Senin, 29 Juni 2015

Buku : Kama Sutra Asli Dari Watsyayana


IDR 56400.00

SIZEPRICE (IDR)
14,5 x 20,5 cm56400.00
Quantity 
PRODUCT DETAILS
Penulis : I Wayan Maswinara
Tebal : 288 hal.
Deskripsi : Salah satu aspek yang cukup aneh namun menyedihkan dari kolonialisme di Asia adalah bahwa kita yang seharusnya melaksanakan pendidikan kita sendiri kebanyakan terdidik dalam bahasa dan kebudayaan pemerintah asing. Sementara kita lebih banyak mempelajari tentang “masalah apel” (yang tidak tumbuh secara umum di negeri ini) dan sementara kita dinina bobokan dengan oleh orang tua kita dengan cerita-cerita Shankespeare atau Tennyson, Kita tak memiliki kesempatan mempelajari sastra klasik Kita sendiri. Memang diperlukan usaha keras dan kecerdasan yang prima untuk dapat menyelidiki literatur Sansekerta kuno India.
Pada saat yang sama, orang-orang Barat sendiri lebih menyibukkan dirinya dengan budaya-budaya asing yang menakjubkan tentang Asia ketimbang mempelajari budaya merekan sendiri sebagai penjajah, namun bukan untuk membantu perkembangannya. Hal ini berlangsung hingga perang dunia ke II yang mengakhiri masa penjajahan, dimana literatur-literatur agung Asia telah diterjemahkan dan dibaca di negara-negara Barat.
Bagiku, dijaman ketika kita didesak oleh para politikus untuk “memahami” satu sama lain (walauoun mereka tak pernah memberitahu kita bagaimana memahami bangsa asing), jembatan terbaik antara budaya-budaya tersebut adalah literatur. Kebanyakan dari kita belum pernah memiliki kesempatan untuk melanglang buana ke berbagai negeri dan bilamana hali itu terjadi, biasanya kita juga tak memiliki cukup waktu untuk “memahami” ataupun menikmati budayanya. Dalam hal ini, para penulis sering sangat membantu tujuan ini. Karya-karya mereka ini bernuansa beberapa inti kebenaran mereka sendiri dan persepsi mereka tentang dunianya. Namun bagaimanapun juga, ini merupakan jalan pintas untuk memahami peradaban bangsa lain.
Kama Sutra merupakan suatu permasalahan yang sempurna dalam hal ini; dimana Erotika di negara-negara Barat dianggap agak nakal. Kemungkinan hal itu merupakan tradisi kaum Puritan yang membujuk orang-oarang bahwa masalah seks itu adalah tabu, atau sekurang-kurangnya merupakan sesuatu yang memalukan dan tak boleh diungkapkan dalam masyarakat beradab. India dalam hal ini kelihatannya lebih bersifat realistis.
Dalam kebanyakan kuil-kuil Hindu, pada pahatan dari berbagi lapiasan, kita akan banyak menyaksikan bagian-bagian dinding yang melukiskan adegan-adegan dari mitologi Hindu atau cerita-cerita keagamaan ataupun berbagai aspek dari para dewa yang berbeda-beda.Kita juga kan menyaksikan pahatan (ukir-ukiran) para artis, pemusik, penari pada dinding-dinding lainnya. Dan akhirnya kita akan menemukan pahatan erotika yang dengan berani menghiasi dinding kuil dengan segala keagungannya. Dalam pusat kuil Siwa kita akan menemukan lingam sebaga lambang phallus klasik dari dewa yang dianggap sebagai pencipta dan pemusnah sekaligus. Bila orang-orang lebih menganggapnya sebagai asing atau aneh adanya lambang seperti itu dalam sebuah tempat pemujaan, bagi orang-orang India, kebanyakan itu wajar-wajar saja, sebagai lambang nyata dari sang “Pencipta”.
Tentu saja masalah tentang subjek pahatan yang berbeda-beda itu merupakan perasaan orang-orang Hindu bahwa kehidupan manusia sepenuhnya harus dikaitkan dengan pengalaman keagamaan, seksual dan artistik itu sendiri; sehingga semuanya itu harus ditunjukkan dalam pusat kehidupan oarng Hindu yaitu kuil.
Oleh karena itu, apabila pembaca menyimak Kama Sutra dengan kerendahan hati dan pikiran yang terbuka, barangkali akan dapat menikmati literatur ini dan juga dapat memahami aspek penting dari peradaban asing.
*[Harga belum termasuk ongkos kirim. Ongkos kirim minimal dihitung berdasarkan berat barang 1 kg, kami sarankan Anda memesan beberapa barang untuk menekan ongkos kirim]
sumber : http://www.iloveblue.net/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net