Senin, 28 November 2016

DUA TAHAP BERBHAKTI PADA LELUHUR

Dalam kitab Manawa Dharmnasastra III.275 ada dinyatakan apapun yang dikerjakan oleh seseorang dengan penuh keyakinan,hendaknya terlebih dahulu ia berbhakti pada leluhurnya. Kalau hal itu dilakuan ia akan mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan  abadi sampai di dunia lain. Ini artinya disamping Sarasamuscaya  kitab Manawa Dharmasastra juga menjanjikan suatu pahala mulia bagi mereka yang dengan tulus berbhakti pada  leluhurnya. Memuja leluhur ada dua tahap.Semasa beliau masih hidup di dunia yang fana ini dan setelah beliau menjadi Dewa Pitara di alam Niskala.Selama leluhur itu masih hidup seperti ibu dan ayah maka anak cucunya wajib menaruh rasa hormat dan bhakti dengan tulus ikhlas . Didalam kitab Manawa Dharmasastra II 233 ada disebutkan bahwa: dengan berbhakti pada  ibunya ( matrbhaktyaa ) ia mencapai kebahagiaan di bumi ini. Dengan berbhakti pada ayahnya (pitribhaktyaa ) ia akan mencapai kebahagiaan di alam madya. Dengan mentaati Guru ia mencapai Brahma Loka. Yang dimaksud dengan ibu dan ayah  atau matri dan pitr adalah orang tua yang melahirkan anaknya dari badan jasmaninya.  Berbhakti pada ibu dan ayah yang hanya melahirkan kita dengan badan jasmaninya saja sudah mendapatkan pahala yang mulia. Apa lagi ibu dan ayah itu mampu mengajarkan anaknya ajaran suci Weda maka ibu dan ayah itu menjadi Guru spiritual bagi anak kandungnya. Berbhakti pada ibu dan ayah yang demikian itu akan mendapatkan pahala yang jauh lebih mulia secara kerokhanian.Demikian pula dalam kitab Manawa Dharmasastra II.228 juga dinyatakan bahwa seorang anak harus selalu melakukan apa yang telah mendapatkan persetujuan  kedua orang tuanya Demikian juga seorang anak hendaknya selalu melakukan apa yang dapat menyenangkan gurunya. Tentunya yang berdasarkan kebenaran ( Satya ). Kalau ketiga orang itu (ibu ayah dan Guru ) bahagia karena perbuatan seorang anak. Maka anak tersebut akan mendapaatkan segala pahala yang mulia dari tapa bratanya. Dalam kitab yang sama pada Sloka 229 ada disebutkan bahwa taat pada ketiga orang itu (ibu,ayah dan guru ) dinyatakan sebagai bentuk tapa terbaik.Seorang anak hendaknya tidak melakukan suatu yadnya tanpa  seijin beliau-beliau itu. Ada orang sudah banyak melakukan usaha Tapa Brata namun tidak memunculkan pahala yang mulia. Sangat besar kemungkinanya mereka itu tidak berbhakti pada ibu ,ayah dan gurunya semasih beliau hidup di dumia Sekala dan sesudah belaiu menjadi Dewa Pitara di dunia Niskala. Dalam Sloka 234 pada kitab yang sama dinyatakan bahwa semua pekerjaan akan menjadi teratur dengan baik bagi mereka yang berbhakti pada ibu,ayah dan gurunya. Tetapi upacara Yadnya yang diselenggarakan akan menjadi sia-sia tanpa makna bagi mereka yang tidak berbhakti pada ibu ayah dan gurunya..Dalam  Sloka berikutnya dinyatakan:selama ketiga orang itu masih hidup hendaknya jangan melakukan sesuatu Upacara yadnya sendirian saja.Anak hendaknya selalu melayani mereka dengan gembira dalam melakukan apa yang cocok dan berguna bagi ibu,ayah dan guru..Sloka 237 lebih tegas menyatakan bahwa : dengan berbhakti pada ibu,ayah dan guru ini.semua yang dilakukan oleh seseorang akan berhasil dengan baik..Berbhakti kepada ketiganya itu merupakan kewajiban sangat mulia  bagi seorang anak. Pada jaman Kali ini memang kewibawaan orang tua dan guru semakin merosot. Pancaran sinar suci orang tua dan guru pad ajaman Kali ini ditutupi oleh pengaruh Adharma yang demikian kuatnya pada jaman Kali.Karena itu anak-anak yang lahir pada jman kali harus sadar tidak hanaya berbhakti pada orang tua dan guru kalau beliau itu berwibawa atau kharismatis.Berbhakti pada ibu,ayah dan guru jangan meng hitung wibawa.Berbhakti pada ketiga mereka itu merupakan suatu kewajiban yang ditegaskan dalam kitab suci.Antara leluhur dengan keturunanya memliki hubungan timbal balik yang sangat erat menurut pandangan ajaran Hindu.Dalam Manawa Dharmamsatra III.37 dinyatakan bahwa seorang putra yang dilahirkan dari perkawinan yang terhormat (Brahma Wiwaha),jika putra tersebut melakukan hal-hal yang berguna maka akan dapat menebus dosa-dosa sepuluh tingkat leluhurnya dan sepuliuh tingkat keturunanya. .Ini artinya antara  leluhur dan keturunan saling terkait. Keturunan wajib berbhakti pada leluhurnya sedangkan leluhur wajib mencurahkankasih sayang pada keturnanya. Kalau keturnan berbhakti pada leluhurnya,maka bhakti itu juga akan dapat mengurangi dosa-dosa leluhurnya.Demikian juga sebaliknya kalau leluhur mencurahkan kasih sayang dengan ikhlas berkorban pada keturunanya maka perbuatan itu juga akan dapat  menebus dosa-dosa keturunanya.



Dari : I Ketut Widyananda

Hal  : Naskah Untuk Rubrik Kembang Rampe di Nusa Tenggara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net