Minggu, 20 November 2016

DENGAN UPACARA POTONG GIGI MENGUASAI ENAM MUSUH

Kekawin Nitisastra menyebutkan tidak ada musuh yang melebihi musuh yang ada dalam hati. "Nora na satru mangelewihaning ana geleng ri hati " Demikianlah dalam tex  Kekawin Nitisastra disebutkan dalam bahasa Jawa Kuna. Arti tek Kekawin Nitisastra tersebut adalah sbb: "Tidak ada musuh yang melebihi musuh  yang ada dalam hati " Yang dimaksud dengan musuh itu adalah enam musuh yang bersemayam dalam diri yang disebut Sad Ripu. Enam musuh itu yang juga disebut Ari Sad Warga. Ari artinya musuh,Sad artinya enam dan Warga artinya terjalin. Kalau enam musuh ini terjalin bersatu akan sangat sulitlah manusia mengalahkanya. Karena itu enam musuh inilah yang dianggap paling sakti. Enam mush itu adalah : Kama,Lobha.Krodha, Mada, Moha dan Matsarya. Kama artinya keinginan untuk mengumbar nafsu,Lobha artinya tamak atau rakus, Krodha artinya marah dan dendam, Mada artinya mabuk, Moha artinya bingung dan Matsarya artinya iri hati.Kalau keenam musuh ini berkuasa dalam diri seseorang maka orang itu akan lebih banyak berbuat tidak baik dan  tidak benar. Karena itu sastra Weda mengajarkan agar setiap orang berusaha menguasai enam musuh yang sangat hebat itu..Enam musuh itu tiada lain merupakan pengejawantahan dari lima Klesa yang menjadi sifat dari Asuri Sampad (kecendrungan keraksasaan).Tiga dari enam musuh itu yaitu Kama,Krodha dan Lobha disebutkan didalam Bhagawadgita XVI.21 sebagai tiga pintu Neraka .Menghindari  kekuasaan enam musuh itu seseorang hendaknya menempuh kehidupan yang suci..Dalam Bhagawadgita XVIII,5 disebutkan ada tiga cara untuk  menempuh hidup suci. Tiga cara menempuh hidup suci itu dengan melakukan Yadnya, Dana dan Tapa. Salah sati wujud beryadnya adalah melakukan Upacara Agama. Dengan melakukan Upacara Agama dengan baik dan benar seseorang akan dapat mencapai kesucian diri tahap demi tahap. Upacara Agama yang berfungsi untuk mengalahkan kekuasaan enam musuh itu adalah Upacara Potong Gigi. Upacara ini juga disebut Upacara Mesangih , Metatah atau Mepandes. Upacara berfungsi mendekatkan manusia dengan alam lingkunganya,dengan sesamanya dan dengan Tuhan. Kalau orang masih dikuasai oleh Sad Ripu  maka tujuan upacara membawa orang dekat dengan alam,dengan sesamanya dan dengan Tuhan tentunya semakin sulit. Karena itu upacara Metatah itu dilakukan sebagai doa dalam wujud ritual untuk membangkitkan kesadaran spiritual .Kesadaran spiritual itulah sebagai kekuatan untuk menguasai enam musuh tersebut.Tehnis pelaksanaan Upacara Metatah atau Potong Gigi itu dengan cara memotong enam gigi pada rahang bagian atas. Gigi pada rahang bagian atas yang dipotong adalah  empat buah gigi seri dan dua buah taring. Pemotongan enam gigi pada rahang bagian atas adalah simbol pemotongan Sad Ripu.Yang patut dipertanyakan mengapa hanya enam gigi pada rahang bagan atas saja yang dipotong. Sedangkan gigi pada rahang bagan bawah tidak dipotong dalam Upacara Metatah. Gigi pada manusia dan hewan adalah simbol Guna Rajas yang memiliki kecendrungan keraksasaan. Kecendrungan sifat-sifat keraksasaan itu dalam kitab Bhagawadgita disebut Asuri Sampad. Lebih-lebih adanya  taring pada gigi bagian atas.Agar kecendrungan  sifat-sifat Keraksasaan itu berobah menjadi sifat-sifat Kedewaan maka gigi pada bagian ataslah yang dipotong. Gigi pada rahang bagian bawah tidak dipotong, karena  sifat Rajas atau sifat-sifat keraksasaan akan menjadi positif kalau ia dikuasai oleh kecendrungan sifat-sifat Kedewaan. Guna Rajas  sangat dibutuhkan sebagai alat sifat Sattwam. Dalam kitab Wrehaspati Tatwa disebutkan  pikiran dilekati oleh Guna Satwam dan Rajas. Kalau  Guna Sattwa dan Guna Rajas yang menguasai pikiran maka Guna Sattwa yang ingin berbuat baik sedangkan yang melakukan perbuatan baik itu adalah Guna Rajas. Orangpun akan mencapai Sorga. Kalau pikiran dilekati oleh Sattwam,Rajah dan Thamah maka orang pun akan dapat berbuat baik dan buruk. Orang yang demikian itu akan kembali terus menjelma kedunia berulang-ulang. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Upacara Metatah bertujuan untuk menyatukan Guna Sattwam dengan Guna  Rajah untuk menguasai Guna Thamas. Dengan bersatunya Guna Sattwam dengan Guna Rajah menguasai pikiran maka orangpun akan senantiasa berbuat baik dan benar. Perbuatan yang  baik dan benar itu akan  memberikan kebahagiaan baik kepada orang yang berbuat maupun kepada orang lain. Perbuatan baik adalah perbuatan yang dapat menghilangkan Sad Ripu pada diri sendiri.Kemudian barulah mengalahkan musuh dari luar


Dari : I Ketut Widyananda

Hal  : Naskah Untuk Rubrik Kembang Rampe di  Nusa Tenggara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net