Melakukan Dana Punia,beryadnya dan
bertapa, tiga hal itu tidak boleh dihentikan dalam hidup ini karena tiga hal
itu sebagai proses perwujudan Tyaga atau kelepasan. Demikian disebutkan dalam
Bhagwawad Gita XVIII.5. Berbicara mengenai bertapa sering orang
mengasosiasikannya dengan yang serem-serem saja. Seperti pergi ketengah hutan
dan di bawah pohon rindang duduk tepekur bertahun-tahun.Atau hidup tepekur
didalam goa,tidak bergaul dengan siapapun dan tidak mengerjakan apa-apa. Tapa
menurut Sarasamuscaya 260 disebutkan : Tapa kaaya sang sosana. Kaaya artinya
tahan atau kuat .Sosana artinya menderita. Artinya tahan akan penderitaan
dengan pengekangan hawa nafsu .Dalam bahasa Sansekerta Tapa itu artinya sinar
atau panas. Dengan demikian tapa berarti mengendalikan panasnya api hawa nafsu
dengan sinar suci Atman sebagai unsur tersuci yang bersemayam dalam diri
manusia. Dalam kaitanya dengan kehidupan modern dewasa ini bergejolaknya api
hawa nafsu justru dalam kehidupan kita sehari-hari dalam masyarakat .Yang
banyak merangsang berkobarnya api hawa nafsu justru dalam kehidupan bersama
dalam masyarakat. Dari kehidupan berumah tangga,kehidupan bersama dalam
lingkungan kita bekerja maupun dalam kehidupan bersama dalam masyarakat umum.
Dalam kehidupan bersama itulah godaan-godaan hidup sering berkecamuk. Justru
didalam kehidupan bersama itulah kita harus kuat menahan berkobarnya api hawa
nafsu. Kalau hidup bersama dimana prilaku setiap orang lebih banyak digerakan
oleh gejolak hawa nafsunya saja maka
hidup bersama itu tiada bedanya dengan gerombolan hewan liar. Yang kuat akan
menerkam yang lemah. Karena itu melakukan Tapa untuk mencapai Tyaga pada jaman Kali Yuga dewasa ini tidak perlu
kehutan. Lakukan Tapa itu dalam masyarakat
terutama dalam rumah tangga. Kehidupan rumah tangga dewasa ini sering
diterpa oleh badai modernisasi. Modernisasi disamping banyak membawa segi
positif dalam kehidupan umat manusia. Tetapi kalau salah caranya memahami
modernisasi itu dapat menimbulkan berbagai godaan. Modernisasi itu ditandai
oleh pesatnya kemajuan dibidang IPTEK. Rekayasa IPTEK banyak menghasilkan
benda-benda yang mempermudah hidup manusia.Namun untuk mndapatkan itu
dibutuhkan biaya yang tidak murah. Dalam kehidupan bersama dalam masyarakat
ada keluarga yang dengan mudah memeprolehnya karena daya belinya memadai. Ada juga rumah tangga yang daya
belinya masih rendah.Kalau kurang mampu menahan diri hal ini dapat menimbulkan
kecemburuan sosial. Iri itu konon awal dari pemicu perbuatan dosa.Demikian
disebutkan dalam Narada Purana.Pada awal adanya
pesawat penerima telivisi di Indonesia banyak orang tua yang resah karena anak-anaknya pada sore hari hijrah kerumah tetangga nonton
TV. Aklhirnya banyak orang tua memaksakan diri membeli pesawat TV tersebut demi
anak-anaknya jangan hijrah kerumah tetangga. Dalam hal inilah dibutuhkan
kemampuan Tapa untuk tidak merasa disaingi oleh keluarga yang lebih
mampu.Demikian juga dalam menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga baik
antara suami dengan istri,orang tua dengan anak-anak,dengan mertua,ipar dll.
Semuanya itu juga membutuhkan upaya
Tapa.Karena tidak selamanya hubungan rumah tangga itu selalu sejalan dan kompak
dalam berbagai hal. Tapa dalam rumah
tangga ini tiada lain melakukan upaya management diri untuk dapat menguatkan diri menahan
hal-hal yang dapat meruntuhkan
norma-norma rumah tangga yang baik dan benar. Banyak rumah tangga tidak mudah melakukan Tapa seperti itu.Melihat anak tentangga bawa
mobil bagus pergi sekolah,maka karena didorong oleh rasa iri lalu memaksakan diri untuk beli mobil
meskipun melalui jalan yang salah.Rekayasa IPTEK yang banyak menghasilkan
benda-benda fasilitas hidup namun membutuhkan biaya tinggi untuk
meraihnya.Untuk menghadapi itu sangat dibutuhkan kekuatan Tapa.Artinya
modernisasi itu tidak perlu kita jadikan sumber kekecewaan dalam hidup karena
tidak mampu meraihnya.Kalau ada pihak tetangga yang mampu meraih benda-benda
modern itu, kita ikutlah merasa bersyukur atas keberhasilanya semoga dengan
fasilitas itu tetangga menjadi lebih bahagia.Janganlah perbedaan kemampuan
material itu menjadi ajang pemicu rasa iri.Tunjukan kemampuan Tapa bahwa dengan
fasilitas hidup yang sederhana kita dapat juga hidup bahagia.Karena itulah
kenyataan yang mampu kita capai. Kalau kita bisa mengendalikan rasa iri, itulah sesungguhnya sikap hidup yang lebih
modern.Karena ciri sikap hidup modern adalah lebih menonjolkan sikap hidup yang
rational dari pada sikap yang emosional. Dengan kekuatan Tapa kita akan dapat
hidup lebih bahagia dalam lautan perbedaan yang multi dimensi dalam masyarakat
modern yang semakin mengglobal.
Dari : I Ketut
Wiana.
Hal : Naskah Untuk Mimbar Agama Hindu di Bali
Post.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar