Jumat, 12 Februari 2016

Shiva Purana

Shiva Purana mempunyai 24.000 sloka, terbagi ke dalam 6 Samhita atau bagian. Nama-nama dari samhita tersebut adalahJnana Samhita, Vidyeshvara Samhita, Kailasa Samhita, Sanatkumar Samhita, Vayaviya Samhita dan Dharma Samhita.Setiap samhita dibagi lagi menjadi beberapa sub-bagian atau Bab yang disebut adhyaya. Jnana Samhita mempunyai 78 Bab, Vidyeshvara Smahita 16 Bab, Kailasa 12 Bab, Sanathkumar Samhita 59 Bab, Vayaviya Samhita 30 Bab dan Dharma Samhita 65 Bab. Shiva Purana ditulis oleh murid langsung dariVedavyasa (Maharesi Vyasa/Abyasa/Krsna Dwipayana) yang bernama Romaharsana atau biasa disebut juga sebagaiLomaharsana.
Romaharshana dan Para Pertapa

Ada banyak pertapa yang tinggal di hutan yang bernama Naimisharanya. Suatu hari para pertapa ini mendatangi pertapaan Romaharsana dan menyapanya "Romaharsana, kamu adalah orang yang diberkati". "Kamu telah mengajari kami tentang banyak hal, tapi kami tetap tidak puas". "Kamu telah mendapat keberuntungan yang sangat besar sebagai manusia, yaitu berguru secara langsung kepada Vedavyasa, dan tidak ada sesuatupun yang tidak kamu ketahui di dunia ini, entah di masa lalu, masa sekarang ataupun masa yang akan datang". "Ceritakan kami tentang Shiva, kami tidak tahu banyak tentang keberadaan Shiva"

Romaharsana menjawab "saya akan menghubungkan kalian dengan sesuatu yang sangat ingin kalian ketahui, dan saya tidak mengada-ada atau mengarang tentang keberadaan-Nya". Romaharsana mulai bercerita. Pada masa lalu, pertapa Narada sangat ingin mengetahui tentang keberadaan Shiva, dan Ia-pun bertanya kepada Ayah-Nya, Brahma. Brahma-pun menjelaskan kepada anak-Nya (Narada) "saya akan ceritakan kepada-Mu tentang keberadaan Shiva"

Brahma
Pada awal penciptaan semesta, sebelumnya tidak ada apapun di semesta ini, bahkan semesta itupun tidak ada. Hanyalah Brahman (unsur ilahi/divine essence) yang ada dimana-mana. Brahman bersifat tidak juga panas ataupun dingin, tidaklah tebal juga tidak tipis. Tidak mempunyai awal ataupun akhir. Terdapat Air dimana-mana. Vishnu memanifestasikan diri-Nya dalam bentuk ilahi-Nya yang sangat besar dan tidur di atas air tersebut. Ketika Vishnu sedang tertidur, sebuah bunga teratai/Padma (Lotus) tumbuh dari pusar/perut-Nya. Bunga teratai tersebut mempunyai banyak kelopak dan dengan batangnya yang bersinar seperti sinar 1000 matahari. Dari sel bunga tersebut Brahma dilahirkan. Brahma mulai bertanya "Tampaknya tidak adapun disini kecuali Bunga teratai ini. " "Siapakah Aku? Siapa yang menciptakan Aku?". Akhirnya Brahma berpikir bahwa Beliau akan menemukan jawabannya jika Ia menjelajahi seluruh bunga teratai ini. Mungkin ia ingin mencoba untuk menemukan pusat bunga teratai. Brahma memanjat turun melalui batang bunga terati dan menggembara di dalamnya selama 100 tahun. Akan tetapi ia belum juga menemukan pusat bunga teratai ini. Akhirnya Ia memutuskan untuk kembali ke Sel tempat ia dilahirkan. Akan tetapi Ia kebingungan lagi selama 100 tahununtuk menemukan Sel tempat Ia dilahirkan dahulu. karena kelelahan dan kebingungan, Ia-pun menyerah dan beristirahat.

Tiba-tiba Ia mendengar kata "Om" yang menggelegar, mendengar kata tersebut Brahma-pun melakukan tapasya (meditasi). Brahma bermeditasi selama 12 tahun. Ketika telah 12 tahun meditasi-Nya berlangsung, Vishnu yang bertangan empat muncul dihadapan-Nya. Di keempat Tanggan-Nya Vishnu menggemgam Shankha (kerang laut), a Chakra (senjata ilahi yang berbentuk bundar seperti cakram yang tajam), Gada (tongkat pemukul) dan setangkai bunga tertai (padma). Brahma tidak mengenal sosok di hadapan-Nya, dan Ia-pun bertanya "Siapakah Kamu?" Vishnu hanya terdiam dan tidak menjawabNya secara langsung. Namun akhirnya Vishnu menjawab "AnakKu, Maha Vishnu telah menciptkan-Mu. Brahma menampiknya dengan keras"Siapa sebenarnya Kamu yang telah memanggil diriKu sebagai AnakMu?". Vishnu menjawab "tidakkah kamu mengenal diriKu?. "Aku adalah Vishnu!, dan dari Badan-Ku lah kamu diciptakan!". Brahma tidak percaya terhadap perkataan Vishnu dan Ia mulai menyerang Vishnu.
Lingga

Ketika sedang sengitnya bertarung, Sebuah Lingga (Simbol dari Shiva) yang bersinar menampakkan wujudNya. Tampaknya Lingga tersebut tidak mempunyai awal ataupun akhir. Vishnu berkata "Brahma, mari kita hentikan pertarungan ini!" "Tampaknya ada sesuatu yang lain hadir sekarang bersama Kita." "benda apakah (Lingga) ini? dan darimana datangnya? mari kita mencari tahu benda apakah ini!." "Kamu ambillah bentuk angsa (Hamsa) dan pergilah ke atas Lingga itu." "Aku akan mengambil bentuk Babi Hutan (Varaha) dan pergi ke bagian bawahnya." "Mari kita coba jelajahi keberadaan Lingga ini." Brahma-pun setuju. Ia berubah menjadi Angsa putih dan terbang ke atas. Vishnu berubah menjadi Babi hutan jantan dan pergi ke bawah. Mereka mencari selama 4.000 tahun dan tidak dapat menemukan ujung dari benda (Lingga) tersebut. Akhirnya mereka kembali ke tempat mereka semula dan mulai sembahyang dengan tetap mempertahankan wujudNya yakni Angsa (Brahma) dan Babi Hutan Jantan (Varaha). Mereka sembahyang selama ratusan tahun dengan khusyuk. setelah ratusan tahun berlalu, suara "Om" kembali terdengar dan sesosok mahkluk dengan 5 wajah dan 10 tangan muncul di hadapan mereka. "Aku adalah Mahadeva atau juga dikenal dengan Shiva!" Vishnu berkata "ada baiknya aku dan Brahma bertarung, dan akibat pertarungan tersebut andapun muncul!"

Shiva menjawab "Kita adalah 3 bagian dari unsur ilahi yang sama dan telah terbagi menjadi 3 bagian sesuai fungsinya." Brahma adalah pencipta, Vishnu adalah pemelihara dan Aku adalah sang pelebur (penghancur/pelebur zat material). Ada satu makhluk lagi yang bernama Rudra yang akan lahir dari badan-Ku, namun Rudra dan Aku sebenarnya satu dan sama. Biarkanlah Brahma mencipta alam semesta sekarang!" Shiva lalu menghilang , Brahma dan Vishnu kembali ke wujud Aslinya (Dewa).
Proses Penciptaan

Ketika itu hanyalah air yang berada dimana-mana. Di dalam Air tersebut, Vishnu menciptakan telur yang besar (anda). Ia kemudian memasuki telur tersebut dalam wujud Maha Vishnu. Sementara itu, Brahma mulai bermeditasi (sembahyang). Dari kekuatan meditasi-Nya, Ia menciptakan beberapa orang suci (rishi). Rsi Kardama, Rsi Daksha dan Rsi Marichi terlihat diantara mereka. Anaknya Rsi Marichi bernama Baghawan Kashyapa. Rsi Daksha mempunyai 60 anak perempuan dan 13 diantaranya menjadi istri dari Baghawan Kashyapa. Anak-anak dari Baghawan Kasyapa dengan putri Rsi Daksha menjadi Adityas (dewa), Daitya (sejenis demons/setan), Danava (sejenis demons/setan), pepohonan, bangsa burung, bangsa ular, gunung dan sejenis tanaman merambat. Dari perkawinan tersebut populasi dunia dan alam semesta ini mulai berkembang. Sejenis makhluk bernama Rudra, yang tidak lain adalah Shiva itu sendiri, juga lahir dari Brahma. Rudra tinggal di gunung Kailasa. Salah satu Putri Rsi Dhaksa yang bernama Dewi Sati dinikahkan dengan Rudra. Namun Rsi Daksha dan Rudra saling tidak menyukai satu dengan yang lainnya.

Daksha melangsungkan prosesi Yajna (korban suci) dan Ia tidak mengundang Rudra untuk menghadiri acara ini. Dewi Sati juga tidak diundang pada acara tersebut, akan tetapi Ia bersikeras untuk hadir dalam acara tersebut. Melihat kejadian tersebut Dhaksa memarahi anaknya Dewi Sati, namun Dewi Sati meprotesnya dengan jalan mengorbankan diri-Nya untuk menjadi korbaan suci dengan meloncat ke api pemujaan tersebut dan meninggal. Dewi Sati mengorbankan dirinya untuk mendamaikan ayahnya dengan Rudra. Hal ini didengar oleh Rudra dan membuat-Nya naik pitam, ia mengirim Bala tentara-Nya untuk menghancurkan acara Yajna tersebut, menganggu jalannya upacara dan membunuh semua Dewa yang hadir dalam acara tersebut akibat kematian Dewi Sati.

Rencana Rudra ini pun berhasil dengan gemilang. Namun penyesalan kembali menghinggapi Rudara, yang pada akhirnya memutuskan untuk menghidupkan semua Dewa yang telah dibunuh oleh Bala tentaranya. Korban Suci tersebut akhirnya berhasil, meskipun ada gangguan yang hebat. Dewi Sati bereinkarnasi menjadi anak dari Dewa Gunung Himalaya dengan istri Dewi Menaka. Ia Dikenal dengan Parvati yang akhirnya menikah dengan Rudra/Shiva.
Tarakasura

Adalah sejenis makhluk dari bangsa asura (raksasa/setan) yang bernama Tara. Tara mempunyai anak laki-laki yang bernamaTaraka. Taraka berobsesi untuk mengalahkan seluruh bangsa Dewa (adityas). akibat obsesinya tersebut ia menuju ke sebuah tempat yang bernama Madhuvana dan mulai melangsungkan prosesi pertapaan (tapasya) yang sangat berat. Posisi pertapaanya dengan menatap matahari dengan menakupkan telapak tangan dalam posisi lengan lurus. Posisi berdirinya dengan satu kaki, hanya ibu jarinya yang menyentuh tanah. Ratusan tahunpun berlalu, dalam melaksanakan tapa-nya, Taraka hanya meminum air dan tidak secuilpun menyentuh makanan. Untuk ratusan berikutnya ia hanya menyerap energi alam dari udara untuk kelangsungan hidupnya. Taraka menghabiskan seratus tahun untuk bertapa dalam air, seratus tahun untuk bertapa di atas tanah dan seratus tahun lagi untuk bertapa di dalam api yang membara. Seratus tahun lagi ia bertapa dengan posisi badan terbalik dengan posisi tangan menopang tubuhnya dan seratus tahun lagi, ia bertapa dengan posisi badan terbalik dengan bergelantungan di sebuah ranting pohon.

Pelaksanaan pertapaan yang sulit ini akhirnya menyenangkan hati Brahma. Brahma pun muncul di hadapan Tarakasura dan berkata " Bangunlah Anakku, Aku sangat senang dengan tapasya-mu, sekarang katakan apa yang kau inginkan?" "Aku senang jika pertapaanku telah berhasil dan Kau sebagai Makhluk pencipta semesta ini senag" jawab Tarakasura. "Aku menginginkan dua permintaan!" "Permintaan pertama adalah aku ingin menjadi makhluk yang paling kuat di semesta dan tidak ada yang bisa mengalahkanku di semesta ini!" jawab Tarakasura dengan mantap. "Permintaanku yang kedua: aku hanya bisa dikalahkan hanya oleh Putra dari Shiva!"

Shiva pada saat tersebut belum mempunyai putra. Dewi Sati telah meninggal dan meskipun Dewi Sati telah bereinkarnasi menjadi Dewi Parvati, Ia belum menikah dengan Shiva. Brahma menyetujui kedua permintaan Tarakasura. Dengan perasaan gembira Tarakasura pergi ke kota yang bernama Shonipura dan membangun kerajaannya disana. Semua raksasa menjadika Tarakasura sebagai rajanya, ini akibat berkat yang telah diperoleh Taraksura dari Brahma. Tarakasura menjadi kuat dan dengan mudah mengalahkan para Dewa dan menyerang Sorga (kediaman para Dewa). Ia mulai menaklukan ketiga Dunia (Bhur Loka, Buwah Loka dan Swah Loka) dan memaksa dea untuk turun dari kediamannya di kahyangan/sorga. Ia merampas seluruh harta kahyangan dan menjadikan dewa sebagai pelayannya.

Dewa-dewa yang dapat melarikan diri dari kekejaman Tarakasura lari menuju Brahma Loka (alamnya Brahma) dan bertanya kepada Brahma bagaimana caranya untuk mengakhiri kekejaman Tarakasura. "Aku tidak Bisa membantumu!" Jawab brahma kepada para dewa, "Berkat anugrahku raksasa itu menjadi kuat, juga anugrahku juga menyatakan bahwa ia hanya bisa dibunuh oleh putra-Nya Shiva!" Shiva harus mempunyai putra, Shiva sekarang sedang melaksanakan tapasya di Pegunungan Himalaya. Dewi Parvati juga berada di sekitaran gunung tersebut. "Kita harus melakukan sesuatu agar kedua Dewa ini bisa jatuh cinta dan akhirnya menikah" Para Dewa telah menemukan caranya untuk menghentikan kekejaman Tarakasura.
Pembakaran Dewa Cinta

Para Dewa akhirnya bersepakat untuk mengikuti saran dari Brahma. Akan tetapi bagaimana caranya "membuat" Shiva dan Parvati dapat saling jatuh cinta? Sementara itu Raja dari Bangsa Dewa dinamakan Dewa Indra dan Dewa Cinta bernama DewaKandarpa atau biasa disebut juga Dewa Madana. Dewa Indra memerintahkan Dewa Kandarpa "Wahai Kandarpa, Sang Dewa Cinta..." ujar Dewa Indra. "Tidak ada jalan lain, Shiva sedang lelap dalam tapasya-Nya di gunung Himalaya dan dewi Parvati juga berada di daerah itu juga.." "Yakinkan kami agar kedua sejoli ini bisa bersatu dalam cinta, Itulah tugas kamu."

Dewa Kandarpa pergi ke tempat Shiva bertapa. Kehadiran Dewa Cinta di Himalaya, mendadak mengubah keadaan gunung Himalaya yang beku berubah menjadi seperti keadaan musim semi. Bunga-bunga bermekaran dan terlihat lebah bertebangan menghisap madu. Burung-burung berkicau dan aroma wangi bunga semerbak memeuhi udara di gunung Himalaya tersebut. Shiva mencoba teguh dalam meditasinya, tapi keadaan sekitar telah mengganggu pikiran-Nya.

Waktu terus berlalu, mendadak hadirlah Parvati disana, Ia terlihat sangat cantik, sampai-sampai Shiva langsung jatuh hati dibuat-Nya. Parvati juga merasakan hal yang sama. Dalam suasana romantisme tersebut, mendadak Shiva sadar bahwa ada sesuatu yang salah. Siapa yang berani menganggu meditasi-Nya, dan kenapa musim mendadak menjadi musim semi padahal belum waktunya. ketika Shiva melihat di sekeliling ia melihat Dewa Kandarpa sedang bersembunyi. Shiva akhirnya mengetahui bahwa ia semua adalah ulah Dewa Kandarpa.

Shiva menjadi marah, dari Mata ketiga di dahi-Nya mengeluarkan api dan seketika membakar Dewa Kandarpa menjadi abu. Istri dari Dewa Kandarpa adalah Dewi Rati. Ketika Dewi Rati melihat hal tersebut, ia mendadak lunglai dan jatuh pingsan. Ketika ia mulai sadar, ia mendadak bingung tentang keberadaan dirinya. "Apa yang terjadi padaKu? suamiku, cintaku, kemana kau pergi? ratapnya dengan sangat pilu.
Para Dewa dan Dewi Rati menghampiri Shiva. Mereka menjelaskan duduk permasalahnnya dan semua ini bukanlah semata-mata kesalahan Dewa Kandarpa. Dia memang ditugaskan unyuk menganggu meditasi Shiva karena masalah Raksasa Tarakasura. Bagaimanakh keadaan Rati sekarang sepeninggal suaminya?
Shiva menjawab, yang sudah terjadi biarlah terjadi. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan tentang Dewa Kandarpa sekarang. Ia akan bereinkarnasi di Kota Dvaraka sebagai anakNya Krishna yang bernama Pradyumma. Dewi Rati akan bersatu lagi dengan Dewa Kardapa lagi kelak, jadi bersabarlah Dewi Rati.

Para Dewa akhirnya membubarkan diri dalam keadaan kecewa. Masalah percintaan Shiva dan Parvati belum usai sama sekali.
Parvati Bertapa

Akan tetapi Dewi Parvati terlanjur jatuh cinta kepada Shiva dan keadaan tersebut menyiksaNya setiap hari, karena dipikiranNya hanya ada Shiva. Akhirnya Rsi Narada mendatanginya bahwa Shiva hanya bisa disenangkan dengan bermeditasi (tapasya). "Kenapa anda tidak melakukan pertapaan, untuk memikat hati Shiva?" saran Rsi Narada.

Parvati memutuskan untuk mengikuti saran Narada. Ia meminta ijin orang tuaNya terlebih dahulu. Ayahnya menyetujui rencanaNya. meskipun IbuNya Dewi Menaka tidak setuju terhadap rencana Parvati yang akan melakukan pertapaan yang sangat berat, dengan berat hati IbuNya setuju pada akhirnya.

Parvati menanggalkan perhiasan dan BajuNya yang mahal. Ia hanya mengenakan kulit rusa untuk menutupi tubuhNya. di pegunung Himalaya ada suatu puncak yang dikenal bernama Gouriskikhara. Tempat tersebut yang dipilih Parvati untuk melaksanakan Tapsya-Nya. pertapaan yang sungguh berat. Di Kala musim hujan ia duduk di tanah. Pada saat musim salju ia bermeditasi di air yang membeku. Keadaan cuaca yang ganas tidak menghentikanNya.

Para Dewa dan MahaRsi berkumpul untuk menyaksikan aura tapasya-Nya yang mengagumkan. Mereka pun mulai berdoa untuk memuja Shiva. "Oh Tuhanku, tidakkah terkeyuk hatiMu melihat Parvati yang melaksanakan pertapaan yang begitu kerasnya? "tanya mereka. Tidak ada yang bertapa seperti ini sebelumnya dan tidak akan ada yang melakukan ini di masa depan. Kami mohon kabulkanlah permintaan-Nya . Mendengar doa dari para Dewa, Shiva mengambil wujud Brahmana (Varna pertama dari keempat Varna) dan menampakkan diri di pertapaan Parvati. Parvati tersadar dari pertapaaNya dan menyilahkan orang tua itu masuk ke pertapaanNya dan memujanya dengan bunga dan buah-buahan.

"Kenapa kamu menjalani pertapaan ini?" tanya Brahmana tersebut kepada Parvati. "Apa yang kamu inginkan anakKu?. Dengan mata penug dengan kepercayaan diri Parvati menjawab "Yang aku inginkan hanyalah satu, Aku ingin Shiva menikahiKu, wahai Brahmana yang bijaksana".

Brahmana tersebut tersenyum "Kamu betul-betul bodoh AnakKu". Hal itu seperti menukarkan emas dengan gelas atau membuang kayu cendana ke dalam lumpur. Apakah ada orang yang mau menukarkan air sungai Gangga dengan minum air dari sumurnya sendiri. Jika kamu ingin menikah dengan bangsa Dewa menikahlah dengan Indra. Shiva adalah makhluk yang sangat bodoh. Ia adalah makhluk yang mempunyai tiga mata dan 5 wajah. Rambutnya kusut (gimbal) dan tubhnya ditutupi oleh abu. Ia memakai ular sebagai hiasan lehernya. Ia selalu ditemani oleh bangsa makhluk halus, hantu dan siluman. Dia tidak punya baju dan tidak mempunyai kekayaan setitik pun. Tidak ada yang tahu siapa orang tuaNya. Ia hidup menyendiri di tengah es yang membeku dan lehernya membiru yang penuh dengan racun. Aku rasa engkau membuat kesalahan terbesar dalam hidupmu untuk memilih dia sebagai suamimu. "Lupakan Shiva dan jangan sia-siakan hidupmu " Ujara Brahmana tersebut sambail memakan buah-buahan persembahan Parvati.

kata Brahmana tersebut membuat marah Parvati. "Kamu yang bodoh!" ujarnya dengan suara lantang. "Kamu tidak tahu apapun tentang Shiva!" "Ia adalah Tuhan dari segalaNYa dan kamu telah menghina Shiva dan bersiap-siaplah menerima kutukanNya, aku menyesal telah memujamu, wahai Brahmana yang sombong". Teruskanlah ejekanmu, namun sebelum keluar kata-kata kotormu yang menhina Shiva, aku akan pergi dari tempat ini dahulu, aku tidak bisa dengar ada orang yang menghina Shiva.
Ketika Parvati bersiap akan meninggalkan tempat tersebut, Shiva langsung mengambil wujud asliNya dan berkata "Kemana kamu akan Pergi, Parvati? aku pikir kamu berdoa tentangKu". "kamu tidak boleh mengutukKu sekarang, aku tidak bisa mengijinkanNya. Buatlah satu permintaan"

"Menikahlah dengan Ku sesuai ritual adat di negaraKu"jawab Parvati. Shiva menyetujui dan mereka menuju ke kediaman orang tua Parvati.
Prosesi Perkawinan

Shiva memanggil ketujuh Maha Rsi (saptarshi) dan meminta mereka pergi ke Himalaya untuk menjadi wali untuk meminang Parvati. Pesannya adalah untuk meminang putri Dewa Gunung Himalaya Parvati sebagai calon istri Shiva. Himalaya sangat senang melihat para MahaRsi tersebut dan lebih senang lagi mendengar bahwa Shiva akan meperistri Parvati Putri sematawayangNya. Tanggal pun telah ditetapkan.

Akhirnya hari yang bersejarah tersebut tiba, para Gandharva (para penyanyi surgawi) bernyanyi dengan sangat merdu dan Apsara (para penari sorga) menari dengan sangat mengagumkan. Seluruh bangsa Dewa menuju ke Kailasa untuk menemani Shiva pada prosesi pernikahanNya. Kerajaan Himalaya pun telah bersiap. telah dibangun gerbang-gerbang yang sangat indah di depan kerjaan yang dipenuhi panji-panji kebesaran. Keindahan karajaan Himalaya pada saat itu susah digambarkan dengan kata-kata. Ketika prosesi pernikahan akan digelar, Dewi Menaka Ibunda Parvati bergegas keluar.
"Biarkan aku melihat Shiva!"ujarnya dengan sangat bersemangat. "Biarkan aku menemui calon mantuku". "Anakku parvati telah menjalankan tapsya yang sangat berat agar dapat dinikahkan oleh Shiva." "Dia pasti sangat tampan!" ujarnya.

Dewa yang pertama dilihat Menaka adalah Vishvavasu, Raja dari para Gandharva. Vishvavasu memang sangat tampan, dan Menaka mengira bahawa ialah Shiva. Tetapi ketika ia diberitahu , bahwa Vishvavasu hanyalah seorang penyanyi yang menghibur Shiva, ia mengira bahwa Shiva pasti lebih tampan dari Vishvavasu.

Terus matanya tertuju kepada Dewa Kubera, Sang Dewa Kekayaan, dan ia mengira bahwa ialah Shiva. Kubera lebih menarik dari Vishvavasu. tetap ia diberitahu lagi bahawa itu bukan calon menantunya. begitu juga ketika ia melihat Dewa Yama yang lebih ganteng dari Varuna. Dewa yang paling tampan Indra, Surya dan Chandra, semua Dewa tersebut mengaku bahwa ia bukan calon menantunya dan melewatinya dengan tersenyum. Narada yang memberitahu bahwa itu semua adalah pelayan dari Shiva.
Menaka menjadi sangat gembira, Jika pelayannya saja penampilannya sudah seperti itu apalagi Pimpinannya, ujarnya dalam hati. Ia juga salah menilai Brahma, Vishnu dan Brihaspati yang diduganya sebagai Shiva. Dimanakah Shiva? Akhirnya Shiva muncul dan Narada mengenalkannya kepada Menaka.

Pada pandangan pertama, Menaka mendadak mau jatuh pingsan. Shiva dikelilingi hantu disekelilingnya. Wajah mereka menyeramkan, semuanya berada di kegelapan dan mereka membuat keranjang yang besar. Shiva sendiri mengendarai seekor lembu. Ia mempunyai tiga mata, lima wajah dan 10 lengan. Kulitnya dilapisi abu jenasah dan bulan menghiasi dahiNya. Ia berbajukan kulit macan dan rangkaian tengkorak bergantung di lehernya. tidak mengherankan melihat pemandangan tersebut Menaka mendadak pingsan.

Ketika ia mulai sadar, ia mulai meratapi keadaannya. Ia mulai memarahi Himalaya, Narada dan Parvati untuk ketidak beruntunganNya bermantuka sosok yang aneh. Brahma dan para Dewa yang lain juga para Rsi berusaha untuk menghibur Menaka. Tapi itu tidklah dapat mengobati kekecewaan Menaka.

"Aku tidak mengijinkan PutriKu untuk menikah degan Shiva"Ujar Menaka. "Aku akan memebrinya racun jika prosesi ini tetap berlangsung." "Aku akan membuangnya ke sumur dan membunuhnya". "Aku akan mencincangnya menjadi berkeping-keping dengan senjata tajam". "Aku akan menenggelamkannya di lautan. Aku akan bunuh diri. "Aku akan menikahkan Parvati dengan orang lain, Bukan dengan Shiva!"
Parvati menjawab" aku tidak menikah dengan orang lain selain Shiva. Apakah seekor serigala bisa dibadingkan dengan Singa?

Vishnu mencoba untuk menhibur Menaka. Tetapi ia tidak berhasil pula. Akhirnya Narada meminta Shiva agar berubah menjadi bentukNya yang Indah dan Shiva menyetujuiNya. Bentuk ini hanya ditunjukan bagi yang setia pada Shiva saja. Semuanya terpesona dengan penampilan Shiva yang indah tersebut, bahkan Menaka.

Badan Shiva bersinar bagaikan sinar 1000 matahari dan mahkota berkilauan di kepalaNya. PakianNya berkilauan dan kilau perhiasanNYa mengalahkan sinar bintang yang paling terang. Menaka langsung meminta maaf atas kebodohannya dan tidak ada halangan bagi prosesi pernikahan ini. Brahma yang menjadi saksi, upacarapun berjalan lancar dan kahirnya Shiva dan Parvati kembali ke kediaman Shiva di Kailasa.

sumber : https://www.facebook.com/agung.joni.31/posts/214658815538311

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net