Jumat, 09 September 2016

Berpijak pada Kearifan Lokal

Tasmindese ya acarah.
Paaramparyakramaagatas.
Varnaanaam saantaraalaanaam.
Sa sadaacaara ucyate. 

Maksudnya:
Tradisi agama (acara) yang diturunkan menurut urutannya yang wajar sejak dahulu kala kepada catur varna dan golongan campuran dalam masyarakat hal itu dinamakan ''sadaacaara''. 

SABDA suci Tuhan dalam Mantra Veda yang masih murni (pure vedic) yang belum terjamah oleh manusia disebut vidhi. Veda disabdakan Tuhan itu terus didalami oleh para Resi. Kemudian setelah mendalami sabda suci Tuhan itu timbulah pandangan para Resi berdasarkan pemahamannya pada Veda tersebut. Pandangan atau paradigma yang didasarkan pada pendalaman Veda ini disebut drsta. Karena itu dalam Bhgawad Gita XVII.11 ada istilah Vidhidrsta. Pandangan atau paradigma para Maharesi yang berdasarkan pendalaman Veda yang disebut Vidhidrsta inilah yang wajib dijadikan pegangan melaksanakan ajaran agama Hindu dalam berbagai kehidupan seperti Yadnya. Vidhidrsta tersebut harus ditradisikan agar ia ajeg (Acara) dalam masyarakat di bawah bimbingan para Resi atau Pandita. 

Mentradisikan Vidhidrsta itu menurut Manawa Dharmasastra VII.10 harus berdasarkan lima pertimbangan yaitu: Iksa, Sakti, Desa, Kala untuk mengajegkan Tattwa atau kebenaran Veda. Vidhidrsta ini terus diterapkan dalam kehidupan oleh semua profesi (Catur Varna) untuk menyukseskan profesinya memelihara hidup ini. Proses mentradisikan kebenaran Veda melalui urutannya yang benar dan wajar itu dalam Manawa Dharmasastra yang dikutip di atas disebut Sadaacaara. Sad berasal dari kata Sat atau Satya artinya kebenaran Veda yang tertinggi. Sedangkan kata Acaara artinya mentradisi atau ajeg atau kekal. Jadi sadaacaara artinya kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg. Pengamalan ajaran agama yang telah ajeg ini dalam Sarasamuscaya 177 disebut Acara. Acara ngaran prwrti kawarah ring aji, artinya acara adalah perbuatan (kebiasaan) yang berdasarkan ajaran kitab suci. 

Kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah inilah yang disebut kearifan lokal (local genius). Kearifan lokal itu merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci sabda Tuhan dan berbagai nilai yang ada di mana kearifan lokal itu terbentuk seperti keunggulan budaya masyarakat setempat, maupun kondisi geografis sumber daya alam setempat dalam artian luas. 

Di daerah Bali sebagian besar penduduknya beragama Hindu. Agama Hindu di Bali sudah mentradisi dalam kurun waktu berabad-abad. Sudah sangat banyak sekali ajaran agama Hindu itu yang telah mengkristal dalam wujud kearifan lokal. Berbagai kearifan lokal itu ada terdapat dalam berbagai karya sastra, karya arsitektur, dalam wujud sastra lisan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Norma-norma hidup sebagai produk budaya masa lampau. 

Banyak sekali kearipan lokal sebagai produk budaya di masa lalu yang patut terus dijadikan pegangan hidup. Kearifan lokal itu memang ia berwujud lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya sangat universal. 

Kearipan lokal itu ada dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam pergaulan sehari-hari saja banyak sekali kita menjumpai kalimat-kalimat pendek bagaikan ''sutra'' atau syair pendek yang bernilai tinggi dalam sastra Veda. Contoh kecil saja ada istilah: ada tuara, jele melah wenang sambat, kelet malu goloh duri, gangsaran tindak kuang daya, cenik lantang gede baah, nolih tundun, megae bareng apang paturu hidup, bani meli bani ngadep, ngalih gae ngaba alutan, manis memanesin, song beduda titinin, dan banyak sekali bentuk nilai kearipan lokal dalam berbagai aspek kehidupan di Bali. 

Sayang kearifan lokal itu dewasa ini hanya sebatas wacana. Sangat sedikit hal itu dijadikan pegangan hidup dalam kehidupan modern dewasa ini. Misalnya dalam bisnis ada kalimat yang kita warisi dari leluhur dalam kalimat berbahasa seperti: ''bani meli bani ngadep''. Kalimat berbahasa Bali ini artinya sangat sederhana yaitu berani membeli berani menjual. Maksud kalimat pendek ini sangat dalam bahwa dalam menentukan harga barang atau jasa harus ada keadilan tidak saling merugikan. Harga itu harus tidak merugikan pembeli dan juga penjual. Dalam menentukan satuan harga itu harus ada berbagai perhitungan dengan menggunakan berbagai ilmu. 

Ini tentunya mengandung transparansi dalam berbagai lapangan kehidupan tidak ada sesuatu yang disembunyikan, Kelet malu goloh duri. Maksud kalimat pendek ini juga sangat dalam. Apa pun yang kita lakukan harus dipikirkan matang-matang sebelumnya. Jangan diawali dengan menganggap enteng segala sesuatunya. Kearifan lokal ini pun banyak membutuhkan ilmu bantu mewujudkan kearifan lokal tersebut. Sangat baik kalau berbagai butir kearifan lokal itu dibuat rumusan implementasinya agar mudah menerapkan. 

* I Ketut Gobyah 

sumber : www.balipost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net