Minggu, 15 Januari 2017

NAGA PADA BANGUNAN GEDONG DAN KORI

Penempatan patung Naga dalam bangunan yang bercorak Hindu tidak saja terdapat di  Pelinggih  Padmasana saja . Simbol Naga juga terdapat pada  Pelinggih Gedong dan juga Kori atau candi Kurung. Ada juga diletakan pada balai Pengaruman. Naga di Pelinggih Gedong  umumnya diletakan di bagian kiri dan kanan Pelinggih. Naga di Pelinggih Gedong ini juga lambang lapisan zat padat dan lapisan zat cair yang membelit bumi ini.Karena Pelinggih Gedong itu juga lambang dari bumi stana Tuhan dengan  Para Dewa sebagai manifestasiNYA. Disamping itu Pelinggih Gedong ada juga sebagai lambang stana Dewa Pitara yaitu leluhur yang sudah suci.Karena menurut Lontar Gaya Tri rokh orang yang baru meninggal disebut Petra.Setelah diupacarai Ngaben rokhnya itu bernama  Pitara.Setelah diupacara Atma Wedana seperti Nyekah atau Memukur rokh tersebut disimbolkan telah mencapai alam Dewa.Karena itu setelah Upacara Atma Wedana rokh tersebut disebut Dewa Pitara.Dewa Pitara artinya rokh yang sudah suci yang telah mencapai alam Dewa. Oleh karena itu ada dua jenis Pelinggih Gedong.Ada Pelinggih Gedong yang disebut Atma Pratistha yaitu Pelinggih Gedong untuk menstanakan rokh suci yang disebut Dewa Pitara.Karena itu Pelinggih Dewa Pitara pada tingkat Merajan Agung yang tergolong Gedong Pertiwi,Ibu.Dadia umumnya menggunakan Pelinggih Gedong. Pelinggih Gedong inilah yang tergolong Pelinggih Gedong untuk Atma Pratistha. Pelinggih Gedong untuk menstanakan Dewa manifestasi Tuhan tergolong Pelinggih Gedong Dewa Pratistha. Umumnya di Pura Desa menggunakan pelinggih Gedong untuk Dewa Brahma. Untuk di Pura Dalem juga menggunakan Pelinggih Gedong  sebagai stana pemujaan Dewa Siwa Durga.Kedua jenis Gedong ini ada yang menggunakan Naga dan ada juga yang tidak. Naga di Gedong ini sabagai simbol lapisan alam berupa pertiwi dan apah. Kalau umat merasa mampu dibuatkan simbol Naga di kiri kanan Gedong.Ada yang belum mampu simbol Naga tersebut tidak dibuatkan.Jadinya simbol Naga di kiri kanan depan Palinggih Gedong itu tidak merupakan hal yang mutlak. Sangat tergantung pada selera dan kemampuan umat masing-masing. Pelinggih utama yang menggunakan simbol Naga di depan pelinggih dapat kita jumpai di beberapa Pura di Bali.Misalnya di Pura Desa Gulingan Gede Kecamatan Mengwi. Pura Ulun Suwi di Desa Jimbaran Kecamatan Kuta. Kori Agung dari suatu Pura banyak juga kita jumpai menggunakan simbol Naga  yang  juga diletakan dikiri dan kanan tangga naik kepintu Kori Agung tersebut.Seperti kita jumpai di Kori Agung Pura Kehen di Bangli. Simbol Naga  sering juga di gunakan pada Pelinggih Pengaruman. Sekarang di Kori Agung Pura Gelap di Besakih.

Simbol Naga ini dipergunakan juga pada bangunan Pelinggih Balai Pengaruman atau Balai Pesamuan.Seperti di Pura Pedungan di Banjar Kalah di Desa Batu Bulan. Di Pura Dalem Tegal Tugu di Kota Gianyar. Meletakan simbol Naga di Balai Pengaruman atau Pesamuan memiliki makna bahwa Balai Pesamuan itu lambang berkumpulnya para Dewa untuk membagikan Tirtha Amerta kepada umat manusia. Para Dewa tersebut tidak akan sembarangan membagi-bagikan Tirtha Amertha atau air penghidupan kepada umat manusia. Para Dewa akan menurunkan Tirtha Amertha itu ke dunia. Simbol Naga tersebut adalah simbol dunia yang membutukan Tirtha Amertha. Namun Tirtha Amewrtha itu tidak akan didapatkan apa bila umat manusia masih dikuasai oleh sifat-sifat keduniawianya. Jadinya lambang Naga di Balai Pesamuan itu adalah lambang dari upaya para Dewa manifestasi Tuhan untuk menuntun kehidupan umat manusia agar dapat menguasai sifat-sifat keduniawianya. Artinya pada Balai Pesamuan itu para Dewa mengadakan rapat diatas simbol Naga tersebut.Ini juga berarti para Dewa akan menuntun umat manusia untuk mengatur kehiduan di dunia ini agar dunia ini benar-benar menjadi media untuk mencapai kehidupan rokhani di dunianya para Dewa. Dunia in adalah alat bukan tujuan. Kalau orang menjadikan dunia ini sebagai tujuan dalam hidupnya dia akan selalu kecewa. Karena di dunia ini tidak ada yang langgeng.Semuanya kena hukum perobahan.Setiap yanga lahir akan hidup dan kalau sudah waktunya pasti akan mati kembali pada sumbernya. Karena itu Naga di Balai Pesamuan itu memberikan kita motivasi untuk menjadikan dunia ini sebagai alat untuk mencapai dunia yang lebih langgeng.Karena itu janganlah sampai berperang untuk memperebutkan dunia yang tidak langgeng ini.Namun demikian tanpa dunia ini manusia juga tidak dapat mencapai tujuan akhirnya.Karena itu peliharalah dunia ini dengan baik.Dengan dunia yang baik manusia akan lebih baik mencapai  tujuan.


Dari : I Ketut Widyananda

Hal  : Naskah Untuk Rubrik Kembang Rampe di Nusa Tenggara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net