Jumat, 08 April 2016

Menarikan Barong, Menjaga "Taksu" Dunia


Matanya melotot tajam. Taringnya mencuat keluar. Badannya berbulu lebat. Sosoknya mengerikan. Itulah penampilan Barong Buntut, sosok makhluk mitologi dalam seni dan tradisi Hindu. Barong tidak hanya bentuk kesenian di Bali, tetapi juga menjadi artefak sakral dalam tradisi Bali dan diyakini memiliki fungsi religius dalam budaya Bali.
Perwujudan Barong Buntut menyerupai binatang buas perpaduan antara singa, macan, dan beruang atau gajah. Barong dipercaya sebagai roh penjaga, Banaspati Raja, yang mengawal manusia menjalani kehidupannya di dunia. Kehidupan manusia diwarnai pertempuran abadi antara kebaikan (dharma) dan kejahatan (adharma).
Dalam pergelaran dramatari "Calonarang" di Bali, Barong muncul saat warga kewalahan melawan kemurkaan Rangda. Penari yang kesurupan umumnya tersadarkan setelah terkena kibasan bulu Barong. Rangda kerap disebut sebagai ratu kekuatan jahat, tetapi Rangda juga dihormati sebagai sosok ibu yang penyayang dan disegani penguasa karena kesaktiannya. Rangda dikenal pula sebagai janda dari dirah dalam kisah Calonarang.
Miguel Covarrubias dalam buku Pulau Bali, Temuan yang Menakjubkan yang diterbitkan Udayana University Press (2013) menyebutkan, kalau Rangda betina, magis, dan "kiri", Barong dari pihak "kanan", yang jantan. Seperti Rangda, Barong diperlakukan dengan sangat hormat, dan orang Bali menyebutnya dengan gelar seperti Banaspati Raja, penguasa hutan, atau sebagai Jero Gede, "si besar".
Seniman dan akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Ketut Suteja menyebutkan, Barong dan Rangda adalah Rwa Bhineda, dua unsur kekuatan yang berlawanan tetapi saling melengkapi, yang memutar roda kehidupan. Barong diwujudkan dalam bentuk menyerupai binatang. "Barong adalah simbol kekuatan pelindung alam," katanya di Denpasar, 23 Januari lalu.
Selain Barong Buntut, terdapat beragam jenis barong lain, antara lain Barong Keket, Barong Bangkal (babi hutan), atau Barong Macan. Ada juga Barong Landung atau Barong Brutuk yang hanya dipergelarkan pada upacara keagamaan. Barong Buntut serupa dengan Barong Keket atau Barong Ket. Jika Barong Buntut dibawakan oleh seorang penari, maka Barong Ket dibawakan dua penari.
Pelindung
Menjelang hari raya agama Hindu di Bali, misalnya, Galungan, yang dirayakan setiap 201 hari pada Rabu Kliwon Dunggulan (Dunggulan merupakan satu dari 30 wuku di Bali), Barong sering dipergelarkan keliling desa. Tradisi ngelawang, atau pertunjukan berpindah- pindah dari satu rumah ke rumah, tak sekadar menampilkan tari Barong sebagai hiburan, tetapi juga sarana pembersihan. Barong diyakini memberikan perlindungan secara niskala atau nirnyata bagi warga, lingkungan rumah, dan desa.
Dalam artikel berjudul Awal Mula Tari Telek Anak-anak di Desa Jumpai, Klungkung, yang dimuat di laman www.klungkungkab.go.id milik Pemerintah Kabupaten Klungkung, disebutkan, barong bersama topeng Telek dan topeng Bang diturunkan ke dunia sebagai penangkal wabah penyakit dan mara bahaya yang disebarkan Durga Dewi, manifestasi dari Dewi Uma. Perihal itu disebutkan dalam lontar Barong Swari.
Nyoman Arya, warga Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, mengatakan, di desanya terdapat seperangkat topeng Barong yang disakralkan warga. Barong itu ditempatkan di pura. "Barong adalah sesuhunan (yang disucikan atau disakralkan sebagai simbol pelindung) kami di desa," katanya.
Selain dipergelarkan ketika upacara keagamaan atau hari raya, menurut Suteja, tari Barong juga dapat dipentaskan untuk hiburan, tetapi dengan tetap menjaga kesakralannya. Karena itu, pelestarian tari Barong sebagai bentuk seni tradisi Bali menjadi penting. "Regenerasi penari-penari Barong perlu dilakukan berkelanjutan," ujarnya.
Festival Barong
Bertempat di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya di Denpasar, 22-23 Januari lalu, digelar lomba tari Barong dan kendang Barong untuk anak-anak dan dewasa. Lomba bertajuk Bali Barong Festival 2016 diselenggarakan Sanggar Kubu Barong Sanur bersama Pregina Art and Showbiz Bali dan didukung Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
Pimpinan Sanggar Kubu Barong Ketut "Batu" Suardana menyebutkan, lomba menarikan (bapang) Barong Ket dan Barong Buntut serta kendang Barong itu bertujuan menarik minat generasi muda di Bali untuk menekuni dan melestarikan seni tari Barong. Sebanyak 35 peserta mengikuti lomba tari Barong dan kendang Barong.
Barong Buntut ditarikan anak-anak, sedangkan Barong Ket ditarikan penari remaja hingga dewasa. Suteja menjadi juri tari Barong bersama sejawatnya dari ISI Denpasar, I Nyoman Catra, dan seniman yang juga penekun tari Barong dari Gianyar, Cok Raka Bawa.
I Gusti Agung Bagus Mantra, pemimpin Pregina Art and Showbiz Bali, mengatakan, tari Barong sebagai bentuk seni dan budaya Bali sudah dikenal dan diakui dunia. Oleh karena itu, Barong sudah menjadi ikon kebanggaan masyarakat Bali. "Maka, kami mengemas festival ini bukan hanya lomba, melainkan juga pameran Barong," ujarnya.
I Made Windia (13), peserta lomba tari Barong Buntut, mengatakan puas dan bangga menarikan Barong di panggung dan di hadapan penonton meskipun dirinya masih tahap belajar menarikan Barong. "Tidak masalah menang atau kalah, tetapi saya merasa senang bisa menarikan Barong dan tampil dalam lomba," ujarnya seusai mementaskan Barong Buntut.
Pelancong asal Sidney, Australia, Daniel, menyatakan kagum melihat pementasan tari Barong di Gedung Ksirarnawa itu. Menurut dia, tari Barong tak hanya memukau dari penampilannya, tetapi juga gerakannya yang atraktif. "Ini pertama kali saya melihat begitu banyak Barong ditarikan dalam satu festival," katanya.
Tak hanya Daniel yang terkagum, dunia pun terkesan. Tari Barong Ket Kuntisraya kini resmi tercatat dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan UNESCO sebagai genre tarian hiburan bersama tari Legong Keraton dan tari Joged Bumbung. Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dalam sidangnya di Windhoek, Namibia, 2 Desember 2015, juga menetapkan enam tarian Bali lainnya dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan UNESCO itu.
Itulah taksu atau karisma Bali yang harus dijaga dan dilestarikan, bukan hanya untuk Bali, melainkan juga untuk Indonesia dan dunia.
Sumber : kompas.com
sumber : http://phdi.or.id/artikel/menarikan-barong-menjaga-taksu-dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net