Orang tua memiliki
kewajiban yang berat namun sangat mulia
dalam membesarkan anak-anaknya.Karena itulah anak yang bermoral pasti tidak
akan pernah melupakan jasa-jasa orang
tuanya. Disamping Nitisastra yang menguraikan lima kewajiban orang tua ,dalam
kitab Sarasamuscayapun diuraikan hal yang sama. Dalam Slokanya yang ke 242 diuraikan adanya tiga jenis
kewajiban orang tua yang disebut " Bapa. ". Dalam Sarasamuscaya
disebutkan "telu
pratekaning bapa" .Artinya tiga
halnya orang yang disebut bapa yaitu:
Pertama Sarirakrta.
artinya yang menjadikan mulanya badan ini.Sarira dalam kitab Brahma
Purana 228.45 disebutkan sebagai alat (sadana) untuk mewujudkan empat tujuan
hidup mencapai Dharma,Artha,Kama dan Moksha. Karena ia sebagai alat tentunya
Sarira atau badan ini dibangun dengan sebaik-baiknya agar alat itu dapat
berfungsi. Sarira itu menurut Wrhaspati Tattwa ada tiga lapis yaitu
Stula,Suksma dan Anta Karana Sarira. Stula itu adalah badan wadah,Suksma Sarira
itu adalah badan halus atau badan astral dan Anta Karana sarira itu adalah
badan penyebab. Ketiga badan ini harus dibangun dengan bantuan orang tua. Badan Wadag dibangun
dengan makanan yang Satvika .Makanan yang Satvika itu adalah makanan yang dapat
mendatangkan tenaga yang sehat untuk mendukung pembanguan rokhani.Badan halus
atau Suksma Sarira dibangun dengan pendidikan moral dan mental.Sedangkan Anta
Karana Sarira dibangun dengan tapa atau pengendalian diri yang mantap yang
disebut Tapa Brata. Dengan demikian
ketiga badan tersebut dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan hidup.
Untuk mewujudkan pembangunan Sarira ini peranan orang tua sangatlah
dominan.Tanpa bantuan orang tua amatlah sulit pembangunan sarira itu dapat
berhasil dengan baik bagi si anak.
Kedua Pranadata. Didalam Sarasamuscaya disebutkan
"Pranadata ngaraning mapunya urip ". Artinya memberikan dengan ikhlas hidup
atau jiwa.. Ini artinya hidup sianak itu berasal dari orang tuanya.Karena itu
anak itu disebutkan pecahan jiwa orang tuanya.Karena jiwa orang tuanyalah yang
menurun menjadi jiwa anaknya. Karena itu keberadaan
sianak umumnya mirip dengan keberadaan
orang tuanya.Hal itu memang sudah sepatutnya demikian. Dalam pengertian ini
Pranadata maksudnya orang tua itu
memberikan jiwa atau semangat hidup kepada anaknya.Semangat hidup itu sebagai
kekuatan bagi sianak dalam meniti
kehidupanya di dunia ini. Membangun semangat hidup ini bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah bagi orang tua dalam membina
putra-putranya. Lebih-lebih dalam kehidupan modern dewasa ini godaan hidup
semakin beraneka ragam. Banyak aspek yang menyebabkan manusia modern kehilangan semangat
hidup.Orang yang kehilangan semangat hidup akan menimbulkan berbagai akibat buruk ditengah-tengah
masyarakat. Banyak orang yang mengatasi kekecewaanya dengan berpaling pada obat-obat
terlarang seperti morfin,narkoba dll. Dalam menjaga semangat hidup inilah orang
tua memiliki tanggung jawab yang sangat berat .Tanggung jawab tersebut adalah
mendidik dan mengarahkan putra-putranya agar memiliki mental yang kuat. Orang
tua yang mampu membangun putranya
menjadi SDM yang andal ia sudah mampu
berbuat melebihi yadnya. Slokantara 2 menyatakan lebih utama mendidik anak sampai menjadi
Suputra (putra utama ) dari pada seratus kali beryadnya. Memang yang paling utama adalah Satya yang nilainya
melebihi dari seratus Suputra.
Katiga Annadata;Artinya memberikan anak itu makan dan
megasuhnya dengan sebaik-baiknya. Hal ini
dimaksudkan suatu upaya orang tua
dari memberikan anak itu makan sampai anak itu dibina untuk mampu mendiri Yang dimaksudkan mandiri
disini adalah mampu menghidupi dirinya sendiri terutama dalam bidang ekonomi.
Sungguh tidak mudah menjadi orang tua untuk mendidik dan mengajar anak agar ia
mampu sampai mandiri secara ekonomi. Lebih-lebih kebutuhan ekonomi manusia
modern dewasa ini jauh lebih komplek kalau dibandingkan dengan manusia pada
jaman tradisional dahulu. Anak harus diupayakan agar dapat memiliki Guna Widya
yaitu ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan dasar untuk mencari nafkah. Dengan
Guna Widya itu berarti anak itu telah mampu memiliki profesi untuk dapat hidup
mandiri secara ekonomi.Sedangkan yang
kedua orang tua wajib beruaoay agar anak
itu memiliki apa yang disebut Tattwa Adyatmika . Tattwa Adyatmika ini adalah
ilmu pengetahuan rokhani agar anak itu mampu membawa dirinya dalam kehidupan
sosial religius yang lebih luas dgn cara yg dewasa.
Dari : I Ketut Widyananda
Hal : Naskah Untuk
Rubrik Kembang Rampe di Nusa Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar