Suatu anugerah yang sangat mulia, kita telah diberikan kesempatan untuk lahir ke dunia. Di dunia kita mengenal adanya masa lalu, masa kini, dan masa depan. Semua masa itu haruslah kita lalui sebab masa itu telah terjalin secara berurutan satu dengan yang lainnya. Awalnya kita mengalami masa anak-anak, tetapi pada saat masa remaja, masa anak-anak itu kita anggap sebagai masa lalu. Demikian pula, masa dewasa kita anggap sebagai masa depan. Sebagai seorang anak-anak masa depan itu penuh dengan tanda tanya. Meskipun sulit untuk ditebak, tetapi setiap anak memiliki cita-cita yang kuat dan ingin diwujudkannya pada masa depan.
Semua orang tua pasti mengharapkan anaknya menjadi anak yang suputra dan
memiliki masa depan yang gemilang. Dalam ajaran “Agama Hindu” pengertian
suputra dapat dijabarkan sebagai berikut: Su artinya baik dan Putra artinya
anak. Jadi, suputra merupakan anak yang baik dan dapat membahagiakan orang
tuanya. Suputra merupakan cerminan orang tua yang telah mampu mendidik anaknya
dengan baik. Oleh karena itu, betapa bahagianya orang tua yang memiliki anak
suputra.
Anak suputra, upaya untuk mendidiknya tidaklah mudah. Banyak hal yang harus
diperhatikan oleh orang tua. Antara lain: anak belum mampu membedakan prilaku
baik-buruk, anak masih dalam tahap penyesuaian. Bagaimana upaya untuk
memberikan kasih sayang yang cukup untuk anak, kasih sayang yang berlebih
menyebabkan anak menjadi manja. Dan sistem pendidikan yang diterapkan orang tua
dalam mendidik anaknya. Sistem pendidikan ini sangat berpengaruh terhadap
pembentukan kepribadian anak.
Dalam hal ini, orang tua berperan sebagai pilar utama. Artinya kehidupan anak
lebih berpusat pada keluarga dan pembentukan kepribadiannya sangat ditentukan
oleh orang tua. Dalam pembentukan kepribadian anak, orang tua menerapkan dua
pola sosialisasi. Kedua pola sosialisasi itu adalah pola sosialisasi represif
dan partisipasi.
Represif artinya kepatuhan anak pada orang tua, ciri khasnya adalah orang tua
memberikan hukuman pada prilaku anaknya yang keliru. Dampak positifnya adalah
anak akan menjadi lebih disiplin dan lebih taat pada orang tua. Sedangkan
dampak negatifnya adalah jiwa anak akan terkekang sebab segala kegiatannya,
sepenuhnya ditentukan oleh orang tua.
Partisipasi berarti berdasarkan kemauan (partisipasi) anak dalam menentukan
langkahnya. Ciri khasnya adalah pemberian teguran pada prilaku yang keliru dan
pujian pada prilaku yang baik. Kebaikan dari pola sosialisasi ini adalah anak
dapat beraktivitas sesuai dengan kehendaknya tetapi masih dalam pantauan orang
tua. Selain itu, anak dapat mengembangkan kreativitasnya secara optimal. Pola
ini juga memiliki kelemahan, yaitu jika orang tua terlalu lengah atau
memberikan kebebasan yang berlebihan kepada anak-anaknya. Hal ini akan
menyebabkan mereka terjerumus ke arah yang kurang baik.
Menurut saya, sebaiknya orang tua menerapkan pola sosialisasi partisipasi.
Dasar pemikiran saya adalah anak memang bebas berkreasi dan beraktivitas tetapi
hal itu tetap dalam pengawasan orang tua. Pola sosialisasi ini identik dengan
pendekatan secara halus dalam mendidik anak. Oleh karena itu, apabila orang tua
mampu memberikan pengawasan yang baik maka terbentuklah kepribadian anak yang
baik.
Anak sangat memerlukan motivasi dalam setiap langkahnya. Motivasi itu dapat
bersumber dari teman, guru, lingkungan masyarakat, kerabat dekat, dan orang
tua. Akan tetapi, motivasi yang paling berkesan adalah motivasi dari orang yang
sangat menyayanginya. Motivasi dari keluarga, khususnya orang tua sangat
diperlukan oleh sang anak. Dengan adanya motivasi, anak merasa bahwa dirinya diberikan
penghargaan oleh orang lain. Secara psikologis, penghargaan ini memberikan
kemampuan dan kekuatan yang luar biasa sehingga anak yakin bahwa dirinya dapat
menggapai suatu harapan.
Motivasi merupakan modal awal anak untuk merangkai cita-cita pada masa depan.
Selain itu, dengan adanya pola sosialisasi yang baik akan dapat membentuk
kepribadian yang baik pula. Motivasi dan pola kepribadian yang baik dapat
mendorong mereka untuk menghadapi masa depan yang gemilang. Inilah tanda pintu
kesuksesan telah di depan mata.
Anak Suputra yang sukses akan membawa kebahagiaan bagi orang tua dan
keluarganya. Kebahagian itu akan tetap berlanjut seiring dengan berjalannya
waktu. Anak Suputra juga tidak terlepas dari tiga pegangan hidup maha utama,
yakni Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani.
Be Suputra, prove your promise! And better life in the future.
http://sarwagatah.wordpress.com/2010/03/19/langkah-emas-anak-suputra/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar