Jumat, 26 Juni 2015

Buku : Kalender 2200 Tahun (Tahun 1 S/D 2200 Masehi)



IDR 188400.00

SIZEPRICE (IDR)
15,5 x 23,5 cm188400.00
Quantity 
PRODUCT DETAILS
Penulis : I. B. Suparta Ardhana
Tebal : 810 hal
Deskripsi :
Om Awighnam astu nama siddham.
Sembah bhakti penulis haturkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah melimpahkan wara anugeraha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusun KALENDER 2200 TAHUN ini dengan baik. Adapun keinginan penulis untuk menyusun Kalender 2200 Tahun ini bermula dari kegemaran penulis membaca naskah-naskah sastra Kawi (Jawa Kuna). Dalam naskah-naskah sastra Kawi (Jawa Kuna) tersebut sering tercantum tanggal pada waktu naskah itu di tulis, atau pada waktu naskah itu selesai di tulis. Naskah-naskah sastra Kawi (Jawa Kuna) itu di tulis pada jaman kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu di Nusantara (Indonesia) terutama di Jawa. Naskah-naskah tersebut pada umumnya ditulis dalam bentuk kekawin (puisi) dan dalam bentuk parwa (prosa), di atas lembaran-lembaran daun rontal yang telah diproses dengan cara khusus.
Di samping naskah-naskah sastra, juga banyak peniggalan berupa bangunan-bangunan suci atau reruntuhan bangunan-bangunan suci Agama Hindu, dimana terdapat prasasti-prasasti yang ditulis di atas batu atau di atas lempengan-lempengan tembaga atau perunggu. Dalam prasasti-prasasti itu juga ditemukan tulisan tanggal pada waktu prasasti-prasasti itu ditulis. Menurut para ahli sastra dan ahli sejarah , demikian pula menurut para ahli purbakala, tanggal dan tahun dalam sastra-sastra Kawi (Jawa Kuna) maupun dalama prasasti-prasasti tersebut, di tulis dengan sistem penanggalan tahun Saka. Cara penulisannya sangat unik dan khas.Ada yang di tulis langsung dengan angka-angka atau ada yang ditulis dengan rangkaian kata-kata (kalimat) yang tersebut dengan sistem candra sengkala.Dalam sistem candara sengkala itu tahunnya di tulis dengan satu kalimat yang terdiri dari rangkaian kata-kata yang bermakna angka atau nilai. Kemudian untuk mengetahui tahun yang sebenarnya, membacanya harus dibalik yaitu dari belakang ke muka.
Penulisan tanggal tersebut pada umumnya ada dua macam cara atau bentuk, yaitu ada yang ditulis hanya tahunnya saja, tetapi ada pula yang ditulis lengkap dengan hari (saptwara), pasaran (pancawara), wuku, sasih, tanggal dan tahun, kalau yang ditulis dalam naskah-naskah kuna itu hanya angka-angka tahunnya saja hanya terdiri dari rangkaian kata-kata saja, maka akan lebih mudah menerjemahkannya atau mencari persamaannya dalam penanggalan tahun Masehi.
Tetapi kalau dinyatakan atau ditulis lengkap dengan hari (saptawara), pasaran (pancawara), wuku, sasih, tanggal, serta tahunnya, dalam sistem tahun Saka, maka memerlukan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai sistem penanggalan tahun Saka itu agar dapat menerjemahkannya dengan teliti ke dalam penanggalan tahun Masehi.
Suatu contoh penulisan tanggal atau tahun di dalam naskah-naskah sastra Kawi(Jawa Kuna) itu dapat kita lihat salah satu misalnya di dalam Kekawin Bharatayuddha I,6 sebagai berikut : “Nahan don Mpu Sedah makirtya sekakala risangkala suddha candrama.” Yang merupakan angka tahun dalam candra sengkala itu, ialah sanga nilainya 9, kuda nilainya 7, suddha nilainya 0, candrama nilainya 1. Angka-angka atau nilai-nilai itu menunjukkan angkan tahun Saka, yang kalau dibaca dari belakang ke muka menunjukkan tahun 1079 Saka yang sama dengan 1157 Masehi.
Contoh lain penulis kemukakan tanggal yang tertulis di dalam Purana Bali Dwipa sebagai berikut: “[Punang aci Galungan ikangawit, BU, Ka, Dunggulan, sasih Kacatur, tanggal 15,isaka 804.” (Usaha Bali Usana Jawa. Hal.54).Tanggal tersebut ditulis lengkap yaitu hari Budha (Rabu), pasaran Kaliwon, wuku Dunggulan, tanggal 15 sasih Kacatur tahun 804 Saka. Kalau tanggal tersebut diterjemahkan atau dicari persamaannya dengan penanggalan Masehi akan jatuh bersamaan dengan hari Rabu Kaliwon tanggal 7 nopember 882 di dalam buku Kalender 2200 Tahun ini.
Sebuah Contoh lagi dapat kita lihat di dalam Wirataparwa di bagian penutupanya sebagai berikut :”Kita mulai membaca cerita ini pada hari ke-15 bulan gelap dalam bulan Asuji, harinya tungle, kaliwon, Rabu, Pada wuku Pahang dalam tahun 918 penanggalan Saka. Dan sekarang ialah mawulu, wage, Kamis dalam wuku Medangkungan, pada hari ke-14 paro petang dalam bulan Kartika. jadi waktunya genap satu bulan kurang satu hari. “(Kalangwan.Hal.110). Kalau tanggal tersebut kita lihat di dalam buku kelender 2200 Tahun ini akan dapat kita ketahui persamaannya dalam penanggalan Masehi yaitu mulai hari Rabu Kaliwon tanggal 14 Oktober sampai hari Kamis Wage tanggal 12 Nopember 996, (Sesuai dengan yang ditulis di buku Kalangwan halaman 110).
Sebaliknya masyarakat dunia umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya, memakai atau kebanyakan memakai penanggalan Masehi sebagai dasar untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting dialaminya.Pada umumnya yang dicatat hanya tanggal, bulan dan tahunya (kadang-kadang ada juga harinya). Salah satu contohnya ialah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan atau diproklamasikan oleh Ir.Sukarno pada tanggal 17 Agustus 1945. kalau kita cari atau kita lihat di dalam buku Kelender 2200 Tahun ini akan dapat kita ketahui bahwa tanggal 17 Agustus 1945 itu jatuh pada hari Sukra (Jumat) Umanis (Legi) wuku Menail.
Nah, demikian buku Kelender 2200 Tahun ini penulis sajikan kehadapan para pembaca budiman, yaitu baik masyarakat pada umumnya, maupun para ahli sejarah, para ahli ilmu purbakala, para ahli dan penggemar sastra Jawa Kuna pada khususnya, untuk membantu mempermudah, dengan tidak perlu menghitung lagi, mencari persamaan dari tanggal suatu peristiwa penting yang ditulis dalam sistem penanggalan tahun Saka dengan tanggal yang ditulis dalam sistem penanggalan tahun Masehi. Demikian pula sebaliknya untuk membantu mempermudah menentukan hari (saptawara), pasaran (pancawara) dan wuku dari suatu peristiwa penting yang ditulis dalam sistem penanggalan tahun masehi. Misalnya mencari hari lahir, hari pernikahan, hari wafatnya seseorang, dan peristiwa-peristiwa penting meliputi lainnya, meliputi hati(saptawara), pasaran (pancawara) dan Wuku.
Oleh karana pengetahuan penulis tentang sistem penanggalan sangat terbatas, sudah tentu buku Kelender 2200 Tahun ini belum sempurna. Itulah sebabnya dengan rendah hati penulis mohon maaf atas segala kekurangan isi buku ini. Karana itu, kepada para pembaca yang budiman, penulis sangat menharap kritik-kritik dan saran-saran agar Kalender 2200 Tahun ini bermanfaat hendaknya. Dan untuk segala perhatian pembaca itu, penulis mengucapkan terimakasih.
Demikianlah sebagai penutup, penulis sekali lagi mengharapkan madah-mudahan Kalender 2200 Tahun ini bermanfaat bagi kita turun-temurun, sampai di kemudian hari.
Sekian dan terima kasih.
Om Santi, Santi, Santi, Om.
*[Harga belum termasuk ongkos kirim. Ongkos kirim minimal dihitung berdasarkan berat barang 1 kg, kami sarankan Anda memesan beberapa barang untuk menekan ongkos kirim]
sumber : http://www.iloveblue.net/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net