Jumat, 06 November 2015

Citra Bali Perlu Dijaga

Adhamaa dhanamicchanti
Dhanam maanam ca madhyamaah
Uttamaa maanamicchanti
Maano hi mahataan dhanam
(Canakya Nitisastra VIII.1)

Maksudnya:
Orang-orang yang rendah hanya menginginkan harta saja, orang-orang yang termasuk golongan menengah menginginkan harta dan kehormatan saja. Karena kekayaan bagi orang bijaksana adalah kehormatan.


MENCARI nafkah adalah hak setiap orang. Bahkanm negara harus menjamin setiap warga negara untuk mendapat kesempatan yang seadil-adilnya untuk memperoleh rezeki. Di Bali banyak sekali peluang bagi penduduk untuk mengais rezeki itu dengan cara ugal-ugalan bergaya preman.

Pintu-pintu masuk ke Bali seperti terminal, bandara maupun pelabuhan laut banyak sekali menyediakan lapangan kerja bagi penduduk. Sebagian citra Bali sesungguhnya tergantung pada cara-cara penduduk memperlakukan mereka yang masuk ke Bali lewat pintu-pimtu masuk tersebut. Mereka yang masuk Bali lewat pintu terminal dan lain-lainnya itu semestinya mendapatkan perlakuan yang terhormat.

Beberapa terminal masuk Bali seperti tidak ditata dengan baik, sehingga para calo yang bergaya preman banyak memberikan citra buruk bagi Bali. Gagasan Ajeg Bali akan terganjal kalau perilaku orang yang cari nafkah di pintu masuk Bali bergaya preman memperlakukan penumpang yang turun di pintu masuk Bali dengan cara tidak terhormat.

Citra Bali akan tercoreng kalau di pintu-pintu masuk Bali tidak ditata dengan baik dan terhormat. Orang pun akan menganggap sama saja masuk Bali dan daerah-daerah lainnya. Bahkan, bisa tercitra lebih buruk. Penulis sendiri pernah puluhan tahun tidak mau menggunakan taksi umum di Bandara Ngurah Rai kalau pulang ke Bali lewat bandara.

Beberapa penumpang pernah beberapa kali dikecewakan oleh oknum sopir saat menggunakan jasa angkutan taksi di bandara. Oleh karena itu, orang yang bersangkutan lebih baik menelepon keluarga untuk dijemput. Pada mulanya ideal mereka ingin menggunakan jasa angkutan umum untuk bagi-bagi rezeki dan tidak merepotkan keluarga. Karena citra pelayanannya jelek mereka memutuskan lebih baik dijemput saja. Ternyata banyak orang yang ikut seperti mereka. Konon sekarang sudah lebih baik.

Demikian juga di terminal Padangbai saya sudah cukup lama pergi-pulang ke NTB tidak lewat laut. Belakangan ini saya mencoba menggunakan jasa angkutan laut dari NTB ke Bali. Ternyata banyak penumpang yang turun dari kapal mendapat perlakuan yang sangat tidak hormat dari para calo yang bergaya preman.

Hal seperti itu sudah berlangsung sejak lama. Saya mendapat perlakuan seperti itu sangat kecewa dan sekaligus kasihan kepada para oknum calo bergaya preman seperti itu. Mereka rela mengorbankan kehormatannya hanya untuk mendapatkan uang beberapa ribu rupiah. Mereka menjadi golongan rendah seperti yang dinyatakan dalam Sloka Canakya Nitisastra di atas.

Mereka hanya melihat harta yang didapatkan meskipun dengan cara yang tidak terhormat. Seharusnya terminal masuk Bali seperti itu tidak dibiarkan calo-calo mencari makan dengan cara yang sangat tidak hormat seperti itu. Calo bergaya preman seperti membuat orang masuk Bali merasa tidak aman dan citra Bali pun menjadi rusak.

Julukan pulau dewata atau pulau sorga terakhir harusnya kita pertahankan dengan mencegah sikap-sikap seperti itu. Adanya ulah calo bergaya preman seperti itu di pintu-pintu masuk Bali seharusnya ditangani secara serius oleh pihak-pihak terkait demi Ajeg Bali. Karena salah satu citra Ajeg Bali adalah memberikan rasa aman kepada setiap mereka yang masuk Bali. Karena itu, dalam rangka Ajeg Bali harus dibuat standar pelayanan publik yang baku dan pasti berlaku di setiap sektor pelayanan publik seperti terminal pintu masuk Bali tersebut.

Jangan sistemnya demikian dibuat ideal, tetapi tidak ditegakkan pemberlakuannya. Tentunya sangat aneh para calo yang lebih berkuasa daripada petugas formal di terminal. Karena kekuasaan calo lebih menonjol daripada petugas formal banyak rakyat kecil yang harus membayar lebih mahal dan tidak mendapatkan pelayanan yang aman dan nyaman. Kalau petugas di terminal itu benar-benar berfungsi janganlah dibiarkan orang menjadi calon untuk mendapatkan harta yang tidak terhormat itu.

Umumnya yang memakai jasa angkutan di terminal seperti itu adalah rakyat kecil yang tidak punya mobil khusus menjemput mereka ke terminal. Apakah karena urusan rakyat kecil para pejabat yang bertanggung jawab tidak begitu memberikan perhatian. Meskipun bertahun-tahun mereka mendapatkan perlakuan yang tidak hormat seperti itu, mereka pun dibiarkan saja.

Dalam kerja kabinet seratus hari ini seharusnya menjaga citra Bali di pintu-pintu masuk Bali dalam rangka Ajeg Bali dibicarakan untuk ditata ulang pelaksanaannya. Saya yakin di setiap pintu masuk Bali sudah ada sistem yang baku dan baik. Cuma tidak diawasi pelaksanaannya. Tanpa kontrol yang terus-menerus saya yakin sistem yang baik itu tidak akan jalan.

Semua pihak harus menjaga citra Bali dalam rangka Ajeg Bali demi citra bangsa dan negara. Kalau dibiarkan, maka citra Bali akan semakin rusak. Bali salah satu pintu masuk Indonesia. Kalau pintu-pintu masuk Bali tidak dijaga citranya dengan baik, citra Indonesia pun akan menjadi rusak. 

* I Ketut Gobyah 
sumber : www.balipost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net