Banten Catur sebagai
Banten Pesaksi selalu dilengkapi dengan Banten Guru. Banten Guru juga
menggunakan jajan Sesamuhan seperti Banten Catur. Jenis jajan Sesamuhan serta
perlengkapannya hampir sama dengan Banten Catur,namun warnanya yang berbeda.Kalau Banten Catur sarananya
menggunakan empat warna sedangkan kalau Banten Guru hanya menggunakan satu warna saja yaitu warna putih. Tujuan penggunaan
Banten Guru ini sebagai lambang untuk
memohon persaksian dari Tuhan sebagai
Siwa Guru. Hidup di dunia tanpa Guru adalah hidup yang tanpa tuntunan.
Tuhan adalah Guru dari semua Guru yang ada di alam semesta ini.Karena itu
Banten Guru itu selalu mendampingi Banten Catur yang melambangkan empat Kemaha
Kuasaan Tuhan atau Cadu Sakti..Mengapa Tuhan itu dipuja sebagai Guru yang Maha
Guru karena Tuhan itu memiliki Kemaha Kuasaan yang disebut Jnyana Sakti yaitu
Tuhan itu Maha Tahu tidak ada sesuatu yang tidak diketahui oleh Tuhan. Fungsi
Guru itu adalah sebagai tempat untuk memohon ilmu pengetahuan. Ilmu Pengetahuan
yang paling utama adalah Brahma Widya dan Atma Widya. Tuhan sebagai sumber ilmu
pengetahuan disebut Dewi Saraswati
karena itu Banten Catur juga selalu dilengkapi dengan Banten Panca
Saraswati. Sedangkan Tuhan sebagai pendidik dan pengajar Ilmu Pengetahuan
dipuja sebagai Siwa Maha Guru. Banten Guru sebagai pengejawantahan dari Kemaha Kuasaan Tuhan yang memiliki Jnyana Sakti. Jnyana Sakti yang
dilambangkan dalam Bante Catur harus dijabarkan menjadi Banten Guru dan Panca
Saraswati.Ilmu Pengetahuan Brahma Widya dan Atma Widya itu tidak akan
dapat meningkatkan kwalitas kehidupan
manusia kalau tidak dijabarkan kedalam sistem Ilmu Pengetahuan dan sistem ilmu
pengetahuan itu tidak akan sampai pada manusia kalau tidak ada Guru. Karena itu
Banten Catur selalu dilengkapi oleh Banten Guru dan Panca Saraswati. Banten
Guru itu warna jajan Sesamuhanya dan pelengkapan lainya selalu hanya berwarna
putih. Salah satu sifat dari ilmu pengetahuan yang murni ( pure science )
adalah Netral. Artinya ilmu itu tidak
memihak. Ilmu itu bisa digunakan untuk kebaikan dan juga bisa digunakan untuk
kejahatan. Salah satu hasil dari ilmu pengetahuan misalnya obat. Kalau ia digunakan secara benar baik
dan tepat maka obat itu dapat menyembuhkan penyakit .Namun kalau ia disalah
gunakan obat itu adalah racun yang sangat berbahaya bagi kesehatan bahkan bisa
menimbulkan kematian. Karena itulah agar ilmu pengetahuan itu dipergunakan
dengan benar dan tepat guna maka diperlukanlah Guru sebagai pembimbing .Agar
proses menjadi Guru dan hidup Berguru
itu menjadi suci diperlukanlah memuja Tuhan sebagai Guru..Banten Guru itu
menggunakan angka kelipatan 8 sebagai lambang Asta Dala. Ini artinya Gurulah
yang berfungsi untuk menyebarkan ilmu pengetahuan itu keseluruh penjuru dunia.
Banten Guru menggunakan Nasi berbentuk Tumpeng yang disebut Tumpeng Guru.Puncak
Nasi Tumpeng Guru itu menggunakan sebutir telur itik yang utuh dan direbus
dengan matang. Dilengkapi dengan Guling itik putih sebagai lauknya. Itik itu
lambang kesucian sifat Sattwam.Tata cara menatanya (Nanding ) berbeda-beda
sesuai dengan kreasi seni tukang Banten di setiap daerah.Banten Guru
sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dengan Banten Catur menentukan tata letak Banten lainya. Banten Guru sebagai
pemujaan pada Dewa Siwa Guru letaknya ditengah.
Kalau titik sentrum
sudah diketemukan maka arah yang lainya akan mudah menentukanya. Kalau dalam
Upacara yang besar tingkatanya Sanggar Pesaksi
itu menggunakan Sanggar Tawang yang ruangnya tiga. Banten Guru selalu diletakan di ruangan yang ditengah
bersama-sama Banten Catur yang warnaya putih dan kuning. Karena itu
sesungguhnya antara Banten Catur dan
Banten Guru satu rangkaian Banten yang saling lengkap melengkapi untuk
menggambarkan Kemahakuasaan Tuhan yang di lambangkan hadir pada setiap Upacara
Yadnya yang dilangsungkan oleh umat
Hindu. Dengan adanya Banten Pesaksi itu umat Hindu di ingatkan agar setiap
gerak langkahnya dalam hidup ini jangan sampai tidak merasa adanya persaksian
Tuhan. Setiap kita berbuat sebelumnya tumbuhkanlah kesadaran diri bahwa
perbuatan kita itu disaksikan oleh Tuhan.Kalau kesadaran akan Tuhan itu sebagai
Saksi Agung dalam hidup kita ini maka dari kesadaran itu akan timbul kesadaran
untuk mengontrol perbuatan yang akan kita lakukan.Hal inilah sesungguhnya makna
utama dari seluruh Banten Pesaksi yang
Munggah ke Sanggar Pesaksi. Salah satu kesadaran akan adanya Tuhan
sebagai Saksi Agung adalah kesadaran untuk selalu berguru dalam hidup. Untuk
menghindari atau memperkecil adanya kesalahan
dalam berprilaku dalam hidup ini jangan malu berguru dan guru yang
paling Agung dan paling Maha tahu adalah
Tuhan. Agar kita selalu mendapatkan tuntunan guru maka pujalah Tuhan sebagai
Guru Agung alam semesta ini.
Dari : I Ketut Widyananda
Hal : Naskah Kembang Rampe Untuk di Harian Nusa Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar