Rabu, 16 November 2016

TEMPAT BERTAPA JAMAN KALI

Bertapa merupakan prioritas beragama Hindu pada jaman Kerta  sebagaimana dinyatakan dalam kitab Manwa Dharmasastra I.86. Sedangkan pada jaman Treta dengan Jnyana, jaman Dwapara dengan Upacara yadnya dan jaman Kali dengan Daana Punia. Meskipun demikian bukan berarti beragama dengan Tapa Brata  itu ditinggalkan pada jaman Kali ini.Lebih-lebih Bhagawad Gita XVIII.5 menekankan bahwa melakukan Daana,Yadnya dan Tapa janganlah pernah dihentikan dalam mengamalkan ajaran Agama Hindu.Karena ketiga hal itulah yang akan menyucikan hidup orang-orang yang bijaksana. Tapa dalam Sarasamuscaya 260 dinyatkan :Tapa kaaya sangsosana. Artinya Tapa itu adalah tahan atau kuat menghadapi godaan hawa nafsu. Pada jaman Kali ini uanglah yang dianggap paling utama oleh manusia. Seperti disebutkan dalam KekawinNitisastra IV.7 sbb: Singgih yang tekaning Yugaanta kali tana hana lewiha saking maha dhana. Artinya: Sesungguhnya kalau jaman Kali datang tidak ada yang lebih berharga dari pada kekayaan. Kekayaan itu dewasa ini sudah demikian dikembangkan dalam dunia bisnis.Sesungguhnya bisnis itu adalah media untuk meningkatkan produk barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat secara luas. Pengembangan bisnis yang benar adalah untuk meningkatkan kesejahtraan secara benar dan adil.Bukan sekedar mengejar keuntungan untuk sang investor dengan merugikan masyarakat,karyawan,negara dan lingkungan.Karena bisnis itu mengelola uang dan harta benda yang bernilai ekonomi akan banyak menimbulkan godaan-godaan.Di dunia bisnis itulah sesungguhnya tempat kita bertapa dengan baik.Malalui Tapa yang kuat dalam dunia bisnis itu idialisme bisnis yang luhur itu akan tercapai.Dunia bisnis akan menjadi sumber ketidak adilan dan ketidak benaran kalau para pelaku bisnis tidak mau bertapa dengan menahan diri untuk tidak mengejar keuntungan yang sebasa-besarnya dengan merugikan yang lain.Seperti memproduk barang dan jasa yang palsu, menggaji karyawan sekedarnya,pajak dipalsu,lingkungan sosial budaya dirusak. Semua itu dilakukan untuk dapat hidup bermewah-mewah.Hal inipun akan memancing kecemburuan sosial.Pengusaha yang tidak menjadikan kegiatan bisnis itu sebagai media bertapa cepat atau lambat pasti akan hancur hidupnya.Sesungguhnya filosofi bisnis sangatlah mulia. 
Tempat bertapa yang lainya adalah di birokrasi pemerintahan negara dan kegiatan berpolitik. Hakekat birokrasi itu adalah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya  kepada masyarakat.Lebih-lebih dalam jaman demokrasi dewasa ini.Gaji dan fasilitas lainya yang didapatkan oleh para birokrat adalah berasal dari uang rakyat.Di dua bidang kehidupan itu juga sangat rawan godaan-godaan.Dalam proses birokrasi ada orang yang diberikan wewenang untuk menyelenggarakan berbagai ketentuan yang berlaku. Wewenang tersebut pada hakekatnya sejumlah tugas dan kewajiban untuk melayani rakyat dalam berbagai keperluan. Melayani itu harus dilakukan secara adil sesuai dengan ketentuan dan etika birokrasi. Disinilah juga sebagai media bertapa untuk tidak mudah tergoda  menyalah gunakan kewenangan yang diberikan itu.Lebih-lebih menyangkut masyalah keuangan negara yang pada hakekatnya adalah uang rakyat. Kalau tidak kuat bertapa berbagai ketentuan dan etika birokrasi akan dilanggar untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan cara yang salah. Tanpa kekuatanTapa ketentuan dan etika birokrasi  akan tidak berjalan untuk melayani rakyat.Hancurnya ketentuan dan etika birokrasi inilah yang akan melahirkan KKN (korupsi.kolusi dan nepotisme).Kalau ini sudah kadung mengakar maka hancurlah tertib birokrasi pelayanan itu. Dari hancurnya  tertib birokrasi itu hancurlah sistim berpemerintahan dan sistim ber negara yang demokratis membangun kehidupan yang adil dan makmur.

Demikian pula prilaku para politisi hendaknya  menjadikan Tapa sebagai landasan moral dan mental untuk  berpolitik.Karena tujuan berpolitik adalah untuk mengabdi kepada mereka yang menderita.Janganlah berpolitik untuk mengejar popularitas dan kekuasaan demi mendapatkan fasilitas hidup pribadi dengan melupakan pengabdian pada rakyat. Berpolitik dengan mencari pengaruh (hegemoni) dan kekuasaan (dominasi) adalah untuk mengabdi kepada mereka yang menderita berdasarkan kebenaran dan hukum sangatlah mulia.Tetapi hendaknya diingat bahwa berpolitik itu banyak godaanya. Jadikanlah kehidupan berpolitik sebagai media bertapa.Dengan bertapa tidak mengumbar nafsu berkuasa.Tidak menggunakan pengaruh politik mengerahkan kekuatan masa yang bringas untuk memenangkan tujuan politik. Dengan menjadikan arena berpolitik sebagai media bertapa akan muncul suasana politik yg sejuk.Dalam suasana berpolitik yg sejuk, kegiatan berpolitik dapat diabdikan untuk mengabdi kepada mereka yang menderita.

Dari : I Ketut Wiana.

Hal : Naskah Untuk Mimbar Agama Hindu di Bali Post.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net