Jumat, 23 Januari 2009

Resensi Buku: Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa Dan Timbulnya Negara-negara Islam Di Nusantara

Judul Buku : Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa Dan Timbulnya Negara-negara Ialam Di Nusantara

Pengarang : Slamet Muljana

Tahun Terbit : 2005

Tempat Terbit : Yogyakarta

Penerbit : LKiS

MASA DATANGNYA ISLAM KE NUSANTARA

Kehancuran Majapahit masih menjadi misterius bagi para sejarawan. Latar belakang dan motif di balik kehancuran Majapahit sebagai sebuah peradaban Hindu-Jawa bukan saja sebagai ikon dari puncak kemajuan peradaban Hindu-Jawa, namun sebagai proses pergulatan politik saat Islamisasi awal masuk ke Indonesia. Pada masa itu sumber-sumber sejarah sangatlah sulit didapatkan, sehingga ada yang menyebut masa itu sebagai “masa kegelapan”.

Walaupun masa itu sebagai masa ”gelap”, tetapi sumber-sumber sejarah yang berupa karya sastra memuat peristiwa tersebut. Karya-karya sastra ini sering disebut sebagai “dokumen sejarah tidak resmi”, karena didalmanya banyak memuat mitos, peristiwa factual dan fiktif. “Dokumen-dokumen sejarah tak resmi” dapat dilihat dalam sumber penulisan buku ini, seperti Babad Tanah Jawi, Serat kanda, dan sejumlah arsip dari Klenteng Sam Po Kong di Semarang dan Klenteng Talang. Dengan penggunaan sumber ini tak pelak lagi menghasilkan pembacaan dari perspektif “lain”, yang berbeda dengan mengandalkan literatur-literatur resmi. Keuntungan yang didapatkan dengan pengunaan literatur ini ialah disuguhinya versi sejarah “tak resmi”, tapi juga kisah, cerita, dongengan, dan fak Yang pertama harus dimengerti oleh pembaca adalah penggunaan kata brawijaya. Kata Brawijaya itu merupakan kepanjangan dari Wijaya. Sebutan bhra/bhre sama dengan sebutan sri , artinya ”sinar”. Nama Brawijaya sangatlah popular dikalangan masyarakat. Sehingga terjadi kerancuan, dimana belum dapat mengindentifikasikan siapa saja raja Majapahit yang menggunakan gelar brawijaya. Sehingga perlu adanya catatan ringkas sejarah tentang raja Majapahit dari mulai berdirinya kerajaan ini hingga menjelang runtuhnya kerajaan ini.

Dalam penulisan sebuah karya msejarah perlu adanya sumber-sumber sejarah sebagai bahan acuan. Sumber sejarah itu bisa berupa hardfact, maupun softfact. Tetapi sumber sejarah yang bagus adalah sumber yang memiliki kekuatan atau hardfact. Disini sangatlah jarang sekali penulis sejarah menggunakan sebuah babad. Babad yang digunakan berupa Babad Tanah Jawi, Serat Kanda, berita dari klenteng Sam Po Kong di Semarang, ringkasan preambule Prasaran, berita Tionghoa dari Klenteng Talang, dan sumber berita dari Portugis.

Memang dari sumber-sumber itu banyak sekali perbedaan antara nama tokoh, dan peristiwa. Tetapi di lain sisi adanya kesinambungan antara sumber-sumber yang digunakan. Seperti contoh dalam Babad tanah Jawi dan Serat kanda disebutkan bahwa raden patah bersala dari putri Cina. Masuknya Islam menurut kedua sumber itu ialah Islam dating ketika diberikan Brawijaya memberikan tanah kepada Sultan Ampel untuk mendirikn apesantren, dan pemberian tanah kepada Raden Patah di Demak, yang kemudian Demak inilah sebagai kerajaan Islam.

Anakronisme sejarah juga terlihat ketika membandingkan antara Babad Tanah jawi dengan serat kanda. Babad Tanah Jawi menyebutkan bahwa raja terakhir adalah Brawijaya, sedangkan Serat kanda menyebutkan raja saat itu adalah Angakawijaya. Kemudian dalam serat kanda juga disebut adanya nama Brawijaya. Nah, disinilah kebingungan terjadi, bagaiman kedudukan brawijaya dalam pemerintahan Majaphit, apa hubungan antar brawijaya dengan angakawijaya, Padahal terjadi peristiwa sama yang disebutkan oleh kedua sumber itu, yaitu pemberian tanah Demak oleh Brawijaya ke Raden Patah.

Berbeda dengan Ringkasan Preambule Prasaran, yang menyatakan Islam dating dari daratan Tiongkok. Armada Tiongkok dari dinasti Ming di bawah laksamana Sam Po Bo menguasai perairan dan pantai Nan Yang (Asia tenggara). Armada Tiongkok dari dinasti Ming merebut Kukang (Palembang), karena di kawasan itu banyak sekali perampok, kemudian para perampok itu dihancurkan. Lalu di Kukang didirikan sebuah komunitas masyarakat Tionghoa muslim beraliran Hanafi yang pertama di kepulauan Indonesia pada 1407.

Sedangkan untuk berita Tionghoa dari Klenteng Talang, menyebutkan Islam juga berasal dari Cina. Islam disebarkan oleh Laksamana Haji Kung Wu Ping, keturunan dari Kung Hu Cu (=konfusius), yang mendirikan menara mercusuar di gunung Jati. Di dekat situ didirikan masyarakat Cina beraliran Hanafi di Sembung, Sarindil dan Talang. Peristiwa kedatangan Laksamana Haji Kung Wu Ping terjadi pada1415.

Selain sumber sejarah datang dari cina dan sumber sejarah yang ditulias oleh orang Indonesia sendiri, namun juga ada Sumber yang dating dari bangsa barat, yaitu sumber berita dari Portogis. Saat Malaka jatuh ke Portugis pada 1511. Pada saat itu runtuhnya kerajaan Majapahit masih segar bugar, karena peristiwa itu belum lama terjadi. Pembentukan negar Islam Demak sedang dalam pelaksanaannya. Catatan dari portogis ini ditulis oleh Tome Pires seorang ahli obet-obatan dari kebangsaan portugis yang lahir pada tahun 1468. pada tahun 1511, ia berlayar ke Jawa dan bertugas sebagai pengawas dan wakil dagang Portugis di Jawa. Ia mengumpulkan segala pengetahuan yang terdapat selama perjalanannnya, yang kemudian ia tulis di buku berjudul “Suma Oriental”.

Adanya berbagai macam sumber ini perlu diadakannya identifikasi tokoh dan jalannya sejarah. Sumber sejarah yang digunakan dalam buku ini lebih menekannkan pada sumber dari Cina atau sumber dari klenteng Sam Po Kong dan Talang, maka perlu ditelusuri emigrasi orang-orang Tionghoa. Sumber berita drai Cina menyatakan bahwa Fa-Hien adalah pendetaTionghoa yang pertama kali mengunjungi pulau jawa dalam perjalannya menuju India. Perjalannan Fa-Hien berlangsung sekitar 399 sampai 414. Kemudian ada lagi orang-orang tionghoa lagi yanmg dating ke Indonesia, berurutan seperti Pendeta Hiuen-thsang, Pendeta I-Tsing ketika Indonesia memasuki zaman Hindu-Budha.

Untuk masa masuknya Islam, pada abad ke-15 masa pemerintahan kaisar Yung-lo dari dinasti Ming, memerintahkan laksamana Cheng Ho dalam kunjungannya ke Negara-negara di Asia tenggara. Pada tahun 1407, setelah kota Palembang dibebaskandari para perampok, Cheng Ho membentuk masyarakat Islam pertama di Indonesia. Dalam tahun berikutnya, Cheng Ho membangun komunitas lagi di Sambas. Cheng Ho mulai ekspedisiny apada 1405, ia singgah di Bandar Samudra pasai. Cheng Ho datang disambut oleh sultan Zainal Abidin Bahian Syah, untuk mengadakan hubungan dagang dan politik.

Dalam babad tanah jawi akan berbeda dalam penjelasannya tentang masuknya Islam ke Indonesia. Dalam babad ini akan menemui nama Ni gede Manila, istri Raden Rahmat atau sunan Ampel. Ni Gede Manila adalAh anak dari putri kapten Cina Gan Eng Yu, yang berkedudukan di tuban. Sedangkan Raden Rahmat alias Sunan Ampel adalh pendatang dari Yunan yang bernam asli Bong Swi Hoo. Karena dalam sebelum abad-19 belum ada orang-orang Cina yang dating langsung dari Cina ke jawa, tetapi yang datang adalah “putri Cina”, istilah itu digunakan untuk menyebut “wanita Tionghoa peranakan” yang lahir dari laki-laki Tionghoa dan wanita pribumi.

