Rabu, 23 Desember 2015

Melindungi Kemanjuran Obat

Yatrausadhih samagmata.
Rajanah samitav-iva.
Viprah sa ucayate bhisag
Raksoha - am i vacatanah. 

(Rgveda X.97.6). 

Maksudnya:
Ahli yang mengumpulkan semua jenis tumbuh-tumbuhan untuk ramuan obat-obatan dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit dialah yang disebut tabib suci (viprah bhisag). 


GANGGUAN kesehatan di zaman modern dewasa ini sungguh semakin meresahkan. Udara, air, dan tanah semakin tidak mampu menunjukkan eksistensi alaminya. Perilaku manusia semakin tidak membuat sumber alam itu murni. Tercemarnya unsur-unsur alam menjadikan sumber penyebar berbagai penyakit yang semakin mengganggu kadar kesehatan umat manusia.

Kondisi lingkungan dewasa ini semakin mengkhawatirkan. Tumbuh-tumbuhan bahan obat hidup di tanah dan udara yang semakin tercemar. Proses pengolahan dan pendistribusian obat-obatan lebih banyak menggunakan pendekatan bisnis yang kurang adil. Obat-obatan lebih banyak diposisikan sebagai komoditi untuk menguntungkan mereka yang berkecimpung dalam proses pengolahan dan pendistribusian. Tata niaga obat yang berliku-liku itu menyebabkan harga obat sangat mahal.

Bisa jadi, pasien pun bertambah sakit begitu mengetahui harga obat yang melambung tinggi. Harga obat itu adalah gabungan dari harga bahan baku, biaya produksi di pabrik obat, biaya promosi, keuntungan untuk pedagang besar, keuntungan untuk apotek dan seterusnya.

Biaya tersebut menjadi tanggungan pasien pemakai obat. Pemerintah tidak banyak mampu berperan dalam mencegah mahalnya harga obat sampai pada pasien. Rapat-rapat, seminar, lokakarya dan berbagai upaya sudah banyak kita dengar dilakukan berbagai pihak untuk mencegah mahalnya harga obat. Tetapi sampai sekarang pasien yang kurang mampu banyak yang sulit mendapat kemudahan untuk mendapatkan obat-obatan. Karena itu, Mantra Rgveda tersebut di atas menyatakan bahwa mereka yang berkecimpung dalam hal pengobatan dengan segala liku-likunya mereka yang vipra.

Vipra artinya orang suci yang bijaksana. Seorang vipra tidak akan menjadikan orang yang sakit sebagai tambang emas untuk menimbun kekayaan untuk hidup mewah.

Sakit itu tidak memandang penduduk kaya atau miskin. Kalau obat-obatan tidak dilindungi sebagai obat untuk menyembuhkan mereka yang sakit maka tidak mungkin suatu masyarakat dapat hidup sejahtera. Demikian dinyatakan dalam Canakya Nitisastra.XIV.18. Hanya mereka yang kayalah yang akan mampu menjangkau harga obat yang mahal tersebut.

Di Bali ada suatu kekayaan dalam ilmu pengetahuan yang disebut Usada yang sangat khas. Ada baiknya para ahli obat-obatan tradisional ini dikembangkan. Hendaknya diupayakan obat itu jangan lebih banyak dijadikan sebagai komoditi untuk keuntungan bisnis segelintir orang.

Masyarakat Bali hendaknya diajak kembali mengetahui dan memahami berbagai jenis tumbuhan yang dapat mencegah bahkan mengobati suatu penyakit.

Menurut Ayur Veda, ada tiga cara untuk mengelola hidup sehat dan bahagia yaitu ahara, vihara dan ausada. Ahara artinya makanan. Makanan bukanlah benda hanya untuk mengisi perut. Ia harus didapatkan berdasarkan dharma. Menurut Bhagavad Gita, makanan yang membuat orang sehat lahir dan batin adalah makanan yang satvik. Hindari memilih makanan yang rajasik dan tamasik. Pola makan juga harus mengikuti kodrat siklus tubuh yang tepat. Makan tanpa mengikuti obat siklus tubuh dengan benar akan menjadi penyebab penyakit.

Vihara adalah cara menentukan gaya hidup. Gaya hidup yang lebih banyak didorong oleh hawa nafsu untuk hidup glamor berhura-hura juga sebagai sumber penyakit. Gaya hidup hendaknya dilandasi oleh kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional yang proporsional.

Ausada adalah cara yang benar dan tepat untuk menjaga kesehatan jasmani. Kalau ini dapat dilakukan dapat dipastikan biaya hidup untuk menjaga kesehatan akan lebih hemat. Di samping itu, kalau dalam hidup ini kita lebih banyak dalam keadaan sehat tentunya produktivitas kita akan lebih baik. Keadaan tenang, damai, sejahtera dan bahagia pun akan lebih dapat dirasakan. Kalaupun ditimpa sakit kita dapat atasi dengan usaha pertama yakni menggunakan obat-obat yang bisa kita usahakan sendiri. Sebelum ke dokter menggunakan obat-obatan modern yang umumnya lebih mahal, kita bisa menggunakan obat-obatan tradisi.

Di samping itu, ilmu pengetahuan tradisional seperti usada itu kalau dimanajemen secara modern akan lebih berkhasiat dan lebih hemat. Yang penting lebih diposisikan sebagai obat bukan sebagai komoditi komersial untuk memperkaya mereka yang sudah kaya. Dengan cara itu tidak akan ada orang hidup mewah berlebihan karena penderitaan orang lain yang sedang sakit.

* I Ketut Gobyah

 sumber : www.balipost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net