Umumnya upacara Resi
Ghana ini disebut Caru oleh umat pada umumnya. Namun kalau diteilit lebih dalam
Upacara Resi Ghana ini bukanlah Caru.Mengapa upacara tersebut tidak disebut
Caru.Karena Caru adalah upacara yang ditujukan untuk Nyomia Bhuta Kala.Dalam
Puja Pangastawa Resi Ghana dinyatakan bahwa Upacara Resi Ghana itu ditujukan
kepada Dewa Ghana Patti.Jadinya bukan untuk
Nyomia suatu Bhuta Kala tertentu. Dalam Lontar Pratamaning Caru disebutkan tujuan
Upacara Mecaru itu adalah untuk
mengalahkan dan “menyempurnakan “yang didalam Lontar tersebut
disebutkan : Pinaka
Pamurnaning gering, desti,tuju,bebai,sahananing pakaryan wong ala purna denia. Meskipun Upacara
Resi Ghana ini tidak menyebutkan untuk Nyomia Bhuta Kala namun ditujukan pada
Dewa Ghana untuk melindungi umat dari gangguan Bhuta Kala berbagai Bhuta Kala.
Hal inilah yang nampaknya menyebabkan Upacara Resi Ghana itu disebut Caru.
Tatacara penyelenggaraan Upacara Resi Ghana ini diuraikan dalam Lontar Japa Kala dan
Lontar Keputusan Resi Ghana. Sedangkan Puja Pengastawa untuk
mengantarkan Upacara Resi Ghana itu tercamtum dalam Lontar Perembon Weda Puja. Dalam Puja
Pengastawa yang disebutkan dalam Lontar tersebutlah dinyatakan bahwa Upacara
Resi Ghana itu ditujukan untuk memuja Dewa Ghana Patti. Dewa Ghana adalah Dewa
Wighna-ghna. Wighna dalam bahasa Sansekerta artinya halangan.Tujuan memuja Dewa
Ghana adalah untuk memohon pada Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Ghana
agar kita mendapatkan perlindungan Tuhan .Dengan perlindungan Tuhan itu kita
terhindar dari berbagai halangan dalam menjalani hidup ini. Karena itu Upacara
Resi Ghana ini lebh tepat disebutan sebagai Upacara Penolak Baya artinya
upacara untuk menolak mara bahaya. .Dalam tata cara penulisan Lontar di Bali doa pembukaan selalu dituliskan Mantram:
“
Om Awighnama astu “ yang artinya Ya Tuhan semoga kami tidak mendapatkan
halangan. Doa pembukaan penulisan lontar itu adalah doa yang ditujukan
kepada Dewa Ghana agar dalam kegiatan
menulis Lontar tersebut menjadi lancar tanpa halangan.Demikian juga dalam
kegiatan upacara persembahyangan.Sebelum puncak persembahyangan dimulai selalu
diawali dengan memercikan Tirtha Panglukatan pada sarana upakara dan umat yang
akan sembahyang.Tirtha Panglukatan itu Dewanya adalah Dewa Ghana.Jadinya fungsi
Tirtha Panglukatan tersebut sama dengan doa pembukaan dalam penulisan Lontar
tersebut. Upacara Resi Ghana ini biasanya dilakukan dalam setiap rumah tempat
tinggal ,bangunan untuk umum apa lagi bangunan suci.Tujuan upacara Resi Ghana
ini agar rumah tempat tinggal atau bangunan umum lebih-lebih tempat suci
seperti Merajan dan Pura Kahyangan harus
ada upacara Resi Ghana. Tujuanya agar tempat tinggal atau bangunan suci itu
benar-benar terlindungi oleh Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Ghana.
Dengan kata lain Upacara Resi Ghana ini
bertujuan untk menstanakan kesucian Dewa Ghana untk meindungi suatu bangunan suci atau tempat tinggal agar terlindung dari mara bahaya.
Upacara Resi Ghana
ini biasanya diulang kembali setiap sepuluh tahun.Hal ini untuk mengingatkan
kita agar terus ingat pada Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Ghana.Ini
bermakna untuk selalu memelihara
rasa Ketuhanan dalam diri dan dalam
tempat tersebut.Rasa Ketuhanan yang dalam inilah yang akan memberi kita
perlindungan dalam hidup.Karena orang yang rasa Ketuhanya sangat kuat akan
terhindar dari perbuatan yang bertentangan dengan Dharma. Dalam Lontar Japa
Kala disebutkan Upacara Resi Ghana ini disamping untuk melindungi lingkungan
rumah atau tempat suci dari gangguan mara bahaya ,Upacara ini juga dilakukan
apa bila ada pohon besar yang tumbang sampai keakar-akarnya,ada suatu wilayah
yang ukuranya tidak sesaui dengan pentunjuk Lontar Asta Bhumi.Dalam Lontar Mpu
Lutuk disebutkan Upacara Resi Ghana ini dilakukan untuk : Pemarisudha karang
panes dan karang angker,kalau ada terjadi kematian karena salah pati, ada orang
kelebon amuk dan disambar petir. Dalam Lontar Usana Bali disebutkan itik putih
yang menjadi sarana utama dalam Upacara Resi Ghana ini isi jejeroanya agar diolah menjadi “ebatan “ dalam lima wujud. Jantung atau Pepusuh dari itik
putih itu diolah menjadi “Urab Putih” diletakan diarah Timur dalam
pengider-ider. Hatinya diolah menjadi “Urab Barak” letaknya dalam pengeder-ider
di Sealatan.Ungsilanya diolah menjadi “Urab Kuning” dalam pengider-ider di
Barat. Nyalinya diolah menjadi “Urab Selem” dalam pengider-ider letaknya di
Utara.Sedangkan badan dari itik putih itu olahanya diletakan di Tengah-tengah.
Dalam Lontar Keputusan Resi Gahna itik Putih itu diolah menjadi tiga-puluh tiga
tanding dan diletakan dalam pengider-ider di lima penjuru sesuai dengan
uripnya.di Timur lima tanding, di Selatan sembilan tanding,di Barat tujuh
tanding,di Utara empat tanding dan di Tengah delapan tanding.Dengan demikia
semuanya berjumlah 33 tanding.Angka tiga puluh tiga ini adalah lambang “Urip
Bhuwana”.Upacara Resi Ghana ini dilangsungkan dihadapan Sanggar Tutuwan yang
ditancapkan di Timur Laut areal bangunan disertai dengan dua “Kober” (sejenis
bendera) dengan lukisan Dewa Ghana.Tangkai Kober itu menggunakan Tiying Gading atau bambu kuning. Upacara Resi
Ghana ini sesungguhnya sangat sederhana.Karena ia dianggap Caru maka sering di
dasarkan dengan Caru Panca Sata atau ada juga yang menggunakan Caru Panca Sanak
bahkan Panca Kelud.Hal ini menyababkan Upacara Resi Ghana ini menjadi mahal.
Menurt Ida Pedanda Made Sidemen dari Geria Taman Sanur (almarhum) Resi Ghana
itu hendaknya cukup menggunakan itik putih itu saja.Meluruskan pengertian ini
memang membutuhkan waktu untuk melakukan dialog dan penelitian untuk
mengembalikan kewawasan yang benar tentang Upacara Resi Ghana ini. Banyak umat
yang merasakan secara langsung manfaat
Upacara Resi Ghana ini.Ada umat yang dalam kehidupan rumah tangganya
tidak tentram,tidak kerasan tinggal dirumah sendiri,perasaan dan pikiran sering
sepertinya kosong.mudah terpancing marah dan lain-lain godaan dalam kehidupan
rumah tangga. Setelah upacara Resi Ghana ini di langsungkan dalam waktu yang
tidak lama mereka merasakan ketentraman hidup. Meskipun rumahnya sangat
sederhana ia amat kerasan tinggal dirumah karena merasa nyaman.Jarang diserang
penyakit,percekcokan semakin menghilang. Meskipun ekonominya pas-pasan mereka
bisa hemat sehingga tidak terhimpit hutang dll. Demikianlah banyak sekali yang
merasakan manfaat Upacara Resi Ghana tersebut. Tentunya harus dilakukan dengan
penuh keyakinan.
Dari: I Ketut
Widyananda
Hal :Naskah Untuk
Kembang Rampe di Nusa Tenggara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar