Rabu, 26 Agustus 2015

Membangun Kerukunan yang Produktif

Samjnyaanam nahsvebhih
Samjnyaanam aranebhih
Samjnyaanam asvinaa yuvam
Ihaasmaasu ni'acchatam.
(Atharvaveda VII.52.1) 

Maksudnya:
Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang yang sudah dikenal dengan akrab dan juga dengan orang-orang asing. Ya para Deva Asvin berkahilah kami keserasian. 


RUKUN adalah suatu terminal sosial untuk mengantarkan kehidupan bersama untuk mendapatkan rasa aman dan damai. Kehidupan yang aman dan damai sebagai kondisi sosial yang mutlak dibutuhkan. Hal ini maksudnya untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai spiritual dan material secara seimbang dan kontinu. Dengan makin tumbuhnya nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai material secara seimbang dan kontinu itu sebagai potensi sosial untuk membangun manusia yang berkualitas. Tanpa adanya kerukunan atau stabilitas kehidupan bersama tidak mungkin kita dapat membangun manusia dan masyarakat yang adil dan makmur. 

Adanya perbedaan sosial dalam berbagai dimensi itu merupakan suatu kenyataan yang tidak mungkin dapat dihindari dalam kehidupan bersama itu. Salah satu wujud perbedaan itu adalah adanya perbedaan agama yang dianut oleh penduduk dalam kehidupan bersama itu. Demikian pula dalam satu agama terdapat pula berbagai bentuk perbedaan di dalamnya. Karena itu, Svami Vivekananda pernah menyatakan bahwa kalau ada orang yang mengharapkan manusia di dunia ini hanya menganut satu agama yang sama, hal itu merupakan impian yang tidak akan pernah terwujud sepanjang zaman. 

Oleh karena perbedaan agama sudah merupakan suatu kenyataan, marilah kita bangun dan kembangkan sikap hidup yang pluralistik. Dalam kehidupan yang pluralistik itu kita bangun suatu sinergi sosial sehingga ia menjadi suatu kekuatan yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan hidup bersama itu. Lebih-lebih di era post modern ini hidup dalam suatu kondisi pluralistik adalah merupakan suatu kenyataan yang tidak mungkin dihindari. 

Pluralistik agama merupakan hal yang paling peka. Namun demikian, kalau hal itu dapat diambil intisarinya berupa semangat spiritualitas yang mendalam, maka agama itulah yang paling kuat membangun keluhuran moral dan daya tahan mental yang mampu menghadapi gelombang kehidupan di dunia ini. Dalam era post modern ini pembangunan di bidang agama sudah ditetapkan untuk meningkatkan spiritualitas, loyalitas dan sinergi agama dengan berbagai bidang kehidupan. 

Agama dalam membangun spiritualitas artinya membangun intisari agama. Daya kekuatan spiritualitas adanya peningkatan kualitas kesucian diri. Kesucian diri itu akan berimplikasi pada peningkatan kualitas perilaku. Salah satu ciri perilaku yang berkualitas adalah perilaku yang mau peduli pada penderitaan orang lain dengan tidak memandang perbedaan agama, suku, ras, golongan maupun aspek-aspek lainnya. Memberikan pertolongan berdasarkan kemanusiaan tidak memandang perbedaan agama yang dianut oleh yang ditolong maupun yang menolong. 

Itulah salah satu ciri kemajuan spiritualitas dan loyalitas. Kekuatan spiritual akan memberikan seseorang jiwa yang terang, sehingga tidak kabur melihat kebenaran, kejujuran dan keadilan. Dalam membela kebenaran, kejujuran, dan keadilan tidak membeda-bedakan agama yang dianut. Kalau ada seorang umat berbuat jahat tidak perlu dicampuradukkan antara perbuatan jahatnya dengan agama yang dianutnya. 

Kalau mereka diambil tindakan hukum janganlah menggunakan klaim agama untuk membelanya. Kalau membela lakukanlah pembelaan atas penegakan hukumnya dengan tidak usah membawa-bawa nama agama yang dianut oleh penjahat itu. Penjahat tersebut berbuat jahat sudah dapat dipastikan bukan diajarkan oleh agama yang dianutnya. Kalaupun ada orang berbuat jahat dengan mengatasnamakan agama yang dianutnya juga sudah dapat dipastikan karena kesalahpahaman mereka mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 

Munculnya sikap radikal dari sementara pemeluk agama, karena lemahnya moral dan daya tahan mental yang bersangkutan. Di samping itu, karena adanya sementara pihak yang mengamalkan agamanya terlalu eksklusif. Beragama seperti mempromosikan produk barang dagangan saja. Agama adalah sesuatu yang suci berasal dari sabda Tuhan. Mengamalkan agama hendaknya seperti membuat telaga. Buatlah telaga itu indah, airnya jernih, bunga-bunga di sekitarnya berwarna-warni harum semerbak. Kecebong dan kupu-kupu pasti akan datang dengan sendirinya. Jika telaganya tidak indah airnya keruh, bunga-bunga di sekitarnya kering. Katak dan kupu-kupu pun akan berlarian meskipun mereka dipaksakan ke telaga itu. * I Ketut Gobyah 

sumber : www.balipost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net