Selasa, 18 Agustus 2015

Tiap Insan Mempunyai Buddhata Yang Tidak Dapat Dicuri dan Tidak Dapat Dibakar

Ceramah Sadhana Dzogchen ke 160 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Api Homa Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva, Minggu 2 Agustus 2015 di True Buddha Rainbow Temple

Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zheng-kong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada adinata api homa hari ini : Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva.

Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung yang hadir hari ini antara lain : Sdri. Judy, Istri dari Dubes Daniel T.C. Liao Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs.  Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa dan suami. Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Taiwan : Sdri. Xu Ya-qi. Asisten dari Ibu Lu Xiu-lian Wakil Presiden Taiwan ( terdahulu ). Kepala Humas International Federation of Business & Professional Women Cabang Fenghuang : Sdri. Que Hui-ling, Para saudari Sedharma Tim Tari Pujana Yang-guang Taiwan. Saudari Sedharma dari TransAsia Airways. Sdri. Xue Wang-shu-mei istri dari Bpk. Xue Sheng-hua Pimpinan Overseas Credit Guarantee Fund ( Terdahulu ). dr. Zhuang Jun-yao. Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Taiwan ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )

Minggu depan tanggal 9  Agustus adalah Upacara Api Homa Mahacakra Vajra. Dalam Tantrayana, Mahacakra Vajra adalah Vajra yang sangat termasyhur. Mengapa sangat termasyhur ? Ada sebuah abhiseka yang disebut abhiseka bagi diri sendiri, diri sendiri mengabhiseka diri sendiri. Apabila di tempat tinggal Anda tidak terdapat Acarya, Anda tidak dapat memperoleh abhiseka, maka Anda dapat melakukan abhiseka bagi diri sendiri, diri sendiri mengabhiseka diri sendiri, dengan kata lain diri sendiri mengambil air mineral kemudian dituangkan ke atas kepala, inilah abhiseka bagi diri sendiri. Asalkan Buddha Bodhisattva memasuki air mineral tersebut, meleburkan air tersebut dengan cahaya Buddha Bodhisattva, maka dapat digunakan untuk mengabhiseka diri sendiri.

◎ Saat tidak ada Acarya yang dapat mengabhiseka Anda, maka hanya dapat mengandalkan penekunan Sadhana Mahacakra Vajra, setelah menjapa mantra Mahacakra Vajra beberapa kali, melalui kekuatan-Nya Mahacakra Vajra mengundang Para Buddha Bodhisattva untuk mengabhiseka Anda, inilah abhiseka bagi diri sendiri, inilah keagungan Bodhisattva ini.

Selain itu ada yang mengatakan, Mahacakra Vajra adalah manifestasi dari Sakyamuni Buddha, ada juga yang mengatakan merupakan manifestasi Maitreya Bodhisattva. Maitreya Bodhisattva adalah Buddha yang akan datang, kelak dalam Tiga Pasamuan Nagapuspa, Maitreya Bodhisattva akan menuntun para insan yang tak terhingga banyaknya berpulang ke Ksetra-parisuddhi, hanya dengan satu kalimat : “Namo Buddhaya.” , Anda langsung terlahir di Buddha-ksetra, inilah fenomena yang akan terjadi di masa kelahiran Maitreya Bodhisattva.

Apabila Anda adalah umat Buddha yang berpendapat tidak perlu menunggu Tiga Pasamuan Nagapuspa, diri sendiri dapat mencapai keberhasilan bhavana, maka tekunilah hingga mencapai keberhasilan, namun apabila tidak mampu, maka tunggulah Tiga Pasamuan Nagapuspa, satu kalimat : “Namo Buddhaya.”, pada masa kelahiran Maitreya Bodhisattva, para insan dalam ketiga Pasamuan Nagapuspa, akan dituntun semua. Apabila Anda ingin berpartisipasi dalam Tiga Pasamuan Nagapuspa, berarti perlu menjadi Pemohon Utama untuk Mahacakra Vajra. Apabila kalian tidak ingin berpartisipasi dalam Tiga Pasamuan Nagapuspa, tidak ingin Maitreya Bodhisattva dengan mudah menuntun Anda, tidak ingin Ia menggunakan metode yang sangat istimewa untuk menuntun Anda, maka apa boleh buat, Anda tidak perlu menjadi Pemohon Utama. Masih ada lagi, mengenai abhiseka bagi diri sendiri, asalkan Anda telah menerima Abhiseka Mahacakra Vajra, setelah menjadi Pemohon Utama Mahacakra Vajra, maka Anda dapat melakukan abhiseka bagi diri sendiri, namun syaratnya harus bertempat tinggal di lokasi yang tidak terdapat Acarya, misalnya Anda menetap di tempat terpencil, Anda tinggal di Kamboja, atau Kutub Utara, atau pun Kutub Selatan, di Afrika, tidak ada Vajra Acarya di sana, maka Anda dapat melakukan abhiseka bagi diri sendiri, asalkan Anda telah menerima Abhiseka Mahacakra Vajra dan menjadi Pemohon Utama adalah yang paling penting, setelah Anda menjadi Pemohon Utama, maka dapat melakukan abhiseka bagi diri sendiri, inilah manfaatnya. Ini merupakan pengenalan Mahacakra Vajra, adinata api homa minggu depan.

Hari ini adalah api homa Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva, Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva kita tidaklah sama, yang lain mengenakan Mahkota Lima Buddha, sedangkan Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva kita mengenakan Mahkota Tujuh Buddha, ada Tujuh Buddha di atas puncak kepala. Para Acarya Tantrayana menempatkan Mulacarya di atas puncak kepala, Mahaguru memiliki empat Mulacarya, saya selalu mengucapkan, sembah puja kepada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, maka Bhiksu Liaoming menetap di atas puncak kepala. Yang kedua adalah Acarya Sakya Zhengkong, Ia adalah Mulacarya saya, Ia juga menetap di atas puncak kepala. Yang ketiga adalah Gyalwa Karmapa ke-16, Ia menetap di atas puncak kepala. Yang keempat adalah Acarya Tubten Dhargye menetap di atas puncak kepala. Empat Mulacarya Tantrayana menetap di atas puncak kepala saya, inilah yang disebut dengan menetap di atas usnisa. Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva tidak melupakan Tujuh Buddha, oleh karena itu di atas puncak kepala-Nya terdapat Tujuh Buddha. Mantra-Nya adalah Mantra Tujuh Buddha, yaitu : "Li Po Li Po Te. Kyu Ho Kyu Ho Te. Thuo Luo Ni Te. Ni Ho La Te. Pi Li Ni Te. Mo Ho Kya Te. Cen Ling Jhien Te. Suoha" ( Ket penerjemah : Mantra dalam ejaan biasa, bukan pinyin ) inilah abhiseka dari Tujuh Buddha, ada Tujuh Buddha yang menetap di puncak kepala, inilah letak perbedaannya. Mudra-Nya adalah Mudra Dharmadesana, ini adalah Mudra Dharmadesana merangkap ke dalam, ini adalah Mudra Dharmadesana merangkap ke luar ( Mahaguru memperagakan ) ada dua mudra, Ia sangat agung.

Saya telah mengulas Sutra dari Raja Agung Avalokitesvara, yaitu Gao-wang-guan-shi-yin-zhen-jing. Di Klenteng Yuhuang di Taizhong, Yaochijinmu membukakan divya-caksu saya, Klenteng Yuhuang adalah klenteng Tao, dewa utamanya adalah Indra atau Yuhuangdadi, namun pimpinannya adalah seorang bhiksu yang bernama Shi Hui-ling, Hui dari kata Prajna, dan Ling dari kata inspirasi. Bhiksu Shi Hui-ling menyerahkan sebuah sutra dan meminta saya untuk menghafal dan melafalkannya, saya pun membawanya pulang, sutra tersebut adalah Sutra Raja Agung Avalokitesvara, ini adalah sutra yang pertama kalinya saya dapatkan, merupakan sutra yang pertama kalinya saya baca, maka saya mulai menghafal Sutra Raja Agung Avalokitesvara, mengenai keampuhannya tidak perlu lagi diceritakan, sebab Ia memang sangat ampuh. Beberapa hari ini ada seorang siswa dari New York yang memiliki satu masalah, Anda tahu ada dua persoalan bagi orang yang baru saja berimigrasi, yang pertama adalah green card dan kewarganegaraan, setelah berhasil memperolehnya, persoalan kedua adalah pajak, karena perlu membayar pajak. Saat surat dari IRS telah tiba, maka semua mulai sakit kepala, Sdri. Teresa memahami hal ini, pemeriksaan pajak adalah suatu hal yang sangat memusingkan. Inilah dua hal yang paling penting bagi yang menetap di Amerika, yang pertama adalah kewarganegaraan, yang kedua adalah pajak, kedua hal ini sangat memusingkan.

◎ Tapi Anda tidak tahu, setelah Anda melafal Sutra Raja Agung Avalokitesvara akan sangat mudah memperoleh surat kewarganegaraan, dengan mudah menghindari pemeriksaan pajak, sekalipun telah dilakukan pemeriksaan pajak, juga akan sangat mudah teratasi, Ia memiliki kemampuan ini. Dahulu saat Mahaguru mengajukan green card, saya melafal Sutra Raja Agung Avalokitesvara. Acarya Lian-huo, Lian-shi dan Lian-zhu mengetahui persoalan saya ini. Saat itu, pengacara yang membantu saya untuk mengurusnya adalah Henry Lawyer, sampai saat ini dia masih mengurus dokumen imigrasi. Setelah saya mengisi formulir, Henry Lawyer mengirimkannya, saat itu tidak belum ada pos kilat, hanya pos biasa, perlu waktu tujuh hari baru tiba di Washington D.C atau di kantor imigrasi pusat. Surat balasan juga butuh waktu tujuh hari, sehingga keseluruhan butuh 14 hari. Namun, pada umunya setelah dikirim, permohonan Anda tidak akan langsung disetujui, masih perlu dilakukan investigasi, harus memenuhi syarat dan masih perlu mengantri. Dokumen permohonan imigrasi bertumpuk-tumpuk bagai gunung. Pernah ada seorang wartawan pergi ke Kantor Imigrasi New York untuk memotret berkas-berkas mereka, berkas itu ditumpuk bagaikan gunung, bahkan banyak yang berserakan di lantai, memenuhi ruangan, sembarang mengambil untuk dikerjakan. Untuk memperoleh surat kewarganegaraan Amerika perlu mengantri,  bahkan ada kalanya perlu waktu berhari-hari baru memperoleh antrian. Pengiriman membutuhkan waktu tujuh hari, surat balasan juga butuh waktu tujuh hari, dan dalam prosesnya masih perlu dilakukan investigasi, entah berapa tahun kemudian baru tiba giliran Anda, yang paling cepat juga butuh waktu berbulan-bulan.

◎ Sebelas hari setelah saya mengajukan permohonan green card, langsung memperoleh persetujuan. Tidak ada orang yang dapat memperoleh persetujuan dalam kurun waktu sebelas hari, mereka tiga bersaudara pun mengetahuinya, mana ada yang memperoleh persetujuan hanya dalam waktu sebelas hari ? Pengiriman membutuhkan waktu tujuh hari, pengiriman balasan juga butuh waktu tujuh hari, jumlahnya sudah empat belas hari, pos biasa ! Tidak ada kilat, apalagi jika Anda tidak memiliki kedudukan istimewa, hanya green card biasa, dikirimkan menggunakan pos biasa, kemudian balasan juga menggunakan pos biasa, namun bagaimana mungkin hanya dalam waktu sebelas hari sudah berhasil ?

Mungkin surat saya itu secara kebetulan tercampur dengan surat penting yang dikirim menggunakan pesawat jet ? Tiba dalam waktu sehari ? Apalagi dokumen saya juga sangat tebal, formulirnya saja sudah sangat tebal. Setelah tumpukan dokumen tersebut  dikirimkan, masih harus mengantri, antriannya sangat panjang, kemudian secara tidak sengaja, surat itu diletakkan di atas meja, begitu petugas imigrasi melihatnya, kebetulan hari itu suasana hatinya sedang baik, kemarin malam sangat baik, kebetulan kantor imigrasi juga menaikkan gaji, suasana hati sangat gembira, ia mengambil pena dan tanpa memeriksanya lagi langsung menandatanganinya, setelah ditanda-tangani , kebetulan ada lagi pesawat jet yang hendak mengirimkan surat penting, dokumen itu kembali dengan diangkut pesawat jet. Apakah ada yang memperoleh surat kewarganegaraan hanya dalam waktu sebelas hari ? Mulai dari pengisian formulir sampai pengiriman kembali, hanya sebelas hari. Apalagi efisiensi Amerika belum pernah demikian cepat, efisiensi di Amerika selalu serba pelan-pelan, always delay, always wrong, always mistake, inilah efisiensi di Amerika.

Saat surat itu dikembalikan kepada saya, bahkan ada kekeliruan penulisan, tahukah bagaimana kekeliruannya ? Tentu saja telah keliru menulis alamatnya, sehingga surat itu tidak terkirim ke rumah saya, tidak ada nomor itu. Saat itu saya menetap di Ballard, jalan nomor 10, rumah nomor 7573, sepertinya mereka menulis 95 sekian, di jalan tersebut tidak ada nomor itu, 7 ditulis 9. Untung tukang pos itu sering saling menyapa dengan saya, dia mengatakan “Hai”, sehingga dia mengenal siapa saya, “Sheng-yen Lu”. Kami juga saling berkenalan, “Jelas-jelas surat untuk Sheng-yen Lu, mengapa dikirim ke nomor rumah yang tidak ada ?” Akhirnya, tukang pos itu memberikannya kepada saya dan mengatakan : “Ini surat untuk Anda.” Jitu tidak ? Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva sangat ampuh !
Baiklah, saya telah memperoleh green card, waktunya telah tiba, hendak menjadi warga negara, perlu mengikuti ujian, saya hanya dapat menghafal “I like Amerika.” ( Saya menyukai Amerika ), saat itu tidak menghafal banyak. Saya pergi ke Kantor Imigrasi, mereka mulai mencari dokumen saya, semua berkas telah diperiksa namun tidak dapat menemukan dokumen saya, petugas imigrasi mengatakan : “Dokumen Anda tidak dapat ditemukan.” Saya mengatakan : “Saya sudah menduga, pasti Anda menghilangkannya.” Oleh karena itu saya telah mempersiapkan salinan dokumen milik saya sendiri, always mistake. Benar tidak ? Tidak dapat menemukan dokumen saya, karena sudah dihilangkan, dokumen permohonan saya telah hilang, di hari ujian, perlu mencari dokumen saya, namun tidak dapat ditemukan, untung saya telah mempersiapkan salinannya, saya memberikan kepadanya, dengan demikian saya bisa mengikuti ujian. Kakak tertua, kakak kedua dan ketiga mempunyai koneksi dengan Kantor Imigrasi, sehingga saat ujian diberikan soal yang lebih mudah, kindergarten, taman kanak-kanak. Baiklah, pertanyaan pertama yang dilontarkan kepada saya : “Ada berapa negara bagian di Amerika ?” 50 negara bagian, Hawaii juga merupakan salah satu negara bagian di Amerika. “Siapakah bapak bangsa Amerika ?”, “George Washington.” Kemudian bertanya lagi : “Di manakah Ibu Kotanya ?” Saya menjawab : “Washington D.C.” Dia mengatakan : “Anda sangat pandai !” , “Sekarang Anda menetap di negara bagian mana ?” Apakah saya tidak dapat menjawab di negara bagian manakah saya tinggal ? Saya menjawab : “Di Washington State.” Tentu saja bisa menjawabnya ! “Apa marga Anda ? Siapa nama Anda ?” Saya menjawab : “Sheng-yen Lu.” , “Baiklah ! Lima soal telah terjawab.” , “Silahkan menulis dalam Bahasa Inggris.” , “I Like America.”, inilah yang saya tulis, dengan demikian lulus sudah. Lihatlah, inilah salah satu manfaat melafalkan Sutra Raja Agung Avalokitesvara, sangat cepat lulus. 

◎ Yang paling menyenangkan adalah saat mengikuti ujian mengemudi, saya juga melafal Sutra Raja Agung Avalokitesvara, “Saya mohon ! Semoga saya bisa lulus !” Saya mengikuti ujian peraturan lalu lintas untuk memperoleh surat izin mengemudi, terlebih dahulu ujian tertulis, bagaimana saya mengikutinya ? “Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva yang membantu saya !” Sebab saya benar-benar tidak menguasainya, semua dalam Bahasa Inggirs, kabarnya sekarang telah tersedia dalam Bahasa Mandarin, dan bahasa berbagai negara yang lain, dahulu semua serba Bahasa Inggirs. Saat itu yang berimigrasi masih belum banyak, orang Tionghoa di Seattle masih sangat sedikit, begitu mendengar suara satu orang Tionghoa, langsung timbul kesan sangat akrab. Bagaimana saya mengikuti ujian tertulis ? Mengambil pensil kemudian menggunakan metode lempar, di atas tertulis benar dan salah, begitu dilempar, ‘benar’, langsung mengisinya, begitu dilempar, ‘salah’, di atas pensil tertulis 1234567, ada soal pilihan, begitu dilempar, langsung menuliskannya. Akhirnya memperoleh nilai sempurna ! Ini semua berkat bantuan Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva, apa yang tidak dapat diatasi ? Kekuatan Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva sangat besar.
Saat ujian mengemudi, sesungguhnya saya tidak bisa lulus, sejujurnya, saya tidak pernah mengikuti kursus mengemudi, biasanya saya menyetir dari rumah hingga kotak pos. Sebab banyak siswa yang mengirimkan surat kepada saya, surat-surat di rumah saya sangat banyak, oleh karena itulah tukang pos mengenal saya. Saat itu saya sendiri yang membalas surat, di kantor korespondensi hanya saya seorang, hanya saya seorang yang berkomunikasi dengan semua siswa dari seluruh penjuru dunia, bahkan setiap hari harus mengirim surat. Tentu saja Gurudara juga memiliki SIM, dia sangat pandai, dia selalu lulus ujian, saya tidak demikian, saya juga tidak pernah mengikuti kursus mengemudi. Dahulu saat saya belum mempunyai SIM, saya mengendarai dari rumah, menelurusi satu ruas jalan sampai ke kotak surat, kotak suratnya sangat dekat ! Saya ke kotak surat untuk mengeposkan surat, setiap hari bolak-balik, sehari latihan mengemudi dua kali, pulang-pergi, kadang cara mengemudikannya juga tidak tepat, saat parkir di tepi jalan, ada kalanya ban mobil sampai menginjak trotoar, berhentinya juga tidak tepat. 

Tiba saatnya untuk ujian, mereka mengatakan, pada umumnya ujian ‘10 miles stop’, setelah mencapai 10 mil, langsung rem, ‘change lane’, pindah lajur, saat dia meminta Anda untuk ‘change lane’, maka Anda harus segera ‘change lane’. Kemudian adalah ujian memarkir mobil, mobil berhenti di sini kemudian mundur ke belakang, gerakan memasukkan mobil ke dalam garasi, parkir menyamping, selain itu juga menghentikan mobil di tanjakan, di tanjakan ban harus ditahan di samping trotoar, selain itu juga harus memahami lampu merah, hijau dan kuning, serta bagaimana mengendarainya saat berjumpa dengan lampu lalu lintas. Semua petugas penguji duduk di samping saya, saya mulai mengemudi. Terlebih dahulu saya berbicara dengan mereka dalam Bahasa Inggris, “I just new coming. I speak English a little bit, please say slow. I drew down pictures, what kind you like, you just tell me, this one.” ( Saya baru tiba, Bahasa Inggirs saya sangat terbatas, tolong bicara perlahan, saya telah menggambar banyak tanda, mohon tunjukkan kepada saya yang mana yang Anda inginkan. ) Saya tidak mengerti apa itu menghentikan mobil di belakang mobil, ‘change lane’, ‘parking’, menghentikan mobil di jalan turun, menghentikan mobil di tanjakan, memundurkan mobil masuk garasi, Bahasa Inggirsnya sangat sukar, apalagi cara pengungkapan mereka masing-masing berbeda. 

Saya menggambar untuk mereka, begitu ia melihatnya : “Wah ! First time . . .” ini pertama kalinya ada orang yang menggambar untuk dia, suasana hatinya sangat baik,  kemudian mengambil gambar saya, “This one.” Maka saya segera menghentikan mobil, atau ‘10 miles stop’, saya segera menghentikan mobil, saya melakukan sesuai petunjuk gambar, akhirnya nilai ujian saya adalah 97, semua berkat bantuan Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva, dari dahulu hingga saat ini tidak ada orang yang menjalani ujian seperti ini, tidak ada orang yang menggambar dan meminta petugas penguji untuk mengikuti gambar tersebut, mungkin hanya saya seorang ? Benar tidak ? ( Benar ) Yang paling mengherankan adalah ujian tertulis, memakai metode melempar pensil, “Memohon Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva memberi petunjuk…”, Tok ! Yang benar dilingkari, yang salah disilang, demikianlah saya mengikuti ujian tertulis, ampuh tidak ? Sungguh ampuh !

Mahaguru telah menghabiskan waktu di Amerika selama 30 tahun, namun Bahasa Inggirsnya masih sangat buruk. Tapi saya bisa begini, “I can go anywhere. I can go restaurant and order food. I go to gas station buy gas. I can go to supermarket and buy food.” ( Saya bisa pergi ke mana pun, saya bisa memesan makanan di restoran, saya bisa pergi mengisi bensin di pom, saya bisa membeli bahan makanan di pasar swalayan ) Selain itu, berjalan adalah mengendarai mobil, menetap, tidak perlu dikatakan lagi, ada rumah sendiri, duduk , duduk di bus juga bisa, berbaring : berbaring di atas ranjang, itu lebih mudah lagi. Saya sendiri bukanlah pemalas, “everyday bed work”, tiap bangun tidur pasti merapikan tempat tidur, saya tidak akan bermalasan. Suatu ketika, Yuxian datang dan menginap di villa, kemudian saya melakukan inspeksi, ternyata dia menendang selimutnya, di pagi hari dia telah menendang selimutnya sangat jauh, saya bertanya : “Siapa yang tidur di sini?” Yuxian menjawab dialah yang tidur di situ. Saya katakan : “Apakah Anda tidak bisa merapikannya ?” Dia menjawab : “Nanti malam masih dipakai tidur lagi ! Untuk apa dirapikan ?” Dia mengatakan nanti malam masih dipakai tidur lagi ! Bangun di pagi hari  langsung menendang selimut, tidak peduli bagaimana pun selalu demikian, selimutnya ditarik kembali di malam hari saat hendak tidur. Saya tidak demikian ! Setiap hari saya merapikan tempat tidur, melipat selimut, menata bantal, membersihkan kamar, merapikan sprei, tiba saatnya mencuci maka melepasnya untuk dicuci, nanti sepulangnya di rumah harap lebih bersih lagi, jika tidak demikian bukankah menjadi seperti kandang babi !

Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva sangat ampuh, oleh karena itulah sangat banyak yang melafalkan Sutra Raja Agung Avalokitesvara, “Melafalkan genap seribu kali, dapat melenyapkan berbagai karma buruk berat.” Kita telah mengubah dua kalimat dalam Sutra Raja Agung Avalokitesvara, yang mana ? Dalam gatha pelimpahan jasa Sutra Raja Agung terdapat : “Bagi yang kurang berkah dan tidak memiliki keyakinan, apabila dapat menjapakan sutra ini dengan tekun.”, apabila Anda tidak memiliki berkah, atau pun Anda tidak yakin, kemudian khusus menjapa sutra ini, maka Anda tetap akan memperoleh kontak batin. Kemudian kita mengubahnya menjadi : “Bagi yang memiliki berkah dan berkeyakinan kokoh, apabila dapat dengan tekun menjapa sutra ini.” ( Ada versi lain yang tertulis : “Bagi yang memiliki banyak berkah dan berkeyakinan kokoh.” ) Orang yang memiliki berkah, atau pun orang yang sangat meyakini Sutra Raja Agung, semua dapat melafalkan sutra ini. 
“Tim bisbol Taiwan menang telak atas tim Korea”, berarti kita yang menang, Taiwan yang menang. “Tim bisbol Taiwan mengalahkan tim Korea.”, juga kita yang menang. Aksara Tiongkok sangat unik ! Menang atau kalah, digunakan bagaimana pun tetap Anda yang menang, demikian pula dengan Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva, Anda yang meyakini-Nya, melafalkan-Nya, sangat ampuh. Anda tidak meyakini-Nya, tidak memiliki berkah dalam melafal-Nya, juga sangat ampuh, Ia dapat memberikan kontak batin kepada Anda, supaya keyakinan Anda bangkit. Oleh karena itu saya mengajarkan supaya semua melafalkan Sutra Raja Agung Avalokitesvara. Selain itu Satyabuddha Sutra ( Zhenfo Jing ) juga sangat ampuh, hanya saja kalian tidak mengetahuinya. Hari ini membahas keampuhan Sutra Raja Agung Avalokitesvara, benar-benar dapat mengatasi semua kerisauan dan penderitaan, terus melafalkannya tanpa henti, pada akhirnya menghasilkan sarira, seperti ayah dari penerjemah kita, Hanifa, ia melafalkan Sutra Raja Agung, hanya melafalkan Sutra Raja Agung, hingga akhirnya setelah meninggal dunia menghasilkan sarira. Inilah Sutra Raja Agung Avalokitesvara !  “Dapat memadamkan duhkha kelahiran dan kematian, menyingkirkan semua racun dan yang mencelakakan !” ini sangat penting.

◎ Saya bacakan satu paragraf Atiyoga Tantrayana : 
“Dalam penekunan ‘penghentian seketika’, terlebih dahulu perlu memiliki sebuah pemikiran bahwasanya Prajna bukan berasal dari luar, ini merupakan ‘Jnana Bodhiprajna yang pada hakikatnya telah dimiliki oleh semua makhluk’. Tiap insan memiliki Buddhata, pada hakikatnya semua makhluk adalah Buddha, tentu saja Prajna juga berasal dari batin sendiri. Sang Buddha pernah mengajarkan kepada Ananda, ‘Dinyalakan oleh diri sendiri, bukan dinyalakan oleh orang lain.’, sesungguhnya sarana merupakan : ‘Bersarana pada diri sendiri.’”

Wah ! Di dalamnya ada banyak yang sangat baik untuk diulas, Prajna tidak berasal dari luar, “Jnana Bodhiprajna yang pada hakikatnya telah dimiliki oleh semua makhluk”, ini adalah Buddhata ! Kita semua bisa melafal : “Sarana pada diri sendiri, aku bersarana kepada Buddha, aku bersarana kepada Dharma, aku bersarana kepada Sangha.” Ceritakan sebuah lelucon, ada tiga teman sekelas yang sama-sama suka menjaga penampilan, mereka sedang membahas pakaian apa yang sebaiknya dikenakan dalam pertemuan wali kelas beberapa hari lagi. Meimei mengatakan : “Sesuai dengan warna rambut ayah saya, di hari itu saya akan mengenakan pakaian formal berwarna hitam.” Mendengarnya, Lili menimpali : “Berarti sebaiknya saya mengenakan pakaian berwarna putih ! Sebab rambut ayah saya sudah memutih semua !” Saat itu mendadak Aiai memprotes : “Ahhh ! Habis sudah ! Ayah saya sudah botak !” Botak juga boleh ! Bisa mengenakan pakaian dengan warna kulit ! Apa yang habis ? Harus lebih kreatif !

Sebuah lelucon lagi, seorang teman yang telah menikah sering menyembunyikan tabungan rahasia, namun setelah terpergok, istrinya tidak memarahinya. Saya bertanya, mengapa bisa demikian, dia menghirup rokoknya dengan mendalam, dengan tenang mengatakan : “Saat menyembunyikan tabungan rahasia, saya akan menyelipkan selembar kertas yang tertulis : ‘Uang hadiah Tahun Baru untuk istri, uang hadiah ulang tahun, uang hadiah Hari Kasih Sayang dan lain-lain’, sekalipun terpergok, masih bisa beralasan, istriku pun juga merasa senang.” Para suami harus mempelajarinya. Dahulu di Taiwan, Mahaguru juga menyembunyikan tabungan rahasia, namun di Amerika tidak ada lagi, uang saya dan Gurudara saling terhubung, maksudnya adalah uang saya adalah uang Gurudara, uang Gurudara adalah uang saya, ini adalah saling terhubung. Bukan malah uang saya adalah uang Gurudara, uang Gurudara adalah uang Gurudara, itu tidak saling terhubung. Dahulu di Taiwan saya sangat gemar menyembunyikan tabungan rahasia, begitu tiba di Amerika masih membawa kebiasaan tersebut, menyembunyikan sedikit untuk digunakan sendiri masih lebih leluasa. Dahulu di Taiwan, tempat persembunyian tabungan rahasia hanya diketahui oleh saya seorang, orang lain tidak mengetahuinya, di manakah saya menyembunyikannya ? Saya sembunyikan di balik papan tulisan pemberian orang, “Abhijna Nan Agung.” , “Sangat Ampuh.”, “Moralitas dan Bhavana.”, “Memupuk Berkah dan Prajna.”, di rumah saya tergantung banyak papan tulisan, terbuat dari kayu, orang Taiwan yang memiliki papan semacam itu. Saya menyembunyikan uang di balik papan tersebut, kemudian mengikatnya dengan seutas pita merah, pita tersebut masih terjuntai ke bawah, saya tidak perlu meraba apakah uangnya masih di sana, sebab untuk merabanya harus naik ke atas kursi yang tinggi, saya cukup berjalan melewatinya, mata melirik, pita merah masih ada, berarti uangnya masih ada. Seutas pita merah yang sangat tipis, hanya saya yang mengetahuinya, orang lain tidak akan memperhatikan pita merah tersebut. Tahukah Anda ? Ternyata Gurudara bisa mengetahuinya, sebab Gurudara juga menyembunyikan tabungan pribadi, ia menggunakan kertas koran bekas untuk menggulung setumpuk uang kertas, dia juga mencari tempat persembunyian yang baik, akhirnya, “Ah ! Lebih baik di balik papan itu !” Saat menyembunyikan uang itu, dia naik ke atas kursi kemudian menyelipkannya. Ah ? Terasa ada yang berbeda, sepertinya di dalam ada benda ? Maka dia mengambil bungkusan tersebut dan melihatnya, ternyata tabungan rahasia saya, gawat ! Apakah ini benar-benar terjadi ? Gurudara mengatakan dia pura-pura tidak tahu, dia mengembalikan tabungan rahasia saya ke tempatnya semula, sungguh baik hati, dia sungguh cekatan, diam-diam langsung mengembalikan tabungan rahasia saya, dan pura-pura tidak tahu, namun tiba saatnya dia bisa memakainya, maka dia lah yang menggunakannya.

Membicarakan perihal tabungan rahasia, ini adalah kebijaksanaan, dari manakah kebijaksanaan ? Prajna berasal dari batin Anda sendiri, batin Anda sendiri dapat menghasilkan Prajna. Di manakah uang disembunyikan ? Saat kebijaksanaan Anda telah tumbuh, maka Anda akan menyembunyikan di tempat yang selamanya tidak akan diketahui oleh orang lain, ini adalah Prajna. Saya menyembunyikan uang di tumpukan koran bekas, bukankah dahulu kita berlangganan koran ? Kemudian diselipkan ke dalam tumpukan koran bekas. Suatu hari begitu saya kembali ke rumah, tumpukan koran bekas sudah tiada. Amituofo ! Jangan mengejutkan saya, apa yang terjadi ? Saya menanyai orang di rumah, di mana tumpukan koran bekas itu ? Mereka mengatakan telah membakarnya di dalam perapian, Ahh ! Semalaman tidak bisa tidur ! Tiap malam saya terbangun, menyentuh uang kertas yang baru, setelah menyentuhnya hati akan gembira, maka bisa tidur lagi. Saat bungkusan uang itu telah tiada, setiap malam tidak bisa tidur, ternyata dibakar seperti koran bekas.  Sungguh tidak bijaksana. Prajna timbul dari batin sendiri.

“Jnana Bodhiprajna yang pada hakikatnya telah dimiliki oleh semua makhluk. Tiap insan memiliki Buddhata” Buddhata ini tidak dapat dicuri, tidak dapat dibakar, selamanya ada, setiap orang mempunyainya, selamanya tidak akan bisa dicuri orang lain, juga tidak dapat dibakar, tidak mungkin di tenggelamkan ke dalam air, air dan api tidak dapat merusaknya, tiap insan memiliki Buddhata, Anda sendirilah yang harus membuka Buddhata tersebut, inilah ajaran sejati dari agama Buddha. Anda tidak dapat membuka Buddhata orang lain, orang lain juga tidak dapat membuka Buddhata Anda, saya ungkapkan sebuah kenyataan, diri sendiri menuntun diri sendiri. Lihatlah Patriark ke-6 Hui-neng, saat itu setelah Patriark ke-5 Hong-ren mengajarkan kiat kepadanya, Ia pergi meninggalkan biara, Patriark ke-5 menghantarkannya, dua orang di atas perahu, saat Patriark ke-5 hendak mendayung, Patriark ke-6 mengatakan “Biar saya saja.”, Patriark ke-5 menanyai-Nya : “Mengapa hendak Anda lakukan sendiri  ?” Ia menjawab : “Yang masih belum Tercerahkan, dituntun oleh Guru.” Saat Anda masih dalam kondisi tidak sadar, Anda memerlukan Guru untuk mengajari Anda, “Yang Telah Tercerahkan, diri sendiri menuntun diri sendiri.” , bagi yang telah Tercerahkan, diri sendiri menuntun diri sendiri. Saat Anda belum tersadarkan, Anda membutuhkan bimbingan Guru, saat Anda telah Sadar, maka diri sendiri menuntun diri sendiri. Inilah yang diajarkan oleh Sang Buddha kepada Ananda : “Dinyalakan oleh diri sendiri, bukan dinyalakan oleh orang lain.” Tentu saja diri sendiri yang menyelamatkan, bukan orang lain yang menyelamatkan, sarana yang paling penting adalah diri sendiri bersarana kepada Buddhata diri sendiri, ini disebut “Bersarana Pada Diri”, sangat penting.
Ini bukan lelucon, “Wanita adalah buku, pria adalah babi, selamanya jangan mengharap babi bisa membaca buku.” , dengan kata lain, selamanya pria tidak memahami hati wanita, demikianlah artinya. Sesungguhnya manusia di dunia ini sangat sukar untuk Tercerahkan. Mengapa demikian ? Terlampau banyak godaan dari luar, oleh karena itu sangat sukar Tercerahkan. Saat Anda sendiri telah Tercerahkan, maka diri sendiri harus menuntun diri sendiri. Saat itu : Pria adalah buku, wanita juga adalah buku, semuanya memahami batin sendiri. Gyalwa Karmapa ke-16 diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin adalah : “Vajra yang memahami batin sendiri.”, batin sendiri memahami Vajra diri sendiri, telah Tercerahkan, telah memahami diri sendiri menuntun diri sendiri, juga dapat menuntun insan lain, ini disebut memahami batin sendiri. Yang terutama adalah manusia harus tahu memahami batin sendiri. 

Sebuah lelucon lagi, ada seseorang yang pergi untuk membeli sebuah mobil, harganya US$80,000, dia merogoh sekujur tubuh hanya mendapatkan US$ 79,998, masih kurang dua dolar. Dia melihat di depan showroom mobil ada seorang pengemis, maka dia menghampirinya dan berkata : “Saya minta tolong Anda, beri saya dua dolar saja ! Saya ingin membeli sebuah mobil.” Pengemis itu mengambil empat dolar, memberikan kepadanya dan mengatakan : “Tolong sekalian belikan satu untuk saya.” Ini adalah persoalan kebijaksanaan. Iblis bertanya kepada Tuhan : “Apakah saya boleh terlahir kembali ?” Tuhan menjawab : “Boleh.”, Ibilis bertanya lagi : “Saya tidak ingin menjadi iblis lagi, saya ingin menjadi seperti malaikat, sekujur tubunya transparan, mempunyai sepasang sayap, namun saya masih ingin menghisap darah.” Tuhan menjawab : “Silakan bertumimbal lahir !” Sejak saat itulah di dunia ada nyamuk.
◎ Menurut Sang Buddha, terlebih dahulu Anda harus memahami Buddhata tiap insan, terlebih dahulu harus memahami apa itu Buddhata, setelah Anda memahami Buddhata sendiri, berarti diri sendiri telah bersarana kepada Buddhata sendiri, berarti telah memahami batin sendiri, kemudian menekuni bhavana menggunakan Prajna pemahaman batin sendiri, dengan demikian Anda dapat mencapai Kebuddhaan. Poin utama dari Sadhana Dzogchen Tantrayana ada pada Anda sendiri harus merealisasikan Buddhata sendiri, bukan malah membiarkan Buddhata sendiri selamanya terkubur dalam enam alam tumimbal lahir.

 Om Mani Padme Hum.

sumber : http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=29&csid=50&id=47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net