Dalam kegiatan
beragama Hindu baik di India maupun di Indonesia banyak sekali dijumpai simbol
yang menggambarkan pemujaan pada Dewa Ganesa sebagai salah satu manifestasi
Tuhan.Hal ini disebabkan dari luasnya makna pemujaan pada Tuhan dalam
manifestasinya sebagai Dewa Ganesa. Dewa Ganesa dipuja sebagai Wighna-ghna Dewa
dan juga dipuja sebagai Dewa kebijaksanaan.Ganesa dipuja sebagai Wighna--ghna Dewa untuk
memohon perlindungan pada Tuhan dalam menghadapi tantangan atau gangguan hidup
yang berasal dari luar diri manusia.Dalam kehidupan beragama Hindu di Bali
misalnya ada penggunaan Tirtha Pengelukatan, Upacara Resi Gana,Banten Gana
dengan kober Gananya semuanya itu bermakna untuk memuja Tuhan sebagai
Wighna-ghna Dewa yaitu Dewa yang memberikan kekuatan untuk melawan halangan
hidup atau Wighna. Pemujaan kepada Tuhan dengan Nama Rupa Dewa Gana juga untuk
memohon kebijaksanaan.Kata ‘bijaksana “ berasal “ dari bahasa Sansekerta dari
kata “bija “ artinya inti atai biji dan kata iksa atau aksi artinya
melihat.Jadinya “bijaksana “ artinya pemahaman yang sangat mendalam tentang
suatu masyalah.Melihat sesuai dengan pemahaman yang mendalam artinya pemahaman
yang berangkat dari inti kebenaran. Jadinya kebijaksanaan itu adalah suatu
langkah yang memiliki nilai yang lebih. Nilai itu adalah suatu hal yang padat
makna berdasarkan kebenaran. Di Indonesia dewasa ini ada istilah “dibijaksanai
“. Istilah ini lebih banyak menimbulkan konotasi yang negatif.Karena dalam
pelaksanaanya sering dilakukan dengan melawan hukum.Pada hal maksudnya adalah
sesuatu yang dilakukan tidak berlandaskan hukum namun memiliki nilai lebih. Orang yang bijaksana adalaah
orang yang memiliki pengetahuan dan pandangan yang luas dan mendalam pada
berbagai bidang ilmu maupun pengalaman hidup. Dalam Mythologi Hindu Sir.W Jones menafsirkan Dewa Gana itu sebagai
Dewa kebijaksanaan. Hal itu diuraikanya dalam
buku Hindu Mythologi,Vedic and Puranic Rupa oleh W.J.Wilkins 1975.
Diceritrakan bahwa Dewa Gana dan Dewa Kertikeya atau Dewa Kumara jatuh cinta
pada dua orang gadis jelita benama Siddhi dan Budhi.Dewa Siwa ayah Dewa Gana
dan Dewa Kertikeya itu menguji kedua putranya. Barang siapa yang mampu
mengelilingi alam semesta ini dengan sekejap saja dialah yang paling berhak
mempersunting gadis jelita tersebuit.Mendengan persyaratan dari Dewa Siwa itu
Dewa Kertikeya seketika terbang mengelilingi alam semesta ini. Namun Dewa Gana
berpikir apa yang dimaksud dengan alam semesta ini. Alam ini tiada lain adalah
ibunya Dewi Parwati dan ayahnya Dewa Siwa sendiri. Ibunya sebagai wujud Sekala
dari alam ini sedangkan ayahnya sebagai wujud Niskala dari alam semesta ini.
Untuk mengelilingi alam semesta ini Dewa Gana cukup mengelilingi Dewa Siwa dan
Dewi Parwati yang selalu berdampingan Dengan mengelilingi Dewa Siwa
dan Dewi Parwati
berarti Dewa Gana telah
mengelilingi alam semesta atau Bhuwana Agung ini.Dewa Kertikeya yang terbang
berkeliling itu baru dapat menjangkau sebagian kecil dari alam semesta ini.
Persaingan atau Sayembara ini dimenangkan oleh Dewa Ganesa. Langkah untuk
mengelilingi ayah dan ibunya itu
didasarkan pada pemahaman yang mendalam pada keberadaan alam semesta ini. Dari
mythologi inilah Dewa Ganesa disebut sebagai Dewa Kebijaksanaan. Dewa Ganesa
disebut sebagai Dewa kebijaksanaan disebabkan juga karena Dewa Ganesa sebagai
Dewa yang menguasai ilmu hitung. Kata Gana artinya hitungan atau berhitung.
Kebijaksanaan itu akan muncul apa bila segala langkah yang dilakukan didahului
oleh suatu perhitungan yang matang. Memuja Dewa Gana artinya memuja Tuhan agar
kita setiap melangkah selalu dengan hitungan yang matang.Dari berhitung secara
matang itulah akan melahirkan suatu kebijaksanaan. Dewa Ganesa sebagai Dewa
Kebijaksanaan disebut Dewa Winayaka.Dalam Lontar Siwagama diceritrakan juga
kebijaksanaan Dewa Ganesa sehinga disebut Dewa Winayaka.Diceritrakan Dewa
Ganesa diberikan sebuah Cakepan Lontar yang berisi Ilmu Tarka atau ilmu tenung
mungkin mirip dengan Futurologi pada jaman modern sekarang ini. Ilmu Tarka ini
adalah untuk meramalkan keadaan alam
semesta dengan segala isinya ini. Dewa Brahma dan Dewa Wisnu ingin menguji
kecanggihan Ilmu Tarkanya Dewa Ganesa itu. Dewa Wisnu menanyakan tentang
keadaanya pada masa lampau. Dewa Gana menjelaskan bahwa Dewa Wisnu pada jaman
dahulu banyak melakukan Himsa Karma atau
pembunuhan. Dewa Wisnu merasa tidak pernah melakukan hal itu.Dewa Ganesapun
menyatakan hal itu dilakukan pada masa
yang sangat lampau. Hal itu mempernalukan Dewa Wisnu. Dewa Brahmapun menguji
juga ilmu Tarkanya Dewa Ganesa. Dewa Brahma menanyakan berapa jumlah kepala
beliau. Dewa Ganesa mengatakan bahwa Dewa Brahma berkepala empat. Dewa Brahma
mengatakan itu salah.Kepala saya adalah lima.Giliranya saya menghukum kamu
Demikian Dewa Brahma menegaskan. Dewa Siwa mengetahui hal itu. Dewa Siwa secara
gaib mengambil kepala Dewa Brahma yang ada dalam perutnya itu dengan tangan
kirinya. Kepala tersebut terus ditanam di pinggir gunung Kampud,lama-kelamaan
kepala tersebut tumbuh menjadi kelapa.Gunung Kampud tersebut akhirnya diberi
nama gunung Sambhagni.Karena kepala Dewa Brahma yang ditanam itu pada mulanya
terus bercahaya.Dari cahaya itulah tumbuh menjadi kelapa. Dewa Brahma
menganggap Dewa Ganesa sudah kalah. Dewa Brahma dari Yoganya mengeluarkan 108
raksasa menyerang Dewa Ganesa. Dewa Ganesa lari pada Dewa Siwa. Dari gosokan tangan Dewa Siwa keluarlah Sang Hyang
Panca Dewata mengalahkan 108 Raksasa itu. Setelah itu datanglah Dewa
Brahma.Dewa Ganesa memohon agar Dewa Brahma mengeluarkan lima kepalanya.
Ternyata dari Yoganya Dewa Brahma hanya mampu mengeluarkan empat kepalanya.Saat
itulah Dewa Brahma baru mengakui kehebatan ilmu Tarka dari Dewa Ganesa dan
terus mengakui kemenangan Dewa Ganesa. Dewa Ganesa diberi gelar Dewa Winayaka
artinya Dewa kebijaksanaan dan Dewa Brahmapun diberinama Dewa Catur Muka oleh
Dewa Siwa.Demikianlah mythologi Dewa Ganesa sehingga disebut Dewa
Winayaka.Memuja Dewa Ganesa sebagai Dewa Winayaka berarti memuja Tuhan untuk
memohon tuntunan dalam melahirkan kebijaksanaan.
Dari : I Ketut
Widyananda.
Hal : Naskah Kembang Rampe Untuk di Nusa
Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar