Jumat, 21 Agustus 2015

Tak Terhingga Banyaknya Nirmanakaya Padmakumara Yang Berupaya Menuntun Semua Makhluk

Ceramah Sadhana Dzogchen ke 157 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Yidam Avalokitesvara Bodhisattva, Sabtu 25 Juli 2015 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada yidam puja bakti bersama hari ini : Namo Mahamaitri Mahakaruna Avalokitesvara Bodhisattva.

Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung yang hadir hari ini antara lain : Sdri. Judy, Istri dari Dubes Daniel T.C. Liao Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs.  Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa. Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Taiwan : Sdri. Xu Ya-qi. Sdri. Chen Hui-mei, perwakilan anggota legislatif Taiwan Cai Qi-chang. dr. Zhuang Jun-yao, dr. Zhou-heng, dr. Gao Ming-lu. Para saudari Sedharma Tim Tari Pujana Yang-guang Taiwan. Asisten dari Ibu Lu Xiu-lian Wakil Presiden Taiwan ( terdahulu ). Kepala Humas International Federation of Business & Professional Women Cabang Fenghuang : Sdri. Que Hui-ling, dia juga merupakan anggota tim tari pujana, nama jabatannya paling panjang.

◎ Yidam puja bakti bersama hari ini adalah Avalokitesvara Bodhisattva, dalam agama Buddha, Avalokitesvara merupakan Bodhisattva yang paling termasyhur, juga merupakan Bodhisattva teragung. Semenjak adanya agama Buddha hingga saat ini, Buddha yang paling termasyhur adalah Amitabha Buddha, sedangkan Bodhisattva yang paling termasyhur adalah Avalokitesvara Bodhisattva. Ada sangat banyak Avalokitesvara Bodhisattva, oleh karena itu saat kita melafalkan Sutra Raja Agung ( Gao-wang-jing ), kita akan melafal : “Sepuluh Penjuru Avalokitesvara dan Para Bodhisattva.”, makna dari Sepuluh Penjuru Avalokitesvara adalah di setiap tempat terdapat Avalokitesvara Bodhisattva, sepuluh penjuru adalah atas, bawah dan delapan penjuru, dijumlahkan menjadi sepuluh penjuru, arah atas adalah tanpa batas, arah bawah juga tanpa batas, delapan penjuru juga tanpa batas, disebut sebagai sepuluh penjuru.

Dalam Sutra Raja Agung, kita juga sering melafalkan : “Avalokitesvara Pengetahuan Luhur Teragung, Avalokitesvara Pengetahuan Luhur Pengamatan, Avalokitesvara Pengetahuan Luhur Tertinggi, Avalokitesvara Yang Membuka Pengetahuan Luhur.” , saya lebih lancar melafalkannya dalam Bahasa Taiwan, dengan demikian saya bisa mengingat semua, sedangkan bila melafalkannya dalam Bahasa Mandarin bisa ada yang terlupa, saya melafalkan Sutra Raja Agung dalam Bahasa Taiwan, lebih lancar melafalnya dalam Bahasa Taiwan, ini masalah kebiasaan. Lihatlah dalam Sutra Raja Agung saja sudah ada empat Avalokitesvara Bodhisattva, selain itu masih ada sangat banyak Avalokitesvara Bodhisattva, tak terhitung banyaknya. Hayagriva Vidyaraja juga merupakan manifestasi dari Avalokitesvara Bodhisattva, Sita Mahakala juga merupakan manifestasi Avalokitesvara Bodhisattva, masih banyak lagi Vidyaraja dan Dharmapala yang merupakan manifestasi Avalokitesvara Bodhisattva, bahkan juga sangat banyak dewata yang merupakan manifestasi Avalokitesvara Bodhisattva. Teringat ibu saya, beliau merupakan emanasi dari Burung Taiping milik Avalokitesvara Bodhisattva, pada umumnya dalam lukisan altar Guanyin di Taiwan, Avalokitesvara Bodhisattva duduk di tengah, di bawah adalah Tianshang Shengmu ( Bodhisattva Bahari ), ada kalanya ada dua sisi, yang satu adalah Tianshang Shengmu, sedangkan di sampingya adalah Guansheng Dijun, Avalokitesvara Bodhisattva selalu di tengah, di atas Avalokitesvara Bodhisattva terdapat seekor burung yang mematuk japamala, burung itu disebut sebagai Burung Taiping. Saya ingat ibu saya adalah emanasi dari Burung Taiping, ini merupakan kehidupan lampau dari ibu saya. Sudah sangat banyak kali saya berjumpa dengan Avalokitesvara Bodhisattva, tiap kali menampakkan diri selalu berbeda, asalkan Ia menampakkan diri, berarti akan terjadi peristiwa manggala.

Pada umunya, Avalokitesvara Bodhisattva mengutamakan maitrikaruna, dalam tantrayana Ia adalah salah satu dari Riksum Gonpo ( Tiga Pelindung ), apabila Avalokitesvara Bodhisattva berada di tengah, maka kedua sisinya adalah Manjusri Bodhisattva dan Vajrapani Bodhisattva. Avalokitesvara Bodhisattva terutama merepresentasikan maitrikaruna, Manjusri Bodhisattva merepresentasikan Prajna, sedangkan Vajrapani Bodhisattva merepresentasikan Dharmabala. Oleh karena itu saat kita menekuni tantrayana, hendaknya kita mengingat Riksum Gonpo. Mengapa disebut Riksum Gonpo ? Yaitu Buddha Bodhisattva yang dapat menjadi tempat perlindungan Anda, yaitu berlindung pada Avalokitesvara Bodhisattva yang maitrikaruna, Prajna Manjusri Bodhisattva dan Dharmabala Vajrapani Bodhisattva, ketiganya disebut sebagai Riksum Gonpo tantrayana.

Avalokitesvara Bodhisattva sangat agung,  sesungguhnya Beliau adalah Buddha, nama-Nya adalah Samyakdharmaprabhasa Tathagata, Beliau bermanifestasi menjadi Bodhisattva yang terutama adalah demi menuntun semua makhluk. Buddha sangat sempurna, Bodhisattva penuh kewelasan berupaya menuntun semua makhluk, oleh karena itu kita menyebutnya Bodhisattva. Avalokitesvara Bodhisattva juga merupakan Bodhisattva pimpinan dari Asta-maha Bodhisattva, Bodhisattva pimpinan adalah nomor satu, Anda dapat menyebutnya ‘ichiban’ ( Bahasa Jepang : Nomor satu ), Mahabodhisattva yang ‘sugoi’ ( Bahasa Jepang : Sangat hebat ). Ia memiliki sangat banyak manifestasi, di Tibet Ia bermanifestasi menjadi Catur-bhuja Avalokitesvara, berlengan empat, dua tangan memegang cintamani atau mutiara pengabul harapan yang dapat menghasilkan manifestasi yang tak terhingga banyaknya, satu tangan yang lain membawa japamala, satu tangan yang lainnya membawa padma, oleh karena itu disebut sebagai Avalokitesvara Berlengan Empat.  Mantra-Nya adalah “Om. Mani. Beimi. Hom.”. Avalokitesvara Bodhisattva juga bermanifestasi menjadi Sahasrabhuja Sahasranetra Avalokitesvara Bodhisattva, ini lebih agung lagi, berlengan dan bermata seribu. Seandainya manusia memiliki seribu lengan dan seribu mata, sungguh sangat memudahkan, Mahaguru tidak perlu demikian susah menulis, apabila dengan seribu lengan menulis secara bersamaan, begitu menulis langsung seribu karakter, hasilnya luar biasa, seribu mata mampu melihat semuanya, pada tiap telapak tangan terdapat mata.
Syama Tara dan Sita Tara juga merupakan manifestasi Avalokitesvara Bodhisattva. Saat Avalokitesvara Bodhisattva mengembangkan maitrikaruna kepada semua makhluk, Ia meneteskan dua tetes air mata, satu tetes bermanifestasi menjadi Syama Tara, dan satu tetes yang lain menjadi Sita Tara. Sita Tara disebut juga Bhagavati Tujuh Mata, Ia memiliki tujuh mata, pada dahi terdapat satu mata, di kedua telapak tangan terdapat mata, di kedua telapak kaki juga terdapat mata, dengan demikian adalah lima mata, selain itu ditambah dengan sepasang mata menjadi tujuh mata, sehingga kita menyebutnya Bhagavati Tujuh Mata. Buddha rupang dengan tujuh mata adalah Sita Tara, Ia teristimewa dalam memberi anugerah panjang usia dan Prajna, selain itu juga segala hal yang manggala. Ada juga Pandaravasini Avalokitesvara ( Guanyin Berjubah Putih ) dan Ekadasamukha Avalokitesvara ( Berkepala Sebelas ), mengapa disebut sebagai Ekadasamukha ?

◎ Sesungguhnya Ekadasamukha Avalokitesvara adalah Buddha, Sahasrabhuja-sahasranetra-avalokitesvara Bodhisattva juga disebut sebagai Buddha, sebab Bodhisattva sendiri ada dasa-bhumi, Ekadasamukha memiliki sebelas kepala , sebelas wajah, Ekadasamukha merepresentasikan sebelas bhumi. Ada dasabhumi Bodhisattva, Ekadasamukha merepresentasikan bhumi kesebelas, bhumi kesepuluh adalah Sambodhi, sedangkan bhumi kesebelas adalah Pencerahan Menakjubkan yang berarti Buddha. Oleh karena itu Sahasrabhuja-sahasranetra Avalokitesvara Bodhisattva berarti Buddha, Ekadasamukha Avalokitesvara juga adalah Buddha.

Cundi Avalokitesvara, Cundi Bodhisattva juga merupakan manifestasi Avalokitesvara Bodhisattva, Ia memiliki delapan belas lengan. Hayagriva Vidyaraja , Purusadevamanusyanamlokesvara juga tergolong Avalokitesvara Bodhisattva, demikian pula dengan Avalokitesvara Keranjang Ikan , Simhamukhalokesvara dan lainnya, sangat banyak manifestasi Avalokitesvara Bodhisattva, dari sini dapat diketahui upaya-Nya dalam menuntun semua makhluk, mendengar suara dan mengentaskan dari duhkha, Mahamaitri Mahakaruna, menolong yang menderita dan kesusahan. Dahulu ada banyak orang Vietnam yang keluar dengan mengendarai perahu, semua melafalkan Nama Agung Avalokitesvara Bodhisattva, menurut mereka Avalokitesvara Bodhisattva-lah yang menolong mereka. Dalam agama Buddha, Avalokitesvara Bodhisattva merupakan Bodhisattva yang teragung, ‘ichiban’, ‘sugoi’, kita dapat menyebutnya sebagai Bodhisattva Nomor Satu. Banyak orang yang menjadikan Avalokitesvara Bodhisattva sebagai yidam, juga sangat banyak yang menekuni Sadhana Dhumapuja dari Caturbhuja Avalokitesvara.

Manifestasi Avalokitesvara Bodhisattva tak terhitung banyaknya, Mahamaitri dan Mahakaruna. Ada dua gatha pujian, saya ingat dalam Samantamukhavarga melafalkan : “Bhagavan yang penuh keagungan, sekali lagi aku bertanya kepada-Mu, mengapa Putra Buddha ini, disebut Avalokitesvara.”. Dalam tantrayana, Sita Tara dan Syama Tara sangat termasyhur, semua merupakan manifestasi dari Avalokitesvara Bodhisattva. Banyak orang yang mengarahkan doanya kepada Avalokitesvara Bodhisattva, dalam Sutra Pemeliharaan Kesejatian dan Sutra Pembebasan Melalui Samadhi dan Prajna yang dibabarkan oleh Yaochijinmu, juga terdapat Avalokitesvara Bodhisattva, dalam sutra itu disebut sebagai : Ci-hang Dao-ren ( Suciwan Bahtera Kasih ), salah satu sebutan Avalokitesvara Bodhisattva adalah : Cihang Daoren.  Di Taiwan ada banyak Vihara Cihang, Suciwan Bahtera Kasih, Mahasattva Bahtera Kasih, semua merupakan Avalokitesvara Bodhisattva, merupakan Mahabodhisattva yang sangat agung. Menekuni sadhana yidam Avalokitesvara dapat memperoleh kemanggalaan dan sesuai harapan, juga mencapai keberhasilan dalam bhavana. Kita sering melafal : “Sepuluh penjuru Avalokitesvara dan Para Bodhisattva, berikrar untuk menuntun semua makhluk, menghapuskan semua rintangan karma.” Ia mampu mengatasi semua rintangan karma.

Saya pernah berkunjung ke Vihara Dhyana Faxing, di dalamnya terdapat rupang Sahasrabhujasahasranetra Avalokitesvara Bodhisattva, tangannya sangat banyak, sangat agung, vihara ini ada di China Town. Apakah kalian pernah mengunjungi Vihara Dhyana Faxing ? Dahulu saya mengunjungi Vihara Dhyana Faxing bersama Sthavira Wuming ( Wuming Zhanglao - 悟明長老 ), dahulu beliau merupakan pimpinan Buddhist Association of the Republic of China, kala itu beliau berkunjung ke Seattle, beliau hendak mengunjungi Vihara Dhyana Faxing, beliau juga datang mengunjungi saya. Vihara Dhyana Faxing didirikan oleh Bhiksu Xintian, dia memiliki banyak tempat ibadah di Tainan, tempat ibadah yang sangat terkenal, salah satu cabangnya adalah Vihara Dhyana Faxing. Bhiksu Xintian kemudian mengubah nama menjadi Bhiksu Xuandeng. Saya bersama Sthavira Wuming mengunjungi Vihara Dhyana Faxing. 

Saya telah secara langsung menyaksikan Avalokitesvara Bodhisattva, sukar untuk dilupakan, saya pernah mengatakannya, Ia membelakangi saya, mendadak Ia menoleh, begitu saya menatap wajah-Nya, melihat jubah-Nya, sungguh sangat ‘beautiful’, sangat agung, tidak dapat ditemukan di dunia ini, sangat sempurna, tak terlupakan, sangat cantik, di dunia ini tidak mungkin ada. Begitu saya melihat Avalokitesvara Bodhisattva, saya langsung mengetahui bahwa masalah saya telah terselesaikan. Sebab, asalkan Ia hadir, itu tandanya sangat manggala, sehingga saya mengetahui semua persoalan saya akan terselesaikan.

◎ Mengulas Maha-ati Tantrayana, di dalamnya tertulis : “Dalam sekejap saya menyaksikan diri sendiri berada di atas padmasana, sedangkan di sekeliling padmasana terdapat padmasana lain yang tak terhingga banyaknya, saya melihat padmasana di sekeliling, ternyata yang duduk di atasnya adalah diri sendiri. Ah ! Ternyata satu padmasana adalah satu diri, bukankah itu berarti Padmakumara tak terhingga banyaknya, dalam sekejap mencapai Kebuddhaan. Padmakumara memiliki nirmanakaya yang tak terhingga banyaknya, saat itu semua nirmanakaya Padmakumara sedang menjemput dan menuntun para insan di dunia yang banyaknya bagaikan butiran debu.”

Kita mengulas bagian ini, menyaksikan diri sendiri duduk di atas padmasana, ini merupakan bagian yang paling penting, apabila Anda menyaksikan diri sendiri duduk di atas padmasana, itu tandanya ada harapan terlahir di Buddha-ksetra. Sesungguhnya ada sangat banyak suciwan yang bermanifestasi dari padma, raja pertama di Shambala adalah Manjusri Bodhisattva, raja kedua adalah Raja Pundarika, Beliau adalah Padmakumara ; Guru Padmasambhava sendiri terlahir dari padma, Ia juga merupakan Padmakumara ; Ratnamatikumara dan Ratnasamudgatakumara juga adalah Padmakumara ; Grivaprabhakumara juga adalah Padmakumara. Yang disebut sebagai kumara sesungguhnya adalah Bodhisattva, dalam sutra Buddha, kumara adalah Bodhisattva, sebab kumara memiliki batin polos dan murni, sehingga disebut sebagai kumara. Demikianlah Bodhisattva, sangat polos dan murni, hatinya tidak bercabang, sepenuh hati bahkan Acitta, yang paling penting adalah sepenuh hati. Tiap kali saya mengatakan : “Sepenuh hati bersembah puja”, berarti dengan hati kumara diri sendiri, bersembah puja kepada Mahamaitri Mahakaruna Avalokitesvara Bodhisattva.

Dalam Buddhisme, padma sangatlah mulia, pimpinan padmakula adalah Amitabha Buddha, lihatlah semua Buddha Bodhisattva duduk di atas padma. Ada berapa banyakkah Padmakumara ? Coba Anda lihat di ceruk Gua Dunhuang dan Gua Seribu Buddha, di tiap ceruknya terdapat Padmakumara. Dalam buku pengenalan yang dicetak di Tiongkok Daratan, secara langsung disebut sebagai Padmakumara. Pergilah ke sana dan belilah buku mereka, bahkan ada penelitian Padmakumara, mengapa meneliti Padmakumara ? Sebab sangat rahasia, tergolong rahasia.
Dahulu setelah Yaochijinmu membuka divyacaksu saya, malam harinya saya mengunjungi surga dan neraka, mengunjungi Buddha-ksetra, Ia mengatakan : “Anda adalah Padmakumara.” Padmakumara ? Dahulu saya juga tidak mengetahui keberadaan Padmakumara, demikian lama mendalami Buddhisme saya juga belum pernah mendengar Padmakumara, belakangan baru tahu, ternyata Padmakumara sangatlah banyak, sangat banyak Bodhisattva yang juga merupakan Padmakumara.

Ada satu kehidupan Sakyamuni Buddha sebagai Raja Sthamavat, saat itu ada dua kumara yang menjelma dari dalam padma, yaitu Ratnamatikumara dan Ratnasamudgatakumara. Kedua kumara berkata kepada Raja Sthamavat : “Apabila Anda ingin mempelajari Buddhisme, maka jumpailah Suvarnaprabhasa Buddha.” Saat itu merupakan masa Suvarnaprabhasa Buddha menetap di dunia, kedua kumara membawa Raja Sthamavat untuk berjumpa dengan Suvarnaprabhasa Buddha, oleh karena itu Ratmanatikumara dan Ratnasamudgatakumara merupakan Guru pembimbing dari kehidupan lampau Sakyamuni Buddha sebagai Raja Sthamavat. Lihatlah, tidakkah Padmakumara sangat agung dan mulia ? Ia merupakan Guru penuntun dari Sakyamuni Buddha, bahkan saya sendiri pun tidak mengetahuinya ! Belakangan saya membaca buku-buku tersebut, ternyata, saya merupakan Guru pembimbing dari Sakyamuni Buddha.

Yang pertama kali memperoleh transmisi Sadhana Mahamudra dalam tantrayana dari Adharma Buddha adalah Ratnamatikumara, siapakah Ratnamatikumara ? Ia adalah Padmakumara. Oleh karena itu saya adalah patriark pertama dari Sadhana Mahamudra, selain Adharma Buddha. Guru Padmasambhava membawa masuk Sadhana Dzogchen ke Tibet, pada masa Raja Trisong Deutsen, ia mempunyai dua puluh lima menteri, mereka meyakini Buddhisme, kedua puluh lima menteri tersebut mengikuti Guru Padmasambhava untuk belajar Sadhana Dzogchen, salah satu siswa Guru Padmasambhava adalah Raja Trisong Deutsen.  Pada masa itu, Guru Padmasambhava, Raja Trisong Deutsen dan Mahaguru Santarakshita mendirikan vihara pertama di Tibet, yaitu Vihara Samye. Guru Padmasambhava adalah Padmakumara, Raja Trisong Deutsen juga adalah Padmakumara, merupakan kehidupan lampau saya. Ada satu lagi, Mahaguru Santarakshita adalah Acarya Tubten Dhargye.

◎ Saat itu Guru Padmasambhava mentransmisikan Sadhana Dzogchen kepada Raja Trisong Deutsen, dua puluh lima menteri dan kelima Vidyarajni. Tentu saya saya Raja Trisong Deutsen merupakan patriark Sadhana Dzogchen, Padmakumara adalah Guru Sesepuh ! Status Padmakumara sangat rahasia, bahkan Mahabhiksu kalangan agama Buddha juga tidak mengetahuinya, oleh karena itulah disebut sebagai Buddha Rahasia. Di dunia ini ada banyak hal yang sangat sukar diprediksikan, apabila tidak diungkapkan, maka Anda tidak akan mengetahuinya.

Saya ceritakan sebuah lelucon ! “Ayah Xiaoming sangat disiplin, tidak mengijinkan berbicara saat makan.” Pada dasarnya saat makan memang tidak boleh mengobrol, hanya saja Lei Tsang Temple kita ini istimewa, saat makan bersama suasananya mirip pasar, semua berbicara, ini menjadi sebuah kebiasaan. Anda lihat para bhiksu-bhiksuni sutrayana, di dalam ruang makan tidak ada yang mengobrol, satu sayur, satu nasi, satu kuah, sumpit dan sendok ditata rapi, saat menginginkan sesuatu cukup memberi isyarat tangan, atau mengangkat sumpit, maka petugas di samping akan membantu untuk menambah sayur maupun nasi. Mereka akan membantu untuk menambah nasi, sayur maupun kuah sesuai keinginan, tidak bicara, itulah suasana ruang makan biara ! Demikianlah mereka tidak mengobrol saat makan, sedangkan kita makan sambil mengobrol.

Pada suatu hari, saat anaknya ingin berbicara, ayah langsung mengatakan : “Saat makan tidak boleh bicara ! Bicaranya nanti saja setelah selesai makan !” Usai makan, dengan polosnya si anak mengatakan : “Papi, tadi aku ingin memberitahu, di atas laukmu ada seekor lalat !” Banyak hal yang merupakan rahasia, tidak boleh diungkapkan, begitu diungkapkan, semua orang mengetahuinya, oleh karena itulah disebut Buddha Rahasia. Padmakumara yang saya jumpai adalah Buddha Rahasia Cahaya Kemurnian ( Jing-guang Mi-mi Fo ) , selain itu siapakah identitas dari Buddha Rahasia Cahaya Kemurnian ? Adharma Buddha, yang teragung ! Sepenuhnya cahaya, tidak terlihat, Ia mampu bermanifestasi menjadi apapun sesuai kehendak, semua dimanifestasikan oleh-Nya. Ratnamatikumara dan Ratnasamudgatakumara dimanifestasikan olehnya.

Mahaguru juga merupakan manifestasi. “Hah ? Bagaimana mungkin Mahaguru merupakan hasil manifestasi ? You have mother and father, bagaimana mungkin merupakan manifestasi ?”, begitu saya lahir, ibu tidak mengatakan apapun, ayah mengatakan : “Itu bukan anakku !” Jadi anak siapa ? Watakushiwa wa wakaranai ( Bahasa Jepang : Saya tidak tahu ), saya sungguh tidak tahu siapakah yang melahirkan saya. Hingga akhirnya ayah saya merasa saya mendalami Buddhisme dengan baik, akhirnya ayah bersarana kepada saya, ibu juga bersarana kepada saya, semuanya baik adanya. Namun ayah saya tidak mengakui bahwa saya adalah anaknya, demikian pula dengan surat wasiat ayah saya, ini adalah rahasia yang tidak boleh diungkapkan, mereka semua telah berpulang, semua tidak masalah ! Ayah saya mengatakan : “Mengenai harta bagi Lu Sheng-yan, karena Ia telah mencapai realisasi, maka tidak usah ! Bagian ini diberikan kepada . . .”, diberikan kepada orang lain. Bukankah Anda tidak mengetahuinya ? Sungguh mengherankan, semenjak kecil hingga dewasa, saya tidak pernah menyebutkan dua kata : “Papa” , terus sampai menikah, hingga akhirnya Gurudara mengatakan : “Dia adalah ayahmu ! Dia telah menyertaimu semenjak kecil hingga dewasa, maka panggillah papa !” Maka dengan sungkan dan lirih saya memanggilnya : “Papa.” , sebelumnya saya sungguh tidak pernah memanggil “Papa”, saya hanya menyebut “Mama”, tidak pernah menyebut “Papa.”. Coba lihat ! Saya sama dengan Yesus, Yesus memiliki ibu ! Yaitu Maria ! Tapi ayah Yesus berpendapat : “Kamu adalah ‘girlfriend’ saya, tapi kita belum menikah ! Bagaimana mungkin kamu bisa melahirkan seorang putra ?” Dikandung dari Roh Kudus ! Saat itu Yesus mengikuti Yusuf sampai di Nazaret, Nazaret adalah nama tempat, dahulu saya belajar agama Kristen dengan Bahasa Taiwan, Yusuf mengasuh Yesus hingga dewasa, Yusuf adalah tukang kayu, Yesus adalah anak tukang kayu. Pada awalnya Yusuf juga tidak mengakui Yesus, saya sama dengan Yesus ! Ayah saya juga tidak mengakui saya ! Saya dan Yesus sama-sama bernasib tidak diakui oleh ayah, sama-sama lahir secara tiba-tiba, semua dikandung oleh Roh Kudus. Kelahiran Yesus disinari oleh bintang besar, sedangkan ayah saya menyinari saya dengan senter, sama-sama ada seberkas cahaya yang menyinari. Yesus lahir di kandang kuda, sedangkan saya lahir pada masa pengungsian, saya lahir saat kami mengungsi di kandang ayam di sebelah Barat Niuchouxi di Jiayi, saat itu tahun 1945, Amerika membombardir Bandara Shuishang di Jiayi, saya lahir pada masa itu. Saya sangat mirip dengan Yesus ! Yesus lahir di kandang kuda, sedangkan saya lahir di kandang ayam, tidak ada yang mengasuh saya, ayah tidak mengakui, dikandung Roh Kudus ! Tidak bisa apa-apa, siapa suruh saya adalah Padmakumara. “Padmasana yang tak terhingga banyaknya.” Oleh karena itu saat ini ada banyak insan berjodoh yang merupakan Padmakumara. Sungguh, saya turun dari akasha.

Ada sebuah lelucon, baru saja saya duduk di teras loteng sambil makan martabak, di bawah terdengar suara pembicaraan pria dan wanita, wajah pria memerah dan mengatakan : “Apakah kamu bersedia berpacaran dengan saya ?” Si wanita dengan dingin mengatakan : “Asalkan ada martabak turun dari langit, maka saya akan berpacaran denganmu !” Begitu mendengarnya, saya langsung membuang martabak ke atas kepala wanita itu, kemudian berdoa : “Semangat ! Saudaraku, saya hanya bisa membantumu sampai di sini saja !” Padmakumara adalah martabak yang jatuh dari langit, semua berasal dari langit ! Sungguh menakjubkan, saat itu Bodhisattva berkata di samping telinga saya : “Anda adalah Padmakumara.”, saya pergi mengunjungi banyak guru sutrayana, seperti Master Li Bing-nan, saat itu dia sangat terkenal, juga Bhiksu Shengyin dari Vihara Ciming, sangat terkenal, Bhiksu Zhenguang dari Vihara Cishan, saya juga mengunjungi Upasaka Zhufei. Saat itu ia mengorganisasi  Majalah Bulanan Pohon Bodhi, selain itu masih banyak bhiksu yang saya kunjungi.

◎ Saya bertanya kepada mereka : “Apakah kalian mengetahui Padmakumara ?” Mereka semua tidak tahu, tidak ada satu pun yang tahu keberadaan Padmakumara, Padma Bodhisattva, belakangan baru ditemukan, ternyata adalah Buddha Rahasia ! Rahasia, secret, kelak akan muncul menuntun semua makhluk, sebelumnya saya sama sekali tidak mengetahuinya, juga tidak ada yang mengetahuinya. Di ceruk Gua Dunhuang di Xian barulah dijumpai keberadaan Padmakumara, di dalamnya sangat banyak Padmakumara, di tiap ceruk terdapat Padmakumara, saat itu barulah semua Padmakumara muncul, sekarang semua baru mengetahui keberadaan Padmakumara.

Dahulu di dunia agama Buddha tidak ada yang mengetahuinya, bahkan semua tidak mengakuinya. Mereka mengatakan : “Ahh ? Anda bisa melihat Buddha Bodhisattva ?” Semua bhiksu tidak percaya, semua mengatai saya sebagai mara ! “Anda kerasukan mara !” Master Li Bing-nan mengatakan kepada saya : “Anda kerasukan mara ! Jika mara mengikuti Anda selama tiga tahun, inti sari Anda bisa dihirup habis, Anda akan mati kering !” Ia memprediksikan saya akan mati dalam waktu tiga tahun, saya sangat ketakutan. Wah ! Upasaka Li Bing-nan, Upasaka Xuelu yang sangat terkenal, saat itu dia merupakan seorang upasaka agung dalam dunia agama Buddha. Bhiksu Shengyin merupakan Mahabhiksu di wilayah tengah, begitu dia mendengar Padmakumara, ia langsung menggelengkan kepala. Hanya Bhiksu Zhenguang dari Vihara Cishan yang sedikit percaya, sedangkan yang lain semuanya tidak percaya. Di tempat Upasaka Zhufei, saya mengatakan : “Anda tidak percaya ? Saya perlihatkan kepada Anda.” Istri upasaka Zhufei berada di sampingnya menjapa Mahakaruna Dharani di dalam hati, ia terus menjapa tanpa henti, saya menunjukkan mata yinyang kepadanya. Saya mengatakan kepada istrinya : “Anda tidak perlu menjapa lagi, saya tahu Anda sedang menjapa Mahakaruna Dharani.” Dia sungguh terkejut. “Wah ! Anda tahu saya sedang menjapa Mahakaruna Dharani ?” Maka mereka mengatakan : “Kami tidak berdaya lagi, guru kami adalah upasaka Li Bing-nan, lebih baik Anda berjumpa dengannya.” Oleh karena itu saya pergi mencari Upasaka Li Bing-nan. Saat itu sungguh menarik, Buddha Bodhisattva mengatakan : “Anda harus kokoh dalam sradha !” Saya mengatakan : “Habis sudah, semua bhiksu, dan berbagai tokoh telah saya tanyai, semua mengatakan tidak ada Padmakumara, dalam agama Buddha tidak ada Padmakumara, saya pasti telah ditipu.” Maka Ksitigarbha Bodhisattva muncul dan berkata : “Aku juga adalah Padmakumara, di perempatan jalan ini, Anda harus mendengar perkataan-Ku, kelak Anda akan menuntun banyak insan.” Sekarang saya baru tahu, Ksitigarbha Bodhisattva adalah saudara saya, maka saya sangat berkesan.

◎ Saya membabarkan Dharma di neraka, percayakah Anda ? Hui-ling, silakan Anda berdiri, siapakah yang menyaksikan saya membabarkan Dharma di neraka ? Adik perempuan Anda ? Lihatlah ! Mahaguru Lu membuka kursus di neraka ! Sungguh ! Di sana memimpin upacara, membabarkan Dharma, selain itu ada satu orang lagi yang saya selamatkan dari neraka, saya mengetahuinya, saya yang mengeluarkannya, semuanya adalah peristiwa nyata. Oleh karena itu Padmakumara duduk di atas padmasana, tak terhitung banyaknya, sekarang semua muncul bersamaan, kita semua merupakan emanasi.

Ada sebuah lelucon, “Di masa muda ada teman yang menato tubuhnya, di kedua sisi perutnya dia menato seekor kupu-kupu dan kalajengking, saat memasuki usia dewasa, saat lingkar pinggangnya semakin membesar mengikuti bertambahnya usia, tato kupu-kupu di perutnya berubah menjadi ngengat, sedangkan tato kalajengking berubah menjadi lobster ! Wah ! Ternyata tato juga baik, bukankah ini artinya mendapat untung ?” Ada lagi, “Seorang teman wanita menato tubuhnya dengan gambar sekuntum mawar, kemudian dia makin gemuk, gambarnya semakin besar, di malam hari saat berendam air hangat, temannya bertanya : ‘Kenapa kamu menato tubuhmu dengan gambar kembang kol ?” Manusia bisa berubah. Padmakumara yang dahulu, saat ini bukan lagi Padmakumara, saat ini adalah Padma Sepuh. Dahulu Mahaguru berparas kumara, di masa muda saya berparas bagai kumara, apakah kalian pernah lihat foto saya saat menerima Bodhisattvasila di masa muda ? Sungguh, saat itu saya memiliki paras kumara.

Meskipun saya telah menerima Bodhisattvasila, namun dalam dunia agama Buddha saya masih dituduh belum menerima Bodhisattvasila. Saat itu Sthavira Wuming sempat mencurigai saya belum menerima Bodhisattvasila, maka dia menguji saya ! Saat pertama kali berkunjung ke Vihara Haiming di Shulin untuk menjumpai Sthavira Wuming, dia memberikan sebuah bungkusan besar kepada saya : “Saya berikan untuk Anda, tapi jangan dibuka, coba Anda katakan benda apakah yang saya berikan kepada Anda.” Dibungkus dengan kardus. Dia sedang menguji saya, apakah saya benar-benar memiliki divyacaksu yang bisa menembus isi bingkisan darinya. Apa yang saya katakan kepadanya ?  “Wah ! Di dalam kardus ini ada gambar air, ada gedung, ada bangunan, ada tokoh-tokoh, berbagai hewan dan tumbuhan, semuanya ada dalam gambar, benda semacam inilah yang Anda berikan kepada saya.”, “Baiklah !” Sthavira Wuming mengatakan : “Silakan buka !” Pelan-pelan saya membukanya, ternyata sebuah album perangko yang dia koleksi, dan dia menghadiahkannya kepada saya. Begitu membuka album perangko, di dalamnya ada perangko istana kepresidenan, ada tokoh-tokoh, ada bapak negara : Sun Zhong-shan, ada Jiang Jie-shi, ada kupu-kupu, ada hewan dan tumbuhan, ada banyak perangko yang disusun di dalam album tersebut, begitu saya melihatnya langsung terbukti benar. Kemudian, dia ingin menguji lagi, “Apakah di atas tangan Anda terdapat tanda sila ?” Dahulu yang menerima Bodhisattva sila harus disundut sampai berbekas sebagai tanda, saya memperlihatkan tiga tanda sila kepada Sthavira Wuming, satu, dua, tiga, ada tiga tanda sila Bodhisattva ! Saya menerima sila di Vihara Yan Bishan di Nantou, guru vinaya adalah Bhiksu Hui-shan, Bhiksu Xiandun dan Bhiksu Jueguang, ketiganya merupakan guru vinaya saya. Saya benar-benar memiliki tanda sila, saya menerima sila saat berusia dua puluh enam tahun, saat ini saya telah berusia tujuh puluh satu tahun, tanda silanya masih ada ! Apakah Anda melihatnya, oleh karena itu harus melewati banyak ujian. Sangat banyak ujian bagi Padmakumara, tak terhitung banyaknya, namun semua telah terlampaui, kelak masih akan ada.

Ada sebuah lelucon mengenai sebelum dan sesudah menikah , “Sebelum menikah merupakan jodoh yang dipasangkan oleh langit, sesudah menikah setiap hari tidak cocok. Sebelum menikah tanpamu aku bisa mati, sesudah menikah engkau membuatku hidup penuh kekesalan. Sebelum menikah engkau adalah kesayanganku, sesudah menikah semua mengatakan semua adalah gara-gara kamu. Sebelum menikah mencintaimu sampai ke sum-sum tulang, sesudah menikah mengharapkanmu segera dikubur.” Mahaguru tidak akan demikian, sebab Mahaguru ber-zodiak kanser, yang memiliki sifat paling perhatian terhadap keluarga. Saya juga mengatakan satu hal, zodiak kanser adalah yang paling perhatian terhadap keluarga. Maka saya juga mengatakan : “Mahaguru tidak mencampakkan satu insan pun.” Sebab tiap insan adalah Buddha, tiap insan adalah Padmakumara. 

Om Mani Padme Hum.

sumber : 
http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=29&csid=50&id=44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net