Sabtu, 04 April 2015

Guru Pranama

Nityanandam paramasukhadam
Kevalam jinanamurttim
Vishvatiitam gaganasadrsham
Tattvamasyadilaksyam.


`Nityanandam. Apakah Nityanandam? Parama Purusa adalah Nityanandam. Jiiva menikmati Nityanandam and Visayanandam; yakni, ketika seseorang mencapai sesuatu yang duniawi, ia akan merasakan suatu perasaan senang atau‘visayanandam’. Sedangkan jika seseorang berkat sadhananya dan berkah oleh Tuhan maka ia akan merasakan kebahagiaan spiritual, ini disebut dengan ‘Nityanandam’.

Namun bagi Parama Purusa, mengapa Ia menciptakan dunia ini?, mengapa Ia melakukan banyak tugas untuk mahluk ciptaan-Nya? Tentunya juga untuk Anandam. Dia sendiri adalah Anandam itu. Jadi Anandam yg diciptakan-Nya di sini ada di dalam diri-Nya, luluh di dalam, nikmat di dalam. Bagi Parama Purusa ada dua tipe Anandam – Nityanandam dan Liilanandam. Apakah Nityanandam?

Nityanandam adalah kepuasan diri sendiri. Kebagiaan yang didapatkan-Nya dari dirinya sendiri disebut Nityanandam. Sejak awal Ia ada dalam keadaan Nityanandam, saat ini, dan di masa yang akan datang Ia akan selalu dalam Nityanandam. Ketika alam belum tercipta, saat itupun telah ada Nityanandam. Dan ketika, jika secara teori – tidak ada ciptaan lagi, maka Ia akan tetap dalam Nityanandam.

Lalu apakah Liilandam? Ketika Saguna – Kesadaran Atribusional –atau Kesadaran yang bersifat – diciptakan, Ia menginginkan Liilanandam. Ia ingin menikmati Liilanandam. Apa Liilanandam ini? Ia menciptakan banyak sekali ciptaan, banyak mahluk hidup maupun benda mati, begitu banyak anak-anak – laki dan perempuan. Dan saat Ia bermain-main dengan anak-anak-Nya ini, Ia menikmati suatu perasaan kesenangan. Kesenangan ini disebut dengan Liilanandam.

Aspiran spiritual yang cerdas akan mengerti akan fakta ini. Mereka tahu bahwa semuanya di alam semesta ini adalah Liilanandam dari Tuhan. Dia bermain-main untuk mendapatkan Liilanandam, jadi tak perlu ada kecemasan atau kekhawatiran di dunia ini – semuanya itu adalah fase-fase berbeda dari Liilanandam.

Di dalam sloka di atas, kata pertama adalah ‘Nityanandam’. ‘O Lord, Engkau selalu dalam Nityanandam.’ ‘Nitya’ berarti ‘yang bersifat abadi’. Dengan demikian, Anandam yang bersifat permanen adalah Nityanandam.

Kata berikutnya adalah ‘Paramasukhadam’. Kebahagiaan yang dinikmati oleh mahluk-mahluk ciptaan dari objek-objek duniawi disebut dengan ‘sukham’, dan seluruh sukham berasal dari entitas Nityanandam itu, sehingg Ia adalah Paramasukhadam bagi semua jiwa. Kata yang dipakai bukan ‘sukhadam’ namun ‘Paramasukhadam, yakni, sukha yang betaraf maksimum, sukha sampai pada batasnya.

‘Kevalam Jinanamurttim’ Apa yan gdimaksud dengan ‘Kevalam?’ ini artinya ‘satu-satunya entitas/mahluk’, atau ‘entitas yang non-dualistik’. Dengan kata lain, di dalam batas kekuasaan-Nya, tidak ada yang lain, tak ada yang berada di luar diri-Nya. Jadi tidak ada kesempatan bagi ‘satan’ untuk hadir di sana, atau, satan itu tidak ada, Dia adalah segalanya. Dia bermain-main dengan Vidyamaya dan Avidyamaya.

‘Kevalam’ berarti ‘satu-satunya mahluk, satu-satunya eksistensi’. Dan ketika seseorang menjadi satu dengan-Nya, maka ia dikatakan telah luluh dalam ‘Kaevalya’. Kaevalya artinya ‘Nirvikalpa Samadhi’, yakni, ketika seseorang mencapai kesadaran Kevala, inidisebut dengan Kaevalya.

Jadi konsep ‘satan’ bertolak belakang dengan konsep di dalam filsafat non-dualistik. Jika kita mengakui keberadaan satan, maka secara tak langsung berarti kita mengakui dua macam Parama Purusa, di mana satunya adalah yang baik dan satunya lagi adalah yang buruk – ini tentu saja sudah ketinggalan jaman. Satan itu tidak ada. Yang ada adalah ekspresi dari Avidyamaya. Dan satan itu, adalah daya avidyamaya, merupakan bagian dari Maya, atau tangan kiri Maya.

Lord Krs’n’a berkata,

Daeviihyesa gunamayii Mama Maya duratyaya
Mameva ye prapadyante Mayametam taranti te.
Daya Ketuhanan ini, O dewi, adalah Maya-Ku,
kekuatan-Ku `Shaktih Sa Shivasya Shaktih.

Dan bagi mereka yang mencari perlindungan di dalam-Ku akan dengan mudah mengalahkan Maya ini. Tanpa kekuatan Ketuhanan maka tidak mungkin untuk mengalahkan Maya ini. Jadi dengan tujuan menyeberangi Maya ini, sadhaka harus mencari perlindungan dari Kr’sn’a – Parama Purusa. `Kevalam jinanamurttim. `Jinanamurttim berarti Kognisi yang diberikan sifat.

Vishvatiitam gaganasadrsham
Tattvamasyadilaksyam.

`Tattvamasi + `Adi + `Laksyam. `Vishvatiitam. Apakah artinya ’Vishvatiitam ketika sebagai bagian objektif dari Kesadaran Agung, sesuatu yang konkrit telah diciptakan, sesuatu di bawah kendali dan kungkungan tamoguna, maka mahluk ini disebut dengan ‘Vishva’. Jadi Vishva adalah pasangan-Nya yang objektif. Nah karena Vishva adalah bagian diri-Nya, maka ia ada di luar batas kekuasaan Vishva – Ia disebut dengan Vishvatiitam. Dan seperti halnya tak ada sekat-sekat di atas langit, demikian juga tidak ada sekat-sekat di dalam Makrokosmos.

Karena alasan inilah dikatakan. ‘Gaganasadrsham’ Jika seorang sadhaka bertanya pada Parama Purusa, ‘Siapa Aku ini, Siapa aku ini?” – di saat pertanyaan yang abadi ini ditujukan kepada-Nya maka jawaban-Nya adalah , ‘Tattvamasi’. ‘Engkau adalah Itu.’ Yakni, ‘Engkau adalah Entitas Agung itu’. seperti yang telah sering disebutkan sebelumnya, bahwa sadhana manusia adalah gerakan dari ketidaksempurnaan elektronik menuju nukleus kesempurnaan. Nukleus kesempurnaan ini adalah ‘Itu’, dan ketidak-sempurnaan elektronik itu adalah dirimu. You are That (engkau adalah Itu). Tahap ‘are’ di sini adalah menunjukkan sadhana. You – that – are. ‘are’ di sini adalah suatu gap yang dijembatani oleh sadhana. Jadi ‘you are That’. Pedang seorang guru, atau instruksi rahasia seorang guru, atau gospel, atau teks, atau kuliah-Nya, adalah, ‘O anakku, engkau adalah Itu.’ ‘Tattvamasyadilaksyam’. Entitas yang selalu mengingatkanmu, “O anakku, engkau adalah Itu”, Dia-lah sang Guru sejati.

Patna, 10 oktober 1978
Shrii Shrii Anandamurti
Source :   HDNet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net