Pada hakekatnya
menurut konsep Hindu Atman itu tidak ada bedanya dengan Brahman.Dalam kitab
Brhad Aranyaka Upanishad I.4.10 dinyatakan :
Brahman Atman
Aikyam. Artinya Brahman
dan Atman itu sama. Tuhan sebagai jiwa Bhuwana Agung atau alam semesta disebut
Brahman.Sedangkan kalau menjadi jiwa Bhuwana Alit disebut Atman.Karena itulah
sesungguhnya tidak ada Atman yang tidak suci.Yang ada adalah sinar suci Atman
itu dihalangi oleh Sarira yang menjadi
selubung Atman. Ibarat terhalangnya sinar mata hari oleh awan hitam dilangit.
Awan hitam itu tidak pernah mengotori mata hari. Dalam pengertian awam Atman kotor itu adalah Atman yang terhalang
oleh kegelapan awan hitam dalam wujud Klesa yang terdapat dalam diri manusia..Klesa itulah yang
menyebabkan sinar suci Atman tidak sampai menyinari Budhi yang memperkuat
pikiran untuk mengendalikan indria. Klesa itulah yang menimbulkan hidup "papa".Namun kalau yang
dominan dalam diri manusia Citta maka
sinar suci Atman tidak akan terhalang untuk menerangi perbuatan manusia untuk
melakukan perbuatan baik. Bagaikan
langit bersih tanpa awan sehingga sinar mata hari sepenuhnya dapat menyinari
alam semesta ini. Atman sebagai jiwa Bhuwana Alit diselubungi oleh badan yang
disebut Sarira.Menurut Wrehaspati Tattwa
Atman itu dislubungi oleh tiga lapisan Sarira yang disebut Tri Sarira. Tiga
selubung itu adalah Sthula Sarira,Suksma Sarira dan Antakarana Sarira. Badan
yang paling menjasmani adalah Sthula
Sarira.Badan ini terdiri dari lima unsur yang disebut Panca Maha Bhuta
(pertiwi,apah,teja ,bayu dan akasa).. Saat meninggal badan inilah yang
ditinggalkan pergi oleh Atman. Saat Atman meninggalkan Sthula Sarira tersebut
Atman masih diselubungi oleh Suksma Sarira.Kitab Wrehaspati Tattwa menyatakan
bahwa Atman yang meninggalkan badan
kasar atau Sthula Sarira itu saat meninggal masih diselubungi oleh Suksma Sarira
dan Antakarana Sarira. Suksma Sarira itu terdiri dari Citta,Tri Guna,Dasendria,
dan Panca tan Matra..Pengertian Upacara
penyucian Atman adalah melepaskan Sang Hyang Atma dari selubung Sthula dan Suksma Sarira bagaikan angin mengusir
awan gelap di langit. Setelah Sang Yang
Atma lepas dari selubung Sthula dan
Suksma Sarira maka Atman masih dilekati
oleh Karma Wasana. Bungkus Karma Wasana inilah yang akan menentukan perjalanan Atman selanjutnya.Karma Wasana itu
adalah bekas-bekas perbuatan.Atman yang
masih dilekati oleh Karma Wasana disebut Pitra atau Pitara. Kalau bekas
perbuatan itu lebih banyak Asubha Karmanya atau perbuatan buruknya, maka Karma
Wasana itulah yang membawa Sang Pitara menuju jalan Neraka.. Demikian juga
kalau Karma Wasana yang melekati Sang Pitara itu lebih banyak Subha Karma atau
perbuatan baik maka perjalanan Sang Pitara selanjutnya menuju Sorga. Upacara
penyucian Atman melalui Upacara Ngaben dan Atma Wedana itu berfungsi untuk
menambah bekal Karma kepada Sang Pitara. Kalau Upacara itu berhasil dilakukan
dengan Subha Karma maka hal itu menambah bekal Karma baik bagi Sang Pitara.
.Upacara itu dapat mendorong perjalanan Sang Pitara lebih cepat menuju Sorga.
Namun kalau Upacara itu dilakukan dengan Karma buruk.justru upacara yang tanpa
kwalitas itu dapat mendorong Sang Pitara menuju jalan Neraka. Upacara Pitra Yadnya itu merupakan salah satu cara
untuk memberikan bekal Karma baik kepada Sang Pitara agar lebih cepat mencapai
alam Sorga. Landasan filosofi yang menjadi acuan Upacara Pitra Yadnya untuk menyucikan Sang
Hyang Atma adalah konsep Tri Sarira dalam kitab Wrehaspati Tattwa.Upacara
Ngaben sebagai upaya ritual yang sakral untuk melepaskan selubung Sthula Sarira
yang menutupi sinar suci Atman. Sedangkan Upacara Atma Wedana adalah upaya ritual keagamaan yang bertujuan
melepaskan Sang Pitara dari selubung kegelapan yang ditimbulkan oleh Suksma Sarira.
Setelah hal itu tercapai barulah Sang Pitara mencapai tingkatan yang disebut
Sidha Dewata atau Sang Pitara sudah mencapai alam Dewata.. Pada tingkatan Sidha
Dewata ini Sang Pitara disebut Dewa
Pitara.Dalam kitab Taittiriya Upanishad 2 menyatakan bahwa Atman itu memiliki
lima selubung yang disebut Panca Maya Kosa.. Panca Maya Kosa itu terdiri dari Anna Maya Kosa
,Prana Maya Kosa,Wijnyana Maya Kosa dan Ananda maya Kosa..Sedangkan konsepsi
Sarira menurut Bhagawad Gita III.42 Atman itu dibungkus oleh indria,pikiran
(Manas ) dan Budhi (kesadaran intelek). Karena itulah menurut Bhagawad Gita
indria hendaknya dikendalikan oleh pikiran.Pikiran dikendalikan oleh Budhi dan
Budhi disnari oleh sinar sucinya Atman. Inilah struktur diri yang idial agar
dapat hidup dijalan Dharma.
Dari : I Ketut Widyananda
Hal : Naskah Untuk
Rubrik Kembang Rampe di Nusa tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar