Minggu, 27 November 2016

PAHALA BERBHAKTI PADA LELUHUR

Dalam kitab Taittiriya Upanisad  I.11 ada disebutkan : Matri deva bhava,pitri deva bhava,aacaaryadevo bhava atithideva bhava. Artinya ibu,ayah,pandita dan tamu upacara adalah Deva. Istilah deva disini artinya sinar suci.Ibu dan ayah sebagai leluhur adalah sinar suci dalam rumah tangga. Karena itulah ibu dan ayah sangat wajar mendapatkan puji dan bhakti   dari keturunanya. Kitab Sarasamuscaya 250 menjanjikan empat pahala mulia bagi mereka yang berbhakti pada leluhurnya.Empat pahala mulia itu adalah.

Pertama: Kirti.Dalam Sarasamuscaya disebutkan: Kirti ngarania paleman ring ayu. Artinya selalu dipuji dan di doakan untuk mendapatkan kerahayuan. Didoakan oleh orang lain dapat memberi dorongan jiwa dan membesarkan semangat hidup.Apa lagi yang mendoakan itu orang tua, pemimpin atau penguasa negara  apa lagi seorang Pandita. Nilai doa mereka itu akan jauh lebih mulia dari orang-orang pada umumnya. Ada seorang ayah dan ibu berpuasa  saat anaknya sedang menghadapi ujian akhir  di sekolahnya.  Si anak benar-benar merasakan betapa doa kedua orang tuanya dalam bentuk puasa mendorong jiwanya untuk sungguh-sungguh belajar. Doa yang dilakukan dengan tulus dan dengan keyakinan yang tinggi itu  memiliki nilai spiritual yang kuat untuk membangkitkan kekuatan spirit yang ada dalam diri..Doa yang sunggug-sungguh itu memiliki dua dimensi yaitu dimensi psykhologis dan dimensi magis religius..Dimensi psykhologis dapat secara langsung memberikan dorongan  moral pada yang didoakan. Dimensi magis religiusnya dapat menggerakan kesucian Atman untuk lebih mampu menguasai Budhi,Manah dan Indria. Orang akan bersikap hidup idial apa bila indrianya dikuasi oleh pikiranya.Pikiranya dikuasai oleh Budhinya.Budhinya dikuasai oleh kesucian Atman. Keadaan seperti itu dapat menarik karunia Tuhan untuk mencapai hidup bahagia.

Kedua Ayusa. Dalam Sarasamuscaya disebutkan :Ayusa ngaraning urip. Artinya Ayusa namanya  berumur panjang. Yang dimaksud dengan umur panjang bukan berarti orang mati sampai lanjut usia. Meskipun hidup berlama-lama di dunia ini kalau tidak berbuat kebaikan berdasarkan kebenaran itu namanya  mayat bernafas. Demikian disebutkan dalam Sarasamuscaya 179. Ayusa itu artinya dalam umur kita berjalan ini  tidak banyak mendapatkan halangan dalam hidup. Menurut Sarasmuscaya 367 umur kita hidup didunia ini sangat pendek. Hidup yang pendek ini  sebagian diambil oleh waktu malam,waktu tidur,waktu sakit,bersedih, keadaan tua renta, dan gangguan-ganguan lainya. Jadinya Ayusa ini adalah penggunaan waktu hidup yang efektive untuk berbuat baik berdasarkan kebenaran. Kita akan mampu berbuat baik dan benar  sebanyak-banyaknya apa bila gangguan yang mengurangi waktu hidup itu tidak ada. Kalau kita berbhakti sungguh-sungguh pada leluhur gangguan itu akan semakin dikurangi oleh kekuatan yang ditimbulkan oleh bhakti tersebut. Kita akan semakin maksimal dapat menggunakan waktu hidup ini untuk mewujudkan kebaikan dan kebenaran.

Ketiga Bala.Dalam Sarsamuscaya disebutkan :Bala ngaraning kesaktin. Artinya Bala adalah kekuatan. Di Bali istilah "sakti" sering dihubungkan dengan kemampuan  magis yang negatif. Orang sakti itu sering dicibir oleh masyarakat.Sesungguhnya  kata "sakti " dalam bahasa Sansekerta bukanlah berarti  kekuatan yang negatif.Sakti dalam bahasa Sanseketa artinya kemampuan yang positif. Karena itulah kekuatan Pradana atau Prakerti  dari Tuhan disebut Sakti yang dilambangkan dengan Dewi. Orang yang sungguh-sungguh berbhakti pada lelhur dijanjikan mendapatkan pahala Bala sebagai kekuatan untuk melaksanakan gagasan-gagasan yang baik dan benar.Orang yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam mewujudkan gagasan-gagasanya yang baik dan benar itu sungguh hidunya sangat berguna  di dunia ini..

Keempat Yasa.Dalam Sarasamuscaya disebutkan: Yasa ngaraning patitinggal rahayu.Artinya Yasa adalah meninggalkan kerahayuan.Inilah pahala yang keempat yang dijanjikan oleh kitab Sarasamuscaya bagi mereka yang berbhakti pada leluihurnya.Dalam hidup ini berbuat jasa merupakan dorongan naluriah bagi setiap orang. Berbuat jasa  kepada keluarga apa lagi kepada  masyarakat, bangsa dan negara hal itu sangat didambakan oleh setiap orang..Perbuatan baik dan benar itu akan dapat menebus dosa leluhur dan keturunan sebagaimana dinyatakan dalam kitab Manawa Dharmasastra III.37 dan 38.Berbuat meninggalkan Jasa inilah yang disebut  mencapai tingkatan hidup tanpa napas.Meskipun secara fisk sudah mati namun jasa-jasanya selalu akan dikenang.


Dari  : I Ketut Widyananda

Hal    : Naskah Untuk Rubrik Kembang Rampe di Nusa Tenggara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net