Jenis Banten Pesaksi
lainya yang “munggah“ di Sanggar Surya adalah Banten Catur.Banten ini disebut
Soroan Banten Catur karena Banten ini dibuat dari yang serba empat warna.Sarana
Banten Catur yang berwarna serba empat itu ditata sedemikiian rupa sehingga
menjadi suatu bentuk Banten yang indah dan sakral namun mnggambarkan konsep
theologi Hindu yang dalam serta bersumber dari kitab suci.Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa seluruh Banten yang Munggah di Sanggar Pesaksi atau Sanggar
Surya sebagai suatu lambang yang menggambarkan
Kemahakuasaan Tuhan sebagai Saksi Agung kehidupan alam semesta berserta
dengan segala isinya. Banten Catur adalah lambang kesaksian Tuhan yang memiliki empat Kemaha kuasaan. Dalam
kitab Wrehaspati Tattwa Tuhan dilambangkan memiiiki empat Kemaha Kuasaan .Empat
Kemaha Kuasaan itu disebut Cadu Sakti yaitu Wibhu Sakti,Prabhu Sakti,Jnyanya
Sakti dan Kriya Sakti..Wibhu Sakti artinya Tuhan itu Maha Ada.Prabhu Sakti
artinya Tuhan itu Maha Kuasa,Jnyana Sakti artinya Tuhan itu Maha Tahu dan Kriya
Sakti artinya Tuhan itu Maha Kerja tidak ada suatu pekerjaan yang tidak mampu
dikerjakan oleh Tuhan. Empat Kemaha Kuasaan Tuhan itulah yang dilambangkan oleh
Banten Catur ini.Sarana yang digunakan untuk membuat Banten Catur berwarna empat yaitu warna putih,warna merah,warna
kuning dan hitam. Penempatan warna itu sesuai dengan konsep “pengider-ider
“.Warna putiih di Timur.merah di Selatan.kuning di Barat dan hitam di Utara.
Keempat warna ini juga melambangkan kemaha kuasaan Tuhan diempat penjuru angin
artinya tidak ada arah yang tanpa kehadiran
dan kemahakuasaan Tuhan.Di Timur
Tuhan sebagai Dewa Iswara ,di Selatan sebagai Dewa Brahma,di Barat sebagai Dewa
Maha Dewa dan di Utara sebagai Dewa Wisnu.Semua Dewa itu adalah manifestasi
Tuhan Yang Maha Esa. Banten Catur melukiskan Kemahakuasaan Tuhan yang Esa itu.
Sarana pokok yang dipergunakan dalam membuat Banten Catur adalah
Nasi,rerasmen/lauk pauk,pisang,tebu,tape,jajan bantal, jajan
Sesamuhan,buah-buahan,tigasan, dan canang dengan bunganya.Banten Catur itu ada
dua jenisnya yaitu Banten Catur Rebah dan Banten Catur Niri. Catur Niri lebih Utama tingkatannya
dari Catur Rebah. Banten Catur Rebah
memerlukan tiga buah tempat yaitu sebuah
untuk tempat nasi yang berbenbtuk Penek. Sebuah untuk tempat rerasmen
dan sebuah lagi untuk tempat pisang,bantal,tape,tebu,buah-buahan dan jajan
Sesamuhan. Diatasnya disusuni kain serta canang-tubungan 4 buah dan tiap
canang hanya mempergunakan satu warna
bunga yaitu ada yang menggunakan warna putih saja,merah,kuning dan hitam saja.
Minyak wanginya menggunakan minyak kelapa bulan lambang warna putih,kelapa
udang warna merah,kelapa gading lambang warna kuning dan kelapa hijau atau Nyuh
Mulung lambang warna hitam. Jajan Sesamuhan Banten Catur hampir sama dengan
jajan Sesamuhan Banten Suci cuma jenisnya dapat diperbanyak. Banten Catur Rebah
mempergunakan jajan sesamuhan setiap jenis dua buah jajan saja. Setiap jenis
jajan itu diletakan dua buah secara berpasangan. Karena itu Banten Catur Rebah
ini sering disebut Banten Catur Pasangan. Banten Catur Niri membutuhkan 12
tempat karena setiap warna membutuhkan sebuah tempat. Catur Niri itu boleh
dikatakan Catur Rebah yang dilipatkan
empat kali sehingga menjadi dua belas tempatnya. Jajan Sesamuhan dari Banten
Catur Niri diletakan dengan jumlah menurut urip pengider-ider. Misalnya
disebelah Timur setiap jenis jajan Sesamuhan itu diletakan dengan jumlah lima
buah. Di Selatan sembilan buah,di Barat
tujuh buah dan di Utara empat buah.Disamping itu Banten Catur dilengkapi juga
dengan Banten Pisang seperti pada Banten Suci, Banten Wedia yang
menggunakan Dodol Madu
Parka,empehan,baem warak dll. Banten Catur ini sebagai Banten Pesaksi dilegkapi
dengan Banten Panca Saraswati,banten Guru dan banten Gana.Memperhatikan bentuk Banten Catur tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam Upacara Yadnya Agama Hindu kesaksian Tuhan itu
diwujudkan dengan berbagai Banten Pesaksi dengan harapan semoga semua
kemahakuasaan Tuhan yang disimbolkan itu dapat menjadi dasar untuk menuntun
hidup di dunia ini. Tuhan itu Maha Ada kalau hal ini benar-benar kita yakini
maka kita akan selalu waspada dalam berprilaku karena dimanapun kita ber
prilaku sudah pasti disaksikan oleh
Tuhan. Demikian juga kita tidak akan berusaha menyembunyikan sesuatu pada Tuhan
karena tidak ada sesuatu yang tidak diketahui oleh Tuhan. Memahami bahwa Tuhan
itu Maha Kuasa (Prabhu Sakti ) hal ini dapat menumbuhkan sifat kita agar jangan
merasa paling berkuasa karena hanya Tuhanlah yang paling kuasa pada hidup kita
di dunia ini.
Dari : I Ketut Widyananda
Hal : Naskah Untuk
Kembang Rampe di Nusa Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar