Dalam tradisi Hindu
di Bali leluhur yang dapat di puja adalah leluhur yang telah mencapai tahapan
Dewa Pitara atau disebut juga telah mencapai tahapan Sidha Dewata. Hal ini
diuraikan dalam Lontar Purwa Bumi Kamulan dan beberpa Lontar lainya.Dewa Pitara
itu adalah Pitara atau leluhur yang kesuciannya sudah diyakini setarap dengan Dewa.Sidha Dewata artinya
telah sukses mencapai alam Dewata. Menurut pandangan ajaran Hindu berbhakti
pada orang tua atau leluhur tidak cukup saat beliau masih hidup di dunia maya
ini. Setelah bilau pergi meninggalkan dunia maya inipun keturunanya wajib tetap
bahkti pada leluhurnya. Bhakti itu diwujudkan dari beliau meninggal sampai
beliau mencapai tahapan Dewa Pitara..
Suatu hal yang patut diteladani adalah Raja Dasa Rata yang dilukiskan dalam
Kekawin Ramayana sbb:.
Gunamanta Sang
Dasa
Rata ,wruh sira ring Weda bakti ring
Dewa,tarmalupeng Pitra puja.Maasih ta sireng
swagotra kabeh..
Artinya amat sangat gunawan beliau Raja
Dasa Rata.Beliau sangat akhli dalam ilmu Weda, beliau taat berbhakti pada Tuhan
dan tidak pernah lupa berbhakti pada leluhurnya ,juga amat sayang pada seluruh
keluarganya.. Berbhakti pada leluhur memang diajarkan dalam kitab Itihasa
/Purana maupun kitab Weda. Didalam Rgveda.X.15.1 ada disebutkan suatu persembahan untuk memohon anugrah para
leluhur..Sebaliknya dalam kitab Rgveda yang sama pada Mantra 2 dinyatakan juga
dengan bhakti keturunanya maka para leluhur akan mendapatkan tempat yang
layak di alam Niskala. Ada banyak Mantra
dalam Rgveda yang mengajarkan tentang pemujaan pada leluhur.Leluhur yang
dapat di puja adalah leluhur yang telah suci melalui suatu prosesi upacara penyucian. Prosesi penyucian rokh leluhur
itu diawali semenjak beliau meninggalkan
badan wadagnya..Dari semenjak itulah
orang yang masih hidup melakukan Yadnya bhakti kepada leluhurnya.Dalam
kitab Manawa Dharmasastra III.275 ada dinyatakan bahwa :apapun yang dikerjakan
oleh seseorang dengan penuh kepercayaan akan memperoleh kepuasan dan
kebahagiaan setelah ia melakukan pemujaan kepada leluhurnya sesuai dengan
peraturan. Dalam kitab Manawa Dharmasastra maupun dalam berbagai kitab Sastra Hindu
lainya banyak menerangkan berbagai ketentuan tentang tatacara memuja
leluhur. Pemujaan kepada leluhur bukanlah
merupakan pemujaan yang tertinggi dalam konsep pemujaan Hindu.
Pemujaan yang tertinggi adalah pemujaan
kepada Tuhan Yang Mahaesa.Dalam kitab Manawa Dhramasastra III.203 dinyatakan bagi para Dwijati hendaknya memuja leluhur
didahulukan dari pada menyembah Dewa.Karena penyembah leluhur itu akan
memeprkuat penyembahan kepada Dewa manifestasi Tuhan Yang Mahaesa
selanjutnya..Dalam Sloka berikutnya pada
kitab yang sama dinyatakan bahwa pada saat melakukan penyembahan leluhur itu
hendaknya Yajamana mengundang Pandita untuk memuja Dewa dalam rangka melindungi
pemujaan leluhur dari godaan para Raksasa..Dalam tradisi Hindu di Bali memang
memuja leluhur dilakukan terlebih dahulu barulah kemudian memuja Dewa
manifestasi Tuhan Yang Mahaesa. Jadinya pemujaan leluhur itu merupakan
pendakian menuju pemujaan yang lebih tinggi lagi yaitu pada Dewa dan pada
Tuhan. Hal inilah menyebabkan dalam tradisi Hindu di Bali memuja leluhur dilakukan terlebih dahulu
kalau akan melakukan pemujaan ke Pura Kahyangan Jagat .Misalnya kalau ada umat
yang akan bersembahyang ke Pura Besakih
misalnya ,terlebih dahulu mereka sembahyang setidaknya "maturan canang di Merajan Kamulanya
telebih dahulu. Kemudian barulah menuju ke Pura Besakih. Dengan harapan semoga
lelulur ikut memperkuat pemujaan kita pada Ida Bhatara di Pura Besakih Demikian
jga umat yang memiliki Pura Padharman di Besakih.Terlebih dahulu mereka
sembahyang di Pura Padharmanya masing-masing kemudian barulah mereka sembahyang
di Pura Penataran Agung atau Pura Catur
Dala (Pura Batu Madeg,Pura Gelap,Pura Kiduling Kreteg atau Pura Ulun
Kulkul).Mengapa pemujaan leluhur harus mendahului pemujaan pada Dewa atau
Tuhan. Tujuan memuja menurut pandangan Hindu adalah mendekatkan Atman dengan
Brahman..Karena dalam kitab Brhad Aranyaka Upanishad 14.10 dinyatakan
bahwa.Brahman dan Atman itu satu. Brahman jiwa agung Bhuwanan Agung dan Atman
adalah jiwa dari Bhuwanan Alit.Memuja
adalah mendekatkan Atman yang ada pada diri untuk mencapai Brahman yang menjiwai alam
semesta ini. Jadinya manusialah yang aktif mendekatkan Atmanya menuju Brahman..Hidup akan menjadi
semakin berkwalitas apa bila Atman yang
menjadi jiwa kita semakin dekat dengan kesucian Brahman.
Dari : I Ketut Widyananda
Hal : Naskah Untuk
Rubrik Kembang Rampe di Nusa Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar