Jumat, 13 Januari 2017

NAGA BANDA LAMBANG IKATAN DUNIAWI

Dalam upacara Pengabenan ada sarana Upacara Pengabenan yang disebut Naga Banda. Cuma sarana yang disebut Naga Banda ini tidak digunakan oleh umat Hindu secara umum. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengunakan sarana Pengabenan yang disebut Naga Banda itu. Sarana Pengabenan yang disebut Naga Banda tersebut  berupa sarana yang  berwujud Naga dibuat oleh seorang Sangging yang berwewenang dalam pembuatan sarana pengabenan seperti membuat Wadah, Bade, Pepaga,Bukur  dll. Perwujudan Naga Bande itu umumnya dibuat sangat indah sehingga sangat menambah semaraknya suatu upacara Pengabenan. Kesemarakan itu adalah wujud keikhlasan dan doa atas kehendak Tuhan untuk memanggil umat ciptaanya kembali padaNYA. Untuk memahami makna penggunaan Naga Banda dalam Upacara Pengabenan maka dapat kita simak dari segi arti kata Naga Banda itu sendiri. Kata Naga Banda itu berasal dari kata Naga dan Banda. Dalam bahasa Sansekerta  kata Naga disamping berarti ular ,juga berarti bumi atau dunia  ini sendiri.Sedangkan kata Banda berarti ikatan. Tujuan penggunaan sarana Naga Banda ini adalah sebagai simbolis untuk melepaskan Atman dari ikatan bumi atau dunia ini. Mengapa ada orang yang  dianggap berhak menggunakan naga Banda ada yang tidak berhak menggunakan Naga Banda. Sarana ini menggambarkan keterikatan Atman yang sangat kuat pada keberadaan dunia ini. Sedangkan keadaan umat ada yang sangat kuat terikat pada dunia ini ada yang kurang terikat pada dunia ini. Karena itu hanya Raja dan Pandita Budha yang dapat menggunakan  sarana Naga Banda.Hal ini dinyatakan dalam Lontar Tattwa Bhatara Astapaka.Dalam Lontar tersebut  dinyatakan  bahwa hanya penguasalah yang berhak menggunakan sarana Naga Banda ini. Dalam Lontar Tatwa Bhatara Astapaka tersebut dnyatakan  : ......yeki ngaran Naga Banda  pinaka panuntun sang wibuh muliheng  hari bhuwana. Artinya inilah yang bernama Naga Banda sebagai penuntun sang Raja kembali pada alamnya Sang Hari ( Sang Hyang Widhi). Disamping itu dalam Lontar tersebut juga dinyatakan bahwa yang berhak juga menggunakan sarana Naga Banda adalah keturunan Dang Hyang Astapaka atau Mpu Katarangan. 

Katerangan adalah leluhur dari Pandita Budha di Bali. Mengapa hanya penguasa atau Sang Wibuh yang berhak memakai Naga Banda.Hal ini kemungkinan disebabkan karena yang paling terikat pada dunia ini adalah penguasa atau Raja. Demikian juga Pandita Budha.Dalam Lontar Ekapratama juga dinyatakan bahwa Pandita Bhuda memiliki kewajiban “amretistha pawana”  yaitu menyucikan alam atmosfir tempat manusia dan makluk hidup lainya mengembangkan kehidupanya. Jadinya kewajiban Pandita Budha ini sangat berat untuk menyiapkan  alam Atmosfir ini agar menjadi  sarana kehidupan yang baik.Kalau alam atmosfir ini berhasil disiapkan menjadi sarana kehidupan yang baik,maka alam atmosfir ini akan dapat menjadi tangga yang baik menuju alam rokhani.Jadinya Pandita Budha dalam konsep Hindu seperti yang disebutkan dalam Lontar Eka Pratama itu memiliki Swadharma yang sangat berat mengelola alam ini agar benar-benar tidak disalah gunakan oleh umat manusia untuk mengumbar hawa nafsu. Gunanya alam Sekala ini diciptakan adalah sebagai wadah hidup untuk menyiapakan kehidupan dialam Niskala yang lebih langgeng. Karena itu Padnita Budha dan juga Sang Raja memiliki kewajiban yang sangat berat mengelola dunia Sekala ini.Setiap hari Raja atau Sang Wibuh harus selalu mengawasi keadaan dunia dan segala isinya ini. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling utama harus dibina menjadi unsur yang paling sentral dalam mengelola kehidupan di dunia material ini.Dunia material ini adalah sarana untuk mencapai kehidupan di dunia rokhani.Kalau dunia material ini salah cara mengelola justru dunia material ini akan menjadi unsur yang  membawa makhluk hidup ini menuju Neraka. Kegiatan beragama bukan untuk melupakan dunia ini.Tapi kegitan beragama justru untuk mengelola dunia ini sebaik-baiknya untuk mendapakan kehidupan yang aman dan damai di dunia material ini. Kalau di dunia material ini manusia dapat mewujudkan kehidupannya mencapai Dharma,Artha dan Kama. Maka keadaan hidup yang telah mencapai Dharma.Artha dan Kama itulah sebagai wahana untuk menuju tujuan hidup yang terakhir yang disebut Moksha. Karena kewajiban Raja dan Pandita Budha mengurusi dunia ini maka sangat mungkin beliau itu terikat berat pada dunia ini.Oleh karena itu saat beliau meninggal terus diaben dapat menggunakan sarana Naga Banda. Jadinya Naga Banda itu bukanlah sarana kemewahan untuk dibangga-banggakan.Namun ia adalah sarana rokhani sebagai simbol upaya dan doa untuk membebaskan Atman dari ikatan dunia material ini.

  
Dari : I Ketut Widyananda
Hal  : Naskah Untuk Rubrik Kembang Rampe di Nusa Tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net