Selasa, 27 Desember 2016

DENGAN RESI GHANA MELAWAN BENCANA

Salah satu tujuan memuja Tuhan adalah untuk mendapatkan perlindungan dari bencana. Tuhan itu Mahakuasa.Tidak akan ada suatu peristiwa dapat terjadi tanpa kehendakNYA.Dalam konsepsi Siwa Sidhanta Tuhan dalam fungsinya sebagai pelindung umatnya dari gangguan bencana hidup disebut Dewa Ghana.Semenjak Sang Hyang Atma secara resmi distanakan  pada  badan raga (ring raga tawulan) ketika upacara Nyambutin atau Upacara Telu Bulanan dilangsungkan Pinandita atau Pandita sudah memanjatkan doa pada Tuhan sebagai Dewa Ghana agar Raga Tawulan dengan Sang Hyang Atma didalamnya terlindung dari serangan mara bahaya.Permohonan tersebut dipanjatkan saat upacara pengguntingan Rambut pada waktu upacara Nyambutin.Ada juga saat Upacara Ngotonin.Dalam Puja Astawa pengguntingan rambut itu doa dipanjatkan agar terhindar dari lima macam bahaya yaitu pengguntingan rambut di depan untuk memohon agar jangan tertimpa gangguan hidup yang disebut Papa Klesa. Pemotonga rambut dikanan lambang permohonan agar jangan tertimpa ganguan hidup yang disebut Lara Roga.Pemotongan rambut disebalah kiri lambang memhon perlindungan agar jangan tettimpa Gering Sasab Merana. Pemotongan rambut dari belakang agar jangan  memiliki musuh atau Satru. Pemetongan rambut ditengah agar jangan kena  bencana yang disebut Sebel Kandel. Inilah tujuan pemujaan Dewa Ghana agar jangan kena lima sumber bencara hidup tersebut. Sumber bencana yang pertama disebut Papa Klesa .Ada lima Klesa yang dapat menimbulkan Papa yaitu Awidya =kegelapan hati,Asmita =mementingkan diri sendiri,Raga =hawa nafsu yang bergelora,Dwesa=kebencian dan Abhiniwesa= katakutan akan kematian. Sumber bencana yang kedua adalah Lara Roga artinya penyakit yang berasal dari dalam diri sendiri. Sumber bencana yang ketiga adalah Gering Sasab Merana artinya sumber penyakit dari keadaan alam yang tidak harmonis ,seperti cuaca yang tidak teratur.Sumber bencana yang keempat adalah Satru atau musuh. Bermusuhan itu suatu keadaan yang sangat menyengsarakan dan akan mengurangi semangat kerja seseorang. Sumber bencana hidup yang kelima adalah Sebel Kandel. Kata Sebel berarti sedih.Kesedihan juga merupakan sumber penderitaan. Orang yang sedih sulit mengembangkan  pikiran yang jernih.Sebel Kandel adalah kesedihan yang sangat mendalam disebabkan oleh kekacauan wawasan tentang hakekat hidup. Sesungghunya setiap hari kita wajib waspada pada lima sumber bencana kehidupan tersebut. Yang paling utama harus kita waspadai adalah Klesa yang akan membawa manusia pada kehidupan yang Papa. Klesalah yang menjadi penyebab timbulnya empat sumber bencana yang lainya. Misalnya sakit yang berasal dari dalam diri sendiri yang disebut Lara Roga. Penyakit ini dapat timbul dari dalam diri  manusia apa bila dikuasai oelh lima Klesa tersebut.Misalnya suka mengumbar hawa nafsu (Raga), marah atau membenci (Dwesa). Orang yang  memendam rasa  takut yang   mendalam   (Abhiniwesa) dapat juga jatuh sakit. Manusia terlalu mementingkan dirinya sendiri (Asmita) dapat merusak kelestarian alam dan juga keharmonisan sosial. Rusaknya kelestarian alam
dapat menimbulkan Gering Sasab Merana. Rusaknya keharmonisan sosial dapat membuat manusia saling bermusuhan.Hidup bersama saling bermusuhan sungguh suatu kehidupan yang sengsara. Kekuasaan Klesa dalam diri seseorang menyebabkan diri dalam keadaan  sedih dan berpikiran yang kotor atau Sebel Kandel. Untuk melawan lima sumber bencana hidup tersebut hendaknya dihadapi dengan memuja Tuhan sebagai Dewa Ganesha. Mitology tentang keberadaan Dewa Ghana itu banyak ragamnya. Salah satu tentang kelahiranya yang mengandung banyak filosofi misalnya. Diceritrakan dalam Smara Dahana ada Raksasa  bernama Nila Rudraka yang sangat sakti.Nila Rudraka ini memerangi Raja-Raja di dunia dan sampai para Dewa di Sorga.Tujuan Rakasasa ini adalah untuk menguasai dunia manusia sampai Sorga. Dalam peperangan tersebut tidak ada Raja maupun manusia sakti yang dapat mengalahkan Raksasa tersebut. Akhirnya Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Mahakuasa memberi tahukan pada para Dewa bahwa yang dapat mengalahgkan Nila Rudraka hanyalah putra Dewa Siwa yang berkepala Gajah. Pada waktu itu Dewa Siwa tidak memiliki putra yang berkepala Gajah. Tetapi saat  itu Dewi Uma Saktinya Dewa Siwa kebetulan hamil tua. Dewi Uma sedang berjalan-jalan ditaman kaputren di Sorga. Sedang asyiknya Dewi Uma menikmati keindahan taman di Sorga Loka itu tiba-tiba Dewa Indra melepaskan seekor Gajah dan lewat  secara tiba-tiba dihadapan Dewi Uma. Dewi Umapun terkejut terus hamilnya yang tua itu segera lahir. Putra Dewi Uma lahir sebagai bayi yang berkepala Gajah. Para Dewapun sangat gembira karena sudah lahir Putra Dewa Siwa yang berkepala Gajah.Putra yang berkepala Gajah tersebut diberi nama Dewa Ghanesia. Meskipun Dewa Ghanesia masih bayi langsung saja diadu berperang melawan Raksasa Nila Rudraka.Karena masih bayi tentunya Ghanesia yang masih bayi itu tidak bisa berperang. Raksasa Nila Rudrakapun langsung menghamtamkan  senjata Gadanya pada Ghanesia.Anehnya setiap Ghanesia dihantam oleh Nila Rudraka, Ghanesia tidak apa-apa. Malahan Ghanesia semakin besar.Setiap dipukul Ghanesia terus membesar.Semakin dipukul  Ghanesia semakin cepat membesar.Sampai akhirnya Ghansia seketika itu menjadi dewasa.Setelah ia kuat berbaliklah Ghanesia yang memukul Nila Rudraka. Ternyata Nila Rudraka tidak dapat juga dikalahkan oleh Ghanesia. Setelah mendapat bisikan dari Hyang Widhi agar Ghanesia memotong taringnya.Dan dengan taringnya itulah ia memerangi Nila Rudraka. Ternyata setelah taringnya dipotong Ghanesiapun menjadi semakin Sakti. Aklhirnya Ghanesiapun dapat mengalahkan Nila Rudraka. Ceritra itu mengandung makna suatu perjuangan manusia yang hidup berhadapan dengan alam. Raksasa Nila Rudraka lambang alam sedangkan Ghanesia lambang penjuangan manusia berhadapan dengan alam itu sendiri. Hantaman-hantaman Nila Rudrakan kepada Ghanesia adalah lambang pengalaman hidup berhadapan dengan alam.Kalau baik cara kita menghadapi tantangan alam ini ,justru tantangan alam itulah yang akan membawa kita semakin dewasa. Namun alam itu jangan dilawan dengan kasar dan kekerasan. Alam itu harus dihadapi dengan kasih.Tanpa kekerasan itu dilambangkan oleh taring Ghanesia yang dipotong.Setelah taringnya dipotong justru kekuatan kasih Ghanesia meningkat Dengan kasih alam menjadi mitra hidup bagi manusia.Alam tidak lagi menjadi musuh ( Nila Rudraka) namun menjadi sumber hidup manusia.

  
Dari  : I Ketut Widyananda

Hal   :Naskah untuk Bunga Rampe di Nusa Tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net