Jumat, 23 Januari 2009

Resensi Buku: Hindu Agama Terbesar di Dunia


Hindu Agama Terbesar di Dunia (Hinduism, the Greatest Religion in the World) XV + 191 hal
Oleh :
Stephen Knapp Yadnavalkya Dasa
David Frawley
Satguru Sivaya Subramuniyaswami
Klaus K. Klostermaier

Editor : Ngakan Made Madrasuta
Diterbitkan oleh : Media Hindu

Agama Hindu adalah Peradaban Satu Milyar Dollar

Ada Banyak budaya dan agama di dunia ini, semuanya bisa saja menawarkan aturan moralistik elementer namun bukan pengetahuan spiritual yang lebih tinggi. Namun Weda, mengantar lebih jauh ke dalam level pemahaman spiritual yang lebih maju. Jadi, ini seperti philosofi satu miliar dollar yang karena kedalaman kesadaran dan wawasannya, telah menggabungkan semua pertanyaan berharga sepuluh dolar ini.


Buku Yang Membuat Merinding

Saya mengucapkan terima kasih atas kiriman buku “Hindu Agama Terbesar di Dunia”, yang dikirim oleh Bapak I Putu Suarsana, bagian sirkulasi Media Hindu, Jakarta. Demikian pula kepadaBapak-Bapak lain yang turut berinisiatif mengirimkan buku yang sangat berharga itu, saya ucapkan terima kasih.
Seperti kebiasaan kutu buku langsung dilahap. Baru pada Bab “Pengantar” oleh Bapak Ngakan Made Madrasuta dihalaman xi saya sudah merinding karena disitu dijelaskan kenapa Hindu disebut sebagai agama terbesar di dunia. Kalau boleh saya resume-kan (terutama bagi rekan-rekan yang belum sempat memiliki buku ini), maka jawabannya adalah :
1. Agama Hindu melayani keperluan spiritual setiap manusia karena aspek-aspeknya sangat luas dan dalam.
2. Agama Hindu memiliki kasih yang tulus, toleransi dan apresiasi yang murni terhadap agama-agama yang lain
3. Agama Hindu tidak dogmatis dan terbuka untuk diuji kebenarannya tentang unsur-unsur srada (keyakinan)yang dimilikinya.
4. Agama Hindu percaya pada sebuah dunia yang adil karena setiap manusia dibimbing oleh hukum karma menuju kepada kesucian roh yang pada gilirannya akan bersatu dengan Tuhan (Moksa).
5. Agama Hindu memiliki gudang ilmu pengetahuan yang tidak habis digali oleh manusia guna meningkatkan kwalitas kehidupannya.

Kelima butir jawaban itulah yang patut kita sampaikan kepada diri kita sendiri, maupun kepada orang lain dalam “memperkenalkan” Hindu. Kelima butir jawaban itu pula dapat digunakan untuk memacu diri kita masing-masing dalam upaya mendalami Hindu.

Selanjutnya di halaman xiii : Agama Hindu sedang berkembang menjadi agama universal yang sesungguhnya dan menjadi rumah bagi semua religiusitas yang murni. Penyebaran agama Hindu terutama tidaklah melalui para “guru” tetapi melalui para intelektual dan penulis. Kalimat ini perlu direnungkan dalam-dalam, dan saya kemudian mempunyai beberapa kesimpulan:

1. Mereka yang masuk menjadi pemeluk Hindu, dan mereka yang bertahan dalam Hindu adalah pemikir yang rasional dan moderat; maka sebaliknya mereka yang berpindah agama atau tidak mempertahan-kan Hindu adalah orang yang tersesat menuju kemunduran spiritual.

2. Untuk menjadi “universal” haruslah ditempuh upaya-upaya meningkatkan kwalitas beragama, mendalami filsafat Hindu dan tidak terbelenggu pada ritual yang bertele-tele serta membuang jauh-jauh pola pikir dan prilaku yang “meracuni” Hindu, misalnya feodalisme dan fanatisme tradisi-tradisi beragama yang menyimpang dari Veda.

Sejak saya memimpin PHDI Buleleng banyak sekali orang-orang asing yang minta di-suddi wadhani-kan menjadi Hindu. Mulai tahun 2000 rata-rata setahun ada 50 orang, kebanyakan dari negara-negara Eropa : Belanda, Belgia, Norwegia, Denmark, dan Rusia. Belum ada dari Inggris, Perancis, Italia, Spanyol, Portugis, dll. Dari Asia baru ada orang Jepang, itupun karena perkawinan dengan orang Hindu (Bali). Yang terbanyak dan serius belajar Agama Hindu adalah orang Belanda, Belgia dan Denmark.
Beberapa orang yang upacara suddi wadhani-nya saya tangani langsung menyatakan bahwa mereka masuk Hindu mula-mula karena membaca artikel-artikel dan buku-buku Hindu, kemudian tertarik pada falsafah Hindu, belajar Yoga, Meditasi, akhirnya merasa damai dan tentram menjadi Hindu. Lalu pertanyaan saya selanjutnya, kenapa memilih Bali sebagai tempat tinggal dan melakukan upacara suddi wadhani ? Jawaban mereka : Bali mempunyai getaran fibrasi kesucian yang tinggi. Nah itu “laporan” saya untuk dikaji oleh rekan-rekan.

Akhirnya saya mengucapkan terima kasih dan salut atas upaya-upaya Bapak Ngakan Made Madrasuta dalam mencerdaskan kita melalui tulisan-tulisan/terjemahan buku-buku yang beliau susun. Semoga Hyang Widhi Asung Wara Kertha Nugraha.

(Ida Pandita Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi).
sumber: http://www16.brinkster.com/okanila/mediaFull.asp?ID=816&cat=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net