Jumat, 27 Januari 2017

MAKNA SOSIAL PSIKOLOGIS MEMUKUR

Upacara Atma Wedana yang lebih populer dengan Upacara Memukur,Nyekah atau Ngeroras sesungguhnya tidak hanya bermakna untuk yang telah meninggal.Namun  memiliki juga makna bagi keluarga mereka yang  masih hidup. Melangsungkan Upacara Atma Wedana itu hendaknya jangan mentok ditataran simbolis ritual belaka. Ritual sakral itu hendaknya  diupayakan untuk diraih makna filosofisnya. Meraih makna filosofis itu untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari membina hidup bahagia lahir batin. Dalam Upacara Atma Wedana itu memiliki makna filosofis yang sangat dalam. Dalam Upacara Atma Wedana itu yang disimbolkan untuk diupacarai adalah Suksma Sarira. Menurut Lontar Wrehaspati Tattwa bahwa badan halus yang disebut Suksma Sarira itu terdiri dari Panca Tan  Matra,Dasendria,budhi,manah,ahamkara,Tri Guna dan Karma Wasana. Unsur-unsur Suksma Sarira inilah yang disimbolkan dengan Sekah atau Puspa Lingga. Suksma Sarira inilah yang diupacarai dalam Upacara Atma Wedana agar tidak lagi mengikat atau menjadi selubung Sang Hyang Atma. Upacara Agama  tersebut sesungguhnya suatu doa untuk mendoakan dan memohon pada Tuhan agar Sang Hyang Atma tidak lagi terbelenggu oleh unsur-unsur Suksma Sarira tersebut. Kalau doa dalam wujud ritual sakral itu sukses maka Sang Hyang Atma akan dengan mudah mencapai karunia Sang Hyang Parama Atma. Ini artinya belenggu unsur-unsur Suksma Sarira itulah yang menyebabkan Atman terselubung tidak dapat mencapai sinar suci Sang Hyang Parama Atma. Kalau hal ini kita pahami dengan baik dan ambil maknanya dalam kehidupan ini maka di kehidupan di dunia inipun sesungguhnya harus kita sudah upayakan terus menerus  menguasai unsur-unsur Suksma Sarira tersebut. Jadinya tidaklah semata-mata karena Upacara Atma Wedana itu saja yang dapat menghilangkan belenggu Sang Hyang Atma untuk mencapai Sang Hyang Parama Atma. Upacara itu berfungsi menambah Subha Karma yang pernah diperbuat dalam hidupnya di dunia ini .Kalau dalam hidup ini lebih banyak berbuat yang Asubha Karma atau Karma yang buruk tentunya Upacara tersebut kemungkinan besar tidak cukup memberikan nilai tambah untuk memperbesar Subha Karma  yang pernah diperbuat selama hidup. Namun kalau selama hidupnya di dunia ini Subha Karma atau perbuatan baik itu sudah sangat banyak dilakukan maka nilai Subha Karma yang ditimbulkan oleh Upacara Agama tersebut dapat mendorong Sang Hyang Atma lebih cepat mencapai Sang Hyang Parama Atman. Jadi sesungguhnya Upacara Atma Wedana itu haruslah juga dimaknai untuk memberikian inspirasi  sosial psykhologis kepada umat yang masih hidup untuk mendorong rokhaninya.Dorongan untuk selalu berjuang dalam hidupnya ini agar senantiasa mengendalikan unsur-unsur Suksma Sariranya. Unsur Suksma Sarira  yang sangat penitng kita perhatikan adalah unsur Dasa Indria .Tri Guna ,Budhi,Manah,Ahamkara dan Karma Wasana. Dalam hidup ini Dasa Indria itu ibarat air yang membuat perahu dapat berlayar. Tanpa air  perahu tidak mungkin dapat berlayar dengan baik. Namun kalau salah caranya perahu berlayar justru air itulah yang akan menenggelamkan perahu tersebut.Demikianlah juga Dasa Indria manusia. Karena adanya Dasa Indria itulah sebagai media manusia dapat menikmati hidup bahagia di dunia ini.Namun kalau sampai manusia itu diperalat oleh Dasa Indrianya justru Dasa Indria itulah yang akan menyebabkan manusia tenggelam dalam kehidupan yang penuh dosa.Jadinya dalam Upacara Atma Wedana dilukiskan penguasaan Dasa Indria sehingga Atman dapat mencapai karunia Tuhan. Demikian juga Tri Guna.Dalam ajaran Samkhya Tri Guna itu muncul dari Predana setelah Predana bertemu dengan Purusa. Setiap yang muncul dari Predana pasti kena hukum Rwa Bhineda. Kalau Tri Guna itu tidak dikendalikan maka Tri Guna itu dapat membuat hidup manusia di dunia ini gagal menemukan kehidupan berdasarkan Dharma. Namun kalau Tri Guna itu dapat dikendalikan sehingga Guna Sattwam menguasai Guna Rajah dan Tamah maka Tri Guna yang terkendali itulah yang akan membawa hidup ini sukses berjalan diatas relnya Dharma.Demikian juga kesadaran Budhi itu harus diupayakan untuk memperkuat Manah (pikiran).Pikiran yang kuat itulah yang akan dapat mengendalikan Ahamkara (sifat-sifat egois) sehingga manusia itu menjadi baik.Tentang Karma Wasana yang mengandung dua unsur yaitu Swabhawa dan Guna.Swabhawa adalah bibit sifat dan Guna bibit-bibit bakat.Klau dari awal  dalam hidup ini Swabhawa dan Guna itu di didik dan dilatih maka bibit-bibit sifat yang baik dapat lebih dikembangkan dan bibit-bibit sifat yang tidak baik dapat diredam.Demikian juga tentang Guna.Kalau Guna itu dari awal kita didik dan latih maka manusia itu akan dapat mengembangkan Gunanya itu menjadi ketrampilan bahkan dapat menjadi keakhlian. Orang yang memiliki sifat yang baik dan juga memiliki ketrampilan bahkan keakhlian akan dapat menjadi SDM yang baik dalam kehidupan bersama di dunia ini.



   
Dari  ; Ni Made Yuliani.S.Sos.

Hal  : Naskah Untuk Rubrik Kembang Rampe di Nusa Tenggara.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net