Sabtu, 28 Januari 2017

UPACARA NUNTUN DEWA HYANG

Upacara Nuntun Dewa Hyang atau Dewa Pitara Pratistha secara ritual tidak lagi tergolong Upacara Pitra Yadnya. Karena setelah Upacara Atma Wedana Sang Pitara telah berobah status menjadi Dewa Pitara. Artinya telah mencapai alam Dewa  sinar suci dari Tuhan itu sendiri.Upacara Atma Wedana tergolong Upacara Pitra Yadnya yang ditutup dengan Upacara Nyegara Gunung. Setelah Upacara Nyegara Gunung yang fungsinya Meajar-ajar untuk mohon kepada Hyang Widhi agar Sang Dewa Pitara mendapat tuntunan ajaran Dharma untuk nuntun Prati Sentananya . Karena setelah upacara Nyegara Gunung itu Sang Dewa Pitara akan menjadi Bhatara Hyang Guru dengan stana di Merajan Kamulan.Dewasa ini karena pertimbangan praktis ada sementara umat Hindu di Bali yang menyelenggarakan Upacara menstanakan Dewa Pitara di Merajan Kamulan disamakan harinya dengan Upacara Nyegara Gunung. Setelah Upacara Nyegara Gunung pada hari itu juga terus dilangsungkan dengan Upacara Nuntun Dewa Hyang ke Merajanya. Namun umumnya antara Upacara Nyegara Gunung dan Upacara Nuntun Dewa Pitara dibedakan harinya.Karena Upacara Nyegara Gunung itu masih merupakan rangkaian Upacara Atma Wedana yang tergolong Upacara Pitra Yadnya.Sedangkan Upacara Nuntun Dewa Pitara atau Dewa Hyang itu tergolong Upacara Dewa Yadnya. Umumnya umat Hindu  melangsungkan Upacara Nuntun Dewa Pitara dengan menunggu saat Upacara Piodalan di Merajanya  dimana Sang Dewa Pitara distanakan. Dari sudut pertimbangan praktis memang sangat logis Upacara Nyegara Gunung itu harinya dilakukan bersamaan dengan Upacara Nuntun Sang Dewa Pitara.Karena hahekat Upacara Nyegara Gunung itu merupakan upacara antara yang sudah mendekati upacara Dewa Yadnya karena saat Nuntun Sang Dewa Pitara sudah berstatus Dewa Pitara. Namun dari sudut pertimbangan ritual Sang Dewa Pitara semestinya dibiarkan untuk beberapa lama mendapat tuntunan dari Hyang Widhi dialam Dewa.Setelah beberapa lama barulah dilakukan Upacara Nuntun Dewa Pitara atau sering disebut Nuntun Dewa Hyang.Ritual Agama Hindu itu didasarkan pada pandangan bahwa Tuhan itu adalah suatu yang sangat transendent .Artinya sesuatu yang sangat sempurna dan berkeadaan jauh dari keberadaan manusia dan semua ciptaanya yang penuh dengan keterbatasan.Namun sangat berbeda dari sudut pandang immanen artinya Tuhan itu berada dimana-mana disemua ciptaanya.Tidak ada bagian alam semesta dan diluar alam semesta ini tanpa kehadiran Tuhan. Pandangan immanen memandang bahwa Tuhan itu meresapi semua ciptaaNYA..Yang melandasi keberadaan ritual Agama Hindu itu adalah pandangan yang memandang Tuhan itu sangat transenden.Artinya Tuhan itu berkeadaan sangat sempurna,maha suci,mahaesa dan maha kuasa.Karena itu Upacara Agama dalam Agama Hindu itu adalah suatu upaya sakral yang dilakukan oleh umat Hindu untuk semakin mendekatkan dirinya pada Tuhan yang sangat transendental itu. Pandangan transendental inilah yang menyebabkan adanya jalan Bhakti untuk menggerakan berbagai potensi yang berada pada diri manusia untuk meningkatkan kesucian dirinya.Dari keberadaan diri yang semakin suci itu manusia dapat meningkatkan kwalitas hidupnya di dunia ini.Demikian jugalah hakekat Upacara Nuntun Dewa Hyang untuk distanakan di Merajan dan selanjutnya menjadi Bhatara Hyang Guru.Karena itulah hakekat pemujaan Dewa Pitara adalah dalam rangka mendekatkan Atman dengan Brahman.Hal ini adalah jalan yang diberikan pada umat Hindu umumnya. Namun ada juga para Maha Resi yang langsung dapat menemukan Atman dengan Brahman tanpa melalui pemujaan Dewa Pitara.Hal itu dapat dilakukan karena kwalitas kesucianya yang sangat tinggi dari Maha Resi tersebut Pada jaman Kali dewasa ini mencari kwalitas manusia seperti itu mungkin tidak mudah.Karena itu umat Hindu umumnya memiliki tempat pemujaan leluhur atau pemujaan Dewa Pitara disetiap rumah tinggalnya dan juga ada pemujaan diluar rumah tinggal seperti  Pura Kawitan,Pura Padharman dll.Hal ini menyebabkan adanya dua fungsi Pura yaitu Pura untuk Atma Pratistha dan Pura Untuk Dewa Pratistha.Pura Atma Pratistha untuk memuja Pitara yang telah suci dan Dewa Pratistha untuk memuja sinar suci Tuhan yang memiliki fungsi yang tidak terbatas.Namun hahekat Atma Pratistha itu adalah jalan bagi umat kebanyakan untuk mencapai Brahman secara tahap demi tahap. Adanya tempat pemujaan untuk Atma Pratistha inilah terkait dengan Upacara Nuntun Dewa Hyang atau Dewa Pitra Pratistha.Karena tempat menstanakan Dewa Pitara atau Nuntun Dewa Hyang itu pada tempat pemujaan yang tergolong tempat pemujaan Atma Ptatistha.



Dari : Ni Made Yuliani.
Hal  : Naskah Untuk Rubrik Kembang Rampe di Nusa Tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net