Upacara Atma Wedana yang lebih populer dengan Upacara
Memukur,Nyekah atau Ngeroras sesungguhnya tidak hanya bermakna untuk yang telah
meninggal.Namun memiliki juga makna bagi
keluarga mereka yang masih hidup.
Melangsungkan Upacara Atma Wedana itu hendaknya jangan mentok ditataran
simbolis ritual belaka. Ritual sakral itu hendaknya diupayakan untuk diraih makna filosofisnya.
Meraih makna filosofis itu untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
membina hidup bahagia lahir batin. Dalam Upacara Atma Wedana itu memiliki makna
filosofis yang sangat dalam. Dalam Upacara Atma Wedana itu yang disimbolkan
untuk diupacarai adalah Suksma Sarira. Menurut Lontar Wrehaspati Tattwa bahwa
badan halus yang disebut Suksma Sarira itu terdiri dari Panca Tan Matra,Dasendria,budhi,manah,ahamkara,Tri Guna
dan Karma Wasana. Unsur-unsur Suksma Sarira inilah yang disimbolkan dengan
Sekah atau Puspa Lingga. Suksma Sarira inilah yang diupacarai dalam Upacara
Atma Wedana agar tidak lagi mengikat atau menjadi selubung Sang Hyang Atma.
Upacara Agama tersebut sesungguhnya
suatu doa untuk mendoakan dan memohon pada Tuhan agar Sang Hyang Atma tidak
lagi terbelenggu oleh unsur-unsur Suksma Sarira tersebut. Kalau doa dalam wujud
ritual sakral itu sukses maka Sang Hyang Atma akan dengan mudah mencapai
karunia Sang Hyang Parama Atma. Ini artinya belenggu unsur-unsur Suksma Sarira
itulah yang menyebabkan Atman terselubung tidak dapat mencapai sinar suci Sang
Hyang Parama Atma. Kalau hal ini kita pahami dengan baik dan ambil maknanya
dalam kehidupan ini maka di kehidupan di dunia inipun sesungguhnya harus kita
sudah upayakan terus menerus menguasai
unsur-unsur Suksma Sarira tersebut. Jadinya tidaklah semata-mata karena Upacara
Atma Wedana itu saja yang dapat menghilangkan belenggu Sang Hyang Atma untuk
mencapai Sang Hyang Parama Atma. Upacara itu berfungsi menambah Subha Karma
yang pernah diperbuat dalam hidupnya di dunia ini .Kalau dalam hidup ini lebih
banyak berbuat yang Asubha Karma atau Karma yang buruk tentunya Upacara
tersebut kemungkinan besar tidak cukup memberikan nilai tambah untuk
memperbesar Subha Karma yang pernah
diperbuat selama hidup. Namun kalau selama hidupnya di dunia ini Subha Karma
atau perbuatan baik itu sudah sangat banyak dilakukan maka nilai Subha Karma
yang ditimbulkan oleh Upacara Agama tersebut dapat mendorong Sang Hyang Atma lebih cepat mencapai Sang Hyang
Parama Atman. Jadi sesungguhnya Upacara Atma Wedana itu haruslah juga dimaknai untuk
memberikian inspirasi sosial psykhologis
kepada umat yang masih hidup untuk mendorong rokhaninya.Dorongan untuk selalu
berjuang dalam hidupnya ini agar senantiasa mengendalikan unsur-unsur Suksma
Sariranya. Unsur Suksma Sarira yang
sangat penitng kita perhatikan adalah unsur Dasa Indria .Tri Guna ,Budhi,Manah,Ahamkara
dan Karma Wasana. Dalam hidup ini Dasa Indria itu ibarat air yang membuat
perahu dapat berlayar. Tanpa air perahu
tidak mungkin dapat berlayar dengan baik. Namun kalau salah caranya perahu
berlayar justru air itulah yang akan menenggelamkan perahu tersebut.Demikianlah
juga Dasa Indria manusia. Karena adanya Dasa Indria itulah sebagai media
manusia dapat menikmati hidup bahagia di dunia ini.Namun kalau sampai manusia
itu diperalat oleh Dasa Indrianya justru Dasa Indria itulah yang akan
menyebabkan manusia tenggelam dalam kehidupan yang penuh dosa.Jadinya dalam
Upacara Atma Wedana dilukiskan penguasaan Dasa Indria sehingga Atman dapat
mencapai karunia Tuhan. Demikian juga Tri Guna.Dalam ajaran Samkhya Tri Guna
itu muncul dari Predana setelah Predana bertemu dengan Purusa. Setiap yang
muncul dari Predana pasti kena hukum Rwa Bhineda. Kalau Tri Guna itu tidak
dikendalikan maka Tri Guna itu dapat membuat hidup manusia di dunia ini gagal
menemukan kehidupan berdasarkan Dharma. Namun kalau Tri Guna itu dapat
dikendalikan sehingga Guna Sattwam menguasai Guna Rajah dan Tamah maka Tri Guna
yang terkendali itulah yang akan membawa hidup ini sukses berjalan diatas
relnya Dharma.Demikian juga kesadaran Budhi itu harus diupayakan untuk
memperkuat Manah (pikiran).Pikiran yang kuat itulah yang akan dapat
mengendalikan Ahamkara (sifat-sifat egois) sehingga manusia itu menjadi
baik.Tentang Karma Wasana yang mengandung dua unsur yaitu Swabhawa dan
Guna.Swabhawa adalah bibit sifat dan Guna bibit-bibit bakat.Klau dari awal dalam hidup ini Swabhawa dan Guna itu di
didik dan dilatih maka bibit-bibit sifat yang baik dapat lebih dikembangkan dan
bibit-bibit sifat yang tidak baik dapat diredam.Demikian juga tentang
Guna.Kalau Guna itu dari awal kita didik dan latih maka manusia itu akan dapat
mengembangkan Gunanya itu menjadi ketrampilan bahkan dapat menjadi keakhlian.
Orang yang memiliki sifat yang baik dan juga memiliki ketrampilan bahkan
keakhlian akan dapat menjadi SDM yang baik dalam kehidupan bersama di dunia
ini.
Dari ; Ni Made Yuliani.S.Sos.
Hal : Naskah Untuk Rubrik Kembang Rampe di Nusa
Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar