Dalam kitab Manawa
Dharmnasastra III.275 ada dinyatakan apapun yang dikerjakan oleh seseorang
dengan penuh keyakinan,hendaknya terlebih dahulu ia berbhakti pada leluhurnya.
Kalau hal itu dilakuan ia akan mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan abadi sampai di dunia lain. Ini artinya
disamping Sarasamuscaya kitab Manawa
Dharmasastra juga menjanjikan suatu pahala mulia bagi mereka yang dengan tulus
berbhakti pada leluhurnya. Memuja
leluhur ada dua tahap.Semasa beliau masih hidup di dunia yang fana ini dan
setelah beliau menjadi Dewa Pitara di alam Niskala.Selama leluhur itu masih
hidup seperti ibu dan ayah maka anak cucunya wajib menaruh rasa hormat dan
bhakti dengan tulus ikhlas . Didalam kitab Manawa Dharmasastra II 233 ada
disebutkan bahwa: dengan berbhakti pada
ibunya ( matrbhaktyaa ) ia mencapai kebahagiaan di bumi ini. Dengan
berbhakti pada ayahnya (pitribhaktyaa ) ia akan mencapai kebahagiaan di alam
madya. Dengan mentaati Guru ia mencapai Brahma Loka. Yang dimaksud dengan ibu
dan ayah atau matri dan pitr adalah
orang tua yang melahirkan anaknya dari badan jasmaninya. Berbhakti pada ibu dan ayah yang hanya
melahirkan kita dengan badan jasmaninya saja sudah mendapatkan pahala yang
mulia. Apa lagi ibu dan ayah itu mampu mengajarkan anaknya ajaran suci Weda
maka ibu dan ayah itu menjadi Guru spiritual bagi anak kandungnya. Berbhakti
pada ibu dan ayah yang demikian itu akan mendapatkan pahala yang jauh lebih
mulia secara kerokhanian.Demikian pula dalam kitab Manawa Dharmasastra II.228
juga dinyatakan bahwa seorang anak harus selalu melakukan apa yang telah
mendapatkan persetujuan kedua orang
tuanya Demikian juga seorang anak hendaknya selalu melakukan apa yang dapat
menyenangkan gurunya. Tentunya yang berdasarkan kebenaran ( Satya ). Kalau
ketiga orang itu (ibu ayah dan Guru ) bahagia karena perbuatan seorang anak.
Maka anak tersebut akan mendapaatkan segala pahala yang mulia dari tapa
bratanya. Dalam kitab yang sama pada Sloka 229 ada disebutkan bahwa taat pada
ketiga orang itu (ibu,ayah dan guru ) dinyatakan sebagai bentuk tapa
terbaik.Seorang anak hendaknya tidak melakukan suatu yadnya tanpa seijin beliau-beliau itu. Ada orang sudah
banyak melakukan usaha Tapa Brata namun tidak memunculkan pahala yang mulia.
Sangat besar kemungkinanya mereka itu tidak berbhakti pada ibu ,ayah dan
gurunya semasih beliau hidup di dumia Sekala dan sesudah belaiu menjadi Dewa
Pitara di dunia Niskala. Dalam Sloka 234 pada kitab yang sama dinyatakan bahwa
semua pekerjaan akan menjadi teratur dengan baik bagi mereka yang berbhakti
pada ibu,ayah dan gurunya. Tetapi upacara Yadnya yang diselenggarakan akan
menjadi sia-sia tanpa makna bagi mereka yang tidak berbhakti pada ibu ayah dan
gurunya..Dalam Sloka berikutnya
dinyatakan:selama ketiga orang itu masih hidup hendaknya jangan melakukan
sesuatu Upacara yadnya sendirian saja.Anak hendaknya selalu melayani mereka
dengan gembira dalam melakukan apa yang cocok dan berguna bagi ibu,ayah dan
guru..Sloka 237 lebih tegas menyatakan bahwa : dengan berbhakti pada ibu,ayah
dan guru ini.semua yang dilakukan oleh seseorang akan berhasil dengan
baik..Berbhakti kepada ketiganya itu merupakan kewajiban sangat mulia bagi seorang anak. Pada jaman Kali ini memang
kewibawaan orang tua dan guru semakin merosot. Pancaran sinar suci orang tua
dan guru pad ajaman Kali ini ditutupi oleh pengaruh Adharma yang demikian
kuatnya pada jaman Kali.Karena itu anak-anak yang lahir pada jman kali harus
sadar tidak hanaya berbhakti pada orang tua dan guru kalau beliau itu berwibawa
atau kharismatis.Berbhakti pada ibu,ayah dan guru jangan meng hitung
wibawa.Berbhakti pada ketiga mereka itu merupakan suatu kewajiban yang
ditegaskan dalam kitab suci.Antara leluhur dengan keturunanya memliki hubungan
timbal balik yang sangat erat menurut pandangan ajaran Hindu.Dalam Manawa
Dharmamsatra III.37 dinyatakan bahwa seorang putra yang dilahirkan dari
perkawinan yang terhormat (Brahma Wiwaha),jika putra tersebut melakukan hal-hal
yang berguna maka akan dapat menebus dosa-dosa sepuluh tingkat leluhurnya dan
sepuliuh tingkat keturunanya. .Ini artinya antara leluhur dan keturunan saling terkait.
Keturunan wajib berbhakti pada leluhurnya sedangkan leluhur wajib
mencurahkankasih sayang pada keturnanya. Kalau keturnan berbhakti pada
leluhurnya,maka bhakti itu juga akan dapat mengurangi dosa-dosa
leluhurnya.Demikian juga sebaliknya kalau leluhur mencurahkan kasih sayang
dengan ikhlas berkorban pada keturunanya maka perbuatan itu juga akan
dapat menebus dosa-dosa keturunanya.
Dari : I Ketut Widyananda
Hal : Naskah Untuk
Rubrik Kembang Rampe di Nusa Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar