Senin, 14 November 2016

RUMAH TANGGA SEBAGAI TEMPAT BERTAPA

Melakukan Dana Punia,beryadnya dan bertapa, tiga hal itu tidak boleh dihentikan dalam hidup ini karena tiga hal itu sebagai proses perwujudan Tyaga atau kelepasan. Demikian disebutkan dalam Bhagwawad Gita XVIII.5. Berbicara mengenai bertapa sering orang mengasosiasikannya dengan yang serem-serem saja. Seperti pergi ketengah hutan dan di bawah pohon rindang duduk tepekur bertahun-tahun.Atau hidup tepekur didalam goa,tidak bergaul dengan siapapun dan tidak mengerjakan apa-apa. Tapa menurut Sarasamuscaya 260 disebutkan : Tapa kaaya sang sosana. Kaaya artinya tahan atau kuat .Sosana artinya menderita. Artinya tahan akan penderitaan dengan pengekangan hawa nafsu .Dalam bahasa Sansekerta Tapa itu artinya sinar atau panas. Dengan demikian tapa berarti mengendalikan panasnya api hawa nafsu dengan sinar suci Atman sebagai unsur tersuci yang bersemayam dalam diri manusia. Dalam kaitanya dengan kehidupan modern dewasa ini bergejolaknya api hawa nafsu justru dalam kehidupan kita sehari-hari dalam masyarakat .Yang banyak merangsang berkobarnya api hawa nafsu justru dalam kehidupan bersama dalam masyarakat. Dari kehidupan berumah tangga,kehidupan bersama dalam lingkungan kita bekerja maupun dalam kehidupan bersama dalam masyarakat umum. Dalam kehidupan bersama itulah godaan-godaan hidup sering berkecamuk. Justru didalam kehidupan bersama itulah kita harus kuat menahan berkobarnya api hawa nafsu. Kalau hidup bersama dimana prilaku setiap orang lebih banyak digerakan oleh gejolak hawa nafsunya saja  maka hidup bersama itu tiada bedanya dengan gerombolan hewan liar. Yang kuat akan menerkam yang lemah. Karena itu melakukan Tapa untuk mencapai Tyaga  pada jaman Kali Yuga dewasa ini tidak perlu kehutan. Lakukan Tapa itu dalam masyarakat  terutama dalam rumah tangga. Kehidupan rumah tangga dewasa ini sering diterpa oleh badai modernisasi. Modernisasi disamping banyak membawa segi positif dalam kehidupan umat manusia. Tetapi kalau salah caranya memahami modernisasi itu dapat menimbulkan berbagai godaan. Modernisasi itu ditandai oleh pesatnya kemajuan dibidang IPTEK. Rekayasa IPTEK banyak menghasilkan benda-benda yang mempermudah hidup manusia.Namun untuk mndapatkan itu dibutuhkan biaya yang tidak murah. Dalam kehidupan bersama dalam masyarakat ada keluarga yang dengan mudah memeprolehnya karena daya belinya  memadai. Ada juga rumah tangga yang daya belinya masih rendah.Kalau kurang mampu menahan diri hal ini dapat menimbulkan kecemburuan sosial. Iri itu konon awal dari pemicu perbuatan dosa.Demikian disebutkan dalam Narada Purana.Pada awal adanya  pesawat penerima telivisi di Indonesia banyak orang tua yang  resah karena anak-anaknya  pada sore hari hijrah kerumah tetangga nonton TV. Aklhirnya banyak orang tua memaksakan diri membeli pesawat TV tersebut demi anak-anaknya jangan hijrah kerumah tetangga. Dalam hal inilah dibutuhkan kemampuan Tapa untuk tidak merasa disaingi oleh keluarga yang lebih mampu.Demikian juga dalam menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga baik antara suami dengan istri,orang tua dengan anak-anak,dengan mertua,ipar dll. Semuanya itu juga membutuhkan  upaya Tapa.Karena tidak selamanya hubungan rumah tangga itu selalu sejalan dan kompak dalam berbagai hal.  Tapa dalam rumah tangga ini tiada lain melakukan upaya management  diri untuk dapat menguatkan diri menahan hal-hal yang dapat  meruntuhkan norma-norma rumah tangga yang baik dan benar. Banyak rumah tangga tidak  mudah melakukan  Tapa seperti itu.Melihat anak tentangga bawa mobil bagus pergi sekolah,maka karena didorong oleh rasa iri  lalu memaksakan diri untuk beli mobil meskipun melalui jalan yang salah.Rekayasa IPTEK yang banyak menghasilkan benda-benda fasilitas hidup namun membutuhkan biaya tinggi untuk meraihnya.Untuk menghadapi itu sangat dibutuhkan kekuatan Tapa.Artinya modernisasi itu tidak perlu kita jadikan sumber kekecewaan dalam hidup karena tidak mampu meraihnya.Kalau ada pihak tetangga yang mampu meraih benda-benda modern itu, kita ikutlah merasa bersyukur atas keberhasilanya semoga dengan fasilitas itu tetangga menjadi lebih bahagia.Janganlah perbedaan kemampuan material itu menjadi ajang pemicu rasa iri.Tunjukan kemampuan Tapa bahwa dengan fasilitas hidup yang sederhana kita dapat juga hidup bahagia.Karena itulah kenyataan yang mampu kita capai. Kalau kita bisa mengendalikan rasa iri,  itulah sesungguhnya sikap hidup yang lebih modern.Karena ciri sikap hidup modern adalah lebih menonjolkan sikap hidup yang rational dari pada sikap yang emosional. Dengan kekuatan Tapa kita akan dapat hidup lebih bahagia dalam lautan perbedaan yang multi dimensi dalam masyarakat modern yang semakin mengglobal.

Dari : I Ketut Wiana.

Hal  : Naskah Untuk Mimbar Agama Hindu di Bali Post.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net