Selasa, 31 Januari 2017

UPACARA NAUR DANDA KELEPASAN

Upacara Naur Danda Kelepasan telah disinggung dalam tulisan sebelumnya sebagai awal dari upacara Nuntun Dewa Hyang di Kamulan. Upacara Naur Danda Kelepasan disebutkan dalam Lontar Pitutur Lebur Gangsa.Sedangkan dalam Lontar Sang Hyang Lebur Gangsa disebut Upacara “ Panyudamala”.  Namun tujuan  upacara Panyudamala tersebut dinyatakan dalam Lontar Sang Hyang Lebur Ganggsa juga untuk Naur Danda. Adapun sebagian teks Lontar Pitutur Lebur Gangsa itu dapat saya kutipkan sbb: Yan riwus ira atiwa-tiwa wong pejah ,sekahang pitrane,mwnag mamukur.ri wus linukatan  sang Siwa mwang sang bodha,mwang ngunggahang dewa pitra ring ibu dengen ring kamulan,nanging tawurin dandane.Apan  makweh dandane sering lepas angucap,sakalwiring danda yadyan sawuh munyi,upatta,sesangi,upattaning hyang,upattaning dewa.
Artinya: Kalau sudah  atiwa-tiwa (Ngaben) untuk orang yang sudah meninggal.Sang Pitara diupacarai Nyekah atau Memukur.Seytelah itu dilukat Sang Pitara oleh Pandita Siwa Bodha dan stanakan Sang Pitra di Ibu Dengen atau di Kamulan.Tetapi sebelumnya bayar hukumanya.Karena banyak hukumanya seperti sering salah ucap segala hukuman seperti sauh munyi bersumpah (Sapatta),sesangi salah sepata pada Dewa Hyang atau sepata pada Dewa.

Dalam Lontar Pitutur Lebur Gangsa dinyatakan bahwa upacara Naur Danda ini disebutkan dilakukan sebelum Dewa Pitara distanakan di Kamulan. Namun menurut Lontar Sang Hyang Lebur Gangsa dinyatakan bahwa Upacara Penyudamala untuk Naur Danda ini dilakukan setelah Dewa Pitara itu distanakan di Kamulan terus pratisentana menyembah barulah dilakukan Upacara Panyudamala.Mengenai perbedaan keterangan tersebut nampaknya tidak terlalu prinsip.Yang jelas upacara Naur Danda itu harus ada. Bentuk Upacara Naur Danda itu disebutkan  menggunakan banten Panglukatan dalam Lontar Pituturt Lebur Ganggsa sedangkan dalam Lontar Sang Hyang Lebur Ganggsa menggunakan banten panyudamala. Kedua banten ini sesungguhnya sama maknanya. Pengelukatan berasal dari kata “lukat “.Kata  “lukat” ini dalam bahasa jawa kuna artinya membebaskan atau melepaskan.Dalam kaitanya dengan Upcara Naur Danda ini  Ngelukat artinya membebaskan sang Dewa Pitara dari segala dosa dan hukuman akibat dari kesalahan yang mungkin pernah dilakukan dalam hidupnya di dunia ini. Demikian juga istilah Sudamala. Istilah Sudamala ini berasal dari kata “suda” dan “mala “. Suda artinya suci dan mala artinya kotor. Upacara Suda mala artinya mepepaskan sang Dewa Pitara dari perbuatan kotornya semasa hidupnya di dunia ini.Bagaimana kita dapat memahami Upacara naur danda  untuk melepsakan  segala Dosa sang Dewa pitara ini.Padahal dalam ajaran Karmaphala dinyatakan setiap perbuatan yang dilakukan pasti akan berpahala kepada yang bersangkutan.Mungkin Pratisentananya

                 

Dari : Ni Made Yuliani.

Hal   : Naskah Untuk Kembang Rampe di Nusa Tenggara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net