Dalam hal ini kedudukan Sunan Ampel sebagai orang yang mendirikan pesantren pertama dan berpengaruh di jawa, pertama kali adalah mendidik masyarakat tionghoa. Namun, semenjak masyarakat Tionghoa Islam rontok dan Sunan Ampel muali membentuk masyarakat Islam Jawa. Dalam kasus ini dapat dilihat pergeseran melalui nama Sunan Bonang sendiri yang merupakan putra dari Sunan Ampel. Nama Bonang sendiri kiranya berasal dari Bong Ang, karena keluarganya ialah Bong, Sunan ampel sendiri bernama Bong Swi Hoo.

Sealin membahs tentang identifikasi tokoh-tokoh seperti Putri Campa, Sunan kalijaga, sunan Bonang, dan sunan Ampel, dan sebagainya. Terdapat jug aperkembangn kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara dan pola-pola perdagangn pada masa Islam awal. Kerajaan islam yang pertama kali muncul di Sumatera. Kerajaan itu muncul di pnatai timur Sumatera yang disebut Perlak yang muncul pada abad ke-12. sealain kesultana Perlak di bagian utara pulau Sumatra terdapat kerajaan Pasai. Kesultanan Pasi merupakan kesultanan di bawah Mesir yang didirikna oleh dinasti Fathimiah pad 1128.

Kesultanan yang berdiri disekitar selat Malak menjadikan selat Malaka sebagai jalur perdagangn yang sangat ramai. Menurut berita dari Tome Pires, Marcopolo. Malaka dibangun oleh Parameswara dari Majapahit yang lari dari Tumasik (Singapura) akibat serangan dari kerajaan Pahang. Kemudian ia sembunyi di Malaka dan mendirikan kota itu. Dengan masuknya islam Parameswara juga memeluk Islam,sehingga menyebabkan Malaka menjadi pelabuhan dagang yang ramai, dengan mengadakan kontak budaya dengan para pedagang yang berasal dari Arab, India, dan Persia.

Dengan keanekaragaman Islam yang masuk ke Indonesia, dibawa oleh para pedagang yang berlainan tempat, menyebabkan Islam yang masuk ke Indonesia juga beragam. Keragaman inilah yang menjadikan banyakny alairan yang muncul di Indonesia. Aliran atau yang sering disebut madzhab di Indonesia dibatasi dalam pembahasannya hanylah tiga yaitu, aliran Syia’ah, aliran Syafi;i, dan aliran Hanafi. Aliran Syi’ah tersebar didaerah Aceh sampai ke Minangkabau, untuk aliran Syafi’I berkembang di pantai timur Sumatera, Pantai barat semenanjung Malaka, dan aliran ini banyak dianut oleh orang-orang Jawa. Aliran Hanafi ini dibawa oleh par pelaut yang datang dari Cina, aliran ini tersebar di kota-kota yang terdapat etnis Tionghoa Islam yang kedatangannya di dahulia oleh kedatangn Laksamana Cheng Ho.

Setelah masuknya Islam ke Indonesia, segeralah para pemuka agama untuk memperkuat sisitem birokrasi. Perkuatan sisitem birokrasi inilah yang memacu untuk timbulnya kerajaan di Jawa seperti Demak. Demak didirikan oleh Raden patah atau Jin Bun. Kerajaan yang didirikan merupakan hasil usaha dari meruntuhkan kerajaan Hindu-Jawa Majapahit. Teapi Demak tidak berumur lama karena Raden Patah tidak memiliki kemampuan untuk menarik simpati orang-orang yang berada di pedalaman. Demak berakhir setelah dipimpin oleh Sultan Trenggana.

Kerajaan demak ini akan diteruskan oleh kerajaan Pajang. Sama halnya kerajaan Demak kerajaan ini juga tidak berumur lama. Kemudian muncullah kerajaan Islam yang kuat di Jwa yaitu kerajaan Mataram. Kerajaan in kan menjadi kerajaan yang bercorak Islam sebelum masa kolonial.

Masa Islam berakhir ketika masuknya orang-orang Eropa ke Indonesia. Orang-orang Eropa kan melakukan persaingan dagang dengan orang-orang Islam tentunya. Orang-orang Eropa datang ke Indonesia untuk keperluan pencarian sumber atau produsen rampah-rampah, karena harga rempah-rempah di Eropa melonjak tinggi. Orang-orang Eropa yang pertama kali datang adalah bangsa Portugis. Mereka mendarat di Malaka pada 1511.

Setelah masuknya portugis disusul oleh bangsa Spanyol. Kedua bangsa ini akan bertemu di Maluku danmengadakan kontak senjata dalam memperebutkan wilayah kekuasaan di Maluku. Pertempuran ini berakhir ketika ditandatanganinya perjanjian Thordesillas. Dan yang terakhir bangsa Erop ayang masuk ke Indonesia adalah bangsa belanda, dipimpin oleh Cournelis de Houtman, armad ini mendarat di Banten, pada1596. Belanda disambut baik oleh penguasa banten, mereka diberikan tanah di Jayakarta untuk membangun gudang rempah-rempah. Tetapi belanda memint amonopoli sehinggatrejadilah perlawanan dari banten, kemudian Belanda menyingkir ke maluku dari maluku belanda membangun VOC. VOC sebagai kongsi dagang dan monopoli perdagang rempah-rempah atas Indonesia.

Periodisasi yang sangat panjang pada buku ini, tapi banyak hal-hal menarik yang dapat ditemukan. Dengan identifikasi peristiwa itu banyaklah versi tentang masuknya Islam ke Indonesia dan pembawa islam ke Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pengertian “masuk”, antara lain: ada hubungann dan ada pemukiman muslim, berkembangnya komunitas Islam, dan sudah berdirinya kerajaan Islam. Selain itu juga versi membawa Islam di Indonesia antara lain India (Gujarat), Persia, Arab, dan Cina. Buku ini memberikan warna baru, pengetahuan baru Islam di bawa dari Cina. Tetapi hal itu tidak perlu diperdebatakan tergantung cara melihat “masuknya Islam ke Indonesia”. Dan perkembangan kerajaan Islam di Indonesia, walaupun tidak secara detail dijelaskan karena keterbatasan tempat. Dan masa situ berakhir ketika kolonialisme Belanda melalui VOC diperlakukan , masuklah Indonesia pada masa kolonialisme atau penjajahan

Walaupun masa itu sebagai masa ”gelap”, tetapi sumber-sumber sejarah yang berupa karya sastra memuat peristiwa tersebut. Karya-karya sastra ini sering disebut sebagai “dokumen sejarah tidak resmi”, karena didalmanya banyak memuat mitos, peristiwa factual dan fiktif. “Dokumen-dokumen sejarah tak resmi” dapat dilihat dalam sumber penulisan buku ini, seperti Babad Tanah Jawi, Serat kanda, dan sejumlah arsip dari Klenteng Sam Po Kong di Semarang dan Klenteng Talang. Dengan penggunaan sumber ini tak pelak lagi menghasilkan pembacaan dari perspektif “lain”, yang berbeda dengan mengandalkan literatur-literatur resmi. Keuntungan yang didapatkan dengan pengunaan literatur ini ialah disuguhinya versi sejarah “tak resmi”, tapi juga kisah, cerita, dongengan, dan fak Yang pertama harus dimengerti oleh pembaca adalah penggunaan kata brawijaya. Kata Brawijaya itu merupakan kepanjangan dari Wijaya. Sebutan bhra/bhre sama dengan sebutan sri , artinya ”sinar”. Nama Brawijaya sangatlah popular dikalangan masyarakat. Sehingga terjadi kerancuan, dimana belum dapat mengindentifikasikan siapa saja raja Majapahit yang menggunakan gelar brawijaya. Sehingga perlu adanya catatan ringkas sejarah tentang raja Majapahit dari mulai berdirinya kerajaan ini hingga menjelang runtuhnya kerajaan ini.

Dalam penulisan sebuah karya msejarah perlu adanya sumber-sumber sejarah sebagai bahan acuan. Sumber sejarah itu bisa berupa hardfact, maupun softfact. Tetapi sumber sejarah yang bagus adalah sumber yang memiliki kekuatan atau hardfact. Disini sangatlah jarang sekali penulis sejarah menggunakan sebuah babad. Babad yang digunakan berupa Babad Tanah Jawi, Serat Kanda, berita dari klenteng Sam Po Kong di Semarang, ringkasan preambule Prasaran, berita Tionghoa dari Klenteng Talang, dan sumber berita dari Portugis.

Memang dari sumber-sumber itu banyak sekali perbedaan antara nama tokoh, dan peristiwa. Tetapi di lain sisi adanya kesinambungan antara sumber-sumber yang digunakan. Seperti contoh dalam Babad tanah Jawi dan Serat kanda disebutkan bahwa raden patah bersala dari putri Cina. Masuknya Islam menurut kedua sumber itu ialah Islam dating ketika diberikan Brawijaya memberikan tanah kepada Sultan Ampel untuk mendirikn apesantren, dan pemberian tanah kepada Raden Patah di Demak, yang kemudian Demak inilah sebagai kerajaan Islam.

Anakronisme sejarah juga terlihat ketika membandingkan antara Babad Tanah jawi dengan serat kanda. Babad Tanah Jawi menyebutkan bahwa raja terakhir adalah Brawijaya, sedangkan Serat kanda menyebutkan raja saat itu adalah Angakawijaya. Kemudian dalam serat kanda juga disebut adanya nama Brawijaya. Nah, disinilah kebingungan terjadi, bagaiman kedudukan brawijaya dalam pemerintahan Majaphit, apa hubungan antar brawijaya dengan angakawijaya, Padahal terjadi peristiwa sama yang disebutkan oleh kedua sumber itu, yaitu pemberian tanah Demak oleh Brawijaya ke Raden Patah.

Berbeda dengan Ringkasan Preambule Prasaran, yang menyatakan Islam dating dari daratan Tiongkok. Armada Tiongkok dari dinasti Ming di bawah laksamana Sam Po Bo menguasai perairan dan pantai Nan Yang (Asia tenggara). Armada Tiongkok dari dinasti Ming merebut Kukang (Palembang), karena di kawasan itu banyak sekali perampok, kemudian para perampok itu dihancurkan. Lalu di Kukang didirikan sebuah komunitas masyarakat Tionghoa muslim beraliran Hanafi yang pertama di kepulauan Indonesia pada 1407.

Sedangkan untuk berita Tionghoa dari Klenteng Talang, menyebutkan Islam juga berasal dari Cina. Islam disebarkan oleh Laksamana Haji Kung Wu Ping, keturunan dari Kung Hu Cu (=konfusius), yang mendirikan menara mercusuar di gunung Jati. Di dekat situ didirikan masyarakat Cina beraliran Hanafi di Sembung, Sarindil dan Talang. Peristiwa kedatangan Laksamana Haji Kung Wu Ping terjadi pada1415.

Selain sumber sejarah datang dari cina dan sumber sejarah yang ditulias oleh orang Indonesia sendiri, namun juga ada Sumber yang dating dari bangsa barat, yaitu sumber berita dari Portogis. Saat Malaka jatuh ke Portugis pada 1511. Pada saat itu runtuhnya kerajaan Majapahit masih segar bugar, karena peristiwa itu belum lama terjadi. Pembentukan negar Islam Demak sedang dalam pelaksanaannya. Catatan dari portogis ini ditulis oleh Tome Pires seorang ahli obet-obatan dari kebangsaan portugis yang lahir pada tahun 1468. pada tahun 1511, ia berlayar ke Jawa dan bertugas sebagai pengawas dan wakil dagang Portugis di Jawa. Ia mengumpulkan segala pengetahuan yang terdapat selama perjalanannnya, yang kemudian ia tulis di buku berjudul “Suma Oriental”.

Adanya berbagai macam sumber ini perlu diadakannya identifikasi tokoh dan jalannya sejarah. Sumber sejarah yang digunakan dalam buku ini lebih menekannkan pada sumber dari Cina atau sumber dari klenteng Sam Po Kong dan Talang, maka perlu ditelusuri emigrasi orang-orang Tionghoa. Sumber berita drai Cina menyatakan bahwa Fa-Hien adalah pendetaTionghoa yang pertama kali mengunjungi pulau jawa dalam perjalannya menuju India. Perjalannan Fa-Hien berlangsung sekitar 399 sampai 414. Kemudian ada lagi orang-orang tionghoa lagi yanmg dating ke Indonesia, berurutan seperti Pendeta Hiuen-thsang, Pendeta I-Tsing ketika Indonesia memasuki zaman Hindu-Budha.

Untuk masa masuknya Islam, pada abad ke-15 masa pemerintahan kaisar Yung-lo dari dinasti Ming, memerintahkan laksamana Cheng Ho dalam kunjungannya ke Negara-negara di Asia tenggara. Pada tahun 1407, setelah kota Palembang dibebaskandari para perampok, Cheng Ho membentuk masyarakat Islam pertama di Indonesia. Dalam tahun berikutnya, Cheng Ho membangun komunitas lagi di Sambas. Cheng Ho mulai ekspedisiny apada 1405, ia singgah di Bandar Samudra pasai. Cheng Ho datang disambut oleh sultan Zainal Abidin Bahian Syah, untuk mengadakan hubungan dagang dan politik.

Dalam babad tanah jawi akan berbeda dalam penjelasannya tentang masuknya Islam ke Indonesia. Dalam babad ini akan menemui nama Ni gede Manila, istri Raden Rahmat atau sunan Ampel. Ni Gede Manila adalAh anak dari putri kapten Cina Gan Eng Yu, yang berkedudukan di tuban. Sedangkan Raden Rahmat alias Sunan Ampel adalh pendatang dari Yunan yang bernam asli Bong Swi Hoo. Karena dalam sebelum abad-19 belum ada orang-orang Cina yang dating langsung dari Cina ke jawa, tetapi yang datang adalah “putri Cina”, istilah itu digunakan untuk menyebut “wanita Tionghoa peranakan” yang lahir dari laki-laki Tionghoa dan wanita pribumi.

Dalam hal ini kedudukan Sunan Ampel sebagai orang yang mendirikan pesantren pertama dan berpengaruh di jawa, pertama kali adalah mendidik masyarakat tionghoa. Namun, semenjak masyarakat Tionghoa Islam rontok dan Sunan Ampel muali membentuk masyarakat Islam Jawa. Dalam kasus ini dapat dilihat pergeseran melalui nama Sunan Bonang sendiri yang merupakan putra dari Sunan Ampel. Nama Bonang sendiri kiranya berasal dari Bong Ang, karena keluarganya ialah Bong, Sunan ampel sendiri bernama Bong Swi Hoo.

Sealin membahs tentang identifikasi tokoh-tokoh seperti Putri Campa, Sunan kalijaga, sunan Bonang, dan sunan Ampel, dan sebagainya. Terdapat jug aperkembangn kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara dan pola-pola perdagangn pada masa Islam awal. Kerajaan islam yang pertama kali muncul di Sumatera. Kerajaan itu muncul di pnatai timur Sumatera yang disebut Perlak yang muncul pada abad ke-12. sealain kesultana Perlak di bagian utara pulau Sumatra terdapat kerajaan Pasai. Kesultanan Pasi merupakan kesultanan di bawah Mesir yang didirikna oleh dinasti Fathimiah pad 1128.

Kesultanan yang berdiri disekitar selat Malak menjadikan selat Malaka sebagai jalur perdagangn yang sangat ramai. Menurut berita dari Tome Pires, Marcopolo. Malaka dibangun oleh Parameswara dari Majapahit yang lari dari Tumasik (Singapura) akibat serangan dari kerajaan Pahang. Kemudian ia sembunyi di Malaka dan mendirikan kota itu. Dengan masuknya islam Parameswara juga memeluk Islam,sehingga menyebabkan Malaka menjadi pelabuhan dagang yang ramai, dengan mengadakan kontak budaya dengan para pedagang yang berasal dari Arab, India, dan Persia.

Dengan keanekaragaman Islam yang masuk ke Indonesia, dibawa oleh para pedagang yang berlainan tempat, menyebabkan Islam yang masuk ke Indonesia juga beragam. Keragaman inilah yang menjadikan banyakny alairan yang muncul di Indonesia. Aliran atau yang sering disebut madzhab di Indonesia dibatasi dalam pembahasannya hanylah tiga yaitu, aliran Syia’ah, aliran Syafi;i, dan aliran Hanafi. Aliran Syi’ah tersebar didaerah Aceh sampai ke Minangkabau, untuk aliran Syafi’I berkembang di pantai timur Sumatera, Pantai barat semenanjung Malaka, dan aliran ini banyak dianut oleh orang-orang Jawa. Aliran Hanafi ini dibawa oleh par pelaut yang datang dari Cina, aliran ini tersebar di kota-kota yang terdapat etnis Tionghoa Islam yang kedatangannya di dahulia oleh kedatangn Laksamana Cheng Ho.

Setelah masuknya Islam ke Indonesia, segeralah para pemuka agama untuk memperkuat sisitem birokrasi. Perkuatan sisitem birokrasi inilah yang memacu untuk timbulnya kerajaan di Jawa seperti Demak. Demak didirikan oleh Raden patah atau Jin Bun. Kerajaan yang didirikan merupakan hasil usaha dari meruntuhkan kerajaan Hindu-Jawa Majapahit. Teapi Demak tidak berumur lama karena Raden Patah tidak memiliki kemampuan untuk menarik simpati orang-orang yang berada di pedalaman. Demak berakhir setelah dipimpin oleh Sultan Trenggana.

Kerajaan demak ini akan diteruskan oleh kerajaan Pajang. Sama halnya kerajaan Demak kerajaan ini juga tidak berumur lama. Kemudian muncullah kerajaan Islam yang kuat di Jwa yaitu kerajaan Mataram. Kerajaan in kan menjadi kerajaan yang bercorak Islam sebelum masa kolonial.

Masa Islam berakhir ketika masuknya orang-orang Eropa ke Indonesia. Orang-orang Eropa kan melakukan persaingan dagang dengan orang-orang Islam tentunya. Orang-orang Eropa datang ke Indonesia untuk keperluan pencarian sumber atau produsen rampah-rampah, karena harga rempah-rempah di Eropa melonjak tinggi. Orang-orang Eropa yang pertama kali datang adalah bangsa Portugis. Mereka mendarat di Malaka pada 1511.

Setelah masuknya portugis disusul oleh bangsa Spanyol. Kedua bangsa ini akan bertemu di Maluku danmengadakan kontak senjata dalam memperebutkan wilayah kekuasaan di Maluku. Pertempuran ini berakhir ketika ditandatanganinya perjanjian Thordesillas. Dan yang terakhir bangsa Erop ayang masuk ke Indonesia adalah bangsa belanda, dipimpin oleh Cournelis de Houtman, armad ini mendarat di Banten, pada1596. Belanda disambut baik oleh penguasa banten, mereka diberikan tanah di Jayakarta untuk membangun gudang rempah-rempah. Tetapi belanda memint amonopoli sehinggatrejadilah perlawanan dari banten, kemudian Belanda menyingkir ke maluku dari maluku belanda membangun VOC. VOC sebagai kongsi dagang dan monopoli perdagang rempah-rempah atas Indonesia.

Periodisasi yang sangat panjang pada buku ini, tapi banyak hal-hal menarik yang dapat ditemukan. Dengan identifikasi peristiwa itu banyaklah versi tentang masuknya Islam ke Indonesia dan pembawa islam ke Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pengertian “masuk”, antara lain: ada hubungann dan ada pemukiman muslim, berkembangnya komunitas Islam, dan sudah berdirinya kerajaan Islam. Selain itu juga versi membawa Islam di Indonesia antara lain India (Gujarat), Persia, Arab, dan Cina. Buku ini memberikan warna baru, pengetahuan baru Islam di bawa dari Cina. Tetapi hal itu tidak perlu diperdebatakan tergantung cara melihat “masuknya Islam ke Indonesia”. Dan perkembangan kerajaan Islam di Indonesia, walaupun tidak secara detail dijelaskan karena keterbatasan tempat. Dan masa situ berakhir ketika kolonialisme Belanda melalui VOC diperlakukan , masuklah Indonesia pada masa kolonialisme atau penjajahan.


sumber: http://sejarawan.wordpress.com/2008/09/08/books-report-buku-runtuhnya-kerajaan-hindu-jawa-dan-timbulnya-negara-negara-islam-di-nusantara/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net