Disamping Banten
Suci sebagai Banten yang “munggah “ ke
Sanggar Surya atau Sanggar Pesaksi ada juga yang disebut Banten Dewa Dewi atau
disebut juga Banten Arda Nareswari.Perbedaanya kalau Banten Suci sebagai
perlengkapan dari sautu Banten sedangkan kalau Banten Dewa Dewi adalah Banten
yang mandiri dan selalu ditempatkan di Sanggar Pesaksi .Banten ini melambangkan
bahwa Tuhan itu memiliki kemahakuasaan untuk menciptakan Purusa yaitu unsur
kejiwaan dan Predana unsur kebendaan. Memuja Tuhan sebagai Saksi Upacara yadnya
untuk mendapatkan keseimbangan hidup.Pertemuan Purusa dengan Predana menimbulkan terciptanya
kesuburan .Memuja Tuhan dalam aspeknya sebagai Purusa untuk memohon kekuatan
supaya dapat mengembangkan hidup yang bahagia secara rokhaniah.Sedangkan memuja
Tuhan sebagai Predana adalah untuk
mendapatkan kekuatan rokhani dalam mebangun kehidupan jasmani yang sehat
dan makmur. Disamping itu Banten Dewa-Dewi sebagai lambang Lingga lambang
pemujaan pada Dewa Siwa dengan Tri
Murtinya. Dengan Banten Dewa-Dewi yang
“munggah” ke Sanggar Pesaksi sebagai lambang permohonan kepada Tuhan
semoga persaksian Tuhan dapat memberikan
kekuatan yang seimbang dalam membina kehidupan Sekala dan Niskala di Bhuwana
Agung yang penuh dengan berbagai persoalan ini. Banten Dewa Dewi ini sebagai
Lingga dalam wujud Banten.Umumnya Lingga itu diwujudkan dengan patung batu
,kayu atau logam seperti emas.perak,perunggu dll. Kalau Lingga itu dibuat dari
bahan-bahan yang kuat maka ketrampilan membuat Lingga itu mudah lenyap.Namum
kalau ia dibuat dari Banten Dewa-Dewi maka ketrampilan untuk membuat Banten
Dewa-Dewi ini akan berlangsung terus kepada keturunan seterusnya. Bentuk bhakti
manusia justru saat membentuknya dengan menyatukan Jnyana,Karma dan Bhakti
menjadi satu dalam pembuatan Banten Dewa Dewi tersebut. Itulah bentuk bhakti
yang bersifat simbolis untuk mewujudkan keagungan Hyang Widhi.Pembuatan Banten
itulah sebagai wujud pemusatan jiwa dengan cara berkarya dengan landasan Jnyana
sebagai lambang bhakti kita pada Hyang Widhi
Wasa.
Banten Dewa Dewi ini
adalah Banten yang berdiri sendiri bukan sebagai perlengkapan banten yang
lainya. Banten Dewa-Dewi dibuat diatas
tempeh.Didalam Banten Dewa Dewi
tersebut terdapat berbagai simbol yang
menggambarkan bahwa Banten tersebut sebagai lambang Purusa dan Predana serta
sebagai Lingga dalam wujud Banten. Unsur-unsur yang melambangkan Banten Dewa
Dewi sebagai lambang Purusa dan Predana sebagai sumber terciptanya kemakmuran
tercermin dengan jelas dalam unsur-unsur yang membentuk Banten Dewa Dewi
tersebut. Bahan tersebut misalnya kain putih dan kuning sebagai alas dari
banten tersebut yang diletakan diatas tempeh.Putih lambang Purusa dan kuning
lambang Predana. Unsur lainya juga sebagai lambang Purusa dan predana adalah
Kelatkat Sudha Mala adalah dua buah Kelatkat ,satu buah diletakan tengadah dan
sebauh lagi diletakan tengkurep, dua buah ketipat Lingga yang dibuat dari daun lalang diletakan
berlawanan didua ujung Kelatkat Sudha Mala yang menjulang keatas.Bahan-bahan
tersebut melambangkan Rwa Bhineda atau Purusa dan Predana. Banten Dewa Dewi
juga sebagai lambang Lingga Yoni. Yoninya
dari Tempeh dengan alas Aled dari daun kelapa yang sudah hijau.
Sedangkan Lingganya dilambangkan oleh beberapa unsur yang membentuk Banten Dewa
Dewi tersebut. Lingga umumnya dibagi menjadi beberapa bagain.Ada yang berbentuk
segi empat yang disebut Brahma
Bhaga,segi delapan lambang Wisnu Bhaga dan bagian puncaknya yang bulat
panjang lambang Siwa Bhaga. Ketiga bagian dari Lingga tersebut diwujudkan dalam
Banten Dewa Dewi. Bagian Brahma Bhaga dilambangkan oleh Tampak Dara yang dibuat
dari daun pisang kayu.Wisnu Bhaganya yang berbentiuk segi delapan dilambangkan
oleh daun meduri delapan lembar,daun ancak dan daun beringin masing-masing
delapan lembar.Masing-masing daun tersebut dijahit demikian rupa sehingga
membentuk lingkaran yang ujung-ujung daunya mengarah kedelapan penjuru melingkar membentuk Padma. Sedangkan Siwa
Bhaganya dilambangkan oleh Tipat Lingga yang dibuat dari daun alang-alang.Sedangkan
tiga belas Kalpika yang dibuat dari daun beringin adalah lambang Sang Hyang
Trayo Dasa Sakti artinya tiga belas kekuatan Dewa sebagai persataun Asta Iswara
dan Panca Dewata. Demikianlah Banten Dewa Dewi lambang Purusa dan Predana dan
lambang Lingga untuk menghadirkan kesaksian Hyang Widhi dalam setiap upacara
Yadnya
Dari : I Ketut Wiana
Hal : Naskah Kembang
Rampe di Nusa Tenggara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar