi legenda.
  
Hari ini mengulas Sadhana 9 Tingkat Dzogchen, mau tak mau harus menceritakan seorang guru sesepuh, guru sesepuh ini adalah Longchen Rapchampa. Tadinya saya mengira cukup menceritakan Padmasambhava saja, namun, mau tak mau harus menceritakan Longchen Rachampa dan Rigdzin Jigme Lingpa. Mengapa harus menceritakan tentang Rigdzin Jigme Lingpa? Karena Rigdzin Jigme Lingpa adalah inkarnasi dari Raja Trisong Detsen. Oleh karena itu, harus menceritakan tentang Rigdzin Jigme Lingpa. Mengapa harus menceritakan Longchen Rachampa? Karena Ia menggabungkan kunci yang terpenting, dua Nyingthig, yaitu Dharma hati dari hati, Ia lah orang yang menggabungkan Vima Nyingthig dan Khandro Nyingthig. Oleh karena itu, harus diceritakan, keduanya tidak diceritakan, saya merasa tidak patut. Hari ini menceritakan Longchen Rachampa. Ia lahir pada tahun 1308, usianya tidak terlalu panjang, orang ini sangat penting. Mengapa? Karena, Manjushri ada 3 titisan di Tibet, pertama adalah Longchen Rachampa,  kedua adalah Sakya Pandita, yaitu orang yang paling bijak dalam aliran Sakyapa, ketiga adalah Tsongkhapa, ketiganya disebut sebagai 3 titisan Manjushri di Tibet. Oleh karena itu, Longchen Rachampa harus diceritakan. Longchen Rachampa mewakili Nyingmapa, Tsongkhapa mewakili Gelugpa, Sakya Pandita mewakili Sakyapa, mereka adalah 3 guru sesepuh dari aliran Nyingmapa, Gelugpa, dan Sakyapa.

Longchen Rachampa sejak kecil sangat pintar, tidak seperti Mahaguru, sejak kecil sangat bodoh, kebetulan bertolak belakang, orang lain lulus ujian, ranking satu, saya ranking terakhir. Makanya, saat saya bersekolah, tinggal kelas 2 kali, ini sangat memalukan, karena tinggal kelas, baru pindah sekolah dari SMA 2 ke SMA 3. Ada orang bertanya pada saya, "Anda pernah tinggal kelas 2 kali, mengapa Anda SMA bisa juara satu?" Karena, saya boleh dianggap cukup serius belajar, walaupun tinggal kelas, namun, di antara murid-murid yang tinggal kelas, saya adalah murid terbaik. Begitu masuk kelas orang-orang yang tinggal kelas, setiap orang lebih buruk daripada saya! Tiba-tiba, minat saya belajar pun terbit. Saat itu, saya bahkan mengalahkan orang lain, sehingga terpupuk kebiasaan belajar, barulah perlahan-lahan belajar, alhasil lulus SMA. Saat lulus SMA, saya sudah sangat suka belajar. Makanya, selama 6 semester di SMA, saya selalu juara 1. Longchen Rachampa sejak kecil sangat cerdas, sangat pintar di sekolah, ia mahir bahasa apapun, ia pintar teknik apapun, saya pernah menyampaikan tentang panca-vidya, sabda-vidya adalah Ia mengerti banyak bahasa, Bahasa Sansekerta juga mengerti, Bahasa Tibet juga mengerti, Bahasa Han juga mengerti, bahasa apapun mengerti, disebut sabda-vidya; seperti kita orang zaman sekarang, Bahasa Perancis juga mengerti, Bahasa Inggris juga mengerti, Bahasa Spanyol juga mengerti, Bahasa Mandarin juga mengerti, Bahasa Daerah juga mengerti, Bahasa Kanton juga mengerti, inilah sabda-vidya, belajar bahasa. Longchen Rachampa mengerti banyak bahasa. Silpa-sthana-vidya, Ia juga mengerti, seperti sekarang semua instrumen, instrumen yang digunakan untuk siaran langsung internet, tentu saja saat itu Ia tidak mengerti. Maksud saya zaman itu, Ia mengerti semua teknologi. Ia juga mengerti adhyatma-vidya, yakni belajar Buddhisme, Eksoterik, Esoterik. Di Tantra, Ia telah berguru pada 20 orang acarya untuk belajar Buddhadharma, Ia mendapatkan banyak silsilah, ini adalah adhyatma-vidya. Hetu-vidya, sebab akibat dan tumimbal lahir, logika, Ia juga mengerti. Selain itu, cikitsa-vidya, yaitu Anda terkena penyakit apa, saya buka resep untuk Anda, ini Ia juga mengerti. Ia mengerti panca-vidya, oleh karena itu, Ia adalah orang yang sangat bijaksana, orang yang berpengetahuan tinggi. Ia telah berguru pada lebih dari 20 orang Acarya untuk belajar Buddhaharma, daya ingat-Nya sangat kuat, kemampuannya juga sangat baik. Begitu Ia berusia 27 tahun, menggemparkan seluruh Tibet, semua orang mengakui-Nya sebagai orang berbakat, seorang berbakat yang sangat mulia. Saat itu, Ia mendapatkan Nyingthig Sadhana 9 Tingkat Dzogchen silsilah Vimalakirti, acarya bernama Kumaripa. Ia belajar Vima Nyingthig pada Kumaripa, Nyingthig adalah Nyingthig Sadhana 9 Tingkat Dzogchen. Belakangan, Ia mengejar Khandro Nyingthig, Khandro Nyingthig adalah sabda Padmasambhava kepada Yeshe Tsogyal dan Raja Trisong Detsen. Saat itu, Padmasambhava menampakkan diri, memberitahu-Nya di  mana ada guru, bahkan di tempat guru tersebut ada sadhana Tantra silsilah Khandro, kemudian Longhen Rachampa pun berguru pada guru tersebut. Oleh karena itu, ketika berumur 32 tahun, Ia mendapatkan silsilah Khandro Nyingthig dari Guru Vima. Longchen Rachampa bisa menulis artikel, Ia bisa menulis artikel, mengerti Mandarin, Ia pun menggabungkan kedua Nyingthig, semua orang sebut Longchen Nyingthig, ini juga sangat penting. Saat ini, Sadhana 9 Tingkat Dzogchen justru mengulas tentang Longchen Rachampa Nyingthig. Oleh karena itu, mau tak mau harus menceritakan tentang guru sesepuh yang satu ini. Tadinya saya ingin menceritakan Padmasambhava, Raja Trisong Detsen, selanjutnya adalah Mahaguru, cukup begitu saja, tak disangka, mesti menceritakan 2 orang guru sesepuh, alasannya justru di sini. Karena, Ia menggabungkan kedua Nyingthig. Karangan Longchen Rachampa sangat banyak, oleh karena itu, silsilah Sadhana 9 Tingkat Dzogchen dapat terus-menerus diwariskan, itu dikarenakan Longchen Rachampa, hingga sekarang, arus Dharma-Nya terus menmgalir dan tidak pernah putus.

Longchen Rachampa karena meneliti Khandro Nyingthig, mendapatkan kekuatan pemberkatan Padmasambhava dan Yeshe Tsogyal; seperti Mahaguru mengulas Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra, saya mendapatkan pemberkatan dari Tsongkhapa di tengah angkasa. Saat pengulasan hari pertama, Tsongkhapa muncul dari tengah angkasa, yakni wujud Tsongkhapa, di sekeliling-Nya adalah sinar yang sangat halus, semua sinar pindah ke atas kepala saya, dari pori-pori meresep ke dalam tubuh saya, seketika, saya pun baca seluruh Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra, dan dapat memahami. Saat ini, Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra, sebagian besar orang tidak mengerti, karena kata-katanya terlalu dalam. Bahkan, orang yang tidak mengerti Tantra, atau orang yang benar-benar mengerti Tantra hingga di atas abhiseka keempat, baru bisa mengerti Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra, tidak ada orang langsung mengulas Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra. Di dalam dunia orang Tionghua, hanya Mahaguru Lu dapat mengulas Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra. (Hadirin tepuk tangan) Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra yang saya ulas, disiarkan di televisi, yaitu Acarya Lianyue, Beliau juga menyiarkan di CTI, Beliau menyiarkan Sutra Altar Patriak VI dan Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra. Beliau adalah produser Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra. Penyiaran Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra, dan juga beberapa Lama Tibet, yaitu acarya, khusus menyaksikan Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra saya, setelah selesai dibaca, bahkan melayangkan surat, berkata, "Terima kasih pada Anda atas ulasan Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra." Banyak yang tidak mengerti, mereka akhirnya mengerti. Sederhana sekali, ceramah Dharma dari Mahaguru, sangat bernilai, sungguh! Saat hari kasih sayang budaya barat, istri berkata, "Sayang, saya suka parfum Perancis." Begitu tiba hari kasih sayang budaya timur, istri berkata lagi, "Sayang, permata melambangkan keabadian." Saat istri berulang tahun, istri berkata lagi, "Sayang, saya...." Suami buru-buru buka suara, "Sebentar! Sayang, apakah ada barang yang lebih murah yang kamu suka?" Istri berkata, "Ada! Saya paling suka kamu." Barang yang paling murah tak disangka adalah suami. Mahaguru berceramah Dharma, boleh dikatakan paling murah, paling murah hati. Namun, Dharma ini sangat berharga.
  
Sebenarnya, apa kontribusi Longchen Rachampa kepada ajaran Tantra? Kita mesti menceritakan kontribusi-Nya, kontribusi-Nya yang sesungguhnya adalah, pertama, tulisan-Nya dalam aspek Tantra sangat banyak, karena Ia adalah Pandita, yang namanya Pandita adalah Mahakalyana-mitra. Karena Ia adalah pandita, oleh karena itu, karangan-Nya sangat banyak, sangat banyak menulis buku, tersebar sangat luas. Kedua, Ia bahkan langsung membabarkan Dharma, Ia tidak hanya menulis buku, Ia bahkan membabarkan Dharma, mengulas Sutra dan berceramah Dharma di mana-mana, mengulas Sadhana 9 Tingkat Dzogchen. Kemudian, Ia bahkan menggabungkan Vima Nyingthig dan Khandro Nyingthig, menjadi Longchen Nyingthig. Dengan kata lain, Ia menggabungkan benda yang sangat penting. Oleh karena tiu, ini juga sangat mulia, dapat meleburkan dua kunci yang sangat penting, ini semua sangat mulia. Longchen Rachampa mangkat, setelah meninggalkan dunia manusia, Ia bahkan terus memberkati semua insan, ini bahkan lebih mulia lagi; dengan kata lain, setelah Ia mangkat, Ia telah meninggalkan dunia manusia, namun, Ia masih muncul di tengah angkasa memberkati para insan. Saat saya mengulas Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra, Guru Tsongkhapa menampakkan diri memberkati Mahaguru, agar saya dapat terus mengulas Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra hingga selesai. Banyak sadhana Tantra yang rahasia, saya utarakan semua di Sastra Besar Tingkatan Jalan Tantra.

Saat Longchen Rachampa masih di dunia manusia, suatu kali bertemu peristiwa yang sangat berbahaya, pejabat pemerintah saat itu memerintahkan prajurit menangkap-Nya, Ia pun kabur, sebenarnya Ia tidak bisa kabur. Ia menunggang kuda sendirian, Ia mana mungkin bisa kabur? Karena prajurit yang mengejar-Nya sangat banyak. Padmasambhava muncul dan berkata pada-Nya, "Anda tempuh jalan yang paling jauh, ke arah pinggiran, keliling satu lingkaran kemudian putar kembali." Dengan kata lain, awalnya jalan ini lurus, di belakang ada prajurit, dijamin pasti akan tertangkap. Padmasambhava menampakkan diri dan berkata pada-Nya, langsung menempuh jalan jauh, keliling satu putaran, jangan menempuh jalan itu, karena jalan itu ada prajurit. Begitu prajurit mendekat, hampir berhasil menangkap Longchen Rachampa, di tengah angkasa tak disangka menurunkan awan dan kabut hitam, menahan prajurit, prajurit tidak berani masuk, karena tidak mampu melihat jalan. Setelah ia berhasil kabur di jalan kecil, awan hitam baru buyar. Begitu awan hitam buyar, prajurit terus mengejar. Tak berhasil mengejar Longchen Rachampa, entah ke mana Ia pergi. Sebenarnya, Ia keliling satu lingkaran, kemudian putar kembali, Ia pun kabur ke Bhutan. Longchen Rachampa pernah tinggal di Bhutan. Di Bhutan, Ia juga telah bangun sebuah vihara, kemudian Ia kembali lagi ke Tibet. Ia memiliki kisah demikian, ini saya tahu, kalian belum tentu tahu sejelas itu, di pikiran saya ada kejadian demikian.

Ia juga pernah bersadhana di Sitavana, Nyingmapa saat itu, dan Hayagriva, Garuda, dan Padma Guru angkara murka, selain itu di sini, masih ada 8 Maha-Heruka (8 Maha Vajra Vidyaraja), Sadhana 9 Tingkat Dzogchen Nyingmapa ada metode penekunan 8 Maha-Heruka, Hayagriva, Garuda, Padma Guru angkara murka ada di sini. Sadhaka pria pada umumnya, boleh menekuni Sadhana Heruka, yaitu Sadhana Vajra, Heruka adalah Sadhana 9 Maha-vajra. Sadhaka wanita, boleh menemuni Sadhana Bhagawati Mahasukha. Siapa Bhagawati Mahasukha? Yaitu Bhagawati Padmasambhava bernama Yeshe Tsogyal. Boleh menekuni Yeshe Tsogyal, juga boleh menekuni Simhamukha Dakini, dijadikan yidam sadhaka wanita. Jika mau menekuni Sadhana 9 Tingkat Dzogchen, maka Anda mesti memilih salah satu dari dua, Simhamukha Dakini atau Mahasukha Dakini. Ini ditekuni sadhaka wanita. Sadhaka pria boleh menekuni 8 Mahaheruka. Jangan kira Heruka sangat jelek, Heruka adalah Dewa Vajra, sebenarnya hati-Nya sangat welas asih, sangat baik. Walaupun, wajah-Nya sangat galak, namun, lebih baik daripada manusia zaman sekarang. Manusia zaman sekarang berwajah baik, berhati jahat, wajah sangat baik, hati sangat jahat, "bermulut Buddha berhati ular"! Orang Kanton suka mengatakan "bermulut Buddha berhati ular", artinya wajah sangat baik, hati tidak baik. Sebenarnya, wajah Heruka sangat galak, namun, hati sangat welas asih. Oleh karena itu, saat kita sebagai sadhaka melihat Heruka yang sangat galak muncul, tidak perlu menghindar. Karena Ia sendiri sangat baik hati.

Ada sebuah lelucon, ada seorang wanita buruk rupa bertamu di rumah teman, putra teman yang berumur belasan tahun menatapnya dan berkata, "Tante ini jelek sekali." Wanita buruk rupa ini sangat kesal mendengarnya, siap-siap beraksi. Temannya buru-buru meminta anaknya mengaku salah, putranya langsung berkata pada wanita buruk rupa itu, "Tante, sebenarnya Anda masih sangat cantik." Wanita buruk rupa ini senang sekali mendengarnya, siap-siap merendah. Teman ini malah menghardik putranya dengan keras, "Saya menyuruhmu mengaku salah, bukan menyuruhmu berbohong." Manusia hanya melihat penampilan, kadang-kadang begitu. Sebenarnya banyak hal itu penampilan. Di dalam novel Jinyong "Heaven Sword and Dragon Sabre", ibu Zhang Wuji berkata pada Zhang Wuji, "Wanita semakin cantik semakin pintar berbohong, kamu harus ingat kata-kata ini." Namun, sadhaka Tantra tidak boleh mengecam wanita. Namun, tidak boleh bicara seperti itu. Karena dari wajah manusia tidak bisa diketahui isi hatinya, belum tentu orang yang berwajah cantik, hati tidak baik; juga belum tentu orang yang berwajah jelek, hati tidak baik. Sebenarnya, tidak patut seperti ini. Oleh karena itu, semua harus diamati dengan mata kebijaksanaan kita, amati dengan kebijaksanaan kita sendiri, kita baru dapat memahami segalanya. Dulu, saya mengenal seorang wanita buruk rupa, saya menjulukinya kakak, ia adalah pegawai. Ia sangat gemuk, namun, hatinya sangat baik, saya mengakuinya sebagai kakak. Saya banyak mendapatkan bantuannya, saya perlu apa, ia selalu bantu saya, ia suka sekali bantu orang, sangat terkenal di sekolah. Semua orang melihatnya sangat buruk rupa, namun, ia selalu bantu orang. Oleh karena itu, tidak boleh sembarangan menilai seseorang.
  
Longchen Rachampa sendiri mencapai keberhasilan agung karena kecerdasan-Nya sendiri, kecerdasan dan orientasi yang benar, Ia baru dapat mencapai keberhasilan agung. Ia memiliki kebijaksanaan agung, Ia dapat meleburkan semua Dharma Tantra, dimasukkan ke dalam Sadhana 9 Tingkat Dzogchen, kemudian mewariskan Sadhana 9 Tingkat Dzogchen yang sangat berharga. Sepanjang hidup-Nya, juga menemui banyak kesulitan, juga banyak kecaman mengikuti-Nya, bahkan ada prajurit pemerintah mau menangkap-Nya. Saat itu, untung langit menurunkan awan hitam menghalangi prajurit, ini sangat luar biasa, sangat langka. Mahaguru sendiri juga menemui bencana besar, juga banyak peristiwa legendaris, kalian lihat saja, saat Mahaguru mengulas Sutra Altar Patriak VI, di tengah angkasa muncul 6 buah jejak kaki berwarna hitam, saat itu, di Taiwan Lei Tsang Temple, saya kembali untuk mengulas Sutra Altar Patriak VI, ada orang memotretnya, Sdri. Xu Yaqi memotretnya, sempat disiarkan di Gei Ni Dian Shang Xin Deng, di tengah angkasa ada 6 jejak kaki berwarna hitam, yaitu enam buah kaki, saya mau mengulas Sutra Altar Patriak VI, di tengah angkasa muncul ini. (Hadirin tepuk tangan) Seperti upacara musim gugur kali ini, mau mengulas tentang Pindola, di tengah angkasa muncul alis panjang. Benar tidak? Kalian semua melihatnya. Saya melukis, saya jarang melukis elang, suatu hari, saya melukis elang dua kali, saat melukis elang yang kedua kali, semua umat melihat ke langit, di tengah angkasa muncul seekor elang. Sepertinya di internet juga ada. Benar tidak? Hari itu, saya kebetulan melukis elang, kebetulan sekali. Selain itu, suatu kali, saya melukis Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, di belakang Ling Shen Ching Tze adalah sinar merah. Ada tidak? (Ada!) Selesai melukis, malamnya, di belakang Seattle Ling Shen Ching Tze Temple adalah warna merah. Itu disebut apa? Itu disebut yoga. Setiap kali, selesai saya melukis, muncullah benda di dalam lukisan. Seperti hari itu selesai melukis Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, di tengah angkasa muncul sinar merah, semacam sinar pelangi senja, sangat indah. Banyak kejadian yang sangat kebetulan. Contohnya saya melukis, suatu kali, saya melukis seorang wanita cantik, malamnya benar-benar muncul seorang wanita cantik yang tidak pernah ditemui, sama persis dengan wanita cantik yang saya lukis. Bahkan, saya melukis rambutnya berwarna emas, rambut wanita cantik itu berwarna emas. Saya mengeluarkan lukisan, dicocokkan dengan wanita cantik tersebut, benar-benar mirip sekali. Saya melukis seorang wanita cantik, keluarlah seorang wanita cantik, lain kali, saya mau melukis beberapa wanita cantik. Peristiwa kontak batin semacam ini, banyak sekali, sangat menakjubkan. Oleh karena itu, Buddha Bodhisattva benar-benar sangat jitu, tahu apa yang sedang saya lakukan, membuat saya kontak batin banyak hal, sangat aneh. Misalnya, Ia berkata pada saya, "Besok Anda harus mempersiapkan 3 lembar fu." Saya bertanya, "Fu apa?" Ia menjawab, "Fu Shang'an, orang yang pertama mencari Anda, meminta 3 lembar fu ini, ia pun akan sembuh." Alhasil, sungguh! Hari itu, orang yang pertama bertemu saya, ia menceritakan penyakitnya, butuh fu apa, saya berkata, "Kebetulan." Saya keluarkan dan berikan padanya, "Justru 3 lembar fu ini, Buddha Bodhisattva telah berpesan 3 lembar fu ini harus diberikan pada Anda." Justru sangat kebetulan.

Apakah Lama Lianyan di sini? Ia sudah pulang. Juga peristiwa yang sangat kebetulan, Ia mendengarkan saya berceramah Dharma di New York Diamond Temple, Ia melihat mata saya ada sesuatu, ia pun memberikan saya tisu, berkata, "Mahaguru, sekalah mata Anda." Saya pun menyeka mata saya. Tadinya, saya mau buang, Lianyan kebetulan di samping, ia pun memasukkan tisu saya ke sakunya, ia mengatakan nanti akan dibuang, ia pun taruh. Kemudian, ia terbang kembali ke Panama. Ia bertemu seorang siswi, berlutut dan bercerita pada Lama Lianyan, matanya buta, karena terkena asap kebakaran, sehingga mata pun buta. Sudahlah! Lama Lianyan berkata, "Saya seorang bhiksuni, bagaimana menolong Anda?" Ia teringat, "Di dalam saku saya ada tisu yang Mahaguru gunakan untuk menyeka mata." Ia pun berikan tisu kepada siswi buta ini untuk menyeka mata. Namun, Lianyan, Lianxi, apakah ada? Pernahkah kalian mendengarnya? Benarkah kalian dari Chang Hong Leizang Si, Panama? Tahukah kalian kejadian ini? Tahu! Lama Lianyan memberikannya untuk menyeka mata, keesokan harinya, kedua matanya terbuka dan bisa melihat. (Hadirin tepuk tangan) Benar-benar ada kejadian yang begitu menakjubkan. Namun, jika sekarang Anda memberikan saya tisu untuk menyeka benda di mata, kemudian bawa pulang dan berikan para seseorang untuk menyeka mata, tidak manjur lagi, semacam kebetulan yang sangat menakjubkan, kemanjuran ini muncul baru berhasil. Kita jangan melihat semua Buddha Bodhisattva, ada yang berdiri, ada yang duduk, tidak bergerak di sini, yang benar-benar memiliki mata kebijaksanaan, orang yang memiliki mata langit melihat, setiap Buddha Bodhisattva itu terbang ke sana ke mari, bergerak-gerak.

Saya sedang menulis artikel, Anda kira Mahaguru menulis artikel sangat mudah? Menulis artikel sebenarnya harus mengandalkan ilham, mau menulis seperti apa, semua harus mengandalkan ilham, malamnya tidur, Ia pun turun, di dalam pikiran saya menaruh sebuah artikel dan diperlihatkan pada saya, "Besok, Anda menulis artikel ini." Keesokan harinya saya bangun tidur, saya sudah ingat, saya secepatnya mencatat titik beratnya, supaya tidak lupa. Kemudian, baru sarapan pagi, sehabis sarapan pagi, saya menulis artikel lagi, artikel ini pun bisa ditulis. Setiap kali menulis artikel selalu begitu. Ketika pikiran saya kosong, tidak ada artikel, tidak ada ilham, Ia sering memperlihatkan saya sebuah artikel, begitulah saya menulis artikel. Oleh karena itu, Mahaguru juga menjiplak ilham yang diberikan Buddha Bodhisattva pada saya.
  
Hidup ini ibarat mimpi, sungguh! Ilusi mimpi, reinkarnasi, tumimbal lahir, berubah satu kemudian demi satu kehidupan. Dipikir-pikir, sungguh, sejak Raja Trison Detsen bereinkarnasi menjadi Rigdzin Jigme Lingpa, kemudian bereinkarnasi menjadi Mahaguru Lu, sedangkan Raja Trison Detsen adalah Bodhisattva Manjushri, Bodhisattva Manjushri dan Amitabha, sinkron; Amitabha, Manjushri, Yamantaka, sinkron; berputar-putar seperti ini, benar-benar seperti mimpi. Apa yang harus kita lakukan di dalam dunia ilusi mimpi ini? Kita harus ingat, harus melatih diri sungguh-sungguh. Hidup sehari, harus bahagia sehari; hidup sehari, harus bersadhana sehari; hidup sehari, harus bersyukur sehari. Harus bersyukur! Mengapa? Karena di dalam hati orang yang belajar Buddha tidak boleh ada kebencian, ada rintangan karma. Oleh karena itu, segala sesuatu harus bersyukur, segalanya harus bersadhana, segalanya harus bahagia. Kita jangan dijerat, saat kita hidup, jangan dijerat oleh kerisauan. Hidup sehari, bahagia sehari; hidup sehari, bersyukur sehari; hidup sehari, melatih diri sehari. 

Om Mani Padme Hum.

sumber : http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=29&csid=47&id=1551

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net