Senin, 08 Juni 2020

Anak yang Kuputra dan Suputra

Ada beberapa orang tua mempertanyakan, berapakah sebaiknya punya anak di zaman ini ? Pro-kontra pasti ada. Kadang-kadang kita dihadapkan oleh mitos. Ada yang mengatakan bahwa umat Hindu (Bali) sebaiknya punya anak 4 orang karena dari zaman dulu sampai sekarang, nama urutan kelahiran masih dipakai yaitu : Wayahan (tertua), Madya (made), Noman (yang lebih muda : Nyoman) dan Ketut (Kitut : yang terakhir). Namun zaman yang serba mahal ini, sedikit melunturkan konsep ini menjadi ”cukup dua saja” (laki, perempuan sama saja).

Dari konsep ini, maka KB (Keluarga Berencana) berhasil di Bali, yaitu menekan pertumbuhan penduduk. Untuk mengatasi konsep yang masih pro-kontra ini, masih diperlukan solusi, yang berbau ekonomis dan filosofis. Secara ekonomi mempunyai anak (putra) sedikit jelas lebih ringan, mengingat kondisi ekonomi sangat memprihatinkan. Alangkah sulitnya membiayai anak-anak sekolah pada waktu ini.

Karena itu, secara filosofis, mempunyai anak satu saja juga tidak apa-apa, asalkan anak itu mampu menjadi anak yang suputra, bukan kuputra. Canakya Niti Sastra Bab III. 15 menggambarkan anak yang kuputra sebagai berikut :

”Seluruh hutan terbakar hangus hanya karena satu pohon kering yang terbakar. Begitulah seorang anak yang kuputra menghancurkan dan memberikan aib bagi seluruh keluarga.”

Sedangkan untuk anak yang suputra, sloka 16 bab yang sama menggambarkan sebagai berikut :

”Sebagai bulan menerangi malam hari dengan cahayanya yang terang menyejukkan, begitulah seorang anak suputra yang berpengetahuan rohani, insaf akan dirinya dan bijaksana. Anak suputra ini menyebabkan seluruh keluarganya selalu dalam kebahagiaan”.

Jadi dari uraian di atas, jelaslah bahwa banyak / sedikitnya jumlah putra itu tidak menjadi masalah asalkan anak / putra itu mampu menjadi anak / putra yang suputra. Korawa putranya ada 100 orang, sedangkan Pandawa ada lima orang. Ternyata putra yang lima ini merupakan cerminan putra yang suputra yaitu mampu memberikan kesejukan, kesejahteraan, kebahagiaan, baik keluarga besarnya maupun seluruh rakyatnya. Karena itu kita akan memilih yang ”suputra, bukan yang kuputra”.

Dari renungan ini, kita patut mendidik putra-putri kita menjadi putra-putri yang ”suputra” (anak-anak yang berbudi luhur, cerdas, sehat, selamat dan sejahtera).


sumber : 

http://siwadwara.com/anak-yang-kuputra-dan-suputra/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net