Minggu, 01 Mei 2016

Ngompreng

TIMBULNYA wacana sementara dokter ada yang ngompreng dengan lebih mengutamakan menolong pasien berduit daripada pasien miskin memang suatu kenyataan ada yang demikian, meskipun tidak bisa dijeneralisasi. Hal itu sangat tergantung keberadaan oknum dokter bersangkutan. Namun sesungguhnya tidak profesi dokter saja yang diomprengkan oleh oknumnya. Dalam zaman krisis ini berbagai fungsi dan profesi banyak yang diomprengkan, tidak saja untuk mencari tambahan penghasilan semata namun sampai untuk mencapai kekayaan agar dapat hidup mewah berlebihan. 

Oknum birokrat pun banyak yang mengomprengkan jabatannya untuk menimbun kekayaan. Hal ini sudah banyak terungkap di pengadilan maupun media lainnya. Demikian juga para konglomerat banyak yang menyalahgunakan kredit bank yang sesungguhnya berasal dari uang rakyat. Dalam mengendalikan bisnisnya ada juga yang semata-mata untuk menumpuk kekayaan agar dapat hidup mewah dengan mengabaikan nasib karyawannya, pajak dan juga lingkungan. Bahkan ada yang sampai memalsu produk usahanya demi keuntungan sebanyak-banyaknya. Demikian juga sementara aparat penegak hukum banyak juga yang mengomprengkan fungsi dan profesinya di luar norma-norma yang dibenarkan oleh hukum itu sendiri. Inilah kenyataan yang masih banyak terjadi di semua sektor kehidupan. Namun masih banyak oknum yang sangat kuat mengabdikan fungsi dan profesinya untuk kepentingan rakyat sesuai dengan norma-norma yang berlaku bagi fungsi dan profesi tersebut. 

Dalam khasanah hari raya agama Hindu sesungguhnya sudah ada hari raya untuk mengingatkan manusia agar selalu kembali menegakkan fungsi dan profesinya dalam hidup ini. Hari Raya tersebut baru saja kita rayakan yang disebut Tumpek Landep. Hari raya keagamaan Hindu ini sudah bertahun-tahun kita rayakan, namun pemaknaannya dalam kehidupan sehari-hari masih jauh panggang daripada api. 

Menurut Lontar Sunarigama, Tumpek Landep pinaka landepaning idep. Artinya umat manusia diingatkan agar senantiasa menajamkan kembali kesadaran akal budhinya dalam memaknai berbagai fungsi dan profesi dalam hidup ini. Penajaman akal budhi (idep) itu menyangkut semua aspek kehidupan. Seperti pemaknaan segala perlengkapan hidup, fungsi dan profesi yang melekat dengan kehidupan kita. 

Kita memiliki rumah dengan segala perlengkapannya, alat-alat kerja, alat-alat hiburan dan berbagai perlengkapan lainnya. Semuanya itu hendaknya didayagunakan untuk dinamika kehidupan kita dalam mewujudkan makna hidup dan kehidupan di dunia ini. Jangan sampai semuanya itu hanya untuk mengejar gengsi sosial yang hampa makna. 

Kenyataannya dalam keseharian seringkali dita temukan ada orang kaya membeli barang-barang seni dengan harga mahal bukan karean didorong oleh apresiasi seni yang tinggi tetapi hanya untuk meningkatkan gengsi sosial semata. Dengan demikian ketinggian mutu seni dari produk kesenian tersebut tidak bermakna apa-apa, karena hanya untuk meningkatkan status sosial semata. Padahal fungsi karya seni untuk mengembangkan apresiasi seni. Demikian juga banyak perlengkapan hidup kita adakan namun tidak pernah diperhatikan ketepatan manfaatnya dalam meningkatkan makna hidup. 

Tumpek Landep sebagai hari bagi pemujaan Dewa Pasupati. Ini artinya akal budhi yang tajam adalah yang mampu menguasai gejolak hawa nafsu. Pasupati berasal dari bahasa Sansekerta dari kata pasu, artinya hewan dan pati artinya menguasai. Pasupati artinya menguasai sifat-sifat hewan yang ada dalam diri kita. Sang Hyang Pasupati adalah Tuhan yang dipuja oleh umat Hindu untuk memohon tuntunan agar mampu menguasai hawa nafsunya. Karena hewanlah yang hidupnya hanya didasarkan oleh dorongan hawa nafsu. Pada saat Tumpek Landep itu kita diingatkan agar menajamkan akal budhi agar segala hal dalam hidup kita ini kita fungsikan dengan kesadaran tinggi, tidak didorong oleh gejolak hawa nafsu. 

Jabatan maupun profesi hendaknya dieksistensikan berdasarkan keadaran akal budhi (lancipaning idep). Setiap fungsi dan profesi dalam masyarakat memiliki berbagai norma dalam aplikasinya. Kita hendaknya selalu menajamkan kesadaran dalam mengaplikasikan fungsi dan profesi tersebut. Kalau makin banyak oknum mengomprengkan fungsi dan profesinya di luar normanya, kehidupan di dunia ini pasti makin kacau. Misalnya kalau ada yang kemalingan lalu lapor ke polisi dan kalau tidak memberi sejumlah uang polisi tidak menanggapi laporan itu. Kalau hal begini makin terjadi misalnya, tentunya hidup bernegara ini menjadi makin mengerikan. Marilah kembangkan keyakinan bahwa kalau kita kuat berdedikasi sesuai dengan fungsi dan profesi masing-masing Tuhan pasti melindungi diri kita. 

sumber : www.balipost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net