Bertapa merupakan prioritas beragama
Hindu pada jaman Kerta sebagaimana
dinyatakan dalam kitab Manwa Dharmasastra I.86. Sedangkan pada jaman Treta
dengan Jnyana, jaman Dwapara dengan Upacara yadnya dan jaman Kali dengan Daana
Punia. Meskipun demikian bukan berarti beragama dengan Tapa Brata itu ditinggalkan pada jaman Kali
ini.Lebih-lebih Bhagawad Gita XVIII.5 menekankan bahwa melakukan Daana,Yadnya
dan Tapa janganlah pernah dihentikan dalam mengamalkan ajaran Agama
Hindu.Karena ketiga hal itulah yang akan menyucikan hidup orang-orang yang
bijaksana. Tapa dalam Sarasamuscaya 260 dinyatkan :Tapa kaaya sangsosana.
Artinya Tapa itu adalah tahan atau kuat menghadapi godaan hawa nafsu. Pada
jaman Kali ini uanglah yang dianggap paling utama oleh manusia. Seperti
disebutkan dalam KekawinNitisastra IV.7 sbb: Singgih
yang tekaning Yugaanta kali tana hana lewiha saking
maha dhana. Artinya: Sesungguhnya kalau jaman Kali
datang tidak ada yang lebih berharga dari pada kekayaan. Kekayaan itu dewasa
ini sudah demikian dikembangkan dalam dunia bisnis.Sesungguhnya bisnis itu
adalah media untuk meningkatkan produk barang atau jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat secara luas. Pengembangan bisnis yang benar adalah untuk
meningkatkan kesejahtraan secara benar dan adil.Bukan sekedar mengejar
keuntungan untuk sang investor dengan merugikan masyarakat,karyawan,negara dan
lingkungan.Karena bisnis itu mengelola uang dan harta benda yang bernilai
ekonomi akan banyak menimbulkan godaan-godaan.Di dunia bisnis itulah
sesungguhnya tempat kita bertapa dengan baik.Malalui Tapa yang kuat dalam dunia
bisnis itu idialisme bisnis yang luhur itu akan tercapai.Dunia bisnis akan
menjadi sumber ketidak adilan dan ketidak benaran kalau para pelaku bisnis
tidak mau bertapa dengan menahan diri untuk tidak mengejar keuntungan yang
sebasa-besarnya dengan merugikan yang lain.Seperti memproduk barang dan jasa
yang palsu, menggaji karyawan sekedarnya,pajak dipalsu,lingkungan sosial budaya
dirusak. Semua itu dilakukan untuk dapat hidup bermewah-mewah.Hal inipun akan
memancing kecemburuan sosial.Pengusaha yang tidak menjadikan kegiatan bisnis
itu sebagai media bertapa cepat atau lambat pasti akan hancur hidupnya.Sesungguhnya
filosofi bisnis sangatlah mulia.
Tempat bertapa yang
lainya adalah di birokrasi pemerintahan negara dan kegiatan berpolitik. Hakekat
birokrasi itu adalah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.Lebih-lebih dalam jaman
demokrasi dewasa ini.Gaji dan fasilitas lainya yang didapatkan oleh para
birokrat adalah berasal dari uang rakyat.Di dua bidang kehidupan itu juga
sangat rawan godaan-godaan.Dalam proses birokrasi ada orang yang diberikan
wewenang untuk menyelenggarakan berbagai ketentuan yang berlaku. Wewenang
tersebut pada hakekatnya sejumlah tugas dan kewajiban untuk melayani rakyat
dalam berbagai keperluan. Melayani itu harus dilakukan secara adil sesuai
dengan ketentuan dan etika birokrasi. Disinilah juga sebagai media bertapa
untuk tidak mudah tergoda menyalah
gunakan kewenangan yang diberikan itu.Lebih-lebih menyangkut masyalah keuangan
negara yang pada hakekatnya adalah uang rakyat. Kalau tidak kuat bertapa berbagai
ketentuan dan etika birokrasi akan dilanggar untuk mendapatkan keuntungan
pribadi dengan cara yang salah. Tanpa kekuatanTapa ketentuan dan etika
birokrasi akan tidak berjalan untuk
melayani rakyat.Hancurnya ketentuan dan etika birokrasi inilah yang akan
melahirkan KKN (korupsi.kolusi dan nepotisme).Kalau ini sudah kadung mengakar
maka hancurlah tertib birokrasi pelayanan itu. Dari hancurnya tertib birokrasi itu hancurlah sistim
berpemerintahan dan sistim ber negara yang demokratis membangun kehidupan yang
adil dan makmur.
Demikian pula prilaku para politisi
hendaknya menjadikan Tapa sebagai
landasan moral dan mental untuk
berpolitik.Karena tujuan berpolitik adalah untuk mengabdi kepada mereka
yang menderita.Janganlah berpolitik untuk mengejar popularitas dan kekuasaan
demi mendapatkan fasilitas hidup pribadi dengan melupakan pengabdian pada
rakyat. Berpolitik dengan mencari pengaruh (hegemoni) dan kekuasaan (dominasi)
adalah untuk mengabdi kepada mereka yang menderita berdasarkan kebenaran dan hukum
sangatlah mulia.Tetapi hendaknya diingat bahwa berpolitik itu banyak godaanya.
Jadikanlah kehidupan berpolitik sebagai media bertapa.Dengan bertapa tidak
mengumbar nafsu berkuasa.Tidak menggunakan pengaruh politik mengerahkan
kekuatan masa yang bringas untuk memenangkan tujuan politik. Dengan menjadikan
arena berpolitik sebagai media bertapa akan muncul suasana politik yg
sejuk.Dalam suasana berpolitik yg sejuk, kegiatan berpolitik dapat diabdikan
untuk mengabdi kepada mereka yang menderita.
Dari : I Ketut
Wiana.
Hal : Naskah
Untuk Mimbar Agama Hindu di Bali Post.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar