Sabtu, 05 September 2015

Hati Adalah Sumber Dharma, Menyaksikan Hati Sendiri Adalah Sadhana Dzogchen

Ceramah Ke-66 Sadhana 9 Tingkat Dzogchen oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Kebaktian Sadhana Jambhala Kuning tanggal 24 Mei 2014 di Ling Shen Ching Tze Temple
 
Pertama-tama, kita terlebih dahulu sembah puja pada guru silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada yidam kebaktian Jambhala.

Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet, hari ini, tamu agung kita adalah nyonya Sekjen Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Liao Dongzhou, Sdri. Judy, penasihat hukum TBF Pengacara Jennifer Chow bersama putra dan putri, akuntan TBF Sdri. Teresa, Nyonya Komisaris OCAC Overseas Credit Guarantee Fund Xue Shenghua Sdri. Xue Wang Shumei, apa kabar! Apa kabar semua! (Bahasa Kanton) Selamat malam semua! Apa kabar semua! (Bahasa Mandarin)

Tadi telah mendengar penyampaian Gurudhara dan ketua Ling Shen Ching Tze Temple Acarya Dehui, saya memiliki sedikit kesan dan pesan. Mengenai penyampaian Acarya Dehui, November tahun ini, di Taiwan, sudah ada orang membuat janji makan, sudah diatur dengan baik, janji makan pertama sudah mulai diatur dengan baik, berarti membuat janji setengah tahun ke depan, bersama-sama mempersembahkan makan. Ini menjawab Acarya Dehui. Mengenai penyampaian Gurudhara, setiap kali upacara di Taiwan Lei Tsang Temple, ada puluhan ribu orang, terakhir kali ada 30 ribu orang, malam terakhir, menjamah kepala hampir 2 jam, benar-benar waktu yang sangat panjang. Menjamah kepala di Seattle, seperti meteor, siut! Sebentar saja sudah selesai. Saat saya di Taiwan, in Taiwan, I miss Seattle students. In Seattle, I miss Taiwan students. And also miss all of the students who are in many countries as well. Oleh karena itu, di Seattle merindukan Taiwan, di Taiwan merindukan Seattle. Bulan tidak selalu purnama, bulan kadang sabit kadang purnama, manusia juga ada pertemuan dan perpisahan, waktu pertemuan harus dihargai. Gurudhara menyampaikan bahwa tekanannya sangat besar. Memang, tekanannya sangat besar, sangat lelah. Kadang-kadang, kita biarkan Beliau libur, seharusnya juga membiarkan Beliau libur, umur 66 tahun, seharusnya libur. Pengawai negeri pada umumnya, hampir pensiun. Mahaguru umur 70 tahun, saya selamanya tidak ada hari libur, saya tidak pernah mengambil cuti, di Taiwan saya tidak pernah cuti sehari pun, di Seattle juga tidak pernah cuti sehari pun.

Wanita yang tidak menikah dari Vancouver, usia sudah agak lanjut, lihatlah, tepuk tangan lagi di sana. Mahaguru umur 70 tahun, jangan tinggalkan penyesalan semasa hidup, hanya memperlihatkan sekali, di Taiwan 16 Mei, sudah ada 1400 orang melihat Mahaguru memperlihatkan dua titik, tidak memperlihatkan tiga titik. Banyak orang memotret, terutama adalah foto yang dipotret oleh Acarya Liandian, Acarya Huijun juga memotret, dan masih banyak orang lainnya memotret, namun, tidak diperkenankan dipasang di internet. Gurudhara berkata, yang pasang di internet dianggap melanggar Sila, karena tidak membiarkan orang luar melihat, umat kalangan sendiri boleh, namun, jangan dipasang di internet. Bhiksu Lama Lianya memotret, ia simpan di dalam telepon genggam. Selain itu, Acarya Lianjie juga ada, juga simpan di dalam telepon genggamnya. Kalian mau lihat, lihat saja di telepon genggam, itu terbuka untuk umum. Karena ada 1400 orang melihat, ada orang memotret, namun tidak diperkenankan dipasang di internet, kalian mau melihat juga boleh, mereka berdua ada. Suatu kali, saat di Taiwan, mereka show telepon genggam diperlihatkan pada orang-orang. Orang lain mengatakan itu hasil editan, kepala Mahaguru digabungkan dengan badan binaragawan. Maksud saya adalah, asalkan Anda gigih melatih badan Anda, Anda pun akan memiliki tubuh seperti itu. Asalkan Anda serius menekuni Sadhana Tantra, setiap hari tidak berhenti, tidak pernah absen sehari pun.

Hari ini Acarya Lianci bertanya pada saya, "Apakah harus latih setiap hari baru ada tubuh demikian?" Memang harus dilatih setiap hari, melatih fisik harus setiap hari, seminggu saja tidak dilatih, Anda coba lihat, atau sepuluh hari saja, Anda pun akan kempes, seperti balon kempes. Harus dilatih setiap hari, tidak boleh absen sehari pun. Penekunan Sadhana Tantra juga sama, Anda tentu harus bersadhana setiap hari. Saya tidak peduli baik di pesawat terbang maupun di kendaraan umum, atau menempuh perjalanan jauh, di pesawat terbang, di kendaraan umum, di HSR, saya tetap bersadhana, tidak pernah berhenti sehari pun. Sebenarnya, ini adalah masalah kegigihan, kita mau berhasil dalam bhavana, jika tidak bersadhana setiap hari, itu membual, gombal, bohong. Hari ini saya memperlihatkan tubuh saya yang demikian pada Anda semua, maksud saya adalah, asalkan Anda latih setiap hari, Anda pun akan berhasil, seperti menekuni Sadhana Tantra, latih (bersadhana) setiap hari, Anda pun akan berhasil.

Mahaguru katakan pada Anda semua, Sadhana Dalam Tantra lebih dulu melatih Anasrava (Sadhana Menempah Pedang), lebih dulu melatih Anasrava, Anda akan berhasil. Setelah Anda tidak tiris, Anda melatih Api Tummo, Api Tummo pun akan berhasil. Setelah Api Tummo berhasil, Sadhana Bindu pun akan berhasil. Anda melatih prana, membuka nadi tengah, melatih Api Tummo, melatih Bindu, pada akhirnya Anda bercahaya, tubuh Anda sendiri bercahaya, kemudian menyatu dengan cahaya alam semesta, dengan kata lain, saat cahaya induk menyatu dengan cahaya anak, Anda pun berhasil, Sadhana Tantra pun berhasil. Ini harus dilatih setiap hari. Oleh karena itu, kita harus berhasil dalam Sadhana Anasrava; juga dalam berhasil dalam melatih prana, membuka nadi tengah; harus berhasil dalam Sadhana Api Tummo, juga harus berhasil dalam Sadhana Bindu, juga harus berhasil memancarkan terang. Setelah Anda berhasil, baru disebut berhasil dalam penekunan Sadhana Tantra. Yang satu ini sangat penting. Yang terakhir dari Sadhana Dzogchen adalah memancarkan terang, seluruh lubang pori-pori bercahaya, seluruh tubuh menjelma menjadi cahaya. Sama seperti Padmasambhava, tubuh-Nya menjelma menjadi Sinar Pelangi, semua ini mengandalkan semangat dan kegigihan. Bukan hari ini telah bersarana, Bodhisattva melindungi saya, memberkati saya, dengan sendirinya, saya pun berhasil, bukan seperti itu. Setiap hari Anda harus mengenang Yidam Anda; setiap hari harus memberikan persembahan kepada Yidam Anda; setiap hari harus menekuni Sadhana Yidam Anda, setiap hari harus mengenang, membentuk mudra-Nya, menjapa mantra-Nya. Suatu hari nanti, Ia memperlihatkan pada Anda, Ia kontak yoga dengan Anda. Selanjutnya menekuni Sadhana Dalam, setelah sempurna dalam Tahap Pembangkitan (Kye-rim), selanjutnya menekuni Tahap Penyempurnaan (Dzog-rim), ini barulah cara penekunan yang baku. Jangan meninggalkan penyesalan semasa hidup, umur 70 tahun memperlihatkan sebentar pada Anda semua. Kalian mau lihat, cari saja Bhiksu Lama Lianya, Acarya Lianjie! Saya juga tidak masalah, umur 70 tahun, boleh dikatakan manula, jika ditayangkan di televisi Taiwan, adalah kakek berumur 70 tahun, sebenarnya umur 60 tahun sudah dianggap kakek! Bahkan ada manula umur 50 tahun, umur 50 tahun pun sudah dianggap lanjut usia, umur 70 tahun berarti sudah kakek-kakek.

Hari ini kita menekuni Yidam Jambhala, Ia memang melindungi kekayaan. Ada sebuah pepatah, sepertinya begini: "Mengandalkan gunung, gunung rubuh, mengandalkan manusia, manusia kabur, mengandalkan uang baru dapat berdiri kokoh." Eksoterik tidak bicara tentang uang, juga tidak memperhatikan fisik sendiri, ia hanya melatih hatinya. Namun, dalam Tantra, karena barang yang Anda persembahan menggunakan emas, perak, menggunakan barang berharga, seperti setiap Buddha Bodhisattva di sini, semua mentereng, ini bukan sepuh emas murni, ada sebagian terbuat dari emas murni! Mempersembahkan juga menggunakan persembahan yang nyata, seperti puja api, semua menggunakan persembahan yang nyata. Membabarkan Buddhadharma juga membutuhkan uang. Sesungguhnya, Eksoterik di Taiwan sekarang, pembabaran Buddhadharma juga mengandalkan uang. Anda lihat saja Tzu Chi, mereka sendiri memiliki stasiun televisi, memiliki rumah sakit yang sangat besar, memiliki universitas, tentu saja uang sangat banyak, Tzu Chi menggalang banyak dana, tak terhitung. Saya melihat Rumah Sakit Tzu Chi di Tanzi,  hanya masuk Rumah Sakit Tzu Chi di Tanzi, lobinya seluas lapangan. Begitu saya lihat, saya tahu habislah Zhenfo Zong kita. Satu unit Rumah Sakit Tzu Chi di Tanzi, kelihatan seperti Istana Potala yang megah. Dipikir-pikir, berapa biaya yang dibutuhkan hanya rumah sakit itu saja? Tzu Chi memenuhi seluruh Taiwan dan seluruh dunia. Jika Anda pergi ke Hsi Lai Temple, Los Angeles, Anda pun tahu sebesar apa Hsi Lai Temple yang dibangun oleh Fo Guang Shan, sebesar apa Fo Guang Shan Taiwan, asalkan pergi sekali saja, setelah melihatnya, maka tahu habislah Zhenfo Zong. Mereka adalah Eksoterik! Jangan lihat seluruh gunung penuh dengan tumpukan bangunan, seluruh gunung adalah tumpukan uang. Anda lihat saja Chung Tai Chan Monastery, Acarya Lianyin telah melihatnya, Chung Tai Chan Monastery sangat megah, sangat besar. Sebenarnya, semuanya adalah uang. Fagushan juga sama, semua adalah uang. Malah sekarang, Esoterik termiskin adalah kita, mari kita semua berjuang! Kita memiliki Sadhana Jambhala, Mahaguru berharap kita semua menjadi pengusaha besar, dermawan besar, donatur besar. Benar tidak? Namun, masih ada sadhaka. Empat gunung besar Taiwan, Anda lihat saja, dari luar sangat indah dan megah, mana seperti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple. Sebenarnya, lumayan juga! Jika kita mengelola dengan cermat, setiap Buddha Bodhisattva sepertinya sangat gemuk, semua gagah perkasa, sangat bagus. Semoga semua Jambhala, titisan Catur Maharajikadewa, Jambhala Putih Penunggang Naga, Jambhala Merah, Jambhala Kuning, Jambhala Hitam, Jambhala Hijau dan seluruh dewa rejeki, membantu Zhenfo Zong kita kelak maju pesat. Selain itu, Dharmabakti tersebar luas, arus Dharma senantiasa berputar, mohon bantuan Dewa Rejeki.

Saya pernah pergi ke Hualian, Taiwan, melewati seruas jalan itu, saya melihat, vihara Foguangshan di sana, vihara Fagushan juga di sana, juga ada Chung Tai, vihara empat gunung besar ada di sana semua. Menuju Rumah Sakit Tzu Chi, begitu lihat, oh! Masih ada Buddhist Compassion Relief Tzu Chi Foundation. Wah! Akhirnya menuju tempat ibadah kita Hualian Tongxiuhui. Oh, Tuhan! Hualian Tongxiuhui, kira-kira seperti setengah dari tempat penjualan barang-barang sembayang kita. Oh, Tuhan! Orang lain adalah langit, kita adalah sebuah toilet orang lain. Sungguh, saya masuk ke dalam toilet Rumah Sakit Tzu Chi, menemukan toilet mereka lebih besar dari Tongxiuhui kita. Amitabha! Ini tidak bisa dibandingkan, sungguh tidak dapat dibandingkan, sungguh tidak dapat dibandingkan. Kita harus lebih serius melatih diri. Namun? Dharma kita paling besar. Buddha Sakyamuni pernah mengatakan satu kalimat, "Apa yang terbesar? Menyatu dengan jalan kebenaran adalah terbesar." Sadhana Tantra kita, sepenuhnya menyatu dengan jalan kebenaran, Buddha, oleh karena itu, Dharma kita terbesar. Selebihnya di dunia manusia, kita tidak bisa dibandingkan dengan orang lain. Namun, Dharma kita bisa dibandingkan dengan orang lain.

Di dalam Sadhana Dzogchen, yang namanya Dzogchen, yaitu besar. Sadhana Dzogchen ditransmisikan oleh Adibuddha Buddha Atarma, Sadhana Dzogchen ditransmisikan oleh guru silsilah kepada Bodhisattva Vajrapani, Bodhisattva Vajrapani mentransmisikan kepada dewa, kemudian, ditransmisikan kepada Prahevajra di dunia manusia, kemudian ditransmisikan kepada Manjushrimitra, kemudian ditransmisikan kepada Shri Simha, Shri Simha mentransmisikan kepada Padmasambhava, Padmasambhava mentransmisikan lagi kepada Yeshe Tsogyal dan Trisong Detsen, kemudian terus ditransmiskan turun-temurun. Bodhisattva Manjushri juga tahu Sadhana Dzogchen, di Mahayana, Ia adalah sosok paling bijaksana, Bodhisattva Manjushri membawakan Dharma ke Gunung Qingliang, yaitu Wutaishan di China yang sekarang, Sadhana Dzogchen yang ditransmisikan ke daratan tengah adalah Sekte Zen daratan tengah. Oleh karena itu, Zen daratan tengah adalah Sadhana Dzogchen, ditinggalkan di Tibet bernama Sadhana Dzogchen. Sadhana Dzogchen di daratan tengah adalah Sekte Zen, kitab suci utamanya bernama Lankāvatāra-sūtra, Sutra ini digunakan untuk mengkonfirmasikan pencerahan. Sekte Zen sampai patriak VI, karena buku yang dibaca oleh Patriak VI tidak banyak, namun Ia memahami Sutra Vajra, sehingga Ia menggunakan Sutra Vajra untuk mengkonfirmasi pencerahan, setelah Patriak VI baru menggunakan Sutra Vajra untuk mengkonfirmasi pencerahan. Sebelum Patriak VI, semua menggunakan Lankāvatāra-sūtra untuk mengkonfirmasi pencerahan. Anda semua harus baca kitab suci ini, sangat penting.

Bodhisattva Asanga mengutamakan Vijnanavada, Bodhisattva Nagarjuna mengutamakan Madhyamika. Di India, yang saat ini ditransmisikan adalah Vijnanavada dan Madhyamika. Di Tibet juga sama. Sekarang Agama Buddha Mahayana juga mengutamakan aliran Vijnanavada dan Madhyamika. Pada umumnya, yang namanya pandangan diri sendiri adalah sunya dan pandangan dia adalah sunya berada di dalamnya. Pandangan diri sendiri adalah sunya berarti diri sendiri adalah sunya, karena diri sendiri adalah sunya, seluruh alam semesta juga sunya, ini disebut pandangan diri sendiri adalah sunya; pandangan dia adalah sunya, dia yang di luar adalah sunya, diri sendiri barulah nyata, ini adalah pandangan dia adalah sunya; selebihnya adalah sunya, hanya diri sendiri barulah nyata.

Sang Buddha pernah bersabda, "Hati adalah sumber Dharma, hati mengendalikan segalanya; jika di dalam hati terdapat pikiran positif, terwujud dalam tutur kata dan perilaku; berkah dan kebahagiaan pun mengikuti seperti bayangan." Ini sabda Sang Buddha, gatha yang sangat penting, ini berarti hati adalah segalanya. Hati adalah sumber Dharma, kita mengutamakan hati, kita harus menghormati hati kita sendiri, semua tutur kata dan perilaku mengandalkan hati. Tutur kata dan perilaku berhubungan dengan hati, di dalam hati Anda ada pikiran positif, itulah Buddhadharma. Walaupun tidak mencapai kebenaran pertama, namun, berkah dan kebahagiaan Anda mengikuti hati sendiri, sama seperti bayangan, mengikuti orang ini. Ini adalah sabda Buddha Sakyamuni, sebenarnya Sadhana Dzogchen juga.

Sudah lama tidak menceritakan lelucon pada Anda semua. Ada seekor anak kuda menyeberangi sungai, kerbau air tua melihatnya, lalu berkata padanya, "Jangan takut! Air sangat dangkal, air hanya mengenai lutut saya." Tupai kecil bergegas menghampiri, berteriak, "Jangan percaya padanya, air sangat dalam, teman saya justru mati tenggelam." Anak kecil tidak tahu harus mendengarkan ucapan siapa, ibu kuda yang di sampingnya memberitahunya, "Nak, jangan hiraukan kedua hewan gila itu, kita melewati jembatan." Ketahuilah, kita berjalan di atas jembatan. Jangan menghiraukan pandangan diri sendiri adalah sunya, pandangan dia adalah sunya, jangan hiraukan, kita berjalan di atas jembatan.

Pandangan diri sendiri adalah sunya terlalu cenderung sunya, pandangan dia adalah sunya justru terlalu cenderung pada diri sendiri. Kita berjalan di atas jembatan, yakni menggabungkan pandangan diri sendiri adalah sunya dan pandangan dia adalah sunya, sebenarnya adalah pandangan hati sendiri, ini paling penting. Dari dalam hati Anda, Anda menyaksikan Buddhata, karena kita berjalan di atas jembatan, tidak akan mati tenggelam.

Psikiater di atas tembok menggambar sebuah jendela, berkata, "Siapa dapat merangkak keluar dari jendela ini, saya akan membiarkannya keluar." Pasien sakit jiwa berebutan. Ada seorang pasien sakit jiwa tidak bergerak, dokter menganggap kondisi pasien sakit jiwa ini sudah agak pulih. Dokter bertanya padanya, "Mengapa Anda tidak pergi?" Pasien itu berkata dengan suara rendah, "Saya takut, karena ini adalah lantai 6." Ternyata, pasien sakit jiwa tetap pasien sakit jiwa. Ketahuilah, Buddhadharma adalah demikian, jangan sekali-kali ikut dengan pasien sakit jiwa. Sebenarnya, setiap orang memiliki semacam kekurangan dalam aspek kejiwaan, hanya saja Anda tidak melewati lingkup tersebut saja. Kita mesti memusatkan perhatian kita pada melatih diri. Karena di dunia manusia, sebagian besar manusia adalah sakit. Hanya saja ada yang berat, ada yang ringan, dan penyakitnya sangat sedikit saja. Jika Anda belajar Buddhadharma, kita harus belajar sempurna, baru tidak akan salah jalan. Namun, orang yang salah jalan sangat banyak, banyak hal, membuat orang jadi gila. Sekolah juga bisa membuat orang jadi gila; menjalin asmara juga bisa membuat orang jadi gila; berkarir juga bisa, stress berat juga bisa, juga bisa membuat orang jadi gila; menikah juga, sepuluh keluarga, sembilan adalah pasangan musuh. Oleh karena itu, karir, pernikahan, putra-putri, menguatirkan putra-putri juga bisa, sehabis menguatirkan putra-putri, menguatirkan cucu. Yang terpenting, hati Anda harus bisa membuat hati Anda sepenuh hati tidak galau, tidak terpengaruh oleh lingkungan luar adalah Zen; hati Anda tenang, berarti sepenuh hati tidak galau. Anda harus belajar keduanya, tidak terpengaruh oleh lingkungan luar, dan belajar hati tenang, semua ini adalah tugas dasar Sadhana Dzogchen, juga berarti Zen. Ada seorang pemuda, bertemu Guru Zen, "Master. Saya sudah berumur 30 tahun lebih, masih bujang, Master, bagaimana baru bisa menemukan jodoh saya?" Guru Zen meraba kepala, "Apakah Anda sakit? Jika saya tahu cara mendapatkan jodoh, buat apa saya masih menjadi bhiksu?" Oleh karena itu, Anda semua jangan bertanya pada saya tentang jodoh. Masalah hidup sulit diprediksi, bertanya pada orang buta! Anda menemukan Buddhadharma sejati untuk dipelajari, itulah Sadhana Dzogchen.

Di buku Sadhana Dzogchen Tantra, di depannya saya menuliskan, "Kehebatan Tantra berada pada ada Dharma yang bisa ditaati, bisa didapat, bisa diraba, bisa duniawi, bisa non duniawi, bisa mencapai kebuddhaan dalam tubuh sekarang." Mahaguru menulis Sadhana Dzogchen adalah mengajari Anda bisa memasuki alam sunya di dalam Buddhadharma, mewariskan pusaka rahasia yang tak ditemukan di dunia modern, "Memanfaatkan kesempatan untuk menulis buku dan berceramah Dharma adalah demi menyeberangkan insan, tidak menyesalkan walau tubuh hancur berkeping-kepingn. Dipikir-pikir, apakah dunia ini ada kesempurnaan agung? Seharusnya mencapai jalan Buddha barulah perlindungan terbaik. Bersarana pada Zhenfo Zong, melatih diri sesuai Dharma, akan memperoleh keuntungan dan kesempurnaan yang di luar dugaan." Inilah yang saya tulis di buku Sadhana Dzogchen Tantra.

Dunia manusia terdapat banyak bencana, ada seseorang menato, ia menato seorang Bhiksu Tang di depan dadanya. Alhasil, hari pertama ia kehilangan uang; hari kedua ia ditabrak mobil; hari ketiga perusahaannya memecatnya. Ia bertemu seorang mahabhiksu, mahabhiksu berkata padanya, "Anda boleh menato apapun, mengapa Anda mau menato Bhiksu Tang? Karena ia tertimpa 9 x 9 = 81 jenis bencana, Anda sekarang baru 3 bencana saja, sepulang nanti tunggu saja bencana lainnya!" Belajar Buddha apakah ada jalan menyimpang? Tetap ada. Namun, Anda ingat kata-kata Mahaguru, Anda harus mengerti bagaimana tidak terpengaruh oleh dunia luar; Anda harus mengerti bagaimana supaya hati Anda dapat tenang, sepenuh hati tidak galau, supaya hati Anda jangan galau; sekalipun banyak bencana, Anda juga dapat mempertahankan Bodhicitta awal Anda, hingga selamanya. Harus dilatih seperti ini, harus mengandalkan diri sendiri, jangan mengandalkan orang lain. Mengandalkan gunung, gunung rubuh, mengandalkan orang, orang kabur. Oleh karena itu, jangan mengandalkan orang. Anda mengira berlindung pada Mahaguru, berlindung pada Buddha, berlindung pada Dharma, berlindung pada Sangha, Trisarana atau Catursarana, setelah bersarana dijamin Anda dapat mencapai kebuddhaan. Sesungguhnya, yang terpenting adalah berlindung pada hati Anda sendiri. Hati Anda tidak goyah, dari aspek Tantra, bhavana Esoterik, terakhir adalah melatih diri berdasarkan fisik, ini tidak ada di dalam Eksoterik. Yang namanya tanah, melatih diri berdasarkan tanah, yaitu melatih diri berdasarkan tulang dan daging kita; melatih diri berdasarkan air, yaitu Sadhana Bindu; melatih diri berdasarkan api, yaitu api kundalini tubuh Anda, suhu badan; melatih diri berdasarkan angin, yaitu napas, melatih prana; melatih tanah, air, api, angin, empat unsur utama tubuh manusia. Yang terpenting di dalam Sadhana Dalam, melatih prana, melatih tanah, melatih api kundalini, melatih bindu, yaitu melatih diri berdasarkan tubuh Anda, yang terpenting ada pada hati, pada akhirnya Anda baru dapat berhasil. Jika Anda tidak melatih diri berdasarkan hati Anda, hati Anda sesat, maka itu sudah tidak benar, hati anda ada pikiran negatif juga tidak benar, oleh karena itu, hati Anda mesti ada pikiran positif, Dharma sejati yang Anda latih tidak akan menyimpang. Otak selalu berkhayal, semua tidak benar. Anda bisa melihat dengan jelas yang dipikirkan hati Anda sendiri adalah baik, atau jahat, Anda boleh melihat sendiri, bisa membedakan sendiri. Kita semua adalah orang dewasa, bukan anak-anak, semua memiliki kebijaksanaan. Anda bisa membedakan dengan jelas, mana yang benar, harus dapat membedakan benar dan sesat, ini adalah sila. Bhiksu/ni ada sila Bhiksu/ni, Bodhisattva Upasaka/sika ada Sila Bodhisattva Upasaka/sika. Sila terutama untuk memperbaiki pikiran kita sendiri. Asalkan pikiran Anda telah benar, tutur kata dan perilaku Anda pun ikut benar; hati Anda tidak benar, tutur kata dan perilaku Anda pun ikut tidak benar, sederhana sekali. Anda berkata, "Apakah Dharma yang kita tekuni adalah Dharma yang benar?" Anda lihat, Dharma yang Mahaguru turunkan adalah Dharma sesat? Tidak, tetap Dharma sejati. Ketahuilah, baik dan jahat (sebab akibat) adalah landasan Buddhadharma, Anda lebih dulu menciptakan karma baik, Anda pun memiliki berkah, memiliki pahala, berkah, pahala pun akan mengikuti Anda. Begitu Anda menciptakan karma buruk, dengan sendirinya ada akibat buruk, bedanya cepat atau lambat saja, ada yang sangat cepat dibalas, ada yang agak lambat. Di Neraka, saat Raja Yama sedang menghakimi, juga ada berat dan ringan, cepat dan lambat; alam manusia juga ada berat dan ringan, cepat dan lambat; alam baka sama-sama ada berat dan ringan, cepat dan lambat, pembalasan karma semua sama, tidak ada yang setelah diperbuat tidak dibalas. Oleh karena itu, tutur kata dan perilaku kita semua harus hati-hati. Hati Anda harus mempertahankan pikiran positif, tidak boleh ada pikiran negatif, tidak boleh ada pikiran tidak benar.

Di buku telepon seorang siswi, guru menuliskan bahwa siswi ini banyak bicara ketika pelajaran sedang berlangsung. Setelah ayah si anak melihatnya, membalas, "Jika Anda kenal ibunya, Anda tidak akan merasa heran." Ini adalah silsilah. Menurut penelitian medis, ia memiliki gennya, gen orang tua tertinggal di badan Anda, yang ada pada tubuh Anda adalah gen orang tua, namun, bagaimana mengubah gen? Buddhadharma bisa mengubahnya, kalau tidak, sifat dan kebiasaan Anda tidak akan berubah selamanya, silsilah ayah dan ibu ada pada tubuh Anda, menurut ilmu genetika, diwariskan seperti ini.

Semut dan seekor gajah tidur satu malam, keesokan harinya, gajah mati, sambil menggali lubang, semut mengoceh, "Baru tidur satu malam dengannya, cinta satu malam, untuk selanjutnya harus menggali lubang seumur hidup untuknya." Saya pernah mengatakan, sekali salah langkah menjadi penyesalan seumur hidup, kebahagiaan sesaat adalah kesedihan abadi. Cinta satu malam! Langsung hamil, bukankah itu adalah kesedihan abadi? Anda harus melahirkan dengan sengsara, kemudian harus membesarkannya, mendidiknya, menghabiskan banyak uang, bahkan harus memperhatikan pendidikannya, tutur kata dan perilakunya....sangat menderita, kesedihan abadi. Saya mengatakan dunia manusia ada kekurangannya. Dulu Bai Suzhen Bai Niangzi (siluman ular putih dalam Legenda Ular Putih) sengaja menurunkan hujan membasahi Xu Xian, kemudian Bai Niangzi menggunakan payung memayungi Xu Xian, ini adalah permulaan cinta; Zhu Yingtai pada saat menggoda Liang Shanbo, ini juga permulaan cinta; Qi Xiannv menghadang jalan Dong Yong, ini adalah permulaan cinta; Penggembala dan Penenun, Penggembala melarikan gaun Penenun pada saat ia sedang mandi, ini adalah permulaan cinta; dari kisah asmara ini memberitahu kita, permulaan cinta yang mulia, selalu kembali ke satu orang lebih dulu menggoda. Anda lihat! Bai Suzhen lebih dulu menggoda, Zhu Yingtai juga lebih dulu menggoda, Qi Xiannv juga lebih dulu menggoda, Penggembala juga lebih dulu menggoda, demikianlah cinta. Oleh karena itu, menurut Anda, bagaimana dengan cinta? Kadang-kadang, Mahaguru menulis 2 buku, satu adalah Berbicara dengan Bulan, satu adalah Catatan Mimpi, siapa yang lebih dulu menggoda? Bukan saya lebih dulu menggoda. Saya lebih dulu klarifikasi, "Saya bukan penggoda." Ternyata, Anda lebih dulu menggoda, tetap harus ada satu orang yang menggoda lebih dulu. Menulis dua buku sebagai kenang-kenangan, namun, di dalam ada Buddhadharma. Perhatikan! Tulisan Mahaguru seperti surat cinta, namun, sebenarnya di dalam adalah Buddhadharma, yang bisa melihat, melihat kebenaran, yang tidak bisa melihat, melihat keramaian.

Ketahuilah, Sadhana Dzogchen sangat penting, di Tibet, Sadhana Dzogchen baru-baru ini terus tersebar luas ke seluruh dunia, Dharma ini bukan hanya rahasia dalam rahasia, bahkan banyak orang dapat memperoleh rumus yang sejati. Namun, Mahaguru di dalam Sadhana Dzogchen mentransmisikan banyak rumus, semua sangat penting, namun, juga harus menaati sila. Di dalam Sadhana Dzogchen, tetap terdapat banyak sila, Sadhana apapun terdapat Sila. Jika Anda tidak menaati Sila dalam Sadhana apapun, tetap akan jatuh ke dalam 3 alam samsara. Setiap Sadhana ada Silanya, jika tidak menaati Sila, pasti akan jatuh ke 3 alam samsara. Oleh karena itu, harus perhatikan, yang terpenting, Sadhana yang Anda tekuni adalah benar atau agak menyimpang. Asalkan Anda menekuni sadhana yang benar, pasti bisa berhasil, menekuni sadhana yang menyimpang, pasti jatuh ke 3 alam samsara. 

Om Mani Padme Hum.

sumber : http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=29&csid=49&id=1678

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net