Bangunan Budaya Hindu
itu artinya suatu bangunan yang dibuat sebagai pengejawantahan ajaran
Hindu yang bersumber dari kitab suci Hindu.Kitab suci sebagai Sabda Tuhan
memang bukanlah budaya karena ia adalah bersifat supra empiris.Supra empiris artinya diluar pengalaman hidup
manusia. Namun sabda Tuhan itu diamalkan oleh umat Hindu dalam kehidupanya
secara empiris. Dari pengamalan inilah melahirkan Budaya Hindu.Karena
kebudayaan itu adalah hasil karya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
baik secara lariah maupun rokhaniah.Demikian pula hal dengan simbol Naga yang
digunakan dalam berbagai wujud budaya Hindu .Di Indonesia banyak sekali kita
jumpai penggunaan simbol Naga dalam berbagai bentuk bangunan budaya spiritual
yang bernuansa Hindu. Ada Pelinggih Pura yang menggunakan simbol naga.Ada pintu masuk Pura yang
menggunakan Naga.Bahkan ada juga Candi
di Jawa yang menggunakan simbol Naga. Hal itu terjadi karena Pura dan
juga Candi di Jawa umumnya melambangkan Bhuwana atau Macrocosmos sebagai stana
Tuhan. Naga disamping berarti ular juga berarti bumi. Bumi ini bentuknya bulat
dibangun oleh tiga unsur pokok yang nyata dapat dilihat atau dirasakan
keberadaanya.Ada unsur zat padatnya yang disebut Pertiwi. Ada unsur zat cairnya
yang disebut Apah. Dan ada unsur udaranya yang disebut Akasa.Tiga unsur zat
padat inilah yangdisimbolkan dengan Naga Ananta Bhoga.Unsur zat cairnya
disimbolkan dengan naga Basuki dan unsur Akasanya disimbolkan dengan Naga
Taksaka. Ada pintu masuk Pura atau pada bagian bawah suatu pelinggih yang
menggunakan dua ekor Naga.Seperti pada bangunan Padmasana pada bagian bawahnya
menggunakan dua ekor Naga. Dua ekor Naga itu adalah simbol dari Naga Ananta
Bhoga dan Naga Basuki.Sedangkan pada bagian atasnya menggunakan juga dua ekor
Naga.Namun Naga itu sesungguhnya maksudnya adalah satu Naga yaitu Naga Taksaka. Karena tuntutan
seni, Naga Taksaka itu dibuat dua yaitu
disisi kiri dan kanan pada bagian Padmasana yang berbenbtuk kursi
tersebut. Padmasana itu adalah lambang Bhuwana Agung sebagai tempat memuja Sang
Hyang Sada Siwa.Demikian disebutkan dalam Lontar Wrehaspati Tattwa.Tujuan memuja Tuhan di
Pelinggih Padmasana tersebut digambarkan dalam simbol Garuda dan Angsa
Ada juga pelinggih Padma Capah dimana pada bagian atasnya
distanakan seekor Naga saja.Seperti misalnya di Pura Bangun Sakti di Besakih.
Simbol Naga yang distanakan di Pelinggih Padma Capah itu adalah Naga Ananta
Bhoga.Memuja Tuhan lewat sarana Pelinggih Ananta Bhoga adalah memuja Tuhan
sebagai jiwa dari Pertiwi. Ini artinya kita memanjatkan doa kepada Tuhan semoga
Tuhan melindungi kelestarian ibu pertiwi atau Bhumi ini.Sedangkan Naga yang
distanakan di Pelinggih Ratu Sila Majemuh di sebelah kanan Padma Tiga di Pura
Besakih itu adalah lambang pemujaan kepada Tuhan sebagai dewa cuaca.Ini artinya
dengan pemujaan itu kita mohon kepada Tuhan semoga musim atau cuaca selalu
keadaannya teratur.Seperti jatuhnya musim panas,musin hujan dllnya itu selalu
teratur sesuai dengan alamnya. Karena kalau cuaca tidak teratur manusia sulit
merencanakan berbagai kegiatan hidupnya.Apa lagi para petani sangat tergantung
pada teraturnya cuaca.Demikian juga kegiatan hidup yang lainya banyak
tergantung pada keadaan cuaca.Sedangkan dua ekor Naga yang umum dipasang di
depan pintu masuk Pura adalah lambang pangkal Gunung yang terdiri dari lapisan
zat padat dan lapisan zat cair atau lambang Naga Ananta Bhoga dan Naga Basuki.
Dari : I Ketut Widyananda.
Hal : Naskah Untuk
Rubrik Kembang Rampe di Nusa Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar