Rabu, 27 April 2016

Mengukur Keindahan

APA itu indah? Memang tidak mudah menjawabnya dengan kata-kata. Apalagi bagi orang yang awam mengenai teori keindahan. Indah itu sesuatu yang menyangkut rasa yang sangat individual sifatnya. Untuk merumuskan apa itu keindahan dengan bahasa yang dapat disajikan pada orang lain sungguh tidak mudah. Meskipun demikian setiap orang dapat merasakan sesuatu itu indah atau tidak indah. Suatu objek yang dirasakan indah oleh seseorang, belum tentu indah juga dirasakan oleh orang lain. Ini adalah kenyataan yang terjadi dalam masyarakat. 

Yang indah itu ada dua. Ada indah yang merupakan ciptaan Tuhan secara langsung. Seperti keindahan alam misalnya. Betapa indahnya pemandangan matahari pagi dari timur dan pemandangan sore hari ketika matahari sedang menuju peraduannya di ufuk barat bumi ini. Demikian juga pemandangan yang indah ciptaan Tuhan yang muncul dari perpaduan gunung yang menghijau dengan samudera yang membiru. Indahnya pemandangan alam lepas, apalagi saat bulan purnama yang sejuk dengan desiran angin sepoi-sepoi basah. Keindahan seperti itu sudah merupakan keindahan yang universal. Semua lapisan masyarakat akan merasakan betapa indahnya ciptaan Tuhan. 

Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta manusia. Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia itu universal, akibat pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Wanita cantik berfoto polos mempertontonkan lekuk liku tubuhnya, disebut karya seni yang indah. Keindahan seperti itu memiliki keterbatasan ruang dan waktu. Mempertontonkan keindahan tubuh wanita molek seperti itu menimbulkan akibat yang berbeda-beda di satu ruang dan waktu dengan ruang dan waktu yang lainnya. Demikian juga arti penyanyi dangdut yang menampilkan tubuhnya dengan balutan pakaian tipis dan ketat seadanya. Artis dengan pentas di panggung terbuka dengan goyangan erotis umumnya dilihat orang sebagai indah. Cuma indah dengan penampilan penyanyi ''kijang panther'' (kaki jenjang, pantat nongol dan muter-muter), apakah pantas di panggung umum, ditonton oleh masyarakat dari segala lapisan umur? 

Keindahan yang demikian itu tidak akan menguatkan jati diri manusia sebagai ciptaan Tuhan yang bermoral luhur. Menikmati keindahan karya cipta manusia haruslah dibatasi oleh norma dengan batasan ruang dan waktu. Kapan dan di mana hal itu pantas dan wajar dipentaskan. Patutkah hal yang sangat vulgar seperti itu dipentaskan tanpa batasan orang menonton. 

Penampilan artis yang sensual dengan goyang ngebornya yang berlebihan sepertinya sangat tidak pantas ditampilkan di ruang terbuka dengan penonton tanpa batasan. Hal ini memang sulit dan akan mudah memicu pro-kontra. Yang perlu kita renungkan dalam menikmati keindahan adalah akibat psikologis dan sosiologisnya. Pementasan seperti itu akan menjadi ajang perangsangan hawa nafsu secara tidak benar. Manusia bukanlah makhluk hawa nafsu. Indria dengan hawa nafsu itu adalah alat dalam diri manusia, bukan manusia sebagai alat hawa nafsu. 

Keindahan sebagai karya cipta manusia ada dua juga. Ada keindahan yang merupakan ekspresi hawa nafsu (Wisaya Karma) dan ada keindahan yang merupakan ekspresi Sreya Karma yaitu ekspresi dari kesucian dan kesadaran budi manusia. Keindahan dari ekspresi Wisaya Karma adalah keindahan dari pengembangan dinamika wisaya atau hawa nafsu yang selalu bergejolak untuk dipenuhi. Keindahan seperti itu memenuhi kebutuhan indria semata untuk dipuaskan. Menikmati keindahan seperti itu tidak akan mengangkat harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Keindahan yang bersumber dari ekspresi wisaya karma itu berhenti sampai tingkat memberikan kesenangan hidup duniawi. 

Menikmati kesenangan duniawi seperti itu tidak masalah sepanjang mendapat pengawasan dan pembatasan dari kesadaran akal budi. Ukuran keindahan yang tepat adalah keindahan yang dimunculkan dari pengejawantahan Satyam, Siwam mewujudkan Sundaram. Artinya kebenaran dan kesucian itulah sumber keindahan yang baik. Ekspresi keindahan seperti itu akan membawa manusia pada peningkatan jati dirinya sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan. 

Indah dalam bahasa Sansekerta dinyatakan dengan istilah sundaram yang artinya indah atau cantik. Jadinya keindahan yang bermutu tinggi (Satvika Sundaram) adalah perwujudan dari kebenaran (Satyam) dan kesucian (Siwam). Menikmati karya cipta manusia yang disebut keindahan (Sundaram) dari pengejawantahan Satyam dan Siwam akan dapat menguatkan jadi diri manusia di dunia ini. Kaena itu tidaklah setiap keindahan itu dianggap dapat memberi makna positif dalam hidup ini. Memang semua yang dianggap indah oleh seseorang adalah menyenangkan. Namun dalam hidup ini tidak semua yang menyenangkan atau yang enak membawa manfaat untuk mengantarkan manusia pada kehidupan yang bahagia. Keindahan yang benar adalah keindahan yang mewujudkan kebenaran dan kesucian dalam hidup ini. 

sumber : www.balipost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net