Minggu, 24 April 2016

Memurnikan Kehidupan

BERBAGAI gagasan hidup yang pada awalnya sangat idialis, setelah dalam perjalanan yang panjang kemurnian gagasan tersebut bisa semakin luntur dalam pelaksanaannya. Itulah fakta dalam proses kehidupan ini. Karena itu ada istilah revitalisasi atau reorientasi.

Pada awalnya orang berbisnis untuk mencari kesejahteraan yang adil berdasarkan kebenaran, setelah beberapa langkah banyak yang menyimpang. Hubungan berdasarkan kerja sama yang tulus mencari hidup bersama yang benar dan adil akhirnya saling tipu, saling membohongi untuk keuntungan diri sendiri meskipun sudah diketahui hal itu merugikan teman sendiri. Demikian juga berbagai aspek kehidupan lainnya juga banyak yang semakin tercemar dari kemurniannya. Seperti kehidupan beragama, berpolitik, berdemokrasi, hukum, pergulan, sosial dan lain-lain. Karena itu Swami Satya Narayana menyatakan, hendaknya dalam hidup ini selalu ada proses penyegaran kehidupan dengan konsep purity, unity, dan divinity. Purity adalah upaya untuk mengembalikan proses kehidupan ini sesuai dengan idealisme dan konsep awalnya. 

Misalnya seperti berbisnis yang dicontohkan di atas. Bisnis itu adalah usaha membangun kesejahteraan yang adil berdasarkan kebenaran. Bukan media untuk menguntungkan diri sendiri dengan merugikan orang lain. Demikian juga dalam kehidupan beragama. Hakikat beragama untuk meningkatkan kualitas diri dengan mengamalkan ajaran agama yang disabdakan oleh Tuhan sebagaimana diajarkan dalam kitab suci. Tetapi ada yang menyalahgunakan ajaran agama sebagai media untuk memanipulasi sesamanya. Hal ini tak jarang dilakukan oleh mereka yang tergolong terpilih untuk menentukan tuntunan kehidupan umat dalam beragama. Karena ketidakmurnian itu sampai ada istilah jual beli ibadah. Agama dijadikan media provokasi untuk membuat orang melakukan langkah-langkah yang justru bertentangan dengan ajaran agama. Sorga-neraka seolah-olah ditentukan oleh uang dan kebendaan. 

Ketidakmurnian idealisme agama dalam pengamalannya menyebabkan kehidupan beragama tercemar. Demikian juga kehidupan politik. Prinsip politik adalah mengabdi kepada mereka ayang menderita. Tetapi dalam praktiknya politik dijadikan alat untuk mengejar kekuasaan dengan menghalalkan segala cara guna mementingkan diri sendiri dan golongannya dengan cara merugikan rakyat dan kebenaran. Politik seharusnya untuk membangun kehidupan saling mengabdi berdasarkan kebenaran. Bukan untuk memecah belah rakyat dengan cara memprovokasinya menjadi saling bertentangan. 

Demokrasi pada hakikatnya proses mengupayakan terwujudnya kehendak rakyat melalui sistem yang normatif. Tetapi dalam praktiknya kehendak rakyat itu didapat dengan cara menekan bahkan sampai menyuap wakil-wakil rakyat agar mengikuti kehendaknya. Birokrasi adalah media untuk mengabdi tetapi dalam praktiknya menjadi media untuk melakukan pungli dan KKN. Persahabatan seharusnyalah dilandasi oleh kasih sayang, saling menghormati, tolong menolong. Dewasa ini semakin berkembang persahabatan berdasarkan kepentingan. Ada orang akan saling bersahabat kalau ada kepentingan yang saling menguntungkan secara material. Begitu tidak ada kepentingan persahabatan pun bubar, bahkan bisa menjadi musuh kalau kepentingannya saling merugikan. Hal ini menyebabkan semakin merosotnya hubungan sosial dalam masyarakat yang benar-benar berdasarkan kasih sayang. 

Dengan semakin tidak murninya berbagai aspek kehidupan dewasa ini seharusnya kegiatan beragama menjadi pelopor untuk memurnikan dirinya. Kembalikanlah kehidupan beragama sebagai media meningkatkan sradha dan bhakti kepada Tuhan. Biarkanlah umat menentukan sendiri pilihannya dalam melakukan ajaran agama yang diyakininya. Janganlah mereka diprovokasi sedemikian rupa sehingga kehidupan beragama itu sebagai beban yang dirasakan menakutkan dan memberatkan kehidupannya. Kalau pengamalan idealisme ajaran agama dalam kehidupan beragama dikembalikan sesuai dengan idealisme dan konsep awalnya, maka kehidupan beragama akan mendorong untuk memurnikan berbagai aspek kehidupan yang lainnya. 

Kalau berbagai aspek kehidupan dapat dimurnikan kembali maka krisis multi dimensi ini akan dapat ditanggulangi secara bertahap. Kalau berbagai aspek kehidupan itu bergerak sesuai dengan normanya setidak-tidaknya semakin mendekati idealismenya maka hal-hal yang bersifat dikotomis akan semakin bersinergi secara positif. Sinergi yang positif itu akan menjadi sumber kekuatan membangun kehidupan bersama secara seimbang. Ketidakmurnian berbagai kehidupan menyebabkan munculnya individualisme negatif untuk menyelamatkan diri masing-masing dalam kesemrawutan sosial, politik, ekonomi dan lain-lain. Dalam situasi seperti itu kebersamaan sinergis tentunya merupakan sesuatu yang mustahil. 

sumber : www.balipost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net