Dalam Sarasamuscaya 135 dinyatakan bahwa
usahakan melakukan “Bhuuta Hita”. Artinya lakukan perbuatan untuk
mensejahtrakan semua makhluk. Bhuuta artinya semua unsur yang membangun bumi
ini beserta dengan segala isinya termasuk semua makhluk hidup.
Tanah,air,api,udara dan akasa itulah lima unsur
inti yang membentuk bumi ini tempat kita hidup Karena itu ia disebut
Panca Maha Bhuta. Dari lima unsur yang
membangun bumi itulah segala makhluk mendapatkan sumber kehidupan .Sedangkan
“Hita “ artinya sejahtra. Amanat Sarasamuscaya tersebut menyatakan bahwa lima
unsur yang disebut Panca Maha Bhuta yang membangun bumi ini lah yang harus
dijaga baik-baik jangan sampai dirusak oleh manusia-manusia serakah yang hanya
memikirkan kenikmatan hidupnya sendiri. Sarasamuscaya 135 tersebut juga
menyatakan kalau lima unsur alam itu tidak lestari maka tujuan hidup manusia
mewujudkan Dharma.Artha dan Kama di dunia inipun tidak mungkin dapat dilakukan.
Dalam Mantra Yajurveda XXV.17 dinyatakan bahwa Tuhan
menciptakan bumi dan langit ini sebagai ibu dan ayah kita ( Tan maataa perthivi
tat pitaa dyauh). Karena bumi dan langit dinyatakan oleh Tuhan sebagai ibu dan
ayah semua makhluk hidup maka Tuhan memberikan petunjuk kepada umat manusia
untuk melindungi bumi ini dengan enam cara. Enam cara melindungi bumi (prthivim
dhaarayanti) ini dinyatakan dalam Mantra Atharvaveda XII.1.1 yaitu.
Pertama:
Satya, artinya kebenaran yang kekal abadi.Pengertian Satya ini
memang sangat luas dan idialis.Karena itu Satya ini hendaknya dijabarkan lebih
nyata menjadi Dharma. Dharma ini menjabarkan Satya menjadi norma hukum positif
untuk melindungi bumi ini.Dharma juga berarti kesadaran rokhani untuk melakukan
kewajiban dengan landasan berbuat kebajikan melindungi bumi ini .Kewajiban dan
kebajikan itu dilakukan karena kesadaran bahwa bumi inilah yang telah
memberikan kita sumber kehidupan dan penghidupan sepanjang masa.Menjabarkan
Dharma itu landasanya adalah Prema Wahini artinya sebagai suatu perwujudan
kasih sayang pada alam.
Kedua
: Rta artinya hukum alam.Setiap unsur alam yang membangun bumi
ini memiliki hukum kodratnya masing-masing.Manusia jangan terlalu memperkosa
proses kodrat alam tersebut dengan kemampuan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya,untuk semata-mata mendapatkan kenikmatan sesaat tanpa memperhatikan
keseimbnangan ekosistim dari alam tersebut. Misalnya ada musim panas,musim dingin dan seterusnya.Semua hal itu
memiliki arti tersendiri bagi kehidupan semua makhluk.Karena semua musim itu
memiliki makna bagi kehidupan ini.
Ketiga:Tapa
,artinya manusia harus menahan dan membatasi diri dalam memanfaatkan alam
beserta dengan segala isinya ini.Gunakanlah akal sehat dan berpikir untuk jangka
panjang demi kelangsungan hidup anak cucu kita kelak.Janganlah terlalu
bernafsu untuk mengexploitasi alam ini untuk kenikmatan jangka pendek,apa lagi
hanya untuk keuntungan segelintir manusia.
Keempat
: Diiksa dalam bahasa Sanskerta artinya pemberkatan atau
pentasbihan. Maksudnya dalam menjaga kelestarian bumi lakukanlah perbuatan yang
telah terberkati atau telah dibenarkan oleh Tuhan.Dalam Mantra-Mantra Weda
banyak sekali petunjuk Sabda Tuhan dalam memperlakukan alam ini.Petunjuk Sabda
Tuhan itulah sesungguhnya merupakan langkah yang telah terberkati olehTuhan
dalam memperlakukan bumi ini.
Kelima:Brahma
maksudnya untuk melindungi bumi ini panjatkanlah doa Mantra keselamatan bumi.Dengan
melakukan puja mantra tersebut hati manusia akan tervibrasi oleh Puja Mantra
itu untuk mendorong hati nuraninya untuk berprilaku tidak merusak bumi
ini.Karena kalau bumi ini rusak,maka bumi inipun akan merusak hidup kita.
Keenam
Yadnya. Maksudnya melakukan langkah Niskala dengan ritual
sakral.Namun hal itu harus dilanjutkan dengan langkah Sekala atau nyata tidak
berbuat merusak bumi.Misalnya Upacara Taur Kesanga.Maknanya untuk menyucikan
alam atas,tengah dan alam bawah.Kalau kita setiap hari menancap gas mobil kita
dalam-dalam sehingga mengeluarkan asap tebal.Asap itu akan menimbulkan semakin
parahnya efek rumah kaca diruang angkasa yang menimbulkan pemanasan
global.Lebih-lebih petugas kir mobil sangat mudah mengeluarkan surat kir untuk
laik jalan kendaraan umum meskipun dalam kenyataanya mobil tersebut
mengeluarkan asap tebal mengotori lingkungan. Upacara Yadnya yang kita lakukan
menjadi mubazir saja.Karena hakekat Upacara yadnya untuk membangkitkan kekuatan
spiritual untuk diaktualkan dalam kehidupan nyata memperbaiki kehidupan
ini.Upacara Taur Kesanga itu semestinya dilanjutkan dengan langkah menjaga
kelestarian di Bhur Loka seperti melindungi pantai,hutan,sungai ,danau,sistim
pemukiman yang sehat,tidak membuang limbah rumah tangga kegot. Untuk Bhuwah
Loka tidak mengotori udara dengan melepaskan CO2 dengan berbagai prilaku tidak
terpuji.Tidak membuat kebisingan suara yang tidak perlu. Sedangkan untuk di
Swah Loka tidak membuat bertambah parahnya lapisan ozon yang menyebabkan sinar
mata hari tidak sempurna memberikan hidup kepada makhluk di bumi ini.Demikian
juga timbulnya efek rumah kaca dimana CO2 sudah membentuk lapisan yang tebal
yang dapat meningkatkan pemanasan global.Konon hal ini dapat menimbulkan
semakin mencairnya kutub utara dan selatan.Hal ini dapat menimbulkan akibat
daratan semakin berkurang.Demikian disebutkan dalam Buku Agenda Pemasyalahan
Abad 21.
Upacara
Yadnya yang bernuansa Niskala lama kelamaan akan menjadi mubazir tanpa langkah
Sekala atau nyata.Karena Agama Hindu selalu mengajarkan keseimbangan antara
Niskala dan Sekala untuk dilakukan secara sinergis.
Dari
: I Ketut Wiana.
Hal : Naskah Untuk Mimbar Agama Hindu Di Bali
Post.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar