Selasa, 14 Juli 2015

Kemurnian Adalah Tak Tercemari

Ceramah Sadhana Dzogchen ke 134 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Api Homa Yamantaka Vajra, Sabtu 18 April 2015 di Taiwan Lei Tsang Temple

Terlebih dahulu marilah kita bersembah puja pada Para Guru Leluhur, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada adinata homa hari ini : Yamantaka Vajra Vidyaraja.

Gurudhara, Thubten Ksiti Rinpoche, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, tamu agung yang hadir hari ini antara lain Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao, Sekretaris Jenderal Pemerintah Provinsial Taiwan : Bpk. Zheng Pei-fu dan istri Ibu Han Wu-zhen, Akademisi Academy of Sinica Prof. Zhu Shi-yi dan istri Ibu Chen Wen-wen, Kepala Bidang Kemasyarakatan Pemerintah Kota Xinzhu : Sdri. Li-fang, Anggota Parlemen Kota Tainan : Cai Wang-quan, Penasihat Hukum TBF : Pengacara Zhuo Zhong-san, Direktur Bedah Plastik Chung Shan Medical University Hospital Profesor Zheng Sen-long.

Tim Profesor Doktor Zhenfo Zong – profesor yang direkrut khusus Prof. Wang Jin-xian, Prof. Wang Li, Prof. Gu Hao-xiang, Prof. Cai Guo-yu, Prof. Ye Shu-wen, Prof. Lin Xiu-ju, Dr. You Jiang-cheng dan dr. Lin Jun-an.

Ketua umum Lotus Light Charity Society Acarya Changren, ketua pengurus Lotus Light Charity Society wilayah Taiwan Bpk. Li Chun-yang, Presenter Ternama : Bpk. Tai Zhi-yuan, Master ukiran pasir : Master Wang Song-guan. Perwakilan anggota legislatif Cai Qi-chang Sdri. Chen Hui-mei, Perwakilan Anggota Legislatif Kota Gaoxiong : Xu Hui-yv, Direktur Jenderal Taiwan Film Education Institute Bpk. Cheng Yu-cheng, Pengusaha Kehormatan Hong Kong : Dato Lei Feng-yi dan istri Dati Zeng Mei-ting, Produser Sembilan Tingkat Dzogchen, Diktat Hevajra, dan Ulasan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana - Acarya Lianyue dan pembawa acara Sdri. Pei-jun, Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi, My sister Ibu Lu Sheng-mei, Lu Guo-ying dan suami.

Terima kasih kepada Sdri. You Hua-ling dari Singapura yang telah berdana untuk konsumsi sebesar 188,000 NT dan Lian-hua Dong-cai dari Hong Kong yang telah berdana untuk konsumsi sebesar 100,000 NT.

Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Taiwan ) Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Selamat siang and selamat petang!( Bahasa Indonesia : Selamat siang )( Bahasa Jepang : Apa kabar ) Good afternoon! ( Bahasa Inggris : Selamat siang ) Sawadika! ( Bahasa Thai : Apa kabar ) Kam-sam-ni-da! ( Bahasa Korea : Terima kasih ) Hola Amigo!( Bahasa Spanyol : Apa kabar ) Wie geht es Ihnen? ( Bahasa Jerman : Apa kabar ? ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )

Akhir-akhir ini banyak yang bertanya mengapa Gurudara tidak kelihatan, Gurudara pergi ke Gunung Jiuhua di Anhui Tiongkok, beberapa hari yang lalu berada di Gunung Jiuhua, tiga hari sebelumnya berada di kaki Gunung Huang, kemudian pergi ke Vihara Guoqing di Gunung Tiantai, kemarin malam berada di Jingdezhen Jiangxi, juga naik ke Lushan. Dia menitipkan salam untuk semuanya : “Apa kabar semua.” Sekarang hari Sabtu, besok hari Minggu, hari Senin dia sudah kembali. Terima kasih atas perhatian semuanya.

◎ Hari ini kita melakukan api homa Yamantaka Vajra, mengapa saya menjapa tiga mantra  ? “Om. Amidiewa. Xie” Mantra Hati Amitabha Buddha, kemudian menjapa “Om. Alabazhanadi.” Mantra Hati Manjusri Bodhisattva, kemudian menjapa “Om. Yanmandaga. Hum Pei.” Mantra Sang Penakluk Yamaraja, Ia adalah Yamantaka, yaitu Mahateja Vajra. “Om. Chuli. Kalalupa. Hum Kan. Suoha.” Mencakup Yamantaka dan Yamaraja, saya merangkai beberapa mantra tersebut.

Amitabha Buddha merupakan sasanapati ( Pimpinan Ajaran ) di Sukhavatiloka, Manjusri Bodhisattva merupakan yang utama dalam Prajna, kemudian Manjusri Bodhisattva memasuki hati Yamaraja, bermanifestasi menjadi Yamantaka, yaitu Mahateja Vajra Vidyaraja ( Daweide Jingang Mingwang / 大威德金剛明王 ) . 
Manjusri Bodhisattva manunggal dengan Yamaraja, bermanifestasi menjadi Yamantaka Vidyaraja, beberapa adinata ini saling berkaitan. Yamantaka Vajra juga merupakan Dharmapala utama dari Mahaguru, sebab Yamantaka Vajra juga merupakan Dharmapala dari Tsongkapa Guru Leluhur Gelugpa. Ia memiliki banyak wujud, ada Ekavira Mahateja, satu tangannya membawa kapala dan tangan yang lain membawa belati Vajra Kartika, kaki di depan membentuk postur busur dan di belakang membentuk postur panah, Ia memiliki atribut krodha, rambutnya berdiri ke atas. Selain itu ada Yamantaka Vajra yang bermuka enam, berlengan enam dan berkaki enam. Ada juga yang berkepala banyak, ada yang kepalanya berjumlah lebih dari tiga puluh,  lengannya berjumlah lebih dari tiga puluh dan banyak kaki, disebut sebagai Tiga Belas Adinata Yamantaka Vajra Vidyaraja, kewibawaan dan kekuatan-Nya sangat besar.

◎ Tiap kali Mahaguru memimpin upacara di Taiwan Lei Tsang Temple, setelah keluar untuk menyalakan tungku homa, kemudian berjalan kembali, di atas podium ini, kaki kanan berdiri tegak dan kaki kiri dijulurkan terbuka, kemudian berputar tiga ratus enam puluh derajat, saya membentuk Mudra Yamantaka Vajra Vidyaraja. Dalam Sadhana Yamantaka ada tertulis, asalkan kedua tangan Anda membentuk Mudra Yamantaka, kaki kanan berdiri, kaki kiri dijulurkan tebuka dan berputar tiga ratus enam puluh derajat, maka sepuluh penjuru mara akan tersingkirkan.

Tiap Mahaguru selesai menyalakan tungku homa, begitu naik selalu berputar, satu kaki diluruskan tebuka, kemudian berputar satu lingkaran seperti ini, semua menyangka Mahaguru sedang memperagakan gerakan bela diri, berputar satu kali untuk diperlihatkan kepada semua. Bukan demikian, sesungguhnya gerakan ini mengandung makna, yaitu menyapu rintangan mara di tiga ratus enam puluh derajat, semua dewata sesat dan makhluk halus jahat disingkirkan dari arena ini.

Akan tetapi di Seattle gerakan ini tidak dilakukan, di Seattle terlampau dingin, tempat yang dingin, orangnya juga tidak banyak, tiap kali memberikan adhistana jamahan kepala, kira-kira 5 menit sudah usai. Sedangkan adhistana jamahan kepala di sini, ada kalanya memakan waktu satu jam lamanya, satu jam setengah, bahkan dua jam baru selesai, rintangan mara di sini lebih banyak, oleh karena itu harus berputar. Di Seattle jamahan kepala akan selesai dalam waktu lima menit, sungguh kasihan, oleh karena itu dalam satu hari harus melakukan beberapa kali adhistana jamahan kepala, usai makan siang menjamah kepala satu kali, usai makan malam juga menjamah lagi satu kali, tiap Sabtu juga harus menjamah satu kali, usai upacara hari Minggu juga harus menjamah satu kali lagi, waktu yang dibutuhkan hanya beberapa menit. Adhistana jamahan kepala di sini sangat lama. Tentu saja karena orangnya banyak, maka persoalan juga pasti banyak, ada kalanya semakin banyak orang, maka mara dan makhluk halus juga akan lebih banyak, oleh karena itu harus berputar tiga ratus enam puluh derajat.

Saya beritahu Anda semua, saat kalian bersadhana, di hadapan altar mandala, Anda berdiri dengan satu kaki, kaki kiri dibuka, berputar satu putaran, Syuu ! Maka semua makhluk halus di rumah Anda akan terusir keluar, ini adalah sapuan langkah, Anda harus tahu mengapa Mahaguru membuat gerakan tersebut. Ada yang bertanya : “Mengapa Mahaguru di depan altar harus berputar satu kali ? Apakah sedang bosan ? Tidak ada yang dilakukan, sehingga beraksi ?” Bukan, ini adalah gerakan menyapu bersih para mara. Dharmabala Yamantaka Vajra sangat kuat, “Om. Yanmandaga. Hum Pei. Om. Chuli. 
Kalalupa. Hum Kan. Suoha.” Menjapa mantra ini harus dengan penuh kekuatan dan gagah, semua mantra Deva Vajra sangat penuh kekuatan dan gagah. Seperti saat kita sedang menjapa Mantra Hati Mahottara Heruka : “Om. Biezha. Zhuoda. Mahaxie. Xili. Heluga. Hum Pei.”  Harus dijapa seperti ini, Ia sangat perkasa ! Dulu, kita nonton film kuno, “Weiiiiii Wuuuuuu” ( perkasa ), Hakim Bao muncul, harus merepresentasikan keperkasaan, harus menampilkan semangat penuh kekuatan dan gagah. “Om. Chuli. Kalaluba. Hum Kan. Suoha”, “Om. Yanmandaga. Hum Pei.” Harus memancarkan keperkasaan. Mudra Yamantaka Vajra sama dengan Mudra Manjusri Bodhisattva, sebab Yamantaka merupakan manifestasi dari Manjusri Bodhisattva. Selain itu wujudnya boleh divisualisasikan sebagai Ekavira, Ekavira lebih mudah divisualisasikan, hanya dua lengan, dua kaki dan satu wajah, membawa kapala dan belati vajra kartika. Yang berlengan enam dan berkaki enam juga cukup mudah divisualisasikan, sedangkan yang berlengan tiga puluh dua lebih sukar divisualisasikan. Namun dalam sadhana kalian juga boleh memvisualisasikan yang berlengan tiga puluh dua dan berkaki banyak, tangan membentuk Mudra Tarjani ( Mahaguru memperagakan ), ada kalanya Mahaguru membentuk Mudra Tarjani yang juga merupakan Tujuh Mudra Pengusiran. Bukankah bentuk mudra ini mirip dengan Yamantaka ? dua tanduk di atas, ini adalah Mudra Tarjani. Mudra Manjusri Bodhisattva juga merupakan Mudra Yamantaka, sama saja, ada mudra, ada wujudnya, ada mantranya, maka Anda dapat menekuni Sadhana Yidam Yamantaka Vajra dengan sebaik-baiknya. True Buddha Foundation mencetak Sadhana Penjapaan Yamantaka Vajra, Sadhana Yamantaka Vajra merupakan satu dari Panca-maha-vajra. Asalkan Anda beryukta dengan Yamantaka Vajra, maka Anda juga dapat beryukta dengan Manjusri Bodhisattva dan Amitabha Buddha, sebab semua saling berkaitan.

Ada satu kali saya beryukta dengan Yamantaka Vajra di dasar samudra, saat Yamantaka Vajra hadir pada tubuh saya, Ia membuat gelombang naik menjadi tsunami, Dharmabala-Nya sangat besar, sangat perkasa, Ia sama dengan Hevajra, mampu menaklukkan Dewa Mara Mahesvara, menaklukkan Yamaraja Mrtyu Mara ( Kematian ) , menaklukkan Klesa Mara ( Kerisauan Batin ) , supaya semua klesa Anda dapat tertaklukkan. Selain itu Ia juga mampu menaklukkan Mara Penyakit. Saya doakan semoga Anda sekalian memperoleh kesehatan , panjang usia dan keleluasaan.
◎ Mari mengulas ‘Abhiseka Panca-visaya Yang Paling Langka’ dalam Sadhana Dzogchen, ‘Guru Padmasambhava mengatakan : Abhiseka Panca-visaya merupakan jalan Kebuddhaan dalam Sadhana Dzogchen, bagi tiap sadhaka tantra yang ingin mencapai Kebuddhaan dalam kehidupan saat ini juga, harus menerima Abhiseka Pemurnian Panca-visaya ini, dalam hal ini, Pencerahan secara kulit luar masih belum cukup, sadhaka harus memperoleh kemurnian sejati dari mata, telinga, hidung, lidah dan tubuh. Apabila para insan tidak memahami pemurnian Panca-visaya, malah berusaha mencari moksha ke luar diri, berarti telah mencampakkan yang utama demi mengejar yang tidak bermanfaat, adalah suatu hal yang mustahil, sebab Sadhana Dzogchen merupakan Kebuddhaan melalui bimbingan lima indera utama. Lima indera kasar dari para insan merupakan kondisi batin para insan. Sedangkan lima indera yang halus dari Buddha Bodhisattva merupakan kondisi batin Buddha Bodhisattva. Saat panca-visaya telah termurnikan, berarti realisasi telah dicapai.’

Penulisan ini sangat langsung , telah menyatakan inti sarinya dan sangat aktual. Kita tahu ada patung tiga ekor kera, yang satu menutup mata, yang satu menutup mulut dan yang satunya menutup telinga, ini merepresentasikan menutup tri-visaya : mata, telinga dan mulut. Apakah mengherankan ? Sebenarnya ini termasuk Abhiseka Tri-visaya, kita melihat yang patut dilihat, tidak melihat yang tidak patut untuk dilihat ; Mendengar apa yang patut didengar, tidak mendengar apa yang tidak patut didengar ; Kita harus mengatakan apa yang patut dikatakan, sedangkan yang tidak patut maka jangan dikatakan. Ini adalah Abhiseka Tri-visaya.

Ada banyak lelucon mengenai Xiao-ming, Xiao-ming berkata pada gurunya : “Saya minta ijin.” Gurunya bertanya : “Kenapa ?” Xiao-ming : “Nanti sore saya akan menjalani pembedahan.” , “Pembedahan apa ?” Xiao-ming : “Di kulit saya tumbuh benda yang tidak teratur dan harus dipotong.” Guru : “Bicara yang jelas !” Xiao-ming : “Potong rambut.” Guru : “Aduh !” Orang jaman sekarang bicaranya berbelit-belit, biasanya cara bicara politisi juga berbelit-belit, sekarang muncul orang yang bicaranya tidak berbelit-belit, semua orang merasa ia sangat langka. Semua suka menyimak berita tentangnya, tiap kali ia berbicara selalu blak-blakan, tapi saat tidak bisa bicara lagi, dia hanya menggaruk kepala, benar tidak ? Sebenarnya kemunculan tokoh politik yang demikian tidaklah mudah, coba lihat, ia bahkan berani melawan grup finansial, Wah ! Orang itu pasti orang yang benar-benar jujur, yang sungguh bersih baru berani melakukan hal tersebut, jika tidak, pasti tidak akan berani. Apalagi yang dia hasilkan sungguh sebuah karya yang besar, kita harus memilih orang yang mampu benar-benar berkarya, memilih orang yang benar-benar mampu melakukan hal besar, benar tidak ? Pemilihan tidak hanya mengandalkan bicara, ada sebagian orang yang hanya suka banyak bicara, akhirnya setelah terpilih mengingkari janjinya, politisi semacam ini kita boleh menolaknya. Setelah mengucapkan, maka harus mampu melaksanakan, coba lihat, muncul seorang tokoh yang demikian bersih, tidak dikemas dalam partai politik, mampu bicara blak-blakan, bahkan Anda bisa melihat karyanya, maka Anda akan tahu bahwa dia sungguh bersih, tidak hanya sebatas bibir saja ; Hanya bersih sebatas bibir saja tidaklah masuk hitungan, harus mampu benar-benar berucap jujur, berani melakukan, berani bicara, benar-benar melaksanakan, orang semacam ini sangat bersih.

Kita harus memilih orang yang benar-benar mampu berkarya dan mampu melakukan hal besar, ini sangat pnting. Pada awal tahun ini dan akhir tahun lalu saya telah mengatakannya, akan ada pembaharu dalam bidang politik, ada suasana baru, Buddha Bodhisattva telah mengetahui sejak awal, akan muncul orang yang demikian. Sungguh muncul hal  baru yang tidak dimiliki oleh banyak politisi. Ini juga berarti menutup mulut, sebab dia berucap yang jujur, mengucapkan sesuatu yang patut untuk diungkapkan, ini melatih karma ucapan, karma ucapan sangat penting, jangan mengucapkan yang tidak patut untuk diucapkan, ucapkan yang patut untuk diucapkan, orang semacam itu sangat langka.
◎ Pada umumnya yang berprofesi sebagai pejabat akan sangat sukar menekuni bhavana. Mengapa demikian ? Sebab setelah menjadi politisi pasti menjalin hubungan demi meraih keuntungan, pasti akan menggunakan relasi untuk melakukan hal yang tidak benar, yang demikian sangat sukar untuk menghindari karma buruk, oleh karena itu menjadi pejabat sangat sukar untuk menekuni bhavana ; Memang masih bisa menekuni bhavana, tapi akan lebih sukar. Yang punya bisnis juga sukar menekuni bhavana, walaupun bisa, tapi juga sangat sukar. Mengapa ? Sebab seharian penuh selalu ingin memperoleh keuntungan, demi meraup keuntungan ada kalanya menggunakan cara yang sedikit menyimpang, berarti Anda telah berbuat karma buruk yang menyebabkan bertumimbal lahir dalam enam alam. Oleh karena itu, saya rasa seorang sadhaka jangan menjadi pejabat, juga jangan berbisnis. Kalau begitu lebih baik menjadi apa ? Lebih baik melepaskan kehidupan duniawi.

Dengan menjalani bhavana murni, maka Anda akan mempunyai waktu yang cukup untuk bhavana, Anda pergi menyepi ke gunung, tiada lagi noda pengelihatan, mata Anda hanya melihat pepohonan. Tiada lagi noda pendengaran, telinga Anda hanya mendengar kicauan burung dan suara angin. Dikarenakan Anda tidak dapat merasakan lima jenis rasa, tidak dapat menikmati aneka masakan lezat, maka tiada noda pengecap. Tiada juga noda ucapan, sebab tidak ada lagi lawan bicara. Tiada lagi noda sentuhan, tidak ada orang yang berjabat tangan dengan Anda, tidak ada yang berhubungan dengan Anda, tidak ada yang berteman dengan Anda ; Saat Anda bertapa seorang diri di kedalaman gunung, tidak ada lagi noda sentuhan, walau ada kalanya noda pikiran masih ada. Saya pernah menceritakan sebuah lelucon, seorang penebang kayu masuk ke pedalaman gunung dan berjumpa dengan seorang bhiksu tua yang sedang melatih diri, dia bertanya pada bhiksu tua : “Apakah seorang sadhaka juga berpikiran melantur  ?” Bhiksu mengatakan : “Ya, sebulan tiga kali.” , “Wah ! Berarti Anda cukup hebat, sebulan hanya tiga kali melantur, pasti keseharian Anda sangat murni.” Dengan muka merah bhiksu tua menjawab : “Tapi begitu pikiran melantur akan terus berlangsung hingga sepuluh hari.” Berarti sebulan penuh, setiap hari pikiran melantur. Di antara mata, telinga, hidung, lidah dan kulit, pikiran adalah yang paling sukar. Oleh karena itu dalam Buddhisme disebut sebagai sad-ripu  ( enam pencuri ), apabila Anda mampu memurnikan semuanya, pikiran juga dapat termurnikan, maka Anda mampu berkontemplasi pada Yamantaka Vajra, dengan demikian Anda dapat bertransformasi menjadi sunya, sepenuhnya murni. Saat Anda sepenuhnya murni, tubuh murni, ucapan murni dan pikiran murni, maka Anda telah dekat dengan Buddha. Inilah teori mengenai panca-visaya, mengenai panca-visaya ini sudah dibabarkan dengan sangat jelas.

Di sebuah akhir pekan yang cerah, ada dua orang yang minum arak dengan riang, yang satu bertanya : “Dari manakah asal Anda ?” Jawab : “Heilongjiang.” , “Wah ! Saya juga Heilongjiang. Anda adalah teman sekampung halaman ! Mari bersulang !” , Kemudian bertanya lagi : “Anda di Heilongjiang sebelah mana ?” , Jawab : “Saya di Daqing.” ,  “Wah ! Saya juga Daqing ! Mari bersulang lagi !” Bertanya lagi : “Daqing sebelah mananya ?” Jawab : “Saya di Zhaozhou nya.” , “Wah ! Saya juga Zhaozhou ! Mari bersulang lagi !” , Kemudian bertanya lagi : “Siapa marga Anda ?” , “Saya marga Wang.” , “Wah ! Saya juga marga Wang.” Pemilik kedai arak tidak tahan lagi, ia menelepon temannya : “Pak Wang, kedua putra Anda mabuk lagi !” 

Tidak boleh minum minuman keras, seorang sadhaka jangan mengkonsumsi minuman keras, sadhaka juga tidak boleh merokok, ini tergolong sebagai pantangan mulut. Buddha Bodhisattva boleh saja ! Yamantaka boleh , sebab Beliau semua telah mencapai Kebuddhaan dan Kebodhisattvaan, Mahaguru juga boleh, namun Mahaguru tidak minum minuman keras, sebab harus memberikan teladan pada semua bhiksu/ni, saya tidak minum minuman keras dan tidak merokok. Jika mereka melihat Mahaguru merokok : “Wah ! Mahaguru boleh, berarti kita juga boleh.” Hal ini yang menyebabkan saya tidak boleh melakukan banyak hal. Sebenarnya saya boleh minum arak, saya juga tidak akan mabuk, saya sendiri mampu menakarnya. Seumur hidup saya ini hanya pernah sekali merokok, saat hendak masuk sekolah militer, orangtua mengatakan : “Kamu tidak boleh bersekolah.” Saya menjawab , apabila saya tidak masuk ke sana, tidak akan ada lagi sekolah yang bisa saya tuju. Sebab saya hanya bisa masuk ke dua sekolah, teman alumni saya ada di sini, Zhu Jinshui dan istri, sekolah militer tidak dipungut biaya, sekolah pelatihan guru juga tidak dipungut biaya. Ayah dan ibu saya mengatakan : “Kita tidak punya uang, sekalipun kamu ikut ujian masuk universitas, juga tidak ada uang untuk membiayai kamu.” Saya pergi mengikuti ujian di sekolah pelatihan guru di Tainan, sungguh mengejutkan, di antara 4000 lebih peserta ujian, yang diterima hanya 30 orang, bagaimana mungkin saya mampu ? Tahukah Anda ? Di masa muda saya sangat bodoh, bahkan dua kali tinggal kelas, saat SMA baru ada kemajuan, pada akhirnya lulus ujian penerimaan sekolah militer. Ayah dan ibu mengatakan : “Kamu tidak boleh masuk sekolah militer.” Saya juga tidak ikut ujian umum, sebab toh tidak ada biaya untuk sekolah. Oleh karena itu saya harus masuk sekolah militer, tapi ayah dan ibu saya tidak mengijinkannya. Maka saya mengatakan : “Baiklah, jika kalian tidak memperbolehkan saya masuk sekolah militer, lebih baik saya jadi preman di luar.” Kemudian saya mengambil sebatang rokok ( Mahaguru memperagakan ) , saya menyangka yang merokok itu pasti preman, maka saya merokok sebatang. Aduh ! Ternyata susah sekali cara merokok ! Ayah dan ibu saya melihat saya merokok di ruang tamu, mereka malah duduk dengan menumpangkan kaki sambil menggoyangkannya, “Sudahlah ! Silahkan masuk ke sekolah militer.” Inilah sebabnya saya masuk ke sekolah militer, saya mendaftar di hari terakhir.

Ceritakan sebuah lelucon , si suami mengatakan : “Sayang, tiap kali aku melihat kakimu, selalu teringat kampung halamanku.” Dengan malu-malu istrinya bertanya : “Benarkah ? Di mana kampung halamanmu ?” , “Di Wanluan Pingdong.” Di tempat itu kaki babi sangat terkenal. Ada kalanya seorang suami harus hati-hati dalam bicara. Sungguh , ada beberapa hal yang tidak boleh diungkapkan, sebab bisa melukai perasaan. Oleh karena itu jangan berkata-kata kasar, karma ucapan sangat mudah dilanggar ; Anda berucapan kasar, maka Anda melanggar karma ucapan. Tidak boleh memecah belah, tidak boleh berlidah dua, kepada Si Timur mengatakan : “Si Barat menjelek-jelekkan Anda.” Kepada Si Barat mengatakan : “Si Timur menjelek – jelekkan Anda.” , ini disebut berlidah dua. Seorang sadhaka tidak boleh berlidah dua, tidak boleh berucapan jahat, tidak boleh berkata-kata kasar dan tidak boleh membual. Apa itu membual ? Perbincangan yang tidak bermanfaat. Ada seorang insinyur yang tidak bisa memperoleh pekerjaan, maka ia membuka klinik sendiri, ia meletakkan sebuah papan di depan klinik, bertuliskan : “Apabila sakit Anda terobati, maka bayarlah 300 NT ; Apabila tidak terobati, maka saya beri 1000 NT.” Wah ! Bicaranya sungguh besar ! Ada seorang dokter yang melihatnya, ia berpikir : “Ini adalah kesempatan untuk meraup untung !” Maka ia memutuskan untuk masuk ke klinik tersebut. Dokter : “Saya kehilangan kemampuan mengecap, saat makan rasanya hambar.” Insinyur : “Perawat, teteskan obat nomor 22 pada mulut pasien ini.” Dokter merasakan : “Hah ? inikan bensin !” Insinyur : “Selamat, indera pengecap Anda telah pulih, silahkan bayar 300 NT.” Si dokter hanya bisa membayar, kemudian pergi dengan dongkol. Beberapa hari kemudian ia kembali ke klinik dengan tekad merebut kembali uang yang telah dibayarkan. Dokter : “Saya kehilangan ingatan, tidak ingat apapun.” Insinyur : “Perawat, tolong teteskan obat nomor 22 sebanyak tiga tetes kepadanya.” Dokter : “Hah ? Bukankah itu obat yang kemarin ?” Insinyur : “Selamat, ingatan Anda telah pulih, silahkan bayar 300 NT.” Si dokter hanya bisa membayar dan pergi dengan marah. Beberapa hari kemudian ia kembali ke klinik. Dokter : “Pengelihatan saya sangat buruk.” Insinyur : “Maaf ! Saya tidak punya obat apapun untuk menyembuhkan penyakit Anda itu, ini saya beri 1000 NT untuk Anda.” Dokter mengatakan : “Tapi ini kan cuma 500 NT ?” Insinyur : “Selamat, pengelihatan Anda telah pulih, silahkan bayar 300 NT.” Inilah lelucon mengenai indra pengecap, indra pengelihatan dan pendengaran.
◎ Indra pengelihatan Anda harus murni, indra pendengaran harus murni, indra pengecap harus murni, apabila mampu menutup semua dan benar-benar memurnikannya, barulah Anda dapat memasuki samadhi, dari yang bukan asali memperoleh Yang Asali. 

Apabila Anda tidak menutup semua, timbul rasa pada diri Anda, maka Anda tidak akan bisa memasuki samadhi ; Yang terutama adalah harus menutup sad-ripu, mentransformasikan yang tidak asali menjadi Asali, maka dengan alamiah daya Asali dari alam semesta akan mengalir pada diri Anda, ini merupakan kunci penting dalam bhavana. Saat Anda mampu berkonsentrasi, berarti Anda telah memasuki pintu samadhi ; Setelah berkonsentrasi, mentransformasikannya menjadi sunya, setelah semua sunya, maka Prana Asali akan masuk, Kedewataan Asali akan masuk, Sari Pati Asali juga masuk. Sungguh mengherankan, saat daya itu memasuki tubuh Anda, maka tubuh Anda menjadi sangat sehat dan sangat bertenaga. Di sinilah kunci utama bhavana. 

Dua ‘Cheng’ tokoh Neo-Konfusianisme dari Dinasti Song Selatan : Chengyi dan Chenghao, juga Zhuxi, semuanya adalah tokoh Neo-Konfusianisme. Saya ceritakan sebuah lelucon, sebelum Zhuxi menjadi seorang pejabat, dia mempunyai seorang sahabat bernama Sheng Wenhe yang juga merupakan seorang akademisi yang berbakat, pada suatu ketika mereka berdua bertemu di sebuah gang, Sheng membawa sebuah keranjang bambu, Zhuxi menanyainya : “Anda mau kemana ?” Sheng menjawab : “Saya mau pergi membeli beberapa barang.” Zhuxi mendalami Neo-konfusianisme, ia sangat mengutamakan logika, Neo-Konfusianisme tidak selalu merupakan Ilmu Logika, namun logika terkandung dalam Neo-Konfusianisme. Zhuxi merupakan seorang terpelajar yang sangat mengutamakan logika, mendengar ucapan Sheng, ia merasa heran dan bertanya lagi : “Anda mengatakan membeli barang, mengapa tidak mengatakan membeli Selatan dan Utara ?” ( Ket : kata ‘barang ‘ dalam Bahasa Mandarin adalah ‘Dongxi’ yang juga bisa diartikan menjadi :  Timur dan Barat ), Sheng Wenhe balik bertanya pada Zhuxi : “Apakah Anda tahu apa itu lima elemen ?” Zhuxi menjawab : “Tentu saja tahu, logam, kayu, air, api dan tanah ?” Sheng mengatakan : “Benar, akan mudah jika Anda mengetahuinya, sekarang silahkan dengar dengan seksama, arah Timur berelemen kayu, arah Barat berelemen logam, arah Selatan elemen api dan arah Utara elemen air, sedangkan tengah adalah elemen tanah. Keranjang saya ini terbuat dari bambu, apabila terkena api pasti akan terbakar, jika diisi air pasti akan bocor, hanya dapat menampung kayu dan logam, yang jelas tidak dapat diisi dengan tanah, oleh karena itulah dikatakan membeli Timur dan Barat ( barang ) dan bukan dikatakan membeli Utara dan Selatan.” Zhuxi menjawab : “Oh !  Ternyata demikian.” Ternyata di balik kata ‘membeli barang’ ada kisah klasiknya seperti ini. Kebijaksanaan kuno tersembunyi dalam kehidupan sehari-hari kita.
Antara istilah membeli dongxi ( Timur dan Barat / barang ) dengan membeli nanbei ( Selatan dan Utara ) adalah sebuah perdebatan, filsuf menggunakan ini untuk berdebat, namun pada akhirnya, Anda akan menyadari bahwa Timur – Barat – Selatan dan Utara tidaklah tetap, apakah Anda tidak merasa demikian ? Bumi ini bulat, bagaimana bentuk alam semesta ? Sebenarnya di manakah Timur ? Di manakah Barat ? Di manakah Selatan ? Di manakah Utara ? Tahukah Anda ? Sebenarnya tempat Anda berdiri sekarang adalah sebelah atas atau bawah ? Apakah sebelah atas adalah di sini ? Ataukah di sinilah sebelah bawah ? Apabila bumi diputar, bagian atas adalah ini, bagian bawah adalah itu, sekarang saya duduk di bawah, ada juga teori semacam ini. Manusialah yang membedakannya, apabila tidak dibedakan, maka tidak perlu membicarakan teori apapun, Anda duduk di situ berarti duduk di antara langit dan bumi. Dalam hal medan magnet, Kutub Utara dan Kutub Selatan, ada aturan tetapnya, namun tahukah Anda bagaimana sifat sebenarnya dari medan magnet tersebut ? Tentu saja fisikawan akan memahaminya, seperti Prof. Wangli mungkin memahami hal-hal semacam ini, demikian pula dengan Prof. Zhu Shiyi, banyak profesor yang memahami hal ini. Namun ada beberapa hal yang tidak mempunyai teori baku, ada kalanya tidak perlu teori. Sebab begitu Anda berteori kepada orang lain, Anda berteori di hadapan bos, maka dijamin Anda langsung kehilangan pekerjaan. Anda berani berteori dengan bos Anda, Anda akan segera dipecat, tidak boleh berteori. Apabila Anda berteori dengan kekasih Anda, Anda bisa cepat putus, tidak boleh berteori, hanya bisa mematuhinya, tidak ada apapun yang bisa diungkapkan. Apabila Anda selalu mendebatnya, maka bisa-bisa terjadi perpisahan ; Tanpa sebab yang jelas suka berdebat dengan kekasih, pasti akan berpisah, tidak ada yang bisa diperdebatkan ; Apabila Anda mendebat istri Anda, maka bersiaplah untuk bercerai, mendebat berarti sudah mau bercerai, saat tidak ada sesuatu yang diperdebatkan barulah dapat terus bersama. Anda mau berdebat dengan siapa ? Oleh karena itu tidak perlu berdebat, menjaga karma ucapan, tidak perlu mengucapkan apapun. Di dunia ini hanya ada dua hal yang paling sukar, yang pertama adalah menanamkan pemikiran diri sendiri ke otak orang lain, yang kedua adalah memasukkan uang orang lain ke saku sendiri. Apabila berhasil dalam hal yang pertama maka Anda disebut guru, apabila berhasil dalam hal yang kedua berarti Anda disebut bos, sedangkan jika Anda berhasil dalam keduanya berarti Anda disebut istri. Bertikai dengan guru berarti Anda tidak ingin belajar lagi, bertikai dengan bos berarti Anda tidak ingin bekerja lagi, sedangkan bertikai dengan istri berarti Anda sudah bosan hidup.

Mahaguru mempunyai satu filosofi, apapun yang dikatakan oleh Gurudara, saya selalu mengatakan : “Okay ! Tidak masalah.” Semua perkataannya adalah benar. Sungguh, di hadapan Gurudara hanya bisa memujinya, “Wah ! Anda sangat langsing !” , “Anda sungguh santun.”, “Rambut Anda sangat indah !” , “Anda semakin cantik.” , “Semakin muda.” , “Hasil kerja Anda sangat hebat.” Oleh karena itu di sini saya terus memuji Gurudara, dia sangat cantik, dia sangat bertatakrama, dia sangat bermoral, perilaku dan pertimbangannya adalah nomor satu ! Yang nomor dua bukan saya, yang nomor tiga juga bukan saya, di rumah saya selamanya peringkat terakhir. Hari Senin nanti, Foqing juga akan tiba, dia juga yang mengurusi saya. Saya diurusi oleh Gurudara, juga diurusi oleh putri saya, tapi saya tidak mengurusi putra, juga tidak dapat mengurusinya, sebab semboyan dia adalah : I don't care everything. Mau mengurusinya juga tidak dapat. Oleh karena itu saya hanya dapat mengurusi diri sendiri. Apa yang diurusi dari diri sendiri ? Mengurusi bhavana diri sendiri, mengurusi mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran diri sendiri dengan sebaik-baiknya.

Satu lelucon lagi, di Tiongkok ada sebuah mobil van yang diisi empat belas orang, seorang penumpang di belakang melihatnya dan berkata kepada sopir : “Pak sopir, Anda sudah kelebihan muatan, jika tertangkap, pasti SIM Anda akan dicabut.” Sopir menoleh, tersenyum dingin seraya berkata : “Mencabut SIM ? Itu hanya bisa dilakukan setelah saya memiliki SIM.” Para penumpang menghela nafas panjang. Ada seorang penumpang bertanya : “Anda berani mengemudi tanpa SIM ?” Sopir mengatakan : “Saya tidak takut, saya sudah minum arak, siang tadi saya sudah minum banyak, jadi tidak punya rasa takut.” Para penumpang mulai berkeringat dingin. Kemudian ada penumpang yang mengatakan : “Kenapa tidak ikut ujian pembuatan SIM ?” Sopir : “Bukannya saya tidak mau, tapi saya ini buta warna, bagaimana mungkin bisa lulus ?” Semua penumpang terkejut setengah mati. Di sini ada beberapa hal yang patut diperhatikan, yang satu adalah buta warna, yang satu adalah minuman keras , kemudian adalah nekat. Sebenarnya ketiga hal ini tidak begitu baik, kita sadhaka harus mawas diri, harus mengendalikan supaya mata tidak sembarangan melihat, sebab sembarangan melihat menyebabkan pencemaran ; Telinga yang sembarang mendengar juga bisa tercemar ; Lidah yang sembarangan mengecap juga bisa tercemar, mulut yang sembarangan bicara juga bisa tercemar ; Tubuh yang sembarangan menyentuh juga bisa tercemar. Seperti beberapa hari yang lalu melihat di televisi, seorang penumpang kendaraan umum, berdiri di depan pintu mobil sambil berpegangan pada besi dan tangan yang lain demikian, tiap ada wanita yang lewat, ia akan meraba pantatnya, tingkah lakunya terekam cctv, itulah pencemaran sentuhan, indra peraba Anda tercemar, pengelihatan tercemar, pendengaran tercemar, pengecap tercemar, mulut tercemar, penciuman tercemar. Mengajari Anda supaya tidak tercemar, inilah kemurnian, ini adalah kunci bhavana.

sumber : http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=29&csid=50&id=21 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net