Orang Suci Yang Rendah Hati
Terdapat suatu cerita yang bagus mengenai apa
itu seorang guru. Apakah kalian mau mendengarkannya? (Hadirin : Ya, ya!) Jika
kalian ingin menjadi seorang guru, dengarkanlah baik-baik. Beginilah caranya,
metodenya dan rahasianya. Begini ceritanya, dahulu terdapat seorang lelaki, yang
begitu suci, begitu murni, bahkan malaikatpun akan memujanya tiap kali
melihatnya. Namun, terlepas dari kesucian dan kemurniannya yang luar biasa, ia
sama sekali tidak menyadari bahwa ia itu suci dan agung. Itulah masalah
satu-satunya dengan orang ini. Sehingga, ia hanya berlaku biasa saja, dan
berusaha menyalurkan apapun barang kepunyaannya dengan rendah hati, atau apapun
kebaikan yang dimilikinya bahkan tanpa berpikir sedikitpun, seperti sekuntum
bunga yang memancarkan keharuman menawan tanpa sama sekali mengetahui bahwa ia
memiliki keharuman tersebut, seperti matahari yang menghamburkan semua
kehangatannya dan cahaya matahari sehat yang indah tanpa sama sekali
mengetahuinya. Begitulah lelaki itu adanya.
Kesuciannya
benar-benar seperti itu adanya sehingga ia melupakan masa lalu setiap orang dan
melihat mereka sebagaimana adanya saat ini, dan hanya kepada orang tersebut
saja. Dia melihat dibalik penampilan setiap orang sampai ke inti diri sejati
mereka dimana mereka itu adalah lugu dan tidak bersalah. Bahkan terlalu tidak
peduli untuk mengetahui apa yang telah orang lain lakukan. Dia tidak melihat
adanya sesuatu yang istimewa dari sikapnya tersebut ataupun caranya ia memandang
orang lain, karena hal tersebut kemungkinan berasal dari kesucian batinnya atau
caranya menjalani kehidupan sucinya. Jadi, suatu hari seorang malaikat datang
dan berkata kepadanya, "Kami telah dikirim oleh Tuhan dan Ia telah menitahkan
untuk kepentingan Anda bahwa apapun yang Anda harapakn akan dikabulkan kepadamu,
jadi mintalah sekarang.
Lelaki suci
ini tidak bisa berbicara apapun dalam caranya yang paling lugu dan tidak
mengetahui apa yang diharapkannya. Para malaikat tersebut harus memberikan
semacam gagasan. Mereka menanyakannya, "Maukah Anda hadiah penyembuhan, sebagai
contoh? Lelaki itu berkata, "Tidak. Saya lebih suka kalau Tuhan yang melakukan
penyembuhanNya sendiri.
Yeah, lelaki
yang cerdik (Guru ketawa.) Dia tidak ingin melakukan apapun. Ya, jika kita yang
ditanyakan, maka kita akan memberitahukan harapan kita. Kita akan berkata,
"Tidak, lebih baik kami pergi ke surga dan bahkan tidak perlu bermeditasi; atau
Tuhan dapat datang untuk membuat sendiri suatu ruangan meditasi yang lebih baik
dan tidak bocor untuk kami.
Malaikat
tersebut melanjutkan bertanya kepadanya, "Maupakah Anda membawa kembali para
pendosa ke jalur kebajikan?
"Tidak. (Guru
ketawa.) Lelaki lucu. "Tidak, katanya, "Bukanlah untukku harus menyentuh hati
manusia. Itu adalah pekerjaan para malaikat. Pooh! Jadi apa yang mau
dilakukannya? Oh, saya juga dapat berkata hal yang sama dan sayapun akan
selesai. Lalu, para malaikat melanjutkan dengan sabar, dengan penuh hormat, dan
menanyakannya, "Maukah Anda menjadi suatu contoh kebajikan yang orang akan
tertarik untuk menirumu?
"Tidak,
adalah jawaban keterkejutan lelaki tersebut, "Untuk apa? Hal tersebut akan
menyebabkan saya menjadi pusat perhatian.
Wow! Pintar
sekali ia. Itulah hal terburuk yang mungkin terjadi -- menjadi pusat perhatian.
Yuck! Saya mengetahui seperti apa itu. Bagaimana lelaki ini bisa begitu pintar?
Dia bahkan belum menjadi pusat perhatian dan ia telah mengetahuinya. Ya, saya
seharusnya mengetahui hal ini sebelumnya.
"Kalau begitu
apa yang Anda harapkan? malaikat tersebut bertanya. "Saya mengharapkan karunia
Tuhan, adalah jawabannya. "Memperoleh karunia Tuhan, saya akan memperoleh
seluruhnya, dan seluruh keinginanku terpenuhi.
Para malaikat
tersebut berpikir bahwa lelaki ini, terlepas dari kesuciannya, adalah begitu
bodoh. Tuhan tidak selalu menghadiahkan kesenangan tersebut, dan Tuhan tidak
mengutus seorang malaikat kepada setiap orang sesering itu hanya untuk
menghadiahinya ucapan terima kasih. Lelaki ini, bagaimana mungkin dapat begitu
suci tetapi bodoh? Sehingga, mereka memaksanya. Mereka berkata, "Kehendak Tuhan
harus dilaksanakan. Sekarang, Anda harus menyampaikan suatu harapan, atau Anda
dipaksakan untuk menerima satu harapan. (Semua orang ketawa.)
Saya pikir
Tuhan bebas adanya, tetapi Ia begitu diktator. Kita selalu berpikir Tuhan
memberikan kita kebebasan, dan membiarkan kita melakukan apa yang kita
kehendaki. Apakah tidak betul demikian? Bagaimana mungkin disini Ia seperti
seorang diktator? Dia memaksa seseorang untuk menghendaki sesuatu. Itulah
masalahnya denganNya. (Tertawa) Baiklah. Lalu, lelaki tua tersebut sepertinya
dipaksa dalam keadaan ini. Dia harus mengikuti kehendak Tuhan. Sehingga, dia
berkata, "Baiklah, baiklah. Kalau begitu, saya harus meminta satu harapan.
Apapun kebaikan yang dilakukan melaluiku, janganlah biarkan aku mengetahuinya.
Wow, begitu manisnya!
Harapan Suci Guru
Saya ingat
ketika pertama kali saya mengharapkan sesuatu, ketika saya belum memperoleh
pencerahan, sebelum saya mengenali Metode Quan Yin. Terdapat (patung) Buddha
pertama yang saya bawa pulang ke Jerman. Para guru Buddhisku mempercayai bahwa
jika saya membawa pulang sendiri suatu Buddha, tanpa kehadiran seorang guru,
seorang pelatih, seorang bhikshuni, maka Buddha tersebut tidak baik adanya.
Maksud saya Buddha tersebut akan baik untuk tiada apapun. Jadi, jika kalian mau
menyembah Buddha, kalian harus meminta seorang bhikshu atau bhikshuni untuk
memberkahinya untukmu. Bawalah ke rumahmu dan lakukan upacara dengan bunga, dupa
dan makanan. Hanya simbolis saja. Kemudian, Anda harus menunduk kepada Buddha,
kemudian kepada guru dan menyampaikan suatu harapan. Jika harapan Anda
dikabulkan, semua dupa akan melingkar seperti spiral dan tidak pernah jatuh ke
lantai. Biasanya kalau dupa menyala, abunya akan jatuh seperti abu rokok. Tetapi
apabila harapan Anda tulus dan diterima, maka seluruh dupa akan melingkar
seperti spiral.
Kita membakar
banyak sekali dupa, tidak hanya satu. Itulah masalahnya. Saya tidak tahu kenapa
Buddha harus mengetes ketulusan orang sampai sedemikian. Begitu banyak dupa dan
setiap dupa tersebut harus melingkar seperti ini. Oh, Tuhan! Saya berpikir, saya
tidak mungkin dapat memperolehnya. Ha! Lihatlah semua dupa tersebut; dan saya
selalu melihat abu dupa jatuh segera setelah terbakar. Jadi, bagaimanapun saya
hanya melakukan sebagaimana saya diberitahukan. Saya harap, "Baiklah! Saya tidak
peduli bahwa orang memberitahukanku kehidupan manusia adalah sangat menderita,
dan untuk itu kita harus melakukan banyak pahala agar daapt keluar dari
kehidupan manusia. Saya tidak peduli kalau saya tinggal dalam kehidupan manusia
karena hal tersebut tidak terlalu buruk untukku. Sehingga, apapun kebaikan yang
saya peroleh, haruslah disalurkan kepada orang yang paling membutuhkannya, dan
janganlah bahkan membiarkanku mengetahuinya.
Itulah
harapan saya. Lalu, semua dupa melingkar seperti ini (Guru tertawa, hadirin
bertepuk tangan.). Saya berpikir bahwa guruku telah membelikan dupa yang
istimewa untukku, pasti itu. Dupa yang istimewa telah melingkar duluan, atau
bukan dupa spiral, lidi dupa sangat lurus dan dupa tersebut haruslah melingkar
dengan sendirinya bersama abunya, tahukah Anda. (Jawab: Ya!) Itulah caranya
Buddha mengetes kebhaktian seseorang. Tetapi saya berpikir bahwa hal ini adalah
berkah dari guru-guruku. Ya, mereka sangat suci, orang-orang ini -- bhikshu dan
bhikshuni Buddhis pada saat itu. Saya pikir mereka sangat suci, dan karena
berkah mereka, dupa tersebut tidak berani lurus atau jatuh tetapi hanya
melingkar. Saya pikir mereka memiliki kekuatan sihir, sesuatu yang seperti
itu.
Sehingga,
mereka sangatlah bahagia. Mereka pikir, "Oh, apapun yang Anda harapkan akan
terkabulkan." Saya tidak berniat untuk memberitahukan mereka apa yang saya
harapkan di dalam, saya hanya melakukannya sendirian. Jadi, hari ini saya
menceritakan kepada kalian hanya supaya kalian tahu bahwa saya sangat baik.
(Guru tertawa.) Baiklah, bagaimanapun juga, kalian harus mempercayainya. (Tepuk
tangan) Tetapi setelah saya menceritakannya kepada kalian saya tidak tahu jika
saya masih tetap baik. Saya tidak tahu apakah saya harus menceritakannya kepada
kalian. Hanyalah suatu kebetulan saja. Ketika saya membaca ini, hal tersebut
mengingatkanku akan kejadianku. Pada saat itu saya masih belum berlatih Metode
Quan Yin. Saya hanya melafal sutra Buddhis, melafal mantra welas asih agung
Buddhis dan melafal nama Bodhisattva Quan Yin dan Buddha Pengobatan dan apapun.
Setiap hari, saya sibuk dengan semua buku-buku tebal tersebut, untuk mana saya
tidak mengerti separuhnya. (Tertawa)
Bayangan Orang Suci
Jadi, dapat
disetujui bahwa harapan sang lelaki suci tersebut dapat dikabulkan. Sekarang,
karena lelaki suci tersebut tidak ingin mengetahui apapun kebaikan yang telah
dilakukannya, Tuhan mengaturkan sedemikian rupa bahwa bayangannya akan menjadi
suatu berkah luar biasa bagi setiap orang atau segala sesuatu, dimanapun
bayangan tersebut berada; dan lelaki tersebut tidak akan mengathuinya karena ia
akan melihat ke depan. Sehingga kemanapun lelaki suci ini pergi bayangannya akan
jatuh ke tanah dan menyuburkan tanah; menyebabkan hujan turun dimana hujan
dibutuhkan, dan membbuat matahari bersinar dimana tidak terdapat cukup matahari;
menjadikan orang-orang tersembuhkan dari segala penyakit dan menyembuhkan
kesengsaraan jiwa mereka; dan menjadikan kemakmuran di tempat tersebut.
Gunung-gunung menjadi hijau, mata air dan sumber air juga memancar terus ke
berbagai tempat. Banyak orang yang telah terpuruk dengan karma dan keberuntungan
jelek mulai kelihatan lebih sehat dan lebih berpengharapan.
Iutlah
manfaat dari bayangan lelaki suci ini sesuai pengaturan Tuhan. Sementara itu,
lelaki tersebut tidak pernah tahu apapun mengenai hal ini; karena ia selalu
melihat ke depan dan melakukan sebagaimana seharusnya, sibuk dengan urusannya
sendiri. Dia tidak mengetahui apa yang telah terjadi di belakangnya melalui
bayangannya.
Inilah guru
sejati. Makanya, kalian tidak pernah mendengar dari seorang gurupun yang
mengatakan bahwa ia mengetahui segala sesuatu tentang apa yang yang telah
dilakukannya kepadamu. Jadi, janganlah kaget. Banyak murid selalu berdoa kepada
guru agung untuk menolongnya, menolongnya melakukan ini, itu atau menyembuhkan
penyakit mereka, merubah ketidakberuntungan mereka dan memberkahi rumah mereka
atau melakukan apa saja. Tetapi sang guru tidak pernah mengetahui tentang ini,
dan janganlah kaget. Jika sang guru mengatakan ia mengetahuinya, maka ia
bukanlah seorang guru. (Guru tertawa.) Kemungkinan adakalanya sang guru, melalui
inisiasi dan melalui berkah Tuhan, mengetahui sekali waktu; tetapi hal tersebut
tidak selalui disadari oleh sang guru tentang segala hal baik yang ia telah
lakukan untuk kebaikan manusia.
Juga, di
Buddhisme, Sang Buddha berkata, Seseorang yang mengatakan ia adalah Buddha, maka
ia bukanlah Buddha. Itu bukanlah berarti bahwa setelah mencapai Kebuddhaan, Anda
tidak dapat mengatakan telah mencapai Kebuddhaan, Anda dapat mengatakannya
demikian. Tetapi itu bukanlah berarti bhawa Anda sangat, sangat menyadari hal
tersebut, karena Kebuddhan tidak memiliki penjabaran. Sebenarnya, jika kita
mengatakan telah mencapai sesuatu, maka itu adalah belum.
Tiada Apapun Selain Tuhan
Dalam Sutra
Intan, Sang Buddha menekankan lagi, lagi dan lagi bahwa tiada apapun yang
dicapai, tiada terdapat Kebuddhaan yang diwujudkan. Hal ini bukanlah karena kita
tidak dapat menjadi suci, tetapi apapun yang suci adalah milik Tuhan, milik
hakikat Buddha. Jika kita telah mencapai kesederhanaan kita dan cukup suci;
maka, Kebuddhaan dan kekuasaan Tuhan akan mewujudkan dirinya secara
berkesesuaian tanpa kita harus mengetahuinya. Bagaimana mungkin kita dapat
menggunakan pikiran dari otak manusia untuk mengerti ketidak-batasan, keluasan
hakekat Tuhan, atau hakekat Buddha.
Jika kita
pernah mengakui bahwa kita mengetahui kita adalah Buddha, kita benar-benar
mengetahuinya, atau bahwa kita mengetahui kita adalah suci atau kita mengetahui
Tuhan atau sesuatu seperti itu, hal tersebut hanyalah suatu cara pembicaraan
saja, bukanlah suatu hal yang benar-benar demikian. Jika Tuhan dapat dijabarkan
dan dapat diketahui oleh otak manusia maka itu bukanlah Tuhan sejati, bukanlah
hakekat Buddha sejati. Hakekat Buddha adalah di dalam dan di luar kita. Tuhan
adalah di dalam dan di luar, di surga dan di bumi. Kita berenang di dalam Tuhan,
bernapas di dalam Tuhan, makan di dalam Tuhan, memiliki semua inti dalam Tuhan.
Tiada yang lain selain Tuhan, di sekeliling dan di sekitar kita. Tidaklah perlu
mengatakan bahwa saya telah bersentuhan dengan Tuhan, saya sedang mencari Tuhan.
Dia ada dimana-mana.If
Sehingga,
apabila kita merasa bahwa kita telah mencapai sesuatu, berhenti dan ingatlah
cerita ini. Jika kita ingin mengetahui seperti apakah seorang guru itu, ingatlah
cerita ini.
Seorang Guru Tidak Pernah Mengetahui Bahwa Ia Suci
Seorang guru
tidak pernah mengetahui bahwa ia suci, tidak peduli apa yang dilakukannya atau
apa yang disukainya. Adakalanya ia mengakuinya atau apapun, apakah untuk
kebaikan seluruh makhluk hidup atau hanya untuk kebaikan supaya dapat
mengatasinya; karena mereka terus menanyakan setiap waktu. Sehingga, kemudian
mereka berkata, baiklah, baiklah, saya seorang Buddha, jadi apa, kemudian apa.
Sesuatu seperti itu.
Orang-orang
adakalanya menghendaki Anda mengakui bahwa Anda adalah seseorang agar supaya
dapat terus berdebat. Persis seperti ketika Anda naik suatu bis dan duduk di
sana dan seseorang dekat dengan Anda atau berseberangan dengan Anda terus
memperhatikanmu dan berkata, "Anda orang Amerika? contohnya seperti
itu.
Lalu Anda
berkata, "Bukan, saya bukan orang Amerika.
Dia berkata,
"Tetapi saya yakin Anda orang Amerika.
Lalu Anda
berkata, "Sama sekali bukan, bu.
dia
melanjutkan menatap Anda dan berkata, "Tetapi Anda kelihatan persis. Akuilah,
maukah Anda. Anda dapat mengatakannya kepada saya bahwa Anda orang Amerika. Di
sini bebas koq.
Hingga,
akhirnya, Anda menyerah, Anda berkata, "Baiklah, saya orang Amerika! (Guru
ketawa.)
Lalu, dia
terus memperhatikan Anda lagi, dan berkata, "Tapi, setelah dipikir-pikir, Anda
tidak kelihatan seperti orang Amerika. (Guru dan hadirin ketawa.)
Ketika
pertama kali saya keluar di dunia (berceramah), dan harus berhubungan dengan
otak manusia, saya terus menerus mengatakan tentang berkah-berkah dan kekuatan
Buddha, Metode Quan Yin dan segala hal, sesuai permintaan mereka. Lalu, mereka
terus merasa bahwa saya memberitahukan mereka bahwa saya adalah seorang Buddha.
Saya berkata, "Bailah, tidak perlu mengatakan itu, dan saya bahkan tidak
mengetahui jika saya seorang Buddha.
Tetapi mereka
berkata, "Anda adalah Buddha. Anda harus menceritakannya kepada kami! Seperti
Buddha Shakyamuni berkata, Saya adalah Buddha. Saya adalah Tathagatha, Anda
harus mengatakan hal yang sama.
Dan mereka
terus berniat dan menekan saya dan setelah beberapa saat saya berkata, "Baiklah,
saya adalah Buddha.
Sekarang,
ketika saya ingat Sutra Intan dari Sang Buddha, bahwa, Seseorang yang mengetahui
ia adalah seorang Buddha, adalah bukan seorang Buddha (Guru ketawa, hadirin
bertepuk tangan.) Sekarang, kalian beritahukan saya!
Kita tidak
dapat menang. Jadi, kenalilah dirimu sendiri atau tidak perlu kenal dirimu.
Apapun yang Anda sukai, adalah baik adanya. Kita tidak dapat berdebat terus
menerus dengan orang-orang ini. Manusia, otak mereka dibuat sedemikian rupa,
hanya untuk membuat masalah dimana masalah tidak ada, hanya untuk menanyakan
suatu pertanyaan dimana tidak perlu ada pertanyaan, dan memberikan suatu jawaban
dimana jawaban tidak diperlukan, hal-hal seperti itu. Selalu sama. Apa yang kita
lakukan hanyalah melanjutkan kesibukan harian kita, melakukan kemampuan kita
yang terbaik sesuai dengan pengetahuan kita, sesuai dengan hati nurani kita
tentang apa itu seharusnya seorang manusia yang baik. Apa yang harus kita
lakukan dalam kehidupan ini adalah kewajiban kita, pekerjaan harian kita,
lakukanlah hal-hal yang kita rasakan baik adanya, yang kita pikir harus kita
lakukan dan hanya itu. Jika Tuhan senang dengan tingkah laku dan kemurnian kita,
maka Ia akan menghadiahi apapun yang kita perlukan, atau apapun yang berguna
untuk kemanusiaan melalui kita.
Tidaklah
perlu khawatir tentang tingkat pencapaian Anda atau apakah Anda telah mencapai
Kebuddhaan atau Anda telah ke tingkat sembilan ataukah belum. Saya masih di
tingkat lima, tetapi Anda telah ke tingkat sembilan. Guru seharusnya berada di
tingkat lima, tetapi ada sementara orang berpikir mereka ada di tingkat
sembilan. Selamat! Sebenarnya agak terlalu jauh untuk kita, tetapi itu baik
adanya jika ia senang ke sana.
Adalah Kuasa Tuhan Yang Melakukan Semua ini
Menurut
cerita ini, sang lelaki suci tidak mengetahui banyak mengenai hal-hal baik yang
melekat pada diri dan bayangannya, karena orang-orang terpusat pada bayangannya
sehingga mereka melupakan tentang lelaki tersebut. Sehingga, harapannya, bahwa
apapun kebaikan yang telah dilakukannya janganlah ditujukan kepadanya, telah
menjadi kenyataan. Tuhan menganugerahinya harapan ini. Ini adalah persis seorang
guru, menurut pengetahuan saya yang rendah, pendapat dan pengalaman.
Jadi, jika
kalian hendak menanyakan saya apa itu seorang guru, dia adalah seperti lelaki
ini, tidak ada yang lain. (Tepuk tangan) Jika kalian bahkan ingin mengetahui
seperti apa seorang guru itu atau berterima kasih kepada guru untuk segala
sesuatu, benar-benar tidak perlu adanya, karena semua itu adalah kuasa Tuhan
yang melakukannya. guru selalu bebas secara alami. Dia seperti seorang diantara
kita. Tidak pernah memiliki beban bawaan atas kesucian tersebut di bahu mereka
atau harus menjaga kesucian atau Kebuddhaan ini, sehingga tingkatnya tidak
terpelincir atau ia tidak jatuh ke tingkat rendah lainnya atau sesuatu seperti
itu. Sewaktu Anda telah mencapai tingkat Kebuddhaan, sewaktu Tuhan senang dengan
Anda, Ia tidak akan menarik kembali karunia tersebut. Dia akan terus memiliki
ini sepanjang hidupnya bahkan tanpa mengetahuinya.
Jika kita
melakukan sesuatu yang baik untuk kemanusiaan, untuk apa kita harus
mengetahuinya. Kemanusianlah yang merasakan manfaatnya. Itulah hal yang paling
utama. Karena kita ingin bermanfaat bagi orang lain, sehingga jikga mereka
mendapatkan manfaatnya, tidak peduli dari mana atau bagaimana hal tersebut
dilakukan. Tidak terdapat banyak guru di bumi ini, tetapi beberapa guru yang
telah saya ketemui, guru-guru sejati, mereka adalah seperti itu, sangat, sangat
rendah hati dan bersahaja. Mereka sungguh tidak mengetahui keunggulan di dalam
diri mereka sendiri, mereka tidak mengetahui kesucian mereka. Kemungkinan mereka
mengasihi orang lain, mereka memberkahi orang lain sesuai harapan mereka, tetapi
mereka tidak merasa diri mereka sebagai pemberkah. Ya, mungkin mereka bertindak
seperti seorang guru karena orang-orang mengharapkannya. Seperti wanita di bis
yang terus bertanya, "Adna orang Amerika, iya kan? Kemudian terakhir Anda
berkata, "Jadi, ya. Baik saja, baik kenapa tidak. Terus menyangkal sepanjang
waktu membuat begitu banyak masalah. Jadi, seorang guru adalah seperti itu.
Hanya bertindak secara berkesesuaian, sehingga semua orang merasa senang dan
bahagia dan hanya melakukan segala hal dengan sederhana. Kalau tidak, sang guru
tidak pernah berpikir, tidak pernah merasakan bahwa ia adalah seorang
guru.
Kenapa Kita Tidak Dapat Menyatu Dengan Guru
Itulah
sebabnya saya tidak memiliki masalah menyatu dengan kalian, tetapi kalian
memiliki masalah menyatu dengan satu; karena kalian selalu membawa seorang guru
di kepala kalian dan saya tidak membawa seorang muridpun di pikiranku. Saya
melihat kalian sebagai seorang manusia. Itulah sebabnya saya tidak menyukainya
apabila kalian terlalu rendah hati atau kalian bertingkah-lebih bahwa kalian
begitu mengasihiku, begitu menghormatiku, apapun. Saya tidak merasa alami. Jika
saya mengenali seseorang dan berkata, "Oh, Anda dapat menjadi temanku, tidak ada
masalah. Dan buat saya tidak ada masalah, tetapi buat dia adalah suatu masalah;
karena ia selalu berpikir bahwa saya seorang guru. Saya berkata, "Saya tidak
pernah memikirkan Anda sebagai seorang murid. Jadi, tidak pernah ada suatu
halangan dari awal.
Tetapi kalian
selalu ada masalah sebagai teman-temanku dan itulah sebabnya saya tidak memiliki
teman-teman karena kalian menempatkanku terlalu tinggi dan memisahkanku. Itulah
sebabnya kita memiliki masalah berkomunikasi dengan diri kita masing-masing.
Itulah sebabnya kalian salah pengertian tentang apa yang saya beritahukan,
selalu, dan itulah sebabnya kalian tidak melakukan hal-hal yang saya mintakan;
karena kalian pikir bahwa apapun yang kalian lakukan untukku pasti sangat
istimewa, sungguh istimewa. Apapun adanya, hasilnya mengerikan, karena kalian
melakukannya dengan ego, dengan cara yang kalian pikirkan, bukan dengan cara
yang seharusnya dilakukan. Itulah sebabnya apapun yang dilakukan untukku adalah
berantakan. Selalu bukan dengan cara yang saya inginkan -- sederhana, logis dan
dapat dipahami pada umumnya. Mereka harus membuat suatu kesepakatan yang besar
mengenai segala hal dan pada akhirnya saya yang menderita. (Guru
Ketawa.)
Tiada Seorangpun Mengetahui Bagaimana Seorang Guru Menderita
Menjadi
seorang guru adalah suatu pekerjaaan yang sulit, dan suatu posisi yang
menderita; karena orang-orang menimbunkan pendapat mereka terhadap Anda tentang
apa itu seharusnya seorang guru, bagaimana seorang guru itu seharusnya, seperti
apa seorang guru itu, bagaimana seorang guru itu harus hidup. Dengan demikian,
sang guru menjadi seperti seorang yang terpenjara dalam hatimu; dan ketika
begitu banyak hati dikumpulkan bersama, maka habislah sang guru. Kriminal yang
paling jahat sekalipun hanya memiliki satu sel, tetapi sang guru memiliki
ribuan, ratusan ribu, jutaan sel untuk tinggal di dalamnya. Mengertikah
kalian? Karena pikiran kita sangat sempit dan terbatas, kasih di dalam hati kita
adalah bikinan manusia. Jadi, sang guru harus tinggal di sana dan bekerja sesuai
dengan cara yang mereka pikirkan. Kalau tidak, kita memberikan sang guru neraka.
Seperti kalian tidak mengharapkan guru melakukan ini, kalian tidak mengharapkan
guru memakai itu, kalian tidak mengharapkan guru berbicara seperti ini dan blah,
blah, blah, blah. Kalian memberikan penolakan ini dan atmosfir penyangkalan
kepada guru setiap waktu di dalam hati kalian. Itulah bagaimana kalian membuat
seorang guru menjadi terpenjara di dalam bingkai kalian, di dalam dinding sempit
dari pikiran kalian; dan itulah bagaimana seorang guru harus
menderita.
Seperti
seekor burung, kalian menempatkannya di suatu sangkar. Tidak masalah apakah itu
sangkar besi atau sangkar emas, tetaplah suatu sangkar. Sang guru tidak dapat
bebas karena kasih guru terhadap kemanusiaan; ia tidak akan bebas sampai semua
orang bebas. Tetapi itu bukanlah masalah, hanya untuk membiarkan kalian
mengetahui apa sebenarnya karena kalian selalu menanyakan saya, "Apa itu
sebenarnya seorang guru dan apa yang dirasakan oleh seorang guru atau bagaimana
adanya, dari apa seorang guru itu dibuat? Sang guru terbuat dari kesederhanaan,
seperti setiap orang dari kita. Hanya karena kita memperumit kehidupan kita,
sehingga kita dapat menyatu dengan alam semesta dan Tuhan tidak dapat
menghubungi kita. Kita menbangun dinding prasangka, harapan-harapan keagamaan,
pola tingkah laku sosial, apaun untuk memisahkan diri kita dari jalan hakekat
kehidupan. Itulah sebabnya kita tidak dapat menjadi seorang guru; awal mulanya
semua bisa.
Jadi, sejauh kita masih menguasai diri kita sendiri dengan cara
seperti, apa yang dipikirkan orang lain, atau seharusnya seperti apa seorang
guru, kita tidak pernah akan menjadi seorang guru. Lepaskan segala gagasan,
jadilah seorang anak kecil, dan kalianpun akan mengetahui seperti apa seorang
guru itu. Tetapi masih lebih baik bahwa kalian tidak mengenal orang lain, kalian
tidak keluar mengajar, kalian tidak berceramah dan segala hal lainnya; karena
kalau tidak selesailah kalian. Orang-orang masih mengelilingimu dengan berbagai
masalah, berbagai dinding dan bingkai. Sehingga, sangatlah sulit untuk bergerak
dalam hidupmu. Kalian masih dapat mencobanya, tetapi sangatlah sulit dan banyak
sekali penderitaan -- secara mental di dalam, bukan di luar, kalian tidak
melihat di luar. Jika seseorang memotong lenganmu ataupun mencederai kakimu,
orang-orang melihatnya dan bersimpati denganmu; tetapi jika diciderai di dalam,
sangatlah sulit, tiada seorangpun mengetahuinya.
sumber : www.godsdirectcontact.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